44 research outputs found

    Hubungan Antara Minat Belajar Dan Dukungan Sosial Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Melalui Konsep Diri Sebagai Mediator.

    Get PDF
    Pendidikan adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan potensi pada diri manusia. Mahasiswa sebagai subjek yang sangat erat dengan pendidikan berada pada fase usia remaja yang dalam masa perkembanganya akan terbentuk sebuah konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat fungsi konsep diri sebagai mediator dalam melihat hubungan antara minat belajar dan dukungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa. Penelian ini menggunakan sampel subjek mahasiswa yang sedang mengambil Tugas akhir pada program studi teknik informatika Universitas Semarang, sebanyak 173 mahasiswwa dan dengan menggunakan teknik sampling slavin, selain itu penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu minat belajar, dukungan sosial, prestasi belajar, dan konsep diri sebagai mediator antar variabel. Sedangkan aspek yang digunakan adalah 10 aspek dengan 96 indikator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Hasil pengujian Inderect effect menunjukan bahwa minbel memiliki nilai P Value 0.332 > 0.05, yang berarti tidak ada efek mediasi, sedangkan pada duksos P value memiliki nilai 0.291 > 0.05 yang berarti tidak memiliki efek mediasi, sehingga konsepdiri tidak dapat memediasi pengaruh dukungan sosial ke prestasi belajar. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa minat belajar dan dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadap konsep diri

    The Application of E-Module Based on Problem-Based Learning to Improve the Scientific Process Skill and to Reduce Misconceptionin the X MIA 2 Graders of SMA Batik 1 Surakarta

    Full text link
    This research aimed to reduce misconception and improve the scientific process skill in the X MIA 2 graders of SMA Batik 1 Surakarta through the application of E-Module based on Problem-Based Learning. This study was a Classroom Action Research consisting of 2 cycles. Each cycle consisted of four stages: planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the X MIA 2 graders of SMA Batik 1 Surakarta consisting of 42 students. Techniques of collecting data used were multiple choice test and observation to measured scientific process skill, open-ended reasoning of Two-Tier Diagnostic Test to measure misconseption, and interveiw as the proponent data related learning process. The data were analyzed using descriptive qualitative technique consist of three component: data reduction, data presentation, and taking the conclusion. Data validation was carried out using triangulation method. Target of research was 20% to reduced misconseption and 30% to increased scientific process skill at the end of the cycle. The result of research showed that there was a decreased misconception in ecological concept: population of 51.31%, community of 43.73%, ecosystem of 39.36, and science, environment, technology and community (salingtemas) ecology of 54.33%. On the other side, the result of research also showes that there was an increased scientific process skill in all aspects: observing of 36.52%, categorizing of 19.95%, predicting of 32.92%, interpreting of 33.75%, measuring of 35.66%, communicating of 38.31%, designing experiment of 48.80%, experimenting of 41.38%, asking question of 31.02%, hypothesizing of 31.62%, and applying concept of 39.38%. The conclusion of this research describes that the application of E-Module based on Problem-Based Learning is able to reduce misconception and improve the scientific process skill among the students

    THE EFFORT TO INCREACING SCIENTIFIC PROCESS SKILLS AND REDUCING MISCONCEPTION THROUGH THE APPLICATION OF E-MODULE BASED ON PROBLEM-BASED LEARNING IN THE X MIA 2 GRADERS OF SMA BATIK 1 SURAKARTA

    Get PDF
    This research aimed to improve the scientific process skills and reduce misconception through the application of E-Module based on Problem-Based Learning in the X MIA 2 graders of SMA Batik 1 Surakarta. This research was a Classroom Action Research consisting of 2 cycles. Each cycle consisted of four stages: planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the X MIA 2 graders of SMA Batik 1 Surakarta consisting of 42 students. Techniques of collecting data used were multiple choice test and observation to measured scientific process skills, open-ended reasoning of Two-Tier Diagnostic Test to measure misconseption, and interveiw as the proponent data related learning process. The data were analyzed using descriptive qualitative technique consist of three component: data reduction, data presentation, and taking the conclusion. Data validation was carried out using triangulation method. Target of research was 20% to increased scientific process skills and 20%  to reduced misconseption at the end of the cycle. The result of research showed that the scientific process skills to able increased through the application of E-Module based on Problem-Based Learning in all aspects: observing of 29.83%, categorizing of 11.73%, predicting of 37.33%, interpreting of 30.71%, measuring of 35.66%, communicating of 32.39%, designing experiment of 30.04%, experimenting of 21.82%, asking question of 23.42%, hypothesizing of 36.73%, and applying concept of 42.58%. On the other side, the  result of research also showed that there was a decreased misconception in ecological concept: population of 51.31%, community of 43.73%, ecosystem of 39.36%, and science, environment, technology and community (salingtemas) ecology of 54.33%. The conclusion of this research described that there was an increasing scientific process skills of 28.96% and reducing misconception of 47.18% by used the application of E-Module based on Problem-Based Learning

    PERINGKAT SOLVABILITAS LAYANAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH JAWA BARAT

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio total aset per kapita, rasio total ekuitas per kapita, rasio total aktiva tetap per kapita, rasio total belanja per kapita, rasio total belanja modal per kapita, peringkat solvabilitas layanan, dan kondisi tingkat solvabilitas layanan pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Barat tahun 2016 – 2019. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dan analisis klaster. Populasi dalam penelitian ini adalah 27 pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Barat. Teknik sampel pada penelitian ini adalah sampel jenuh dimana semua populasi dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata rasio total aset per kapita, rasio total ekuitas per kapita, dan rasio total aktiva tetap per kapita tertinggi diperoleh Kota Bandung, sedangkan rata – rata rasio total belanja per kapita tertinggi diperoleh Kota Cirebon, dan rata – rata rasio total belanja modal per kapita tertinggi diperoleh Kota Banjar. Kabupaten Pangandaran sebagai pemerintah daerah yang memiliki solvabilitas layanan tertinggi dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya, sedangkan Kabupaten Bekasi sebagai pemerintah daerah dengan solvabilitas layanan terendah. Hasil analisis klaster menunjukkan kelompok 1 terdiri atas 14 Kabupaten/Kota dengan kategori ‘rendah’, kelompok 2 terdiri atas 1 Kabupaten/Kota dengan kategori ‘sangat tinggi’, kelompok 3 terdiri atas 11 Kabupaten/Kota dengan kategori ‘sangat rendah’, dan kelompok 4 terdiri atas 1 Kabupaten/Kota dengan kategori ‘tinggi’. Kata Kunci : Solvabilitas layanan, Pemerintah daera

    Instabilities in crystal growth by atomic or molecular beams

    Full text link
    The planar front of a growing a crystal is often destroyed by instabilities. In the case of growth from a condensed phase, the most frequent ones are diffusion instabilities, which will be but briefly discussed in simple terms in chapter II. The present review is mainly devoted to instabilities which arise in ballistic growth, especially Molecular Beam Epitaxy (MBE). The reasons of the instabilities can be geometric (shadowing effect), but they are mostly kinetic or thermodynamic. The kinetic instabilities which will be studied in detail in chapters IV and V result from the fact that adatoms diffusing on a surface do not easily cross steps (Ehrlich-Schwoebel or ES effect). When the growth front is a high symmetry surface, the ES effect produces mounds which often coarsen in time according to power laws. When the growth front is a stepped surface, the ES effect initially produces a meandering of the steps, which eventually may also give rise to mounds. Kinetic instabilities can usually be avoided by raising the temperature, but this favours thermodynamic instabilities. Concerning these ones, the attention will be focussed on the instabilities resulting from slightly different lattice constants of the substrate and the adsorbate. They can take the following forms. i) Formation of misfit dislocations (chapter VIII). ii) Formation of isolated epitaxial clusters which, at least in their earliest form, are `coherent' with the substrate, i.e. dislocation-free (chapter X). iii) Wavy deformation of the surface, which is presumably the incipient stage of (ii) (chapter IX). The theories and the experiments are critically reviewed and their comparison is qualitatively satisfactory although some important questions have not yet received a complete answer.Comment: 90 pages in revtex, 45 figures mainly in gif format. Review paper to be published in Physics Reports. Postscript versions for all the figures can be found at http://www.theo-phys.uni-essen.de/tp/u/politi

    PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PEGAWAI PADA BAGIAN TATA USAHA PUSLITBANG tekMIRA BANDUNG

    Get PDF
    Permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pengamatan penulis, anak pada zaman sekarang sudah jarang memainkan permainan tradisional seperti permainan kucing-kucingan maupun permainan tradisional yang lainnya, hal ini dikarenakan lahan untuk memainkan permainan tradisional sudah jarang apalagi di daerah perkotaan sudah jarang lapangan untuk anak-anak memainkan permainan ini, sudah banyaknya permainan-permainan modern seperti permainan komputer dan game online yang dianggap lebih menyenangkan dibandingkan permainan tradisional, adapun karena orantua anak yang tidak mau anaknya untuk bermainan diluar rumah karena takut anaknya kotor dan celaka. Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan tradisional kucing-kucingan terhadap kemampuan gerak dasar berlari dan melompat pada anak usia 6-8 tahun, Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design dengan desain penelitian rendomized pre-tes posstest control group design. Tes lompat tegak dan lari cepat 30 meter adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun pengambilan sampel dilakukan, dengan cara simple random sampling atau pemilihan sampel secara acak, dengan jumlah sampel 30 orang, 15 orang sampel kelompok eksperiment yang diberikan perlakuan berupa permainan tradisional kucing-kucingan, dan 15 orang sampel kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan permainan tradisional kucing-kucingan. Sampel yang diambil berasal dari siswa kelas1,2,3 SDN I Kayuambon. Lembang. Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis secara statistika menunjukan perbedaan hasil pre-test dengan hasil post-test kemampuan berlari pada kelompok eksperiment yaitu t-hitung sebesar-13,99 dengan probabilitas 0,000, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menunjukan perbedaan antara pre-test dan post-test denagn t-hitung sebesar -0,109 dengan probabilitas 0,915. Pada kelompok eksperiment kemampuan melompat menunjukan perbedaan hasil dari pre-test dan postest dengan t-hitung = -7,626 dengan probabilitas 0,000, sedangkan pada kelompok kontrol kemapuan melompat tidak menunjukan adanya perubahan yaitu t-hitung = -2,073 dengan probabilitas 0,057.Kesimpulan dari penelitian ini adalah permainan tradisional kucing-kucingan berpengaruh terhadap kemampuan gerak dasar berlari dan melompat pada anak usia 6-8 tahun, terdapat perbedaan kemampuan gerak dasar berlari dan melompat antara anak yang suka memainkan permainan tradisional kucing-kucingan dengan anak yang tidak memainkan permainan tradisional, kemampuan anak yang memainkan permainan tradisional kemampuanya lebih baik dibandingkan anak yang tidak memainkan permainan tradisional

    Strategi Marketing Mix pada Pasar Pengecer: studi kasus di Toserba Ada Baru Salatiga

    Get PDF
    Sub sistem adalah strategi,antara strategi yang satu dengan strategi yang lain dalam satu sistem itu saling berkaitan.Sedangkan metode itu merupakan dari komponen dari strategi.Strategi marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran perusahaan,yaitu produk,harga,kegiatan promosi dan sistem distribusi.Pada penelitian ini obyek yang diambil adalah manajer,supervisor,dan pramuniaga. Jenis penelitian yang digunakan merupakan deskriptif.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,observasi,dan studi dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan analisis data setelah turun ke lapangan akan di analisis dengan menggunakan model interaktif Miles & Huberman. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dalam marketing mix di Toserba Ada Baru terdapat 4 tahapan,dalam strategi tersebut masih terdapat beberapa resiko yang disengaja dalam proses pemberian kepada pedagang eceran dengan berbagai alasan dan pertimbangan.Selain terdapat strategi dalam pelaksanaan strategi pedagang eceran,terdapat pula komponen-komponen yang digunakan.Komponen yang dilaksanakan dalam strategi marketing mix memiliki 6 komponen yang dilaksanakan di Toserba Ada Baru,dari pihak perusahaan masih jarang atau kurang teliti dalam memperhatikan pelayanan kepada calon pembeli yang membeli di toserba ada baru tersebut
    corecore