48 research outputs found

    EVALUASI KUALITAS APLIKASI TRAVELOKA XPERIENCE DENGAN STANDAR ISO 25010

    Get PDF
    Traveloka Xperience merupakan sub aplikasi yang tersedia pada superapp, Traveloka yang menyediakan layanan pemesanan tiket untuk hiburan dan gaya hidup. Traveloka Xperience telah diluncurkan sejak 20 Juni 2019 menggantikan produk Attraction & Activities yang sebelumnya telah tersedia. Aplikasi ini berkembang sangat pesat dengan menambahkan berbagai produk seperti pemesanan tiket bioskop, konser, tur, olahraga, kecantikan, dan layanan kesehatan. Dengan banyaknya produk yang tersedia pada aplikasi, maka perlu dilakukan evaluasi untuk mendapatkan masukan dari pengguna dan untuk mengurangi adanya celah pada aplikasi yang dapat mengganggu pengguna. Dalam melakukan evaluasi dengan menggunakan standar ISO 25010 Quality Models, aplikasi diuji melalui 2 dimensi kualitas, yaitu kualitas aplikasi dan kualitas penggunaan. Metode yang digunakan dalam menguji aplikasi untuk mendapatkan kualitas aplikasi antara lain black box testing, stress dan load testing. Pengumpulan data untuk kualitas penggunaan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibuat dengan mengadaptasi dari USE Questionnaire dengan teknik stratified sampling untuk mendapatkan responden berdasarkan wilayah domisili yang berada di Indonesia. Hasil penelitian ini dalam bentuk nilai kualitas aplikasi dan kualitas penggunaan untuk setiap karakteristik. Nilai kualitas aplikasi berada pada angka 89,56% sedangkan nilai kualitas penggunaan aplikasi adalah 92,95%. Hal ini menunjukkan aplikasi dapat digunakan dengan baik oleh para pengguna tingkat akhir (end user). Namun, aplikasi dapat dilakukan pengembangan pada tampilan web dengan memberikan rekomendasi tiket dan penambahan metode pembayaran dengan menggunakan dompet digital agar masyarakat dapat lebih mudah dalam melakukan pembayaran

    Social Media Marketing Sebagai Sarana Peningkatan Kualitas Pemasaran Komunitas UMKM Paroki St. Antonius Kotabaru Yogyakarta

    Get PDF
    Pemasaran dengan media sosial menawarkan sejumlah manfaat, seperti efisiensi,kenyamanan, informasi yang lebih kaya, pilihan produk yang lebih luas, harga kompetitif,pengurangan biaya, dan keragaman produk. Selain itu, konsumen dapat berkomunikasi lebihproaktif dengan penjual terkait dengan produk yang mereka minati. Meskipun mudah diakses,belum semua pelaku usaha sadar dan memanfaatkan potensi besar pemasaran dengan mediasosial. Hal ini dipengaruhi salah satunya oleh generasi pengakses media sosial. Saat ini, terdapat74 anggota Komunitas UMKM Paroki St. Antonius Kotabaru. Dari 74 pelaku UMKM yang adasaat ini, mayoritas didominasi oleh masyarakat pada generasi baby boomer dan X. Berdasarkandiskusi yang telah dilaksanakan pada Acara Temu Kenal UMKM Kotabaru dan Bazaar UMKMKotabaru, diperoleh fakta bahwa masih sedikit pelaku UMKM yang menggunakan media sosialsebagai sarana pemasaran. Berangkat dari kepedulian pada permasalahan pemasaran ini, TimPengabdian UAJY bermaksud untuk melanjutkan kegiatan pengabdian sebelumnya yaituPembuatan Katalog Fisik dan Digital, dengan menyelenggarakan Kegiatan Pengabdian kepadaMasyarakat untuk memperkenalkan, mensosialisasikan, melatih, dan mengawali pemasaransecara online dengan media sosial kepada Komunitas UMKM Paroki St. Antonius KotabaruYogyakarta. Dengan adanya pemasaran melalui media sosial, diharapkan kualitas pemasaran daripelaku UMKM dapat meningkat, baik secara ragam dan kualitas iklan yang ditampilkanmaupun secara jangkauan. Dengan meningkatnya kualitas pemasaran, diharapkan pula dapatmeningkatkan omset UMKM

    Perkembangan Kota Lama Tangerang dan Potensinya sebagai Destinasi Wisata Pusaka

    Full text link
    Kawasan Kota Lama Tangerang termasuk dalam Kawasan Strategis dari sudut Kepentingan Sosial dan Budaya yaitu kawasan bersejarah seluas kurang lebih 30 (tiga puluh) hektar yang berada di Kelurahan Sukasari dan Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Tangerang. Di dalam kawasan Kota Lama Tangerang terdapat kawasan inti yang terdiri dari tiga blok utama yaitu Blok Kota Lama, Blok Masjid Agung-Pendopo dan Blok Stasiun Kereta Api. Blok Kota Lama adalah kawasan dengan fungsi/aktivitas yang lebih di dominasi oleh kawasan heritage dengan bangunan cagar budayanya dan permukiman yang masih mempertahankan karakter jalannya dan beberapa rumah yang masih mempertahankan arsitektur Tiongkok. Di dalam Blok Kota Lama terdapat dua blok perkampungan etnis yaitu Blok Perkampungan Tionghoa (pecinan) dan Blok Perkampungan Muslim. Tradisi dan budaya lokal yang dipengaruhi oleh etnis Tionghoa dan etnis Pribumi masih dilestarikan sampai saat ini. Sehingga Kota Lama Tangerang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata pusaka. Namun sejalan dengan dinamika Kota Tangerang yang terus berkembang dengan pesat, peninggalan bangunan-bangunan bersejarah telah mengalami Perubahan bentuk dan fungsi, penurunan kualitas lingkungan dan bahkan kehancuran. Selain itu Pemerintah Kota Tangerang belum mempunyai Perda Cagar Budaya. Kondisi tersebut menyebabkan kawasan Kota Lama Tangerang kehilangan nilai-nilai historisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan Kota Lama Tangerang dan potensinya sebagai destinasi wisata pusaka. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini berparadigma pada pendekatan induktif dan metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Blok Kota Lama memiliki pusaka budaya ragawi, pusaka budaya tak ragawi dan pusaka alam yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata pusaka. Blok Kota Lama memiliki beberapa benda cagar budaya yang ditetapkan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang (BP3S) diantaranya yaitu Kelenteng Boen Tek Bio, Rumah Arsitektur Cina (Museum Benteng Heritage), Masjid Jami dan Makam Kalipasir. Perkembangan Blok Perkampungan Pecinan saat ini sangat memprihatinkan. Wajah bangunan khas pecinan sebagian besar sudah berubah menjadi bangunan moderen dan bangunan budidaya walet. Hanya tinggal sedikit saja bangunan yang masih berciri khas pecinan

    ANALISIS PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN SITUS KULIAH DI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan salah satu universitas terbesar di Indonesia. Dalam proses pembelajaran, UAJY menggunakan sebuah sistem e-learning yang bernama situs kuliah. Melalui situs kuliah, civitas akademika dapat melakukan penambahan materi perkuliahan, pengumpulan tugas, kuis online, informasi perkuliahan dan lain sebagainya. Dalam menggunakan situs kuliah, mahasiswa UAJY memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam menggunakan sistem ini. Baik yang baru menggunakan, maupun yang sudah lama menggunakan. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis penggunaan dan penerimaan situs kuliah UAJY menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penggalian data menggunakan kuesioner yang dibagikan ke 96 responden yang merupakan mahasiswa aktif UAJY. Dari hasil penilitian yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa mahasiswa UAJY merasa penerapan dan penggunaan dari situs kuliah sudah baik. Walaupun begitu, dari hasil penilitian, juga ditemukan bahwa situs kuliah UAJY tidak user-friendly bagi pengguna baru yaitu angkatan 2019

    Urban coral reefs: Degradation and resilience of hard coral assemblages in coastal cities of East and Southeast Asia

    Get PDF
    © 2018 The Author(s) Given predicted increases in urbanization in tropical and subtropical regions, understanding the processes shaping urban coral reefs may be essential for anticipating future conservation challenges. We used a case study approach to identify unifying patterns of urban coral reefs and clarify the effects of urbanization on hard coral assemblages. Data were compiled from 11 cities throughout East and Southeast Asia, with particular focus on Singapore, Jakarta, Hong Kong, and Naha (Okinawa). Our review highlights several key characteristics of urban coral reefs, including “reef compression” (a decline in bathymetric range with increasing turbidity and decreasing water clarity over time and relative to shore), dominance by domed coral growth forms and low reef complexity, variable city-specific inshore-offshore gradients, early declines in coral cover with recent fluctuating periods of acute impacts and rapid recovery, and colonization of urban infrastructure by hard corals. We present hypotheses for urban reef community dynamics and discuss potential of ecological engineering for corals in urban areas

    Landscapes of extended ruralisation: postcolonial suburbs in Dar es Salaam, Tanzania

    Get PDF
    African cities are becoming increasingly suburban, yet we know little about suburban spaces, how they are historically produced, and by whom. This paper argues that African suburbs can be usefully understood as postcolonial suburbs. The postcolonial suburb de-centres the Anglo-American suburban model and pays attention to the historical co-constitution of suburban space across colony and metropole. It draws attention to the colonial and post-colonial policies on land and housing that make suburban development possible, but also attends to the everyday ways in which suburban spaces are built through the efforts of selfbuilders and their house-building projects. Using the case of Dar es Salaam, Tanzania, the paper shows how these low-density residential spaces towards the edge of the city are being shaped by the new middle classes with their appetite for large houses and private cars. But these are not copies of suburban forms from elsewhere. Architecturally they are dominated by bungalows and villas, but these buildings are self-built rather than part of large planned housing schemes. Socially the suburbs are dominated by the middle classes, but these middle classes are oriented towards the countryside rather than towards the city. Drawing on interviews with suburban residents in Dar es Salaam, I show how self-build housing projects straddle the suburban and the rural in terms of economic investments, land security and social relations. The paper concludes by arguing that the colonial and postcolonial making of the suburbs produces landscapes of ruralisation

    implementasi algoritma monte-carlo tree search pada simulasi permainan kartu cardfight!! vanguard

    Get PDF
    Permainan Cardfight!! Vanguard memiliki banyak peminat di seluruh dunia. Namun hingga saat ini, permainan Cardfight!! Vanguard memiliki keterbatasan berupa tidak memiliki permainan dalam bentuk digital, sehingga penelitian mengenai kecerdasan buatan untuk permainan kartu ini masih sangat terbatas. Melalui penelitian ini, algoritma Monte-Carlo Tree Search diimplementasikan pada strategi yang dapat digunakan oleh pemain untuk memilih kartu. Uji coba dilakukan dengan cara menggunakan salah satu pemain untuk melawan pemain lain dengan jenis strategi yang berbeda-beda yaitu strategi random, rule-based, dan Monte-Carlo. Setelah diimplementasikan dalam simulasi permainan kartu Cardfight!! Vanguard sebanyak 100 kali untuk tiap kecerdasan buatan, strategi Monte-Carlo menghasilkan peningkatan persentase jumlah kemenangan sebesar 86.5% dan 3.9% dibandingkan dengan strategi random dan rule-based

    PERKEMBANGAN KOTA LAMA TANGERANG DAN POTENSINYA SEBAGAI DESTINASI WISATA PUSAKA

    Get PDF
    ABSTRAKKawasan Kota Lama Tangerang termasuk dalam Kawasan Strategis dari sudut Kepentingan Sosial dan Budaya yaitu kawasan bersejarah seluas kurang lebih 30 (tiga puluh) hektar yang berada di Kelurahan Sukasari dan Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Tangerang. Di dalam kawasan Kota Lama Tangerang terdapat kawasan inti yang terdiri dari tiga blok utama yaitu Blok Kota Lama, Blok Masjid Agung-Pendopo dan Blok Stasiun Kereta Api. Blok Kota Lama adalah kawasan dengan fungsi/aktivitas yang lebih di dominasi oleh kawasan heritage dengan bangunan cagar budayanya dan permukiman yang masih mempertahankan karakter jalannya dan beberapa rumah yang masih mempertahankan arsitektur Tiongkok. Di dalam Blok Kota Lama terdapat dua blok perkampungan etnis yaitu Blok Perkampungan Tionghoa (pecinan) dan Blok Perkampungan Muslim. Tradisi dan budaya lokal yang dipengaruhi oleh etnis Tionghoa dan etnis Pribumi masih dilestarikan sampai saat ini. Sehingga Kota Lama Tangerang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata pusaka. Namun sejalan dengan dinamika Kota Tangerang yang terus berkembang dengan pesat, peninggalan bangunan-bangunan bersejarah telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi, penurunan kualitas lingkungan dan bahkan kehancuran. Selain itu Pemerintah Kota Tangerang belum mempunyai Perda Cagar Budaya. Kondisi tersebut menyebabkan kawasan Kota Lama Tangerang kehilangan nilai-nilai historisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan Kota Lama Tangerang dan  potensinya sebagai destinasi wisata pusaka. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini berparadigma pada pendekatan induktif dan metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Blok Kota Lama memiliki pusaka budaya ragawi, pusaka budaya tak ragawi dan pusaka alam yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata pusaka. Blok Kota Lama memiliki beberapa benda cagar budaya yang ditetapkan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang (BP3S) diantaranya yaitu Kelenteng Boen Tek Bio, Rumah Arsitektur Cina (Museum Benteng Heritage), Masjid Jami dan Makam Kalipasir. Perkembangan Blok Perkampungan Pecinan saat ini sangat memprihatinkan. Wajah bangunan khas pecinan sebagian besar sudah berubah menjadi bangunan moderen dan bangunan budidaya walet. Hanya tinggal sedikit saja bangunan yang masih berciri khas pecinan.Kata Kunci : Kota lama, pusaka, pariwisata kota pusaka             ABSTRACT       Old Town area of Tangerang included in the Strategic Area of Social and Cultural Interests corner is the historical district of approximately 30 (thirty) hectares located in the Sukasari Village and Sukarasa Village, District Tangerang. In the Old Town area of Tangerang are the core area consists of three main blocks, namely Old Town Block, Grand Mosque Block and Train Station Block. Block of the Old Town is the area with activities dominated by heritage with cultural heritage buildings and settlements that still retains the character of the course and some houses still retain Chinese architecture. In the Old Town Block, there are two ethnic settlement blocks namely Chinatown Block and Muslim Village Block. Tradition and local culture influenced by natives and Chinese ethnic still preserved until today. So the old town of Tangerang can be potential to be developed as a heritage tourism destination. The rapid development of Tangerang city causes historic buildings go through changes in form and function, environmental degradation and destruction. Furthermore, Tangerang City Government does not have heritage legislation. This condition causes the old town of Tangerang losing its historical values. The purpose of this study is to identify the development of the Old Town of Tangerang and its potential as a tourist destination heritage. The research was carried out through field survey and in-depth interview as main data collection and literature study as the secondary one. The results showed Block the Old Town has tangible cultural heritage, intangible cultural heritage and natural heritage which is a potential to be developed for heritage tourism attraction. Block of the Old Town has some of the objects of cultural heritage established by Archaeological Heritage Preservation Hall Serang among which the Boen Tek Bio temple, houses the Chinese Architecture (Museum Benteng Heritage), Jami Mosque and Tomb Kalipasir. Block development Village Chinatown today is very worrying. The face of a typical building of Chinatown largely been turned into a modern building and building swiftlet farming. Only a few buildings stayed still distinctively Chinatown.Keyword : Old town, heritage, urban heritage touris

    The Cosmopolitan Grassroots City as Megaphone: Reconstructing Public Spaces through Urban Activism in Jakarta

    No full text
    10.1111/j.1468-2427.2013.01210.xInternational Journal of Urban and Regional Research373849-86
    corecore