Satya Wacana Christian University

Institutional Repository of Satya Wacana Christian University
Not a member yet
    14518 research outputs found

    Peran Katekisasi Dalam Pembentukan Identitas Diri Berdasarkan Iman Kristen Bagi Pemuda di Gerakan Pemuda GPIB Tamansari Salatiga

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran katekisasi dalam pembentukan identitas diri berdasarkan dasar penghayatan Iman Kristen sebagaimana yang teruraikan dalam pemahaman iman GPIB pada pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga. Untuk kepentingan pengolahan data yang dibutuhkan, maka peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data ditempuh melalui wawancara yang dilakukan kepada beberapa informan, diantaranya Ketua Majelis Jemaat, para peserta katekisasi (katekisan) tahun 2024 dan beberapa warga sidi jemaat untuk memperoleh data yang relevan tentang peran katekisasi dalam pembentukan identitas diri pemuda di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga. Fokus penelitian terletak pada katekisasi reguler yang dilakukan pada usia remaja akhir menuju dewasa, yaitu kategori rentang usia yang signifikan dalam pembentukan identitas diri. Dengan begitu, gereja sudah tepat menyelenggarakan katekisasi di kategori rentang usia yang secara psikis memerlukan panduan dalam pembentukan jati diri sehingga katekisasi hadir dalam memperlengkapi setiap orang melewati fase “krisis” atau pencarian jati diri dengan menemukan jawaban yang benar sesuai dasar penghayatan Iman Kristen. Lebih jauh, hasil penelitian menunjukkan bahwa katekisasi berperan penting dalam membantu memahami siapa diri mereka di hadapan Allah, apa yang menjadi tujuan mereka hadir di tengah dunia, dan tugas yang mereka dapatkan sebagai ciptaan Allah. Dengan mengetahui hal tersebut, para katekisan dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna. Secara nyata, katekisasi memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter, rasa percaya diri dan kesadaran nilai diri katekisan. Demikian halnya, pemahaman yang benar akan iman kepada Yesus Kristus mendorong katekisan termasuk warga sidi jemaat untuk memiliki sikap hidup yang mencerminkan teladan Yesus kepada diri sendiri dan sesama, sebab katekisan dan warga sidi jemaat menghayati melalui penjelasan materi katekisasi bahwa seluruh ciptaan berharga bagi Allah. Selain itu, proses katekisasi yang terstruktur dan dialogis tidak hanya memberikan pengajaran doktrinal, tetapi juga mengedepankan interaksi kolaboratif yang memungkinkan katekisan aktif mengeksplorasi dan mengerti materi yang diajarkan, sehingga katekisasi lebih dari sekedar sarana pembelajaran secara kognitif yang menyasar kepemilikan pengetahuan, tetapi juga menjadi proses pembelajaran yang menolong para katekisan menghayati dan mewujudkan pemahaman iman Kristen sebagaimana teruraikan dalam pemahaman iman GPIB di tengah kehidupan nyata. Dengan demikian, katekisasi menjadi sarana strategis dalam membentuk individu yang berintegritas sesuai nilai-nilai Iman Kristen

    Pengaruh Media Puppy Mobile Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Olimpiade SMP di Salatiga Pada Teorema Pythagoras

    Get PDF
    Pengkonstruksian konsep merupakan hal penting untuk mencapai pemahaman konsep yang lebih utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya dampak yang signifikan dari penggunaan media pembelajaran digital berbasis konstruktivis yaitu Puppy Mobile terhadap pemahaman konsep siswa olimpiade SMP di Salatiga akan Teorema Pythagoras. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain one-group pretest-posttest design. Pemahaman konsep diukur dengan metode tes. Instrumen berupa 7 soal yang disusun atas 3 indikator pemahaman konsep. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon untuk masing-masing indikator dan uji Paired T-test untuk pemahaman konsep secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pemahaman konsep yang signifikan dengan posttest lebih baik daripada pretest baik untuk masing-masing indikator maupun secara keseluruhan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran Puppy Mobile memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pemahaman konsep siswa olimpiade SMP di Salatiga pada materi Teorema Pythagoras. Berdasarkan simpulan tersebut maka disarankan bagi guru untuk dapat menggunakan media Puppy Mobile sebagai media dalam menstimulus siswa membangun konsep Teorema Pythagoras

    Relevansi Dukungan Sosial terhadap Koping Strategi Religius dan Kebermaknaan Hidup: Studi Kasus pada Remaja Disabilitas Fisik di Kefamenanu

    No full text
    Pada umumnya, secara psikososial individu dengan disabilitas fisik menunjukan sikap rendah diri, cemas, agresif, merasa tidak pantas, merasa bersalah, karena gambaran tubuh yang dimilikinya. Oleh karena itu, dukungan sosial dapat meningkatkan cara individu dalam menghadapi suatu persoalan dan berkurangnya stress melalui perhatian yang diperoleh. Demikian pula dengan penggunaan strategi koping yang dipengaruhi oleh dukungan sosial bagi individu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis relevansi dukungan sosial terhadap pemilihan koping strategi religius dalam mencapai kebermaknaan hidup remaja dengan disabilitas fisik. Wawancara mendalam dilakukan terhadap tiga partisipan dan anggota keluarga yang direkrut melalui teknik purposive sampling dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode menentukan responden yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menunjukan bahwa dukungan sosial dan penggunaan strategi koping religius memiliki dampak positif pada kepercayaan diri partisipan dan memiliki relevansi terhadap kebermaknaan dimana terjadi penerimaan diri. Selain mendapatkan dukungan sosial, memiliki penghayatan dan penerapan religiusitas menjadi faktor yang dapat berpengaruh pada makna hidup partisipan. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang diperoleh semakin tinggi pula makna hidup remaja. Begitu pula dengan semakin tinggi pemahaman atau nilai keyakinan terhadap religiusitas, maka akan berpengaruh pada partisipan yakni semakin tinggi makna hidup yang dimiliki

    Analisis Penerimaan Pengguna E-SinaARE Berdasarkan Model UTAUT

    Get PDF
    E-SinaARE adalah aplikasi yang digunakan untuk menyampaikan aspirasi kepada anggota atau pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam dalam proses pengambilan keputusan di Kabupaten Bengkayang. Tingkat keterlibatan masyarakat dalam menggunakan aplikasi ini masih rendah, yang mengindikasikan adanya hambatan dalam penerimaan teknologi ini di sana. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penerimaan pengguna E-SinaARE berdasarkan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Pemilihan sampel menggunakan teknik snowball sampling karena data pengguna E-SinaARE tidak diketahui. Total responden penelitian ini 100 orang. Analisis data menggunakan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performance expectancy dan effort expectancy tidak berpengaruh terhadap behavioral intention pengguna E-SinaARE, sementara social influence dan facilitating conditions terbukti berpengaruh positif terhadap behavioral intention. Korelasi positif social influence dan facilitating conditions terhadap behavioral intention penguna E-SinaARE, berarti semakin kuat dukungan sosial dan semakin memadai kondisi pendukung, semakin besar niat untuk menggunakan E-SinaARE. Oleh sebab itu, pemerintah Kabupaten Bengkayang, perlu lebih fokus pada peningkatan dukungan sosial dan penyediaan kondisi yang memadai untuk penggunaan E-SinaARE, seperti menggiatkan kegiatan sosialisasi dan pelatihan, serta kampanye tentang pentingnya menggunakan aplikasi ini dan manfaatnya bagi masyarakat, agar partisipasi masyarakat dalam menggunakan E-SinaARE meningkat

    Designing a Visual Novel Game as a Media for Introducing Body Positivity to Adolescent Girls

    No full text
    Citra tubuh merupakan cara pandang seseorang terhadap tubuhnya, meliputi persepsi diri dan penilaian orang lain terhadap bentuk dan ukuran tubuh. Ketika masa pubertas, remaja, khususnya perempuan mulai mengalami perubahan hormon dan tubuh yang membuatnya terlalu peduli dengan kritik mengenai penampilan fisik. Selain itu dengan adanya standar kecantikan yang beredar di umum, tak jarang perempuan mendapatkan perlakuan body shaming dari orang sekitarnya, hal ini mempengaruhi apakah remaja akan memiliki citra tubuh positif atau negatif. Untuk mengedukasi remaja perempuan, body positivity termasuk salah satu gerakan penerimaan diri, namun gerakan ini lebih sering dikenalkan secara verbal oleh seorang influencer di Indonesia. Penelitian ini membahas tentang pentingnya gerakan body positivity untuk diterapakan kepada remaja perempuan melalui media visual novel. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang game visual novel sebagai sarana edukasi mengenai body positivity dengan interaktif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan mix method dan Linear Strategy.Body image is the way a person perceives their body, including self-perception and others' judgment of body shape and size. During puberty, adolescent girls begin to experience hormonal and body changes that make them overly concerned with criticism about physical appearance. In addition, with publicized beauty standards, it is common for girls to be body shamed by those around them, which affects whether they will have positive or negative body image. To educate adolescent girls, body positivity is one of self-acceptance movements, but this movement often introduced verbally by an influencer in Indonesia. This research discusses the importance of body positivity movement to be applied to adolescent girls through visual novel media. The purpose of this research is to design a visual novel game as a means of education about body positivity interactively. The research method used is descriptive with a mix method approach and Linear Strategy

    Evaluasi Pengimplementasian Program P5 Pada Fase B di SD Negeri Salatiga 03 Menggunakan Discrepancy Evaluation Model

    Get PDF
    Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk menanamkan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengimplementasian P5 pada Fase B di SD Negeri Salatiga 03 menggunakan model Discrepancy Evaluation Model (DEM). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis diskriptif persentase. Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket sebagai metode utama. Teknik wawancara dan observarsi digunakan sebagai crosscheck jika diperlukan dan terdapat keraguan terhadap data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini melibatkan subjek meliputi kepala sekolah, guru serta peserta didik kelas IV A dan IV B SD Negeri Salatiga 03, dengan totoal 56 orang. Hasil penelitian membuktikan bahwa program P5 telah diimplementasikan dengan optimal. Aspek desain, instalasi, proses dan produk hasil program dinilai sangat baik dan dinyatakan hampir tidak ada kesenjangan. Hal tersebut ditunjukkan dalam persentase kesenjangan pada aspek desain dengan persentase 0%, aspek instalasi 0,02%, aspek proses 0,02% dan aspek produk 0,01%.Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) is part of the implementation of the Merdeka Curriculum which aims to student character in accordance with the Pancasila values. This study aims to evaluate the implementation of P5 in Phase B at Salatiga 03 State Elementary Schol using the Discrepancy Evaluation Model (DEM). The method used in this research is quantitative with a percentage descriptive analysis technique. Data collection was conducted using questionnaires as the primary method. Interview and observation techniques were used as a cross-check if needed and if there were doubts about the collected data. This study involved subjects including the principal, teachers and students of class IV A and IV B of SD Negeri Salatiga 03, with a total of 56 participants. The results prove that the P5 program has been optimally implemented. The design, installation, process and product aspects of the program are rated as excellent and stated that there were almost no gaps. This is shown in the percentage of gaps in the design aspect with a percentage of 0%, the installation aspect of 0.02%, the process aspect of 0.02% and the product aspect of 0.01%

    Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada RSUD Manokwari

    Get PDF
    This research aims to analyze the internal control system (ICS) of cash receipts at RSUD Manokwari and its impact on the efficiency of financial management, with a primary focus on the identification of fraud risks. This research uses a qualitative descriptive method, comparing data from interviews, observations, and documentation with the effective ICS concept according to COSO. The current cash receipt method applied at RSUD Manokwari still relies on manual processes, especially through the use of the General Cash Book (BKU) and Deposit Certificate (STS). The research results indicate that the internal control system (ICS) for cash receipts at RSUD Manokwari has not fully met the effective ICS criteria, thereby potentially posing fraud risks and cash management inefficiencies.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengendalian internal (SPI) penerimaan kas di RSUD Manokwari dan dampaknya terhadap efisiensi pengelolaan keuangan, dengan fokus utama pada identifikasi risiko kecurangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, membandingkan data dari wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan konsep SPI efektif menurut COSO. Metode penerimaan kas yang diterapkan saat ini di RSUD Manokwari masih mengandalkan proses manual, terutama melalui penggunaan Buku Kas Umum (BKU) dan Surat Tanda Setor (STS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal (SPI) atas penerimaan kas di RSUD Manokwari belum sepenuhnya memenuhi kriteria SPI yang efektif, sehingga berpotensi menimbulkan risiko kecurangan dan inefisiensi pengelolaan kas

    Eating Behavior and Nutritional Status in Elementary School Children in Terban Village

    Get PDF
    Masalah gizi yang rentan terjadi pada anak-anak yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih salah satunya disebabkan oleh perilaku makan yang tidak tepat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perilaku makan dan status gizi pada anak sekolah dasar di Desa Terban. Peneliitan ini dilakukan bulan September-Desember 2024 di SD N 3 Terban, Kudus dengan jumlah Anak 50 anak. Pengumpulan data untuk mengukur status gizi menggunakan perilaku makan menggunakan antropometri dilakukan dengan mengukur TB dan BB kemudian dihitung berdasarkan nilai z-score, untuk perilaku makan menggunakan kuesioner Children’s Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ), dan untuk dietary menggunakan Recall 2 x 24 jam dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Hasil penelitian pada food approach menunjukkan sebanyak (56%) pada (FR), (52%) pada (EF), (48%) pada (DD) memilih kategori kadang-kadang, dan (46%) pada (EOE) memilih kategori jarang. Pada food avoidant menunjukkan sebanyak (48%) pada (SR), (50%) pada (EUE), (72%) pada (FF) memilih kategori kadang-kadang dan (58%) pada (SE) memilih kategori jarang. Status gizi anak menujukkan sebagaian besar memiliki status gizi normal yaitu laki-laki sebanyak (55,6%) dan perempuan (60,9%). Tingkat kecukupan energi menunjukkan asupan zat gizi makro sebagian besar Anak masuk ke dalam kategori normal, yaitu energy 42 Anak, protein 38 Anak, lemak 40 Anak, dan karbohidrat 30 Anak. Asupan zat gizi mikro sebagian Anak masuk ke dalam kategori kurang zat besi 25 Anak dan kalsium 50 Anak. Sementara frekuensi makan paling sering dikonsumsi berdasarkan SQ-FFQ makanan pokok adalah beras giling putih atau nasi (3,00), lauk nabati adalah tempe (0,80), lauk hewani adalah telur ayam (0,74), sayur-sayuran adalah bayam (0,46), dan buah-buahan adalah pisang (0,17). Kesimpulan adalah sebagian besar perilaku makan anak pada food approach dan food avoidant kategori kadang-kadang, status gizi mayoritas berada pada kategori gizi normal, asupan zat gizi makro berada pada kategori normal dan asupan zat gizi mikro sebagian besar kurang. Sedangkan pada SQ-FFQ paling sering dikonsumsi yait nasi, tempe, telur ayam, bayam dan pisang.Nutritional problems that are prone to occur in children are undernutrition and overnutrition, one of which is caused by improper eating behavior. The purpose of this study is to identify eating behavior and nutritional status in elementary school children in Terban Village. This research was carried out in September-December 2024 at SD N 3 Terban, Kudus with a total of 50 Anakts. Data collection to measure nutritional status using eating behavior using anthropometry was carried out by measuring TB and BB and then calculated based on z-score values, for eating behavior using the Children's Eating Behaviour Questionnaire (CEBQ), and for diet using 2 x 24 hours Recall and Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). The results of the study on food approach showed that as many as (56%) in (FR), (52%) in (EF), (48%) in (DD) chose the occasional category, and (46%) in (EOE) chose the rare category. On food avoidant, it showed that as many as (48%) of (SR), (50%) on (EUE), (72%) on (FF) chose the occasional category and (58%) on (SE) chose the rare category. The nutritional status of children shows that most of them have normal nutritional status, namely males (55.6%) and females (60.9%). The level of energy adequacy showed that the intake of macronutrients for most Anakts fell into the normal category, namely energy 42 Anakts, protein 38 Anakts, fat 40 Anakts, and carbohydrates 30 Anakts. The intake of micronutrients for some Anakts was in the category of iron deficiency for 25 Anakts and calcium for 50 Anakts. While the most frequently consumed meal frequency based on SQ-FFQ is white milled rice or rice (3.00), vegetable side dishes are tempeh (0.80), animal side dishes are chicken eggs (0.74), vegetables are spinach (0.46), and fruits are bananas (0.17). The conclusion is that most of the children's eating behavior in the food approach and food avoidant categories sometimes, the majority of nutritional status is in the normal nutrition category, macronutrient intake is in the normal category, and micronutrient intake is mostly lacking. Meanwhile, in SQ-FFQ, rice is most often consumed, namely rice, tempeh, chicken eggs, spinach, and bananas

    Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Terhadap Pengelolaan Limbah B3 (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 61/Pid.Sus /2015/Pn Unr Jo Putusan Nomor 162 / Pid.Sus / 2016 / Pt Smg).

    Get PDF
    Penelitian ini ingin membahas tentang pertanggungjawaban pidana korporasi PT.Starlight Garment terkait pengelolaan limbah b3. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan perUndang-Undangan yang berlaku. Dengan pendekatan kasus yang dilakukan dengan menelaah kasus yang terkait dengan isu hukum yang sedang dihadapi dan merupakan putusan berkekuatan tetap. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah sumber bahan hukum primer yang terdiri dari peraturan perUndang-Undangan tentang pengeolaan lingkungan hidup dan bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku, jurnal hukum, dan internet. Hasil kajian menunjukan bahwa tentang pertanggungjawaban korporasi dalam pengelolaan limbah b3 belum dilakukan oleh PT.Starlight Garment. Di Indonesia masih banyak terjadi kegiatan-kegiatan yang dapat merusak lingkungan. Contohnya dumping yang merupakan kegiatan membuang, menempatkan, atau memasukkan limbah atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan menelaah kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar peserta didik kelas IV di SD Kanisius Bedono melalui model Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang di mana masing-masing siklus terdapat dua pertemuan. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik masih dalam kategori rendah yaitu dengan rata-rata 58 dan hanya terdapat 12,5% peserta didik yang mampu mencapai KKTP. Namun, saat pelaksanaan siklus II terjadi peningkatkan dengan rata-rata nilai kemampuan berpikir kritisnya menjadi 84,5% dan 95,8% peserta didik yang mampu mencapai KKTP, karena pada siklus II penerapan model Problem Based Learning (PBL) lebih tersturktur. Model Problem Based Learning (PBL) mampu mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam berdiskusi secara berkelompok, mengidentifikasi dan memecahkan masalah nyata, serta saling bertukar pikiran dengan teman sekelas. Penelitian ini menjelaskan betapa pentingnya menggunakan model pembelajaran yang inovatif karena untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis di usia sekolah dasar. Peneliti berharap, sekolah dapat menerapkan model PBL secara konsisten untuk menambah pengalaman lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.The purpose of this study is to enhance and ezamine the critical thinking skills and learning outcomes of fourth-grade student at SD Kanisius Bedono through the Problem-Based Learning (PBL) model in the Pancasila Education subject. This research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of two meetings. The observation students at SD Kanisius Bedono through the Problem-Based Learning (PBL) model in the Pancasila Education subject. This research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of two meetings. The observations in the first cycle indicated that students' critical thinking skills were still in the low category, with an average score of 58, and only 12.5% of students were able to achieve the Minimum Mastery Criteria (KKTP). However, in the second cycle, there was an improvement, with the average critical thinking skill score increasing to 84.5%, and 95.8% of students successfully reaching the KKTP, due to a more structured implementation of the Problem-Based Learning (PBL) model in this cycle. The PBL model effectively encouraged students to actively engage in group discussions, identify and solve real-world problems, and exchange ideas with their classmates. This study highlights the importance of using innovative learning models to improve the quality of education, particularly in enhancing critical thinking skills at the elementary school level. The researcher hopes that schools will consistently implement the PBL model to provide students with a more meaningful and enjoyable learning experience

    12,514

    full texts

    14,518

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Institutional Repository of Satya Wacana Christian University is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇