30 research outputs found

    ANALISIS PERENCANAAN ASESMEN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK 5-6 TAHUN DI TK ISLAM RAUDHATUL MUHTADIN PONTIANAK

    Get PDF
    Raudhatul Muhtadin Islamic Kindergarten, Pontianak City. Research method used is descriptive qualitative method. The source of the research data is the Islamic Kindergarten teacher Raudhatul Muhtadin Pontianak City. Data collection techniques using observational research, interviews, documentation. The results of the study show that: 1. Teachers set goals referring 2013 Curriculum and Law No. 20 of 2003 the National Education System 2. Teachers prepare information sources 2013 Curriculum document and Law No. 20 of 2003 the National Education System by digging up information the 2013 Curriculum. and Law Number 20 of 2003 the National Education System for level children's motor development which is under control of children's motor development and the teachers we prepare as source of information on children's motor development 3. Teachers do not determine basic competencies and formulate basic competency learning activities that have been determined in children's activity book, formulating learning activities according to learning indicators 4. The teacher determines tools and determines assessment or child's motor development is not permanent. tools and assessment criteria but tools used by teacher are available in advance to be available in advance to assess teacher according to achievement indicators and adjust character of assessment

    FAKTOR IBU, JANIN DAN RIWAYAT PENYAKIT SEBAGAI RISIKO PREEKLAMPSIA DI ASIA DAN AFRIKA: SUATU META-ANALISIS

    Get PDF
    Abstract Background: Preeclampsia accounts for nearly 10 percent of maternal deaths in Asia and Africa. Therefore, it is important to detect signs and symptoms early on by knowing the factors that are at risk for a mother experiencing preeclampsia. Objective: To determine the risk factors for preeclampsia in Asia and Africa through the application of meta-analysis. Method: A systematic review was carried out on 26 case-control and cohort studies related to risk factors for preeclampsia from four databases (PubMed, BioMed Central, ProQuest, and Google Scholar). The pooled odds ratio was calculated with the fixed-effect and random-effect model using Review Manager 5.3. Result: A total of 20 studies consisting of 2,954,769 women were included in the meta-analysis. Risk factors for preeclampsia based on maternal factors were chronic hypertension=9.74(95% CI 1.69-56.04), gestational diabetes=9.28(95% CI 4, 49-19.19), pre-pregnancy body mass index=2.70(95% CI 2.08-3.50), maternal age during pregnancy=2.37(95% CI 2.29-2.46) and nulliparity=2.08(95% CI 1.44-3.01). The fetal factor was multiple pregnancy=4.24(95% CI 3.14-5.73). Four disease history factors were family history of preeclampsia=13.99(95% CI 6.91-28.33), history of chronic hypertension=8.28(95% CI 5.92- 11.59), history of preeclampsia=OR 6.90(95% CI 3.58-13.31) and family history of hypertension=2.81(95% CI 1.75-4.50). Conclusion: The results of a meta-analysis of 10 risk factors for preeclampsia could be used as a screening tool to determine the magnitude of risk and early diagnosis of preeclampsia that allows timely intervention. Key words: Maternal Factors, Chronic Hypertension, Preeclampsia, Meta-Analysis. Abstrak Latar belakang: Preeklampsia menyumbang hampir 10 persen dari kematian ibu di Asia dan Afrika. Oleh karena itu, penting untuk menemukan tanda dan gejala sejak dini dengan mengetahui faktor-faktor yang berisiko untuk seorang ibu mengalami preeklampsia. Tujuan: Mengetahui faktor risiko preeklampsia di Asia dan Afrika melalui penerapan meta-analisis. Metode: Tinjauan sistematis dilakukan pada 26 studi kasus kontrol dan kohort terkait faktor risiko preeklampsia di empat database, yaitu PubMed, BioMed Central, ProQuest, dan Google Scholar. Pooled Odds Ratio dihitung dengan model fixed-effect dan random effect menggunakan Review Manager 5.3. Hasil: Sebanyak 20 penelitian yang terdiri dari 2.954.769 wanita masuk dalam meta-analisis. Faktor risiko preeklampsia berdasarkan faktor ibu adalah hipertensi kronis=9,74(95% CI 1,69-56,04), diabetes gestasional=9,28(95% CI 4,49-19,19), indeks massa tubuh prakehamilan=2,70(95% CI 2,08-3,50), usia ibu saat kehamilan=2,37(95% CI 2,29-2,46) dan nuliparitas=2,08 (95% CI 1,44-3,01). Faktor janin yaitu kehamilan multipel=4,24(95% CI 3,14-5,73). Empat faktor riwayat penyakit yaitu riwayat keluarga preeklampsia=13,99(95% CI 6,91-28,33), riwayat hipertensi kronis=8,28(95% CI 5,92-11,59), riwayat preeklampsia= (95% CI 3,58-13,31) dan riwayat keluarga hipertensi=2,81(95% CI 1,75-4,50). Kesimpulan: Hasil meta-analisis dari 10 faktor risiko preeklampsia dapat digunakan sebagai alat skrining untuk mengetahui besarnya risiko dan diagnosis dini preeklampsia, yang memungkinkan intervensi tepat waktu.   Kata kunci: Faktor Ibu, Hipertensi Kronis, Preeklampsia, Meta-analisi

    Pengaruh metode aplikasi dan konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) terhadap vase life bunga potong anggrek dendrobium ‘sonia’

    Get PDF
    Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan produktivitasnya tinggi. Bunga anggrek potong yang dipasarkan tentunya harus mempunyai kualitas yang baik. Salah satunya adalah umur kesegaran bunga anggrek potong yang cukup panjang, yang sangat dipengaruhi oleh perlakuan atau penanganan pascapanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Mengetahui metode pengaplikasian kalsium klorida (CaCl2) yang terbaik terhadap panjang vase life bunga anggrek potong Dendrobium ‘Sonia’, 2) Mengetahui konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) yang tepat untuk kualitas dan memperpanjang vase life bunga anggrek potong Dendrobium ‘Sonia’, 3) Mengetahui interaksi konsentrasi dan metode pengaplikasian kalsium klorida (CaCl2) untuk memperpanjang vase life bunga anggrek potong Dendrobium ‘Sonia’. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai September 2018 di Laboratorium Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah metode pengaplikasian kalsium klorida: M1 (direndam) dan M2 (disemprot), faktor kedua adalah konsentrasi kalsium klorida: K0 (0 ppm), K1 (20 ppm), K2 (40 ppm), K3 (60 ppm), dan K4 (80 ppm). Variabel yang diamati meliputi jumlah kuntum bunga, persentase kuntum mekar, persentase kuntum layu, persentase kuntum gugur, persentase penyakit, vase life, volume larutan terserap, dan warna bunga. Data pengamatan dianalisis dengan uji F dan uji lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi kalsium klorida 80 ppm dapat memperpanjang vase life bunga anggrek potong Dendrobium ‘Sonia’ selama 44,50 hari

    PENGARUH METODE PENGAPLIKASIAN DAN KONSENTRASI KALSIUM KLORIDA (CaCl2) TERHADAP VASE LIFE BUNGA POTONG ANGGREK DENDROBIUM ‘SONIA’

    Get PDF
    Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan produktivitasnya tinggi. Bunga anggrek potong yang dipasarkan tentunya harus mempunyai kualitas yang baik. Salah satunya adalah umur kesegaran bunga anggrek potong yang cukup panjang, yang sangat dipengaruhi oleh perlakuan atau penanganan pascapanen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengaplikasian, konsentrasi kalsium klorida, dan interaksi dalam memperpanjang vase life bunga anggrek potong Dendrobium ‘Sonia’. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai September 2018 di Laboratorium Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Unsoed (7°24’29”S dan 109°15’13”T). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah metode pengaplikasian kalsium klorida (direndam dan disemprot) dan faktor kedua adalah konsentrasi kalsium klorida (0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm). Variabel yang diamati meliputi jumlah kuntum bunga, persentase kuntum mekar, persentase kuntum layu, persentase kuntum gugur, persentase penyakit, vase life, volume larutan terserap, dan warna bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kalsium klorida 80 ppm dapat memperpanjang vase life bunga anggrek potong Dendrobium ‘Sonia’ selama 44,50 hari

    PERBANDINGAN PENGARUH PENAMBAHAN COCA-COLA DAN GULA PASIR TERHADAP SETTING TIME DAN KUAT TEKAN BETON

    Get PDF
    Pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur terus mengalami peningkatan. Hal ini tidak lepas darikebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur yang semakin maju, seperti pembangunan gedungbertingkat, bendungan dan fasilitas lainnya. Namun, karena Kalimantan cenderung mengalami iklim tropisyang dikenal dengan cuaca yang hangat dan lembab, terlebih di Kota Samarinda yang rawan mengalaibanjir, maka hal ini dapat berpengaruh pada pendsitribusian material bahan bangunan antar daerah. Salahsatu material paling dibuthkan dalam pembangunan infrastruktur adalah beton. Hampir semua elemenkonstruksi dari berbagai struktur dapat dibuat menggunakan beton. Beton memiliki kuat tekan yang tinggisehingga itu menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki beton.Penelitian ini menggunakan Coca-Cola sebagai substitusi sebagian air dengan variasi 2.5%, 5%, 10% dan15% dari berat semen, serta gula pasir sebagai bahan tambah dengan variasi 0.27%, 0.54%, 1.08%, dan1.62% dari berat semen. Benda uji terdiri dari 54 silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.Pengujian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan kuat tekan pada umur beton 28 dan60 hari. Perencanaan adukan beton menggunakan metode SK SNI 2834-2000 dan mutu beton yangdirencanakan sebesar 20 Mpa.Hasil penelitian menunjukkan waktu pengikatan terlama diperoleh campuran dengan persentase Coca-Colasebanyak 15% dengan waktu ikat awal 1662 menit dan waktu ikat akhir 2511 menit. Kuat tekan betonnormal yang didapat sebesar 21,17 MPa, sedangkan hasil pengujian kuat tekan maksimum diperolehcampuran Coca-Cola 2.5% sebesar 22,56 MPa pada 28 hari dan 34,95 Mpa pada 60 hari. Berdasarkan hasilpengujian, penambahan Coca-Cola dan gula pasir terbukti dapat menunda waktu pengerasan beton dandapat meningkatkan kuat tekan beton sampai variasi tertentu (dalam penelitian ini Coca-Cola maksimal 5%dan gula pasir maksimal 0.54% dari berat semen), apabila melebihi variasi tersebut maka beton justrumenjadi rapuh dan tidak dapat digunakan

    INOVASI MEMBUAT OLAHAN KEKINIAN DENGAN MENINGKATKAN NILAI JUAL DARI PISANG KEPOK MENJADI PISANG LUMER (PAMER)

    Get PDF
    Pisang kepok merupakan salah satu jenis pisang yang banyak ditemukan, khususnya Sulawesi Selatan. Pisang dengan nama latin musa paradiasiacal merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis yang tumbuh dan berkembang di indonesia. Sampai saat ini keguanaan selain makan langsung pisang kapok juga diolah menjadi pisang goreng dan olahan lainnya. Kegiatan yang dilakukan ini sebagai   salah satu alternatif cara pengolahan dengan metode baru yaitu membuat pisang goreng lumer selanjutnya dilakukan percobaan pembuatan sampai kualitas bagus dan layak jual. metode yang mana dilakukan tahap pendahuluan yaitu observasi singkatke sumber-sumber dan pemanfaatan Pisang kepok yang ada di kota palopo hingga Saat Ini. Setelah itu kegiatan ini dilakukan agar masyarakat dapat lebih kreatir dalam mengolah buah pisang bukan hanya pisang kapok tetapi pisang jenis lan juga. Hasil kegiatan ini disajikan  dalam urutan proses produksi dan dalam perhitungan biaya produksi pisang lumerRincian biaya ini dimaksud memberi gambaran bagi masyarakat yang berminat menjadikan pisang kepok lumer ini sebagai kegiatan usaha selanjutnya masyarakat bisa melakukan inovasi sendiri agar dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitaran Palop

    Keinginan Belajar Matematika Siswa dengan Nilai Matematika Siswa Kelas IV SDN 16 Parabek Bangkaweh

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuanmuntuk melihat korelasi keinginan belajar matematika tehadap hasilbbelajar matematika siswa kelas IV SD. Keinginan belajar merupakannsuatu kebiasaan yang tetap diperhatikan dan mengingat kegiatanmyang dilakukan. Sedangkan hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapat individu melalui kegiatanbbelajar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi yaitu penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data, kemudian melihat hubungana antara ddua variabel atau lebiih dari data ynag diperoleh Sampel penelitiannini pesera didik kelas IV SDN 16 Parabek Bangkaweh dengan jumlah siswa 27 orang. Data penelitian ini didapatkanmelalui angket dan hasil belajar siswa dan diolah dengan uji korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keinginan belajar matematika siswa mempengaruhi hasil beelajar matematikappeserta didik kelass IV SDN 16 Parabek Bangkaweh. Semakin menurun keinginan belajar siswa makaaakan semakin rendah hasil belajarnya

    PELATIHAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN DAN PEMANFAATAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA MEKARJAYA BOGOR

    Get PDF
    Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang dicirikan dengan panjang badan atau tinggi badan balita tidak sesuai dengan usianya. Dalam upaya pencegahan stunting, penting diperhatikan antara lain akses pangan, kualitas bahan makanan, cara mengolah bahan makanan dan cara penyimpanan bahan makanan untuk menjaga mutu serta keamanan bahan makanan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor adalah penyuluhan tentang pencegahan stunting dan pelatihan penyimpanan bahan makanan serta pemanfaatan lahan pekarangan. Kegiatan tersebut diikuti oleh ibu hamil dan ibu menyusui sebanyak 30 orang sebagai peserta. Materi penyuluhan diberikan dengan metode ceramah dan diskusi. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata pre-tes post-tes sebanyak 9,7 poin dengan presentase kenaikan sebesar 12,3%, sehingga dapat dinyatakan terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui setelah diberikan penyuluhan

    Adaptation of health systems to climate change-related infectious disease outbreaks in the ASEAN: Protocol for a scoping review of national and regional policies.

    Get PDF
    BACKGROUND: The Association of South-East Asian Nations (ASEAN) member states (AMS) are among the countries most at risk to the impacts of climate change on health and outbreaks being a major hotspot of emerging infectious diseases. OBJECTIVE: To map the current policies and programs on the climate change adaptation in the ASEAN health systems, with particular focus on policies related to infectious diseases control. METHODS: This is a scoping review following the Joanna Briggs Institute (JBI) methodology. Literature search will be conducted on the ASEAN Secretariat website, government websites, Google, and six research databases (PubMed, ScienceDirect, Web of Science, Embase, World Health Organization (WHO) Institutional Repository Information Sharing (IRIS), and Google Scholar). The article screening will be based on specified inclusion and exclusion criteria. Policy analysis will be conducted in accordance with the WHO operational framework on climate-resilient health systems. Findings will be analyzed in the form of narrative report. The reporting of this scoping review follows the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses extension for Scoping Reviews (PRISMA-ScR). ETHICS AND DISSEMINATION: Ethical approval is not required for this study as this is a scoping review protocol. Findings from this study will be disseminated through electronic channels

    Antimicrobial resistance among migrants in Europe: a systematic review and meta-analysis

    Get PDF
    BACKGROUND: Rates of antimicrobial resistance (AMR) are rising globally and there is concern that increased migration is contributing to the burden of antibiotic resistance in Europe. However, the effect of migration on the burden of AMR in Europe has not yet been comprehensively examined. Therefore, we did a systematic review and meta-analysis to identify and synthesise data for AMR carriage or infection in migrants to Europe to examine differences in patterns of AMR across migrant groups and in different settings. METHODS: For this systematic review and meta-analysis, we searched MEDLINE, Embase, PubMed, and Scopus with no language restrictions from Jan 1, 2000, to Jan 18, 2017, for primary data from observational studies reporting antibacterial resistance in common bacterial pathogens among migrants to 21 European Union-15 and European Economic Area countries. To be eligible for inclusion, studies had to report data on carriage or infection with laboratory-confirmed antibiotic-resistant organisms in migrant populations. We extracted data from eligible studies and assessed quality using piloted, standardised forms. We did not examine drug resistance in tuberculosis and excluded articles solely reporting on this parameter. We also excluded articles in which migrant status was determined by ethnicity, country of birth of participants' parents, or was not defined, and articles in which data were not disaggregated by migrant status. Outcomes were carriage of or infection with antibiotic-resistant organisms. We used random-effects models to calculate the pooled prevalence of each outcome. The study protocol is registered with PROSPERO, number CRD42016043681. FINDINGS: We identified 2274 articles, of which 23 observational studies reporting on antibiotic resistance in 2319 migrants were included. The pooled prevalence of any AMR carriage or AMR infection in migrants was 25·4% (95% CI 19·1-31·8; I2 =98%), including meticillin-resistant Staphylococcus aureus (7·8%, 4·8-10·7; I2 =92%) and antibiotic-resistant Gram-negative bacteria (27·2%, 17·6-36·8; I2 =94%). The pooled prevalence of any AMR carriage or infection was higher in refugees and asylum seekers (33·0%, 18·3-47·6; I2 =98%) than in other migrant groups (6·6%, 1·8-11·3; I2 =92%). The pooled prevalence of antibiotic-resistant organisms was slightly higher in high-migrant community settings (33·1%, 11·1-55·1; I2 =96%) than in migrants in hospitals (24·3%, 16·1-32·6; I2 =98%). We did not find evidence of high rates of transmission of AMR from migrant to host populations. INTERPRETATION: Migrants are exposed to conditions favouring the emergence of drug resistance during transit and in host countries in Europe. Increased antibiotic resistance among refugees and asylum seekers and in high-migrant community settings (such as refugee camps and detention facilities) highlights the need for improved living conditions, access to health care, and initiatives to facilitate detection of and appropriate high-quality treatment for antibiotic-resistant infections during transit and in host countries. Protocols for the prevention and control of infection and for antibiotic surveillance need to be integrated in all aspects of health care, which should be accessible for all migrant groups, and should target determinants of AMR before, during, and after migration. FUNDING: UK National Institute for Health Research Imperial Biomedical Research Centre, Imperial College Healthcare Charity, the Wellcome Trust, and UK National Institute for Health Research Health Protection Research Unit in Healthcare-associated Infections and Antimictobial Resistance at Imperial College London
    corecore