16 research outputs found

    Anger and disgust shape judgments of social sanctions across cultures, especially in high individual autonomy societies

    Get PDF

    Perceptions of the appropriate response to norm violation in 57 societies

    Get PDF
    An Author Correction to this article: DOI: 10.1038/s41467-021-22955-x.Norm enforcement may be important for resolving conflicts and promoting cooperation. However, little is known about how preferred responses to norm violations vary across cultures and across domains. In a preregistered study of 57 countries (using convenience samples of 22,863 students and non-students), we measured perceptions of the appropriateness of various responses to a violation of a cooperative norm and to atypical social behaviors. Our findings highlight both cultural universals and cultural variation. We find a universal negative relation between appropriateness ratings of norm violations and appropriateness ratings of responses in the form of confrontation, social ostracism and gossip. Moreover, we find the country variation in the appropriateness of sanctions to be consistent across different norm violations but not across different sanctions. Specifically, in those countries where use of physical confrontation and social ostracism is rated as less appropriate, gossip is rated as more appropriate.Peer reviewe

    Anger and disgust shape judgments of social sanctions across cultures, especially in high individual autonomy societies

    Get PDF
    When someone violates a social norm, others may think that some sanction would be appropriate. We examine how the experience of emotions like anger and disgust relate to the judged appropriateness of sanctions, in a pre-registered analysis of data from a large-scale study in 56 societies. Across the world, we find that individuals who experience anger and disgust over a norm violation are more likely to endorse confrontation, ostracism and, to a smaller extent, gossip. Moreover, we find that the experience of anger is consistently the strongest predictor of judgments of confrontation, compared to other emotions. Although the link between state-based emotions and judgments may seem universal, its strength varies across countries. Aligned with theoretical predictions, this link is stronger in societies, and among individuals, that place higher value on individual autonomy. Thus, autonomy values may increase the role that emotions play in guiding judgments of social sanctions

    Pengaruh Conscientiousness Terhadap Kecenderungan Konfrontasi Pada Pelanggar Norma Yang Dimoderasi Oleh Tightness-Looseness

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh conscientiousness terhadap kecnderungan norma pada pelanggar norma yang dimoderatori oleh tightness-looseness. Hipotesis pada penelitian ini diantaranya (1) Conscientiousness memiliki pengaruh terhadap kecenderungan individu untuk melakukan konfrontasi saat terjadinya pelanggaran norma Individu dengan kecenderungan conscientiousness yang tinggi akan cenderung melakukan konfrontasi ketika terjadi pelanggaran norma (2) Korelasi antara conscientiousness dengan kecenderungan konfrontasi akan menguat ketika keketatan norma sosial cenderung ketat (tight), sedangkan korelasi antara conscientiousness dengan kecenderungan konfrontasi akan melemah ketika keketatan norma sosial cenderung longgar (loose). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei online dengan responden terdiri dari 300 yang dengan rentang umur 18-55 tahun dan datang dari berbagai daerah di Indonesia. Pengumpulan data conscientiousness menggunakan skala BFI yang diadaptasi oleh Ramdhani konfrontasi menggunakan skala dari penelitian “International study of meta-norms” dari Eriksson, dan tightness-looseness menggunakan skala Gelfand’s tightness dari penelitian yang sama. Hasil analisis dengan metode bootstrap regression dengan bootstrap sebanyak 5000 sampel (iteration) dari total sampel n=300 menunjukkan bahwa conscientiousness tidak memiliki pengaruh terhadap kecenderungan konfrontasi (p >0,05). Tightness-looseness juga gagal memoderatori model penelitian ini. Hasil ini bisa dipengaruhi oleh persebaran populasi penelitian (96%) berdiam di Pulau Jawa, dimana kultur dari masyarakat Jawa sangat lekat dengan emosi sungkan

    Pengalaman religius sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan

    No full text
    Pengalaman religius sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran dan pemaparan secara luas dengan berbagai latar belakang, ide, konsep serta gagasan yang melatar belakangi penciptaanya, guna pengembangan penciptaan lukisan yang lebih inspiratif lagi kedepannya

    Profil Klinis dan Pemeriksaan Penunjang pada Penyakit Kawasaki

    No full text
    Latar belakang. Penyakit Kawasaki (PK) merupakan vaskulitis akut sistemik yang mempunyai predileksi pada arteri koroner terutama bayi dan anak balita. Kejadian 20%-40% kasus PK yang tidak diobati akan mengalami kelainan arteri koroner. Masalah PK di Indonesia saat ini masih banyak underdiagnosis dan terlambat didiagnosis, serta beberapa kasus overdiagnosis. Tujuan. Mengetahui profil klinis dan pemeriksaan penunjang PK pada anak di Indonesia. Metode: Penelitian deskriptif potong lintang. Data diperoleh dari rekam medis pasien berusia 0-18 tahun dengan diagnosis PK selama satu tahun di tiga rumah sakit di Jakarta dan Tangerang. Hasil. Didapatkan 66 subjek yang sesuai dengan diagnosis PK, 77% berusia balita dengan usia tersering 1-2 tahun. Anak lelaki dan perempuan berbanding 2:1. Seluruh subjek mengalami demam dengan gambaran klinis paling sering adalah perubahan bibir dan rongga mulut, seperti eritema, bibir pecah-pecah, lidah stroberi, dan eritema difus mukosa orofaring (100%); ruam polimorfik (89%); dan injeksi konjungtiva tanpa eksudat (88%). Gambaran klinis paling jarang adalah limfadenopati servikal unilateral (53%). Anemia dan leukositosis sering terjadi pada fase akut, sedangkan trombositosis mulai terjadi pada minggu kedua. Peningkatan LED dan CRP terjadi pada fase akut, tetapi pada 15% subjek peningkatan LED tidak disertai oleh peningkatan CRP atau sebaliknya. Hipoalbuminemia terjadi pada 70% subjek. Gambaran infiltrat pada foto toraks didapatkan 71% subjek. Aneurisma arteri koroner pada ekokardiografi saat awal diagnosis didapatkan 30% subjek. Sebagian besar merupakan aneurisma kecil, 3% aneurisma sedang, dan 1% aneurisma raksasa. Kesimpulan. Gambaran klinis sering selain demam adalah perubahan bibir dan rongga mulut, ruam polimorfik, dan injeksi konjungtiva tanpa eksudat, sedangkan yang jarang adalah limfadenopati servikal unilateral. Pemeriksaan LED dan CRP sebaiknya dilakukan bersamaan untuk mendukung diagnosis. Hipoalbuminemia dan gambaran infiltrat pada foto toraks mungkin dapat dipertimbangkan sebagai alat bantu diagnosis PK, namun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya
    corecore