70916 research outputs found
Sort by
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA : Strategi Pengembangan Dosen Tetap di Universitas Siliwangi
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis tentang pengelolaan sumber daya manusia kaitannya dengan strategi pengembangan dosen tetap (perencanaan r-ek-ruitmen dan seleksi, pembinaan atau pengembangan, penilaian, serta kompensasi)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya manusia kaitannya dengan strategi pengembangan dosen tetap Universitas Filiwangi, belum dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan pola pengelolaan dan strategi yanq dikembangkan. Poia yang dilakukan dalam pengelolaan sumber daya manusia (kebijakan, prosedur, konten atau sasaran) secara umum telah sesuai dengan pola dan strategi yang digunakan. Namun secara operasional realisasi dari berbagai kegiatan tersebut masih terbatas kepada substansi atau aspek tertentu saja Namun dengan kondisi yang demikian Universitas Siliwangi mampu melaksanakan tugas-tugasnya untuk mempertahankan eksistensinya dan memberi layanan yang baik kepada masyarakat.
Berdasarkan temuan penelitian, diajukan beberapa komendasi, antara lain: Pertama. (i) UNSIL perlu mem sistem ketenagakerjaan jangka panjang yang sistematis dan terpaau. sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan; (2) Kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan ftarus jelas, operasional, dan terpadu, sehingga mempermudah Universitas Siliwangi untuk memperoleh dosen yang mampu berkompetisi dalam melaksanakan tugas kelembagaan dan linu pengetahuan; (o, Pengelola dalam pendayagunaan dosen tetap hendaknva di dukung oleh data dan informasi, sehingga akurasi pengelolaan ketenagakerjaan lebih efektif dan efi ien. Kedua, untuk mengembangkan teori administrasi pendidikan, perlu' penelitian lanjutan, antara lain: (1) Masalah-masalah SDM dengan strategi pengembangannya; (2) Besarnya sumbangan aspek manajemen , kepemimpinan, dan iklim organisasi terhadap pengelolaan SDM; dan (3) Perbedaan pola pengelolaan SDM antara berbagai strategi pengembangan organisasi pada perguruan tinggi
PRODUCT UTILITY LULUSAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ADMINISTRASI UMUM DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA BARAT :Studi Kasus lulusan Diklat Administrasi Umum pada Departemen Agama Propinsi Jawa Barat
Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan dan menganalisis Product Utility lulusan Diklat Administrasi Umum. Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis tersebut akan diketahui keberhasilan program Diklat Administrasi Umum yang sesuai dengan kriteria akademis dan tuntutan jabatan esselon V dan IV.
Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap masalah tersebut, penaman ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan yang dijadikan sumber informasi adalah (1) Alumni Diklat Administrasi Umum (2) Pimpinan/ atasan langsung alumni (3) Mitra keija esselon V dan IV.
Disimpulkan bahwa hasil Diklat Administrasi Umum menunjukan, hasilnya sudah sesuai dengan kriteria akademis dan tuntutan jabatan esselon V dan IV, sehingga product utility lulusannya dipandang sudah memilik? kredibilitas di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari (1) Tingkat ketercapaian pemanfaatan product utility (2) Pendayagunaan sumber daya yang ada pada unit-unit kerja dimana alumni berada (3) Tingkat kepuasan individu alumni dalam menerapkan kineija product utility Diklat Administrasi Umum.
Berdasarkan hasil temuan penelitian, diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
Pertama : Pimpinan/ atasan langsung sebagai penanggung jawab pemanfaatan product utility lulusan Diklat Administrasi Umum diharapkan (1) memberikan motivasi, kerjasama dan mengalokasikan dana, agar rencana kerja alumni dapat terlaksana (2) meningkatkan koordinasi dan keijasama dengan instansi terkait baik untuk pemanfaatan product utility maupun untuk pelaksanaan Diklat (3) mengupayakan agar eksistensi Balai Diklat tetap solid, sehingga kredibilitasnya diakui (4) kineija penyelenggara dan widyaiswara sebaiknya dilakukan secara proforsional dan profesional.
Kedua : Untuk mengetahui pemanfaatan product utility lulusan Diklat Administrasi Umum dilapangan, diharapkan Pusdiklat Departemei. Agama memantau dan mengevaluasi langsung, agar pelaksanaan Diklat Administrasi Umum akan lebih baik dimasa datang, ,uga mengupayakan masalah pendanaan untuk pelaksanaannya ditambah, agar secepatnya esselon V dan IV dapat mengikuti Diklat Administrasi Umum.
Ketiga : Agar pelaksanaan Diklat Administrasi Umum sesuai dengan kriteria akademis dan tuntutan jabatan esselon V dan IV, Lembaga Administrasi Negara sebagai lembaga pembina Diklat lebih intensif lagi mengadakan pembinaan baik terhadap alumni maupun terhadap Diklat.
Keempat: Untuk lebih memberdayakan alumni yang proforsional; kepada Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Barat, Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat dan IAIN SGD Bandung, hendaknya dalam promosi jabatan mempertimbangkan kriteria hasil Diklat, selanjutnya Balai Diklat tergabung dalam Baperjakat
PENGARUH SUASANA KEPEMIMPINAN YANG DITIMBULKAN OLEH KEBIJAKAN DAN PRAKTEK MANAJEMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA TENAGA EDUKATIF PADA IKIP BANDUNG
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PEND1DIKAN DASAR UMUM Di PGAN DAN MAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATAKULIAH DASAR UMUM Di FAKULTAS TARBIYAH: Studi Deskriptif-Analitik terhadap Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
PENGARUH SISTEM PENGAWASAN PENDIDIKAN MELALUI PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN YANG DILAKUKAN PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS KINERJA GURU SEKOLAH DASAR : Studi Analisis pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis
Titi Winarti, 2002, Permasalahan yang diteliti yaitu
bagaimana "Pengaruh Sistem Pengawasan Pendidikan Melalui Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Yang Dilakukan Pengawas dan Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar (Studi Analisis pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis)".
Kepala Sekolah sebagai atasan langsung guru mutlak harus melaksanakan pengawasan atasan langsung/melekat. Begitu pula dengan pengawas TK,SD, sebagai pejabat fungsional mutlak melaksanakan pengawasan fungsional. Pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) hendaknya menaruh perhatian yang utama kepada peningkatan kemampuan profesional guru atau kualitas kinerja guru yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas KBM. Konsep ini dalam literatur administrasi pendidikan disebut sebagai kegiatan supervisi pengajaran. Supervisi pengs ,aran apabila dilaksanakan secara efektif akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kinerja guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang pengaruh sistem pengawasan pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran terhadap kualitas kineija guru sekolah dasar.
Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Data diperoleh melalui angket/kuesioner, wawancara, studi dokumentasi dan studi bibliografi. Dianalisis secara kuant:+atif.
Hasil penelitian menunjukkan pengawas dan kepala sekolah belum optimal memahami peranannya sebagai supervisor pengajaran, melaksanakan supervisi pengajaran melalui prosedur pelaksanaan supervisi pengajaran yang telah ditetapkan yaitu perencanaan/persiapan, pelaksanaan dan evaluasi atau tindak lanjut, disamping itu pula masih terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi pengawas dan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi. Kemampuan guru pun baik dilihat dari kemampuan profesional, kemampuan pribadi maupun kemampuan
sosial belum optimal.
Kondisi diatas didukung oleh temuan lain yaitu pelaksanaan supervisi pengajaran baik secara parsial maupun bersama-sama antara kepala sekolah dan pengawas mempengaruhi kualitas kinerja guru secara signifikan. Agar peningkatan kualitas kinerja guru lebih baik. Direkomendasikan dalam pelaksanaan supervisi pengajaran perlu ada peningkatan yaitu persiapan dilakukan dengan pihak yang disupervisi, pelaksanaan harus lebih mengutamakan pembinaan secara individual dari pada kolektif/kelompok dan kegiatan tindak lanjut harus dilaksanakan segera setelah kegiatan supervisi pengajaran. Begitu pula karena ilmu pengetahuan dan teknologi setiap hari terus berkembang, maka guru diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuannya
PENERAPAN MODEL PERENCANAAN PARTISIPATIF BAGI EFEKTIVITAS PENCAPAIAN TUJUAN PELATIHAN PAMONG BELAJAR SKB: Studi Kasus Di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Barat
Ketenagaan di lingkungan Ditjen Diklusepora dari tingkat pusat sampai daerah
mempunyai peranan yang strategis dalam mengemban visi dan misi Diklusepora
"unggul dalam kreativitas dan prima dalam pelayanan masyarakat" oleh karena itu
tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pelaksanaan program-program PLS sangat
dipengaruhi oleh kualitas ketenagaan di lingkungan Ditjen Diklusepora. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan model perencanaan
partisipatif bagi efektivitas pencapaian tujuan pelatihan pamong belajar SKB di BPKB
Jawa Barat, untuk memperoleh gambaran tersebut penelitian ini mengajukan empat
pertanyaan yaitu : 1) Bagaimana penerapan perencanaan partisipatif pada penyusunan
perencanaan pelatihan pamong belajar di BPKB ?, 2) Bagaimana penerapan perencanaan
partisipatif pada pelaksanaan pelatihan pamong belajar di BPKB?, 3) Bagaimana
penerapan perencanaan partisipatif pada evaluasi program pelatihan pamong belajar di
BPKB?, 4) Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang mempengaruhi penerapan
perencanaan partisipatif pada pelatihan pamong belajar diBPKB?
Sebagai bahan kajian dan dasar pijakan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang ada, dalam penelitian ini merujuk pada bahan-bahan pustaka, guna membahas
teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti, antara lain Manajemen
pendidikan luar sekolah, Teori perencanaan pelatihan, Teori tentang kepelatihan, Teori
tentang efektivitas.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif,
yaitu menuturkan dan menafsirkan data, kemudian dianalisis serta diinterpretasi
berdasarkan data yang didapat dari kasus tersebut. Data digali dan dikumpulkan dengan
teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis dengan cara
reduksi data, display data, dan verifikasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan,,
peneliti melakukan penggalian informasi dari informan seperti dalam pendekatan
antropologi yaitu mengadakan wawancara dengan manusia sumber {human resources),
manusia kunci {key person) antara lain kepala BPKB Jawa Barat, tim pengembang
program, panitia pelatihan, fasilitator dan peserta pelatihan pamong belajar. Untuk
keperluan triangulasi, peneliti memanfaatkan pula para informan, yaitu mereka yang
dipandang dapat memberikan informasi penting terhadap masalah yang diteliti.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa; 1) Pamong belajar sebagai calon
peserta pelatihan sudah terlibat dalam proses penyusunan perencanaan program
pelatihan. 2) Rekrutmen pamong belajar sebagai calon peserta pelatihan berdasarkan
persyaratan yang ditentukan oleh penyelenggara belum seluruhnya tepat. 3) Belum
semua fasilitator membuat program kegiatan pembelajaran dan penguasaan terhadap
metode pelatihan. 4) Evaluasi terhadap program pelatihan pamong belajar yang
dilakukan oleh penyelenggara, hanya sampai pada tahap input, proses, output,
sedangkan evaluasi dampak pelatihan belum dilakukan. 5) Penerapan perencanaan
partisipatif pada pelatihan pamong belajar dipengaruhi berbagai faktor baik internal
maupun eksternal.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain 1)
Proses penyusunan perencanaan pelatihan yang mendukung tercapainya pelaksanaan
pelatihan pamong belajar adalah perumusan tujuan pelatihan, penyusunan desain
program pelatihan, kurikulum pelatihan, instrumen evaluasi pelatihan, penerapan
prinsip-prinsip pembelajaran, pelaksanaan evaluasi program pelatihan, 2) Tujuan yang
telah dirumuskan dalam proses perencanaan program pelatihan pamong belajar sudah
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pamong belajar maupun jajaran Diklusepora
dalam melayani kebutuhan masyarakat tentang PLS. 3) Langkah awal yang dilakukan
oleh tim pengembang program sebelum menyusun perencanaan program pelatihan
pamong belajar adalah identifikasi dan pengkajian kebutuhan. 4) Komponen kurikulum
pelatihan pamong belajar sudah dikembangkan sampai sub pokok bahasan, tujuan
instruksional, alokasi waktu, metode, media dan evaluasi. 5) Kelima prinsip
pembelajaran telah dapat diterapkan dan mendukung proses pelaksanaan pelatihan
pamong belajar. 6) Evaluasi program pelatihan pamong belajar pada tahap proses dan
output dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan perencanaan program pelatihan
pamong belajar yang akan datang. 7) Dalam proses penyusunan perencanaan pelatihan
pamong belajar dipengaruhi berbagai faktor baik internal maupun eksternal dan kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi. 8) Berbagai upaya BPKB untuk memperbaiki dan
mengembangkan kualitas pamong belajar dilakukan melalui pelatihan, bimbingan
teknis, lokakarya, studi banding.
Berkenaan dengan temuan dan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat
dikemukanan beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1) Macam-macam kebutuhan yang
telah diidentifikasi oleh tim pengembang program pada tahap persiapan perencanaan
pelatihan pamong belajar, hendaknya benar-benar dipergunakan sebagai dasar
penyusunan perencanaan program pelatihan pamong belajar. 2) Keikutsertaan pamong
belajar sebagai peserta pelatihan dalam pengambilan keputusan, proses penyusunan
desain program pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi program pelatihan adalah
penting dan perlu mendapat perhatian. 3) Mengingat pelatihan merupakan salah satu
strategi perbaikan dan pengembangan kualitas pamong belajar, untuk itu diperlukan
tenaga pengembang program yang tekun, ulet, terampil, memiliki kemampuan, maka
hendaknya tenaga fungsional BPKB berusaha terus menerus meningkatkan dan
mengembangkan diri. 4) Penyelenggara pelatihan dalam melakukan evaluasi program
pelatihanpamongbelajar, hendaknya tidak terbatas hanyapada tahap input, proses, out
put saja, akan tetapi sampai pada out-come. 5) SKB sebagai lembaga pengirim peserta
pelatihan, dalam pemilihan dan penentuan calon peserta pelatihan hendaknya dilakukan
secara obyektif dan transparan. 6) Pamong belajar yang telah mengikuti pelatihan,
hendaknya benar-benar menerapkan hasil pelatihan di SKB masing-masing dan
menularkan kepada teman sejawat pamong belajar. 7) Fasilitator dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara kuantitatif menunjukkan kinerja yang produktif,
sedangkan secara kualitatif masih kurang. 8) Dalam penyusunan perencanaan program
pelatihan pamong belajar, penyelenggara sudah melibatkan berbagai unsur terkait, untuk
itu hendaknya lebih ditingkatkan lagi
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA RAJA DI KELAS V SDN MARGAJAYA KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG
Pembelajaran Penjaskes merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang lebih luas.Tujuan itu meliputi aspek kesehatan, kebugaran, keterampilan motorik, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral. Kegiatan pendidikannya dilakukan melalui aktivitas jasmani, baik melalui kegiatan olahraga maupun permainan Penjas lainnya. Jadi dalam pelaksanaannya pun harus dilakukan dengan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik.
Berdasarkan pengamatan awal ternyata pelaksanaan Penjas di SDN Margajaya belum begitu baik, karena minimnya sarana dan prasarana bagi siswa untuk belajar, terutama dalam pembelajaran bola voli pada gerak dasar passing atas.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada yaitu dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Action Research. peneliti mencoba meningkatkan pembelajaran gerak dasar passing atas bola voli melalui permainan bola raja di kelas V SDN Margajaya Kecamatan Tanjungsari.
Hasil penelitian pada tahap perencanaan siklus I mencapai 75,8% dan belum mencapai target yang ditentukan. Pada siklus II hasil yang dipeoleh adalah 89,8%, dan dilanjutkan pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100%.
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya. Siklus I diperoleh persentase sebesar 73%, pada siklus II persentase sebesar 85,3% atau naik 12,3% dari siklus I. kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan.
Pada aktivitas siswa siklus I sampai siklus III pun mengalami peningkatan,pada siklus I sebesar 54% siswa kriteria baik, siklus II naik menjadi 71%, dan siklus III naik kembali menjadi 92%.
Berdasarkan data hasil tes praktek passing atas bola voli yang telah dilaksanakan, diperoleh persentase hasil belajar siswa siklus I mencapai 12 siswa (50%) yang tuntas atau bertambah 4 siswa dari data awal yang berjumlah 8 siswa (33%). Pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 19 orang siswa (79,2%) bertambah 7 siswa dari siklus I. kemudian pada siklus III siswa yang tuntas berjumlah 23 orang siswa (95,8%) atau bertambah 4 siswa dari siklus II.
Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan tes passing atas bola voli, dapat disimpulkan bahwa permainan bola raja dapat meningkatkan pembelajaran passing atas bola voli siswa kelas V SDN Margajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERDISIPLINER Di KELAS II SEKOLAH DASAR
Pengembangan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Interdisipliner
Di Kelas Dua Sekolah Dasar
Prihantini
Tujuan penelitian uu adalah untuk mmg studi Bahasa Indonesia berfungsi
menghasilkan produk desain model sebagai organiser prinsipal, sedangkan
pembelajaran dengan pendekatan bidang studi pendukung adalah Matematika,
interdisipliner agar dapat diterapkan dalam ppKn Kerajinan Tangan dan Kesenian.
pembelajaran di Sekolah Dasar. Masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut: (1)
apakah guru mampu mengimplementasikan
pendekatan interdisipliner dalam proses
pembelajaran; (2) kesulitan-kesulitan apa
yang dihadapi guru apabila pendekatan
interdisipliner diterapkan di Sekolah Dasar;
(3) model desain pendekatan interdisipliner
yang manakah yang dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa di Sekolah Dasar.
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian adalah research and development.
Lokasi penelitian di Gugus Cibatu II
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi,
dengan subyek penelitian guru SD kelas dua
dan siswa SD kelas dua. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara (1) studi
dokumentasi; (2) observasi proses
pembelajaran sebelum dan selama uji coba
model; (3) wawancara dengan guru selaku
partner pengembangan model; dan (4) tes
hasil belajar siswa setelah uji coba model.
Data hasil penelitian dianalisis secara
kualitatif untuk hasil observasi dan
wawancara, sedangkan hasil tes dianalisis
dengan uji-tpretes-postes satukelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
(1) guru memiliki kemampuan dasar yang
dapat dikembangkan menjadi keterampilan
yang diperlukan dalam melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan
interdisipliner; (2) kesulitan utama guru
adalah dalam hal merencanakan desain
model, khususnya dalam menemukan
keterkaitan materi bidang studi yang akan
diintegrasikan; (3) pendekatan interdisipliner
dapat memperbaiki proses pembelajaran dan
memberikan dampak positif terhadap hasil
belajar siswa; (4) model pembelajaran
dihasilkan melalui uji coba sebanyak dua
kali putaran yang terdiri dari enam tahap uji
coba, putaran pertama terdiri dari dua tahap
uji cobadan putaran kedua terdiri dari empat
tahap uji cob
PEMBINAAN SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWIRASWASTAAN MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN: Studi Kasus tentang Pembinaan Usaha Peningkatan Perdapatan Keluarga Akseptor-Keluarga Berencana Berstatus Sosial Ekonomi Rendah di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk
kegiatan penyuluhan dalam pembinaan sikap dan keterampilan
kewiraswastaan bagi pengusaha UPPKA berstatus sosiai ekonomi
rendah, upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan
kewiraswastaan, tingkat keberhasilan pembinaan, faktor yang
berpengaruh dalam pembinaan serta pengaruh pembinaan
kewiraswastaan terhadap peningkatan kesejahteraan keiuarga.
Metode penelitian yang digunakan adalah- pendekatan
kualitatif dengan cara studi kasus. Pengumpulan data
dilakukan melalui teknik : observasi , wawancara, studi
dokumentasi dan studi pustaka dengan subjek penelitian
sebanyak 6 pengusaha UPPKA .dilengkapi dengan informan lain
yang relevan.Analisis data menggunakan pendekatan studi PLS.
Hasi1 peneli tian menunj uk kan bahwa : C1D .Pembi naan
sikap dan keterampilan kewiraswastaan bagi pengusaha CUPPKA}
berstatus sosiai ekonomi rendah melalui penyuluhan dilakukan
dalam bentuk pengarahan yang terprogram dan bimbingan yang
berkelanjutan. Model pembinaan yang diterapkan adalah
"empowering process". Sifat pembelajaran merupakan stimulasi
untuk menumbuhkan kemampuan pengusaha mencapai tujuan
belajar Ianjutan secara mandiri. Kegiatan belajar secara
formal dilakukan dalam bentuk kelompok melalui cara saling
membelajarkan / tukar pengalaman dan tanya jawab. Komponen
pembelajaran terdiri dari masukan sarana, masukan mentah,
masukan lingkungan, proses, keluaran dan masukan lain yang
memiliki hubungan secara fungsional. C2D. Upaya pengusaha
selaku warga belajar dalam mengembangkan kemampuan
kewiraswastaannya adalah mengubah cara hidup sebagai petani
Cburuh taniD menjadi pengusaha yang menuntut kemampuan
dinamis, progresif dan produktif. Pengembangan kemampuan
dilakukan melalui cara-cara : pengamatan, bertanya, peniruan
dan pengalaman sendiri. C3D. Hasil pembinaan kewiraswastaan
melalui penyuJuhan menunjukkan adanya 3 kategori kemampuan
pengusaha UPPKA, yakni pengusaha yang sangat responsif,
cukup responsif dan kurang responsif terhadap pembinaan.
Akan tetapi kualitas kewiraswastaan pengusaha masih
bersifat sederhana. Untuk menciptakan hal-hal baru,
manajemen usaha yang efisien, sebagai ciri wiraswasta kurang
dilakukan. C4D . Keber hasil an pembinaan kewiraswastaan melalui
penyuluhan dipengaruhi olen berbagai faktor pendukung, yakni
:pendekatan dan strategi yang digunakan, kredibilitas
pembina, kondisi lingkungan sosiai dan lingkungan alam,
pinjaman dana usaha; serta faktor penghambat : kompetensi
penyuluh, kondisi internal pengusaha dan faktor yang
bersifat teknis dalam pengembangan produksi dan pemasaran
usaha. C5D. Pembinaan kewiraswastaan melalui penyuluhan
berpengaruh secara positif terhadap peningkatan
kesejahteraan keiuarga, antara lain ditunjukkan dengan
peningkatan kemampuan untuk menghasilkan produksi sekitar
5-10 kali lipat dari kemampuan awal
KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR DALAM MATA KULIAH MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : Studi Deskriptif-Analitik pada Mahasiswa STAIN Pontianak
One of subject matters that serve to form of professional attitude of Islam
teacher is materials of Islam teaching (MPAI). Theoretically, the ability students to
achieve the objectives of learning in that subject matter is also affected by student
characteristics him/her self, such as learning style, attitude and learning habits and
activities which student conducted in responding teaching strategy usedby lecturer in
teaching-learning process. Themain objective of this research wasto find out the degree of contribution
of learning style, attitude and learning habits and activities which student conducted
in responding teaching strategy used by lecturer in teaching-learning process on
student achievement in the MPAI, especially in STAIN Pontianak.
Descriptive method in the ex-post facto design was used in this research
study. Data were collected by GEFT (Group Embedded Figures Test) to measure
learning style,SSHA(Survey of Study Habits and Attitudes) to measure attitudes and
learning habits, and attitude-scaling of questioner to measure students activities in
responding teaching strategy used by lecturer in teaching-learning process.
Documentation was also used in this research to collected the data of students
achievement in MPAI. The research results indicated that student achievement in the MPAI was
significantly affected directly by student activities in responding teaching strategy
used by lecturer in teaching-learning process (32,8%), while student activity itself
was directly affected by learning styles, and attitude and learning habits. Contribution
of learning style on student activities was 25,1%, while attitude and learning habits
contributed 58,0% on student activities. Student achievement in the MPAI
significantly affected by learning style (27,9%), while attitude and learning habits did
not affect. Even attitude and learning habits did not directly affect students
achievements in MPAI through students activities in responding teaching strategy
used by lecturer (19%). The research result suggested to lecturer ofthe MPAI to give more attention
on student characteristics, especially on learning styles, attitude and learning habits. It
also suggested to whom wants to conduct a research related to developing teacher
professional attitudes to explore more student characteristicthan this research study.
Salah satu mata kuliah yang berfungsi membentuk sikap professional guru
Pendidikan Agama Islam adalah mata kuliah Materi Pendidikan Agama Islam. Secara
teoretis, keberhasilan mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran mata kuliah
ini ikut ditentukan oleh karakteristik mahasiswa itu sendiri, di antaranya berupa gaya
belajar, sikap dan kebiasaan belajar serta aktivitas yang mereka lakukan dalam
merespon strategi pembelajaran yang digunakan dosen dalam perkuliahan.
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menemukan besarnya
konstribusi gaya belajar, sikap dan kebiasaan belajar serta kualitas pembelajaran
terhadap keberhasilan belajar mahasiswa pada mata kuliah Materi Pendidikan Agama
Islam di STAIN Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk expost facto.
Untuk menjaring data yang diperlukan sesuai dengan variabel penelitian, digunakan
instrument penelitian berupa: GEFT (Group Embedded Figures Test) untuk
mengukur gaya belajar field dependent-field independent, SSHA (Survey ofStudy
Habits and Attitudes) untuk mengukur sikap dan kebiasaan belajar, serta kuesioner
berbentuk skala sikap untuk mengukur aktivitas mahasiswa dalam strategi
pembelajaran langsung pada mata kuliah Materi Pendidikan Agama Islam.
Temuan penelitian ini adalah bahwa aktivitas mahasiswa dalam strategi
pembelajaran langsung pada mata kuliah Materi Pendidikan Agama Islam ikut
ditentukan secara langsung oleh faktor gaya belajar (field dependent-field
independent) sebesar 25,1% dan faktor sikap dan kebiasaan belajar sebesar 58%.
Sedangkan keberhasilan belajar (prestasi akademik) mata kuliah Materi Pendidikan
Agama Islam ikut ditentukan oleh gaya belajar (field dependent-field independent)
sebesar 27,9%, sikap dan kebiasaan belajar mahasiswa tidak memberikan pengaruh
langsung terhadap keberhasilan belajar mahasiswa dalam mata kuliah Materi
Pendidikan Agama Islam. Pengaruh tak langsung sikap dan kebiasaan belajar
mahasiswa melalui variabel aktivitas mahasiswa dalam strategi pembelajaran
langsung terhadap keberhasilan belajar (prestasi akademik) mata kuliah Materi
Pendidikan Agama Islam adalah signifikan sebesar 19%. Kadar aktivitas mahasiswa
dalam strategi pembelajaran langsung juga ikut mempengaruhi secara langsung
keberhasilan belajar mahasiswa sebesar 32,8%. Kepada dosen pengampu mata kuliah Materi Pendidikan Agama Islam
direkomendasikan antara lain agar memperhatikan karakteristik mahasiswa berupa
gaya belajar, sikap dan kebiasaan belajar dalam pelaksanaan proses perkuliahan.
Beberapa hal yang terkait dengan pengembangan penelitian ini disarankan kepada
penelitian yang Iain