86 research outputs found

    Pengaruh Kemampuan Berpikir Statistik Terhadap Kreativitas Berpikir Siswa Dalam Matematika (Studi Kasus Di Kelas XI IPA Man 2 Kota Cirebon )

    Full text link
    Kreativitas merupakan suatu hal yang jarang sekali diperhatikan dalam proses pembelajaran matematika. Guru biasanya menempatkan logika lebih tinggi dan menganggap kreativitas hal yang tidak penting dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Ibu Nunung (Seorang Guru bidang Matematika di MAN 2 Kota Cirebon), menyatakan bahwa “mayoritas siswa mengerti ketika guru menerangkan materi dan contoh soal.Ketika siswa diberikan soal yang sedikit berbeda, mereka pun agak kesulitan menjawabnya”. Hal ini dikarenakan kemampuan kreativitas berpikir siswa dalam memanipulasi matematika masih sangat kurang, akibatnya siswa kurang berkesempatan untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyelesaikan soal matematika secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, a) Bagaimana kemampuan berpikir statistik siswa dalam menyelesaikan soal matematika. b) Bagaimana kreativitas berpikir siswa untuk menyelesaikan soal matematika. c) Apakah terdapat pengaruh kemampuan berpikir statistik terhadap kreativitas berpikir siswa dalam matematika.Kemampuan berpikir statistik merupakan salah satu fokus pembelajaran matematika yang diharapkan mampu menumbuhkembangkan kreativitas siswa dalam belajar matematika. Kreativitas berpikir berarti kemampuan yang mengarah pada penemuan ide-ide baru melalui pendekatan baru dan berpikir fleksibel dalam memecahkan masalah secara mudah dengan menekankan pada aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), kebaruan (originality), dan keterincian (elaboration).Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, sedangkan metode penelitiannya menggunakan metode ex- post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 2 Kota Cirebon yang berjumlah 290 siswa, sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil satu kelas dari tujuh kelas yaitu kelas XI IPA 2 yang berjumlah 34 siswa sebagai sampel penelitian. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian. Setelah data diperoleh, kemudian data dianalisis secara deskriptif dan dilakukan pengujian statistik berupa uji regresi.Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data menggunakan software SPSS 16.0, diperoleh rata-rata tes kemampuan berpikir statistik siswa sebesar 65,29, yang tergolong kriteria cukup dan rata-rata tes kreativitas berpikir matematika siswa sebesar 70,96 tergolong kategori kreatif, yang artinya siswa mampu menunjukkan berbagai macam penyelesaian meskipun tidak dengan cara yang berbeda. Persamaan regresi yang dihasilkan yaitu dengan koefisien determinasi sebesar 37,8%. Hal ini diartikan bahwa pengaruh kemampuan berpikir statistik terhadap kreativitas berpikir siswa sebesar 37,8%, sedangkan sisanya 62,2% ditentukan oleh faktor lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini

    Pengaruh Penerapan Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Di SMP Nurul Halim Widasari Kabupaten Indramayu)

    Full text link
    Di dalam proses pembelajaran matematika, siswa sangat dilibatkan sehingga Perubahan tingkah laku siswadiarahkan pada peningkatan kemampuan dalam mempelajari matematika. Mempelajari matematika harusteratur dan memperhatikan hubungan keterkaitan dengan materi yang mendasari serta harus memperhatikankemampuan sebagai individu sehingga penyajian ide atau konsep matematika yang baru didasarkan padapengalaman sebelumnya.. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untukmengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran aktif tipe quiz team terhadap prestasi belajarmatematika. Selain itu untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran aktif tipe quiz teampada pelajaran matematika; dan untuk prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruangsisi datar. Penerapan teknik belajar aktif cenderung meminimalkan persoalan pengelolaan kelas yang acapkalimenyulitkan guru yang terlalu mengandalkan metode ceramah dan diskusi kelompok besar atau diskusi kelas.Dalam konteks penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Siswa kelas VIII SMP Nurul Halim tahun pelajaran2010 / 2011, Sampel diambil dari populasi dengan purposive sampling. Dengan pertimbangan peneliti, makayang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B. Sebelum menganalisis data, dilakukan terlebihdahulu uji prasyarat analisis yaitu dengan menguji normalitas, dilanjutkan dengan uji independent dankelinieran regresi, uji koefisien korelasi dan yang terakhir uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwapenerapan pembelajarn aktif tipe quiz team mendapat respon kategori sedang yaitu sebesar (53,33%) darisiswa. Dari hasil tes prestasi belajar matematika diperoleh nilai rata – rata yaitu 71,67 dan nilai tersebutdiatas KKM yaitu sebesar 65. Selain itu dari hasil pengujian statistik diperoleh persamaan regresi = 18.905 +0.792 x. Persamaan tersebut mengandung arti bahwa prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bangunruang sisi datar bertambah atau meningkat dengan 0,792 kali penerapan pembelajaran aktif. Besar pengaruhditunjukan dengan koefisien determinasi yaitu sebesar = 61,8 %, Hal ini berarti 61,8 % prestasi belajar siswapada kelas eksperimen dipengaruhi oleh penerapan pembelajaran aktif tipe quiz team, sedangkan sisanya yaitusebesar 38,2 % dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai lebih kecil dari σyang digunakan yaitu (0.01) atau 0.000 < 0.01, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruhantara penerapan pembelajaran aktif tipe quiz team terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasanbangun ruang sisi datar

    Analisis Kecerdasan Logis Matematis Dan Kecerdasan Linguistik Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPA Ma Mafatihul Huda)

    Get PDF
    Ketika konsep Multiple Intelligences ditarik dalam ranah pendidikan, paradigma pendidikan pun mengalami banyak koreksi. Hampir mayoritas pendidikan di sekolah sekarang ini cenderung kurang menghargai seluruh potensi para peserta didiknya. Konsep Multiple Intelligences yang menitikberatkan pada ranah keunikan selalu menemukan kelebihan setiap siswa. Lebih jauh lagi, konsep ini percaya bahwa tidak ada siswa yang bodoh sebab setiap siswa pasti memiliki minimal satu kelebihan. Namun sekolah tradisional biasanya hanya melihat dari kecerdasan intelektualnya saja. Karena kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan dengan proses kognitif (menulis, membaca, menghafal, menghitung dan menjawab). Kecerdasan ini dikenal dengan kecerdasan rasional karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah, penilaian kecerdasan dapat dilakukan melalui tes IQ, karena dengan tes IQ dapat dilihat tingkat kecerdasan intelektual seseorang. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Adapun jenis masalah yang penulis kaji adalah masalah komparatif yaitu akan membandingkan atau membedakan rata-rata kecerdasan logis matematis dan kecerdasan linguistik antara siswa laki-laki dengan perempuan. Keyword

    Efektivitas Berpikir Kreatif Matematika Antara Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Project Based Learning Dengan Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Work Based Learning Pada Pokok Bahasan Geometri Di Kelas X SMA Negeri 5 Cirebon

    Full text link
    Pendidikan khususnya dalam bidang matematika kini sedang mengalami permasalahan yaitu pembelajaran matematika masih menggunakan metode pembelajaran ekspositori yang membuat siswa merasa jenuh sehingga hasilnya tidak maksimal. Sedangkan dalam belajar diperlukan inovasi, salah duanya adalah penggunaan metode pembelajaran, seperti metode Project Based Learning dan metode Work Based Learning.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas berpikir kreatif matematika siswa antara yang menggunakan metode Project Based learning dengan yang menggunakan metode Work Based Learning pada pokok bahasan geometri di kelas X SMA Negeri 5 Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, populasi yang diteliti adalah semua kelas X di SMA Negeri 5 Cirebon tahun ajaran 2014/2015, sampel yang diambil adalah kelas X7 dan X8 dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil independent-sample t test yaitu diperoleh nilai sebesar 0,410 dan nilai signifikansi sebesar 0,683 maka diperoleh sebesar 1,998 dengan demikian maka (0,410 < 1,998). Dengan taraf signifikansi = 0,05 sedangkan nilai signifikans yang diperoleh adalah 0,683 maka nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,683 > 0,05. Ini berarti diterima. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan berpikir kreatif matematika siswa antara yang menggunakan metode Project Based Learning dengan yang menggunakan metode Work Based Learning, yang berarti bahwa penggunaan kedua metode tersebut efektif dalam segi kuantitas dan waktu, tetapi dalam segi kualitas metode Project Based Learning memberikan efek yang lebih baik, hal ini bisa dilihat dari pencapaian nilai yang memenuhi KKM sebesar 78,06 %

    Epidemiology of injuries from fire, heat and hot substances : global, regional and national morbidity and mortality estimates from the Global Burden of Disease 2017 study

    Get PDF
    Background Past research has shown how fires, heat and hot substances are important causes of health loss globally. Detailed estimates of the morbidity and mortality from these injuries could help drive preventative measures and improved access to care. Methods We used the Global Burden of Disease 2017 framework to produce three main results. First, we produced results on incidence, prevalence, years lived with disability, deaths, years of life lost and disability-adjusted life years from 1990 to 2017 for 195 countries and territories. Second, we analysed these results to measure mortality-to-incidence ratios by location. Third, we reported the measures above in terms of the cause of fire, heat and hot substances and the types of bodily injuries that result. Results Globally, there were 8 991 468 (7 481 218 to 10 740 897) new fire, heat and hot substance injuries in 2017 with 120 632 (101 630 to 129 383) deaths. At the global level, the age-standardised mortality caused by fire, heat and hot substances significantly declined from 1990 to 2017, but regionally there was variability in age-standardised incidence with some regions experiencing an increase (eg, Southern Latin America) and others experiencing a significant decrease (eg, High-income North America). Conclusions The incidence and mortality of injuries that result from fire, heat and hot substances affect every region of the world but are most concentrated in middle and lower income areas. More resources should be invested in measuring these injuries as well as in improving infrastructure, advancing safety measures and ensuring access to care.Peer reviewe

    Interaction of Pattern Recognition Receptors with Mycobacterium Tuberculosis.

    Get PDF
    Tuberculosis (TB) is considered a major worldwide health problem with 10 million new cases diagnosed each year. Our understanding of TB immunology has become greater and more refined since the identification of Mycobacterium tuberculosis (MTB) as an etiologic agent and the recognition of new signaling pathways modulating infection. Understanding the mechanisms through which the cells of the immune system recognize MTB can be an important step in designing novel therapeutic approaches, as well as improving the limited success of current vaccination strategies. A great challenge in chronic disease is to understand the complexities, mechanisms, and consequences of host interactions with pathogens. Innate immune responses along with the involvement of distinct inflammatory mediators and cells play an important role in the host defense against the MTB. Several classes of pattern recognition receptors (PRRs) are involved in the recognition of MTB including Toll-Like Receptors (TLRs), C-type lectin receptors (CLRs) and Nod-like receptors (NLRs) linked to inflammasome activation. Among the TLR family, TLR1, TLR2, TLR4, and TLR9 and their down-stream signaling proteins play critical roles in the initiation of the immune response in the pathogenesis of TB. The inflammasome pathway is associated with the coordinated release of cytokines such as IL-1β and IL-18 which also play a role in the pathogenesis of TB. Understanding the cross-talk between these signaling pathways will impact on the design of novel therapeutic strategies and in the development of vaccines and immunotherapy regimes. Abnormalities in PRR signaling pathways regulated by TB will affect disease pathogenesis and need to be elucidated. In this review we provide an update on PRR signaling during M. tuberculosis infection and indicate how greater knowledge of these pathways may lead to new therapeutic opportunities

    The burden of unintentional drowning : global, regional and national estimates of mortality from the Global Burden of Disease 2017 Study

    Get PDF
    Background Drowning is a leading cause of injury-related mortality globally. Unintentional drowning (International Classification of Diseases (ICD) 10 codes W65-74 and ICD9 E910) is one of the 30 mutually exclusive and collectively exhaustive causes of injury-related mortality in the Global Burden of Disease (GBD) study. This study's objective is to describe unintentional drowning using GBD estimates from 1990 to 2017. Methods Unintentional drowning from GBD 2017 was estimated for cause-specific mortality and years of life lost (YLLs), age, sex, country, region, Socio-demographic Index (SDI) quintile, and trends from 1990 to 2017. GBD 2017 used standard GBD methods for estimating mortality from drowning. Results Globally, unintentional drowning mortality decreased by 44.5% between 1990 and 2017, from 531 956 (uncertainty interval (UI): 484 107 to 572 854) to 295 210 (284 493 to 306 187) deaths. Global age-standardised mortality rates decreased 57.4%, from 9.3 (8.5 to 10.0) in 1990 to 4.0 (3.8 to 4.1) per 100 000 per annum in 2017. Unintentional drowning-associated mortality was generally higher in children, males and in low-SDI to middle-SDI countries. China, India, Pakistan and Bangladesh accounted for 51.2% of all drowning deaths in 2017. Oceania was the region with the highest rate of age-standardised YLLs in 2017, with 45 434 (40 850 to 50 539) YLLs per 100 000 across both sexes. Conclusions There has been a decline in global drowning rates. This study shows that the decline was not consistent across countries. The results reinforce the need for continued and improved policy, prevention and research efforts, with a focus on low- and middle-income countries.Peer reviewe

    The burden of unintentional drowning: Global, regional and national estimates of mortality from the Global Burden of Disease 2017 Study

    Get PDF
    __Background:__ Drowning is a leading cause of injury-related mortality globally. Unintentional drowning (International Classification of Diseases (ICD) 10 codes W65-74 and ICD9 E910) is one of the 30 mutually exclusive and collectively exhaustive causes of injury-related mortality in the Global Burden of Disease (GBD) study. This study's objective is to describe unintentional drowning using GBD estimates from 1990 to 2017. __Methods:__ Unintentional drowning from GBD 2017 was estimated for cause-specific mortality and years of life lost (YLLs), age, sex, country, region, Socio-demographic Index (SDI) quintile, and trends from 1990 to 2017. GBD 2017 used standard GBD methods for estimating mortality from drowning. __Results:__ Globally, unintentional drowning mortality decreased by 44.5% between 1990 and 2017, from 531 956 (uncertainty interval (UI): 484 107 to 572 854) to 295 210 (284 493 to 306 187) deaths. Global age-standardised mortality rates decreased 57.4%, from 9.3 (8.5 to 10.0) in 1990 to 4.0 (3.8 to 4.1) per 100 000 per annum in 2017. Unintentional drowning-associated mortality was generally higher in children, males and in low-SDI to middle-SDI countries. China, India, Pakistan and Bangladesh accounted for 51.2% of all drowning deaths in 2017. Oceania was the region with the highest rate of age-standardised YLLs in 2017, with 45 434 (40 850 to 50 539) YLLs per 100 000 across both sexes. __Conclusions:__ There has been a decline in global drowning rates. This study shows that the decline was not consistent across countries. The results reinforce the need for continued and improved policy, prevention and research efforts, with a focus on low-and middle-income countries

    Mapping 123 million neonatal, infant and child deaths between 2000 and 2017

    Get PDF
    Since 2000, many countries have achieved considerable success in improving child survival, but localized progress remains unclear. To inform efforts towards United Nations Sustainable Development Goal 3.2—to end preventable child deaths by 2030—we need consistently estimated data at the subnational level regarding child mortality rates and trends. Here we quantified, for the period 2000–2017, the subnational variation in mortality rates and number of deaths of neonates, infants and children under 5 years of age within 99 low- and middle-income countries using a geostatistical survival model. We estimated that 32% of children under 5 in these countries lived in districts that had attained rates of 25 or fewer child deaths per 1,000 live births by 2017, and that 58% of child deaths between 2000 and 2017 in these countries could have been averted in the absence of geographical inequality. This study enables the identification of high-mortality clusters, patterns of progress and geographical inequalities to inform appropriate investments and implementations that will help to improve the health of all populations
    corecore