186 research outputs found

    Implementasi pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi guru jenjang SD di Kecamatan Samarinda Seberang

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi guru di Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan 22 responden (41,51%) implementasi PKB dari unsur pengembangan diri pada kategori baik sampai amat baik yaitu pada rentang 81 - 100. Sedangkan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari unsur publikasi ilmiah dan karya inovatif sebanyak 52 responden (98,12%) dengan kategori kurang sampai cukup pada rentang 0-80. Hal ini menunjukkan bahwa, guru belum dapat memenuhi angka kredit yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dari pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Terdapat 1 responden (1,89%) yang telah memenuhi angka kredit dari pengembangan keprofesian berkelanjutan dan memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat. Pelaksanaan PKB berdampak pada keterlambatan kenaikan pangkat bagi guru yaitu sebanyak 43 responden (81,13%) dengan masa kerja golongan lebih dari 5 tahun belum dapat mencukupi angka kredit pengembangan keprofesian dari unsur pengembangan diri dan publikasi ilmiah (karya inovatif). Kendala yang paling dominan implementasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah: 1) guru sekolah dasar di Kecamatan Samarinda Seberang belum pernah Pelatihan PKB; 2) kegiatan Pendidikan dan latihan terbatas; 3) tidak mengajukan usul penilaian angka kredit; dan 4) belum membuat publikasi ilmiah/karya inovatif

    NOVEL MIMI LAN MINTUNA KARYA REMY SYLADO: Sebuah Analisis Struktural

    Get PDF
    Basrani Dwiningsih. C0202016. 2010. Novel Mimi Lan Mintuna Karya Remy Sylado: Sebuah Analisis Struktural. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah fakta cerita dalam novel Mimi Lan Mintuna yang terdiri atas alur, tokoh, dan latar?, (2) Bagaimanakah sarana sastra yang terdapat dalam novel Mimi Lan Mintuna?, (3) bagaimanakah tema dalam novel Mimi Lan Mintuna? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan fakta cerita dalam novel Mimi Lan Mintuna yang terdiri atas alur, tokoh dan penokohan, dan latar, (2) mendeskripsikan sarana sastra dalam novel Mimi lan Mintuna, (3) mengungkapkan tema dalam novel Mimi Lan Mintuna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan struktural. Objek dalam penelitian ini adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana sastra dalam novel Mimi Lan Mintuna. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Mimi Lan Mintuna karya Remy Sylado dengan tebal 284 halaman, diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Maret 2007, sebagai cetakan pertama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, fakta cerita yang terdiri atas alur, tokoh, dan latar. Novel ini mempunyai alur progresif. Dalam novel ini terdapat beberapa tokoh bawahan, dan beberapa tokoh utama, yaitu Indayati dan Petruk sebagai tokoh utama protagonis dan Sean PV sebagai tokoh utama antagonis. Latar dalam novel ini dibedakan menjadi latar tempat, waktu, sosial serta atmosfir. Latar tempat yang dominan meliputi, Gunungpati, Manado, dan Bangkok, sedangkan latar tempat lain adalah Muntilan dan Semarang. Latar waktu meliputi pagi, siang, sore, dan malam. Latar sosial yaitu masyarakat Jawa, tepatnya masyarakat Gunungpati, masyarakat Manado, masyarakat Bangkok. Atmosfir terdiri atas putusasa, sedih, senang, kaget, marah dan takut. Kedua, sarana sastra yang terdiri atas judul, sudut pandang, dan gaya dan tone. Judul Mimi Lan Mintuna merupakan makna dari novel itu sendiri, yaitu sepasang suami istri harus meniru Mimi Lan Mintuna yang selalu hidup bersama-sama dan rukun. Sudut pandang yang digunakan dalam novel Mimi Lan Mintuna adalah sudut pandang orang ketiga tak terbatas. Gaya yang digunakan dalam novel Mimi Lan Mintuna adalah bentuk kalimat sederhana, kalimat tanya, menggunakan pencitraan indra pendengaran dan penglihatan, gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa simile dan metafora, serta menggunakan berbagai bahasa daerah dan asing. Tone yang digunakan oleh pengarang adalah dramatis, romantis dan eksotis. Ketiga, tema dalam novel ini adalah kekuatan cinta mampu mengalahkan segalanya

    Borneo, Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur volume XI, nomor 1, Juni 2017

    Get PDF
    1. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Bermain Peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 2 Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur Anti 2. Hasil Evaluasi Kegiatan Bimtek Guru Sasaran Implementasi Kurikulum 2013 Jenjang SMP di Klaster SMPN 9 Samarinda tahun 2017 Dalyana 3. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 4 Balikpapan Melalui Penerapan Model Pembelajaran ProbingPromting Dwi Eka Kartika 4. Meningkatkan Keterampilan Back Roll Dalam Senam Lantai Pada Siswa Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 4 Balikpapan Melalui Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Topo Suprianto 5. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas VI-A SD Negeri 004 Balikpapan Barat Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Guided Note Taking Setiawati 6. Mewujudkan Kantin Sehat SMK Negeri 4 Balikpapan Melalui Manajemen Mutu Perbaikan Berkesinambungan (Kaizen) Mujad 7. Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Materi Pembelajaran Norma Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Marang Kayu Sri Purwaningsih 8. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Reproduksi Tumbuhan Melalui Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Rantau Pulung Rahmida 9. Implementasi Kurikulum 2013 Jenjang Sekolah Dasar Di Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara Suharman 10. Implementasi Pengembangan Keprofesian (PKB) Bagi Guru Jenjang SD Di Kecamatan Samarinda Seberang Kaolan dan Basrani 11. Meningkatkan Kemampuan Guru Kimia SMA Dalam Merencanakan Pembelajaran Kimia Berbasis Model Pembelajaran Melalui Pelatihan Kurikulum 2013 Jenjang SMA Tahun 2016 Wiwik Setiawati 12. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Membaca Peta Lingkungan Setempat Melalui Model TGT Pada Siswa Kelas IV-C SD B\Negeri 002 Balikpapan Barat Hj. Sri Rusilawati 13. Peta Mutu Pendidikan Kota Samarinda Sebagai Hasil Bimbingan Teknis Pemetaan Mutu Yang Berkelanjutan Tentang Aplikasi PMP Tahun 2016 Zaimatus Sa’ida 14. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pendidikan dan Pelatihan Wahyuni 15. Pengaruh Lembar Kerja Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru PPKN Peserta Diklat Kurikulum 2013 Di LPMP Kalimantan Timur Tahun 2016 Ahmad Husaini 16. Membangun Budaya Mutu Satuan Pendidikan Melalui Penerapan Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) untuk Pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur Samodro 17. Efektifitas Metode Pendampingan pada Pelatihan Sekolah Model Pendidikan Karakter Implementasi Kurikulum 2013 terhadap Pembinaan dan Peningkatan Kompetensi Guru Emy Juwarni 18. Evaluasi Kegiatan Diklat Pembuatan Butir Soal Ujian Nasional (UN) Jenjang SMP/M.Ts. Kabupaten Kutai Timur Tahun 2017 Tendas Teddy Soesilo 19. Peningkatan Hasil belajar PKn Peserta Didik Materi Menjaga Keutuhan Negara Indonesia Melalui Metode Make A match Kelas V SD Negeri 012 Balikapapan Barat Rini Tut

    Periapical Inflammation Affecting Coronally-inoculated Dog Teeth with Root Fillings Augmented by White MTA Orifice Plugs

    Get PDF
    Placement of orifice plugs has been suggested to augment the seal of conventional root canal fillings. This study assessed in vivo the efficacy of white mineral trioxide aggregate (MTA) plugs in preventing periapical inflammation subsequent to coronal inoculation of root-filled teeth. The two-rooted mandibular premolars of six beagle dogs were conventionally prepared and filled with gutta-percha and sealer. A white MTA orifice plug was placed into one canal in each tooth. Pulp chambers were inoculated with plaque except for 12 teeth (negative control), and restored. Radiographs were taken at regular intervals. At 10 months, dogs were killed and jaw blocks processed for histology. None of the roots revealed radiographic or histologic evidence of severe inflammation. Mild inflammation was observed in 17% and 39% of the roots with and without an orifice plug, respectively (McNemar, p > 0.05). Without development of severe inflammation, the seal augmentation efficacy of MTA orifice plugs could not be determined.http://www.sciencedirect.com/science/article/B82X7-4HTKDRJ-4/1/e66ff096349fc9e67875bd1796a948b

    Sentencing disparities in rape: a legal review / Wan Amalina Hamizah Wan Zaidi 
 [et al.]

    Get PDF
    Rape is a serious sexual crime and it is a growing problem in Malaysia. It degrades the human's value and demarcates women's dignity. In Malaysia, although harsh punishment have been provided for rapist, these set of sanctions are not compulsory in nature. It is the discretionary powers of the court in punishing the offenders. Thus, sentencing disparities emerged in consequences of different approaches used by courts. This study intends to review the sentencing disparities in rape offence in Malaysia as to what extend does the court departed from statutory sanction laid down in Penal Code for rape offence. Other than that, this study also analyzes the different approaches used by the states of Virginia and Minnesota in handling this issue. For this purpose, the relevant provisions in the Penal Code Act 574 are reviewed and judgments given by the courts are also taken for analyzing the factors sentencing disparities. There are loopholes in the existing laws that can be improved in order for the court to achieve consistencies in giving sentence to the rapist. A sentencing guideline is proposed as a recommendation from our team

    Evaluation of cyclic fatigue resistance of modern Nickel–Titanium rotary instruments with continuous rotation

    Get PDF
    Abstract Aim The aim of present study was to compare cyclic fatigue resistance of three modern Ni–Ti instruments used with continuous rotation. Materials and methods For this study 3 groups of rotating instruments with continuous rotation (HyFlex EDM, Twisted File Adaptive, Revo S SU) have been used, each group consisted of 20 files. The various groups were subjected to cyclic fatigue testing through an artificial metal device. A statistical analysis with Kruskal–Wallis test and Mann–Whitney test was performed. Results There were statistically significant differences between the three groups. The HyFlex EDM instruments have a fracture resistance slightly higher than the Twisted file and far higher than Revo S SU. Conclusions Modern Ni–Ti alloys increase resistance of the rotating instruments to cyclic fatigue

    Outcome of non-surgical re-treatment

    Get PDF
    The purpose of this review was to critically analyze the relevant literature in order to synthesize an overview on the clinical outcomes (radiographically judged periapical healing and tooth survival) following root canal re‐treatment and the factors influencing them. A further aim was to explain the findings on the basis of current knowledge and understanding. The relevant literature was captured and critiqued using the principles of a systematic review. The data were classified into a coherent structure for analyses and presentation but are not presented as a systematic review; rather, the authors have chosen a narrative style to enable integration of the clinical outcomes with relevant findings from laboratory and animal studies. Overall, the outcomes were similar to those for teeth undergoing primary treatment with common factors influencing the outcomes. The major differences between the outcomes of primary and secondary root canal (re‐)treatment reside only in the ability to predictably access and negotiate the root canal system to the (residual) apical infection. The data offer a very favorable prognosis for non‐surgical root canal re‐treatment performed to guideline standards

    The use of calcium hydroxide, antibiotics and biocides as antimicrobial medicaments in endodontics

    Get PDF
    Bacteria have been implicated in the pathogenesis and progression of pulp and periapical diseases. The primary aim of endodontic treatment is to remove as many bacteria as possible from the root canal system and then to create an environment in which any remaining organisms cannot survive. This can only be achieved through the use of a combination of aseptic treatment techniques, chemomechanical preparation of the root canal, antimicrobial irrigating solutions and intracanal medicaments. The choice of which intracanal medicament to use is dependent on having an accurate diagnosis of the condition being treated, as well as a thorough knowledge of the type of organisms likely to be involved and. their mechanisms of growth and survival. Since the disease is likely to have been caused by the presence of bacteria within the root canal, the use of an antimicrobial agent is essential. Many medicaments have been used in an attempt to achieve the above aims, but no single preparation has been found to be completely predictable or effective. Commonly used medicaments include calcium hydroxide, antibiotics; non-phenolic biocides, phenolic biocides and iodine compounds. Each has advantages and disadvantages, and further research is required to determine which is best suited for root canal infections
    • 

    corecore