18 research outputs found
PREFERENSI KECOAK AMERIKA Periplaneta americana (L.) (Blattaria : Blattidae) TERHADAP BAITING GEL
Kecoak eriplaneta amricana merupakan jenis kecoak yang paling banyak terdapat di lingkungan permukiman di Indonesia. Kecoak bsa menjadi vektor mekanik berbagai patogen seperti jamur, virus, bakteri dan protozoa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan preferensi Periplaneta americana terhadap baiting gel komersial berbahan aktif imidaklorprid (BTX) dan fipronil (MFF). Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Entomologi FKM Universitas Diponegoro. Desain penelitian yang digunakan adalah Ekserimen murni menggunakan olfactometer dengan pengulan sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan menggunakan t-test independent (a=0,05). Hasil pengamatan menunjukan bahwa preferensi pada stadium nimfa Periplaneta americana tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap baiting gel BTX dan MFF dengan p value 0,710. Begitu juga pada stadium imago Periplaneta americana tidak ada perbedaan preferensi yang signifikan terhadap baiting gel BTX dan MFF dengan p value 0,849. Baiting gel lebih menarik dan efektif digunakan untuk pengendalian kecoa amerika dewasa dibandingkan nimfa.
Kata Kunci: prefrensi, kecoa, baiting ge
STRATEGI PUSTAKAWAN DALAM MEWUJUDKAN LAYANAN PRIMA DI PERPUSTAKAAN SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN
Perpustakaan dilingkungan pendidikan memegang peranan penting sebagai pusat sumber belajar dan mendukung proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendalamkan pemahaman terhadap startegi pustakawan dalam mewujudkan layanan prima di Perpustakaan SMK Muhammadiyah Cangkringan. Melalui pendekatan kualitatif dan wawancara langsung dengan pustakawan berinisial P. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi strategi yang melibatkan optimalisasi kompetensi pustakawan, koordinasi dengan guru, analisis kepuasa pemustaka, dan optimalisasi sarana prasarana perpustakaan. Strategi pustakwan tidak hanya berfokus pada aspek teknis, melainkan juga memperhatikan interpersonal dan responsive terhadap kebutuhan pemustaka. Pengelolaan koleksi bukan sekedar penyediaan buku, tetapi juga respondibilitas terhadap perubahan kurikulum. Evaluasi kepuasan pemustaka menjadi instrument vital dalam meningkatkan kualitas layanna. Optimimalisasi sarana prasarana mencakup penciptaan lingkungan yang mendukung kreativitas dan kolaborasi
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PUSKESMAS CILACAP SELATAN II KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016
Penyakit Demam Berdarah Dengue yang selanjutnya disebut DBD adalah salah satu penyakit menularyang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari seorang penderita kepada orang lain melalui gigitannyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah antaralain hubungan tempat penampungan air, keberadaan pakaian menggantung, suhu rumah, kelembaban rumah dancurah hujan dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah puskesmas Cilacap Selatan IIKabupaten Cilacap Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional desain studicase control. Sampel kasus adalah semua kasus penderita DBD di wilayah Puskesmas Cilacap Selatan II daribulan Januari sampai bulan Mei 2016 (30 kasus). Sampel kontrol adalah tetangga yang tidak menderita DBDdengan kriteria jenis kelamin yang sama dan umur yang tidak jauh berbeda (± 2 bulan) dengan penderita denganjarak rumah radius ± 100 m (30 kontrol). Hasil penelitian dari 30 penderita, 20 % terdapat TPA, 56,7 % terdapatpakaian menggantung di dalam kamar rumah responden, 80 % suhu memenuhi syarat, 100 % kelembaban rumahmemenuhi syarat. Tidak ada hubungan TPA dengan kejadian DBD, tetapi menjadi faktor risiko. Tidak adahubungan keberadaan pakaian menggantung dengan kejadian DBD dan merupakan faktor risiko. Suhu rumahberhubungan tetapi nilai batas bawah kurang dari 1 dan dianggap tidak ada hubungan. Kelembaban rumah tidakberhubungan dengan kejadian DBD karena semua responden mendapatkan paparan yang sama (konstan). Curahhujan berhubungan dengan kejadian DBD dengan curah hujan tinggi meningkatkan jumlah kasus DBD.Kesimpulan penelitian ini adalah curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD karena berpotensi menimbulkanbanyak genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk. Penelitian ini bersifat lemah karena sampel kontrolyang diambil tidak mampu menguatkan kasus
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PUSKESMAS CILACAP SELATAN II KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016
Penyakit Demam Berdarah Dengue yang selanjutnya disebut DBD adalah salah satu penyakit menularyang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari seorang penderita kepada orang lain melalui gigitannyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah antaralain hubungan tempat penampungan air, keberadaan pakaian menggantung, suhu rumah, kelembaban rumah dancurah hujan dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah puskesmas Cilacap Selatan IIKabupaten Cilacap Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional desain studicase control. Sampel kasus adalah semua kasus penderita DBD di wilayah Puskesmas Cilacap Selatan II daribulan Januari sampai bulan Mei 2016 (30 kasus). Sampel kontrol adalah tetangga yang tidak menderita DBDdengan kriteria jenis kelamin yang sama dan umur yang tidak jauh berbeda (± 2 bulan) dengan penderita denganjarak rumah radius ± 100 m (30 kontrol). Hasil penelitian dari 30 penderita, 20 % terdapat TPA, 56,7 % terdapatpakaian menggantung di dalam kamar rumah responden, 80 % suhu memenuhi syarat, 100 % kelembaban rumahmemenuhi syarat. Tidak ada hubungan TPA dengan kejadian DBD, tetapi menjadi faktor risiko. Tidak adahubungan keberadaan pakaian menggantung dengan kejadian DBD dan merupakan faktor risiko. Suhu rumahberhubungan tetapi nilai batas bawah kurang dari 1 dan dianggap tidak ada hubungan. Kelembaban rumah tidakberhubungan dengan kejadian DBD karena semua responden mendapatkan paparan yang sama (konstan). Curahhujan berhubungan dengan kejadian DBD dengan curah hujan tinggi meningkatkan jumlah kasus DBD.Kesimpulan penelitian ini adalah curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD karena berpotensi menimbulkanbanyak genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk. Penelitian ini bersifat lemah karena sampel kontrolyang diambil tidak mampu menguatkan kasus
Pelaksanaan Pengawasan Terhadap Peredaran Minuman Beralkohol Ilegal Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 27 Tahun 2002 Tentang Larangan, Pengawasan, Penertiban Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol (Studi di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Bontang)
"This research studies the implementation of control over the distribution of illegal liquors according to Regional Regulation of Bontang Number 27 of 2002 concerning Ban on and Control over Liquors Distribution and Sale. This research departs from the growing distribution of illegal liquors in Bontang city, making the liquors easy to get by everyone in inappropriate places. With the socio-juridical method and qualitative descriptive approach, this research is intended to find out and analyze the implementation of the control over the distribution of the liquors and see the impeding factors of the case and measures taken by the Civil Service Police Unit in the case. The police role is deemed important in ceasing and controlling the distribution to support the safety of the area.
Keywords: implementation, control, liquor
Pengembangan Game Ketepatan Dadu Matematika Sebagai Penguat Motivasi Belajar Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk dan menjelaskan keadaan meningkatnya motivasi belajar melalui game ketepatan dadu pada siswa kelas II. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dikembangkan Borg and Gall. Produk game ketepatan dadu matematika yang akan dikembangkan meliputi : Papan yang berbentuk persegi atau wadah yang terdapat penutupnya; Buku petunjuk yang berisi cara penggunaan dan peraturan bermain dan materi yang berisi materi tentang matematika bab konverensi panjang, berat.. Data yang telah diuji cobakan motivasi siswa tersebut ini, secara keseluruhan dapat dikatakan siswa termotivasi baik dalam penggunaan media permainan. Berdasarkan hasil ini pengolahan data dan kriteria yang telah ditentukan, dapat diketahui bahwa media Permainan Ketepatan Dadu Matematika yang dikembangkan termasuk dalam kriteria layak dan mendapatkan motivasi yang bagus dalam menggunakan media ini.Abstract: This study aims to produce a product and explain the state of increasing learning motivation through the precision dice game for grade II students. The type of research used in the research developed by Borg and Gall. The precision dice math game products to be developed include: A board with a square shape or a container with a lid; The manual which contains how to use and play rules and material that contains material on mathematics in a long, heavy convention chapter. The data that has been tested on this student's motivation, overall it can be said that students are well motivated in the use of game media. Based on these results, data processing and predetermined criteria, it can be seen that the developed Mathematics Dice Accuracy Game media is included in the appropriate criteria and gets good motivation in using this media.
PROBLEMATIKA PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DALAM MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH PENGGERAK KOTA TEGAL
KURIKULUM MERDEKA DALAM MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH PENGGERAK KOTA TEGAL (Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Tegal dan SMP THHK Tegal). Skripsi. Pendidikan IPA. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pancasakti Tegal.
Pembimbing I : Prof. Dr. Purwo Susongko, M.Pd
Pembimbing II : Muriani Nur Hayati, M.Pd
Kata kunci : Kurikulum merdeka, IPA, implementasi, perencanaan, assessment
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: (1) Mengetahui problematika perencanaan ATHAYA, FARAH GHINA SHAFA. 2023. PROBLEMATIKA PENERAPAN proses pembelajaran kurikulum merdeka di Sekolah Penggerak Kota Tegal pada mata pelajaran IPA, (2) Mengetahui problematika implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila di Sekolah Penggerak Kota Tegal pada mata pelajaran IPA, (3) Mengetahui problematika penilaian/assesmen kurikulum merdeka di Sekolah Penggerak Kota Tegal pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang membahas terkait permasalahan-permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 1 Tegal dan SMP THHK Tegal pada penerapan pembelajaran mata pelajaran pendidikan IPA dengan menggunakan kurikulum merdeka. Penelitian ini mengambil beberapa responden yang terdiri dari waka kurikulum dan guru pendidikan IPA. Dalam pengambilan data digunakan teknik wawancara, observasi di lapangan serta dokumentasi.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa (1) Guru menghadapi tantangan perubahan Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka: mengubah mindset, adaptasi perangkat ajar, waktu terbatas, belajar TIK, dan membuat assessment diagnostik. Diperlukan peningkatan keterampilan dan fleksibilitas untuk pembelajaran efektif bagi siswa. (2) Siswa malas mengerjakan soal-soal IPA, guru kesulitan berkomunikasi di media sosial, tetapi berusaha menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa dan menciptakan lingkungan inklusif untuk hasil belajar IPA yang lebih baik. (3) Guru kesulitan menetapkan nilai minimal karena kompleksitas materi, perbedaan karakteristik siswa, dan kebijakan sekolah. Saran diperlukan penelitian lebih lanjut tentang problematika penerapan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran IPA
Analyzing inherent biases in SARS-CoV-2 PCR and serological epidemiologic metrics
Background: Prospective observational data show that infected persons with the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) remain polymerase chain reaction (PCR) positive for a prolonged duration, and that detectable antibodies develop slowly with time. We aimed to analyze how these effects can bias key epidemiological metrics used to track and monitor SARS-CoV-2 epidemics. Methods: An age-structured mathematical model was constructed to simulate progression of SARS-CoV-2 epidemics in populations. PCR testing to diagnose infection and cross-sectional surveys to measure seroprevalence were also simulated. Analyses were conducted on simulated outcomes assuming a natural epidemic time course and an epidemic in presence of interventions. Results: The prolonged PCR positivity biased the epidemiological measures. There was a lag of 10Â days between the true epidemic peak and the actually-observed peak. Prior to epidemic peak, PCR positivity rate was twofold higher than that based only on current active infection, and half of those tested positive by PCR were in the prolonged PCR positivity stage after infection clearance. Post epidemic peak, PCR positivity rate poorly predicted true trend in active infection. Meanwhile, the prolonged PCR positivity did not appreciably bias estimation of the basic reproduction number R0. The time delay in development of detectable antibodies biased measured seroprevalence. The actually-observed seroprevalence substantially underestimated true prevalence of ever infection, with the underestimation being most pronounced around epidemic peak. Conclusions: Caution is warranted in interpreting PCR and serological testing data, and any drawn inferences need to factor the effects of the investigated biases for an accurate assessment of epidemic dynamics
Study protocol: Mother and Infant Nutritional Assessment (MINA) cohort study in Qatar and Lebanon
Background
The Middle East and North Africa region harbors significant proportions of stunting and wasting coupled with surging rates of non-communicable diseases (NCDs). Recent evidence identified nutrition during the first 1000 days of life as a common denominator not only for optimal growth but also for curbing the risk of NCDs later in life. The main objective of this manuscript is to describe the protocol of the first cohort in the region to investigate the association of nutrition imbalances early in life with birth outcomes, growth patterns, as well as early determinants of non-communicable diseases. More specifically the cohort aims to1) examine the effects of maternal and early child nutrition and lifestyle characteristics on birth outcomes and growth patterns and 2) develop evidence-based nutrition and lifestyle guidelines for pregnant women and young children.
Methods/design
A multidisciplinary team of researchers was established from governmental and private academic and health sectors in Lebanon and Qatar to launch the Mother and Infant Nutritional Assessment 3-year cohort study. Pregnant women (n = 250 from Beirut, n = 250 from Doha) in their first trimester are recruited from healthcare centers in Beirut, Lebanon and Doha, Qatar. Participants are interviewed three times during pregnancy (once every trimester) and seven times at and after delivery (when the child is 4, 6, 9, 12, 18, and 24 months old). Delivery and birth data is obtained from hospital records. Data collection includes maternal socio-demographic and lifestyle characteristics, dietary intake, anthropometric measurements, and household food security data. For biochemical assessment of various indicators of nutritional status, a blood sample is obtained from women during their first trimester. Breastfeeding and complementary feeding practices, dietary intake, as well as anthropometric measurements of children are also examined. The Delphi technique will be used for the development of the nutrition and lifestyle guidelines.
Discussion
The Mother and Infant Nutritional Assessment study protocol provides a model for collaborations between countries of different socio-economic levels within the same region to improve research efficiency in the field of early nutrition thus potentially leading to healthier pregnancies, mothers, infants, and children.Qatar National Research Fund (QNRF) under the National Priorities Research Program (NPRP
Trends in HIV/AIDS morbidity and mortality in Eastern 3 Mediterranean countries, 1990–2015: findings from the Global 4 Burden of Disease 2015 study
Objectives We used the results of the Global Burden of Disease 2015 study to estimate trends of HIV/AIDS burden in Eastern Mediterranean Region (EMR) countries between 1990 and 2015.
Methods Tailored estimation methods were used to produce final estimates of mortality. Years of life lost (YLLs) were calculated by multiplying the mortality rate by population by age-specific life expectancy. Years lived with disability (YLDs) were computed as the prevalence of a sequela multiplied by its disability weight.
Results In 2015, the rate of HIV/AIDS deaths in the EMR was 1.8 (1.4–2.5) per 100,000 population, a 43% increase from 1990 (0.3; 0.2–0.8). Consequently, the rate of YLLs due to HIV/AIDS increased from 15.3 (7.6–36.2) per 100,000 in 1990 to 81.9 (65.3–114.4) in 2015. The rate of YLDs increased from 1.3 (0.6–3.1) in 1990 to 4.4 (2.7–6.6) in 2015.
Conclusions HIV/AIDS morbidity and mortality increased in the EMR since 1990. To reverse this trend and achieve epidemic control, EMR countries should strengthen HIV surveillance,and scale up HIV antiretroviral therapy and comprehensive prevention services