56 research outputs found

    Auto Hi-is: Solusi Cerdas Budidaya Jamur Konsumsi dengan Automatic Humidity System

    Full text link
    AUTO HI-IS is an automatic moisture control devices that are used as a solution in mushroom cultivation. During this time the mushroom growers of mushroom cultivation in regulating moisture they carry still use manual or conventional. It is very effective and efficient. Ineffective because by using the conventional way the farmers do not really know the exact humidity in the mushroom cultivation and moisture to be added. Inefficient due to the farmers using conventional means removing the power and the cost of production which will result in increased production costs. The design consists of a system of electronic devices, monitoring and planting medium. Electronic systems using the Arduino Nano microcontroller, sensors DHT11. Monitoring using a 16x2 LCD and a memory card that records the activities AUTO HI-IS. Growing media consisted of designing a shelf fungus as a mounting medium baglog and fogging. AUTO HI-IS be a smart solution mushroom cultivation consumption can regulate the temperature and humidity in the mushroom house automatically. Mushroom cultivators can be anywhere without being tied season. AUTO HI-IS into the realization of the automation system regulating the temperature and humidity in real form

    Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan dan Penilaian Karyawan Warehouse dengan Aplikasi Web

    Full text link
    Sistem pendukung keputusan merupankan sutau alternative dalam mengambil keputusan yang cukup efektif. Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana membangun Sistem perekrutan dan penilaian karyawan warehouse yang lebih unggul dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Metode SAW merupakan suatu langkah yang dapat membantu dalam menggambil keputusan perekrutan dan penilaian karyawan warehouse di PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Cabang Malang. Lalu tujuannya dari penelitin ini adalah menerapkan sistem pendukung keputusan untuk memilih dan menilai karyawan warehouse menggunakan metode SAW sehingga dapat lebih selektif dalam memilih dan menilai karyawan. Hasil dari penjumlahan nilai tertinggi akan di nyatakan diterima

    Pemanfaatan Media Teknologi Informasi Dan Komunikasi Tutorial Sebagai Substitute Demonstrasi

    Full text link
    The goals of this research were to know the increasing of students’ cognitive result and to describe students science process skills, students characters, students activities and students attitudes through the use of ICT media tutorial as a substitute demonstration of measurer at junior high school. The sample of this research was class VII1 of SMPN 1 Gadingrejo. The sample was taken random technique. Design of this research was one shot case study. Data were analyzed by using pair sample t-test. Based on results of data analysis concluded that student cognitive result increased and growth the students science process skills, students characters, students activities and students attitudes up through the use of ICT media tutorial as a substitute demonstration of measurer at junior high school.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dan mendeskripsikan ketrampilan proses sains, karakter, aktifitas dan sikap siswa melalui penggunaan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur di SMP. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VII1 SMPN 1 Gadingrejo. Sample diambil dengan teknik acak. Desain pada penelitian ini adalah one shot case study. Analisis data menggunakan uji pair sample t-test. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dan menumbuhkan keterampilan proses sains, karakter, aktifitas dan sikap siswa terhadap pembelajaran alat ukur setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur di SMP

    Pengaruh Iod (Indian Ocean Dipole) Terhadap Variabilitas Nilai Serta Distribusi Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-a Pada Periode Upwelling Di Perairan Sekitar Bukit Badung Bali

    Full text link
    Perairan Badung Bali merupakan salah satu perairan dengan sumber daya perikanan yang tinggi. Pemahaman IOD terhadap variabilitas suhu permukaan laut dan klorofil-a dapat digunakan untuk membantu menentukan daerah potensi perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh IOD terhadap variabilitas nilai serta distribusi suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan Badung Bali. Penelitian ini menggunakan data citra MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spektroradiometer) level 3(tiga) berupa data SPL dan klorofil-a periode bulanan, data angin, data arus insitu dan permodelan serta data DMI (Dipole Mode Index) periode upwelling pada bulan Agustus-November setiap tahunnya yang dianalisis tahun 2010-2014. Distribusi parameter diolah menggunakan software ArcGIS 10.0, sedangkan data pendukung disajikan dengan software SMS 10.0. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu studi kasus dan pengambilan data arus insitu menggunakan metode Lagrange. Berdasarkan hasil analisis terjadinya variabilitas nilai SPL dan klorofil-a. SPL mengalami peningkatan pada bulan Agustus-November pada setiap tahun yang dianalisis (2010-2014). Hasil sebaliknya pada konsentrasi klorofil-a yang mengalami penurunan. Nilai SPL tertinggi pada tahun 2010 dan terendah pada tahun 2011. Konsentrasi klorofil-a tertinggi pada tahun 2012 dan terendah pada tahun 2010. SPL tinggi dengan nilai maksimal 33,88⁰C, hal ini berkaitan dengan fenomena IOD negative. SPL rendah dengan nilai minimal 24,00⁰C, hal ini berkaitan dengan fenomena IOD positif. Pada sisi lain, konsentrasi klorofil-a di lokasi kajian tersebar di beberapa daerah, dengan nilai maksimal 4,47 mg/m3. Hal ini juga dipengaruhi transport massa air dari lapisan bawah dengan meningkatnya intensitas upwelling, sehingga memicu pertumbuhan produktivitas primer yang mengakibatkan terjadinya peningkatan klorofil-a. Proses hidrodinamika yang mempengaruhi SPL dan Klorofil-a di perairan Badung Bali secara dominan adalah arus ke barat laut dengan kecepatan berkisar 0,0980-0,2083 m/s

    Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin secara Bertingkat

    Full text link
    Pemasangan turbin sebagai pembangkit tenaga listrik memiliki beberapa kendala diantaranya peletakan tempat peletakan turbin yang strategis agar lebih mudah dalam pembangunan dan perawatan. Dalam penelitian ini akan dicari berapakah jarak optimal pemasangan array turbin agar menghasilkan daya yang optimal, sehingga akan dilakukan dua jenis simulasi. Pada simulasi pertama turbin yang dipasang secara bertingkat dengan poros kedua turbin lurus dan simulasi kedua selain disimpangkan kebelakang poros turbin kedua disimpangkan kesamping kemudian dianalisa pada kondisi manakah turbin kedua menghasilkan daya yang optimal. Variabel pada penelitian dibedakan menjadi variabel kontrol meliputi diameter turbin dan kecepatan arus, variable manipulasi meliputi jarak peletakan turbin. Pada simulasi pertama turbin akan disimpangkan sejauh 5D; 6D; 7D; 8D; 9D; dan 10D, serta pada simulasi kedua ditambah dengan simpangan kesamping 0D; D; 0,5D; dan D. Hasil yang didapat adalah perbandingan daya optimal dengan jarak minimal berada pada jarak 6D pada dan 05L pada model 11V dengan perbandingan daya 1.042, pada model 14V pada jarak 6D 05L dengan perbandingan daya 1.034, dan pada model 18V pada 6D 05L dengan perbandingan daya 1.007

    Strategi Penggunaan Identitas Lokal oleh Pamityang2an Qwerty Radio dalam Mempertahankan Eksistensi

    Full text link
    Radio Streaming adalah bentuk digital dari radio konvensional. Radio Streaming saat ini dinilai lebih efisien dan mudah karena perkembangan teknologi yang semakin maju sehingga banyak orang beralih ke radio streaming. Bermula dari sebuah kontrakan di daerah Yogyakarta, para pendiri radio streamingPamityang2an qwerty radio ini memulai mengudara. Dengan menggunakan twitter sebagai alat komunikasi dengan para pendengarnya, radio ini adalah radio yang pertama kali mengudara dengan konsep tidak dengan suara penyiarnya, melainkan twitter sebagai penggantinya.Penulis meneliti strategi penggunaan identitas lokal dan kebudayaan oleh Pamityang2an qwerty radio dalam mempertahankan eksistensi. Yogyakarta kota yang sangat menjunjung tinggi budaya membuat radio ini sangat dikenal dikalangan anak muda, tidak hanya di Yogya saja melainkan di luar kota karena penggunaan teknologi streaming yang membuat jangkauan yang tidak terbatas selama para pendengar memiliki koneksi internet. Selain itu unsur kebudayaan yang melekat dari radio ini sangat kental, yang membuat radio ini sangat menarik untuk diteliti. Konsep streaming yang dipadukan dengan twitter sangat membantu dalam melebarkan pendengar mereka. Dan identitas lokal serta kebudayaan yang mereka usung pun membedakan mereka dengan radio streaming lainnya. Di perjalanannya yang memasuki tahun kelima, Pamityang2an qwerty radio juga menemukan hambatan-hambatan dalam menjalankan radio ini, seperti perpanjangan tangan dari radio konvensional yang merambah dunia streaming dengan dana yang besar, serta munculnya radio-radio streaming lainnya. Namun, hal tersebut dihadapai dengan strategi yang mereka punya untuk dapat mempertahankan eksistensi mereka hingga saat ini

    Mapping 123 million neonatal, infant and child deaths between 2000 and 2017

    Get PDF
    Since 2000, many countries have achieved considerable success in improving child survival, but localized progress remains unclear. To inform efforts towards United Nations Sustainable Development Goal 3.2—to end preventable child deaths by 2030—we need consistently estimated data at the subnational level regarding child mortality rates and trends. Here we quantified, for the period 2000–2017, the subnational variation in mortality rates and number of deaths of neonates, infants and children under 5 years of age within 99 low- and middle-income countries using a geostatistical survival model. We estimated that 32% of children under 5 in these countries lived in districts that had attained rates of 25 or fewer child deaths per 1,000 live births by 2017, and that 58% of child deaths between 2000 and 2017 in these countries could have been averted in the absence of geographical inequality. This study enables the identification of high-mortality clusters, patterns of progress and geographical inequalities to inform appropriate investments and implementations that will help to improve the health of all populations

    Mapping child growth failure across low- and middle-income countries

    Get PDF
    Child growth failure (CGF), manifested as stunting, wasting, and underweight, is associated with high 5 mortality and increased risks of cognitive, physical, and metabolic impairments. Children in low- and middle-income countries (LMICs) face the highest levels of CGF globally. Here we illustrate national and subnational variation of under-5 CGF indicators across LMICs, providing 2000–2017 annual estimates mapped at a high spatial resolution and aggregated to policy-relevant administrative units and national levels. Despite remarkable declines over the study period, many LMICs remain far from the World Health 10 Organization’s ambitious Global Nutrition Targets to reduce stunting by 40% and wasting to less than 5% by 2025. Large disparities in prevalence and rates of progress exist across regions, countries, and within countries; our maps identify areas where high prevalence persists even within nations otherwise succeeding in reducing overall CGF prevalence. By highlighting where subnational disparities exist and the highest-need populations reside, these geospatial estimates can support policy-makers in planning locally 15 tailored interventions and efficient directing of resources to accelerate progress in reducing CGF and its health implications

    Mapping disparities in education across low- and middle-income countries

    Get PDF
    Analyses of the proportions of individuals who have completed key levels of schooling across all low- and middle-income countries from 2000 to 2017 reveal inequalities across countries as well as within populations. Educational attainment is an important social determinant of maternal, newborn, and child health(1-3). As a tool for promoting gender equity, it has gained increasing traction in popular media, international aid strategies, and global agenda-setting(4-6). The global health agenda is increasingly focused on evidence of precision public health, which illustrates the subnational distribution of disease and illness(7,8); however, an agenda focused on future equity must integrate comparable evidence on the distribution of social determinants of health(9-11). Here we expand on the available precision SDG evidence by estimating the subnational distribution of educational attainment, including the proportions of individuals who have completed key levels of schooling, across all low- and middle-income countries from 2000 to 2017. Previous analyses have focused on geographical disparities in average attainment across Africa or for specific countries, but-to our knowledge-no analysis has examined the subnational proportions of individuals who completed specific levels of education across all low- and middle-income countries(12-14). By geolocating subnational data for more than 184 million person-years across 528 data sources, we precisely identify inequalities across geography as well as within populations.Peer reviewe

    Mapping local patterns of childhood overweight and wasting in low- and middle-income countries between 2000 and 2017

    Get PDF
    A double burden of malnutrition occurs when individuals, household members or communities experience both undernutrition and overweight. Here, we show geospatial estimates of overweight and wasting prevalence among children under 5 years of age in 105 low- and middle-income countries (LMICs) from 2000 to 2017 and aggregate these to policy-relevant administrative units. Wasting decreased overall across LMICs between 2000 and 2017, from 8.4% (62.3 (55.1–70.8) million) to 6.4% (58.3 (47.6–70.7) million), but is predicted to remain above the World Health Organization’s Global Nutrition Target of <5% in over half of LMICs by 2025. Prevalence of overweight increased from 5.2% (30 (22.8–38.5) million) in 2000 to 6.0% (55.5 (44.8–67.9) million) children aged under 5 years in 2017. Areas most affected by double burden of malnutrition were located in Indonesia, Thailand, southeastern China, Botswana, Cameroon and central Nigeria. Our estimates provide a new perspective to researchers, policy makers and public health agencies in their efforts to address this global childhood syndemic
    corecore