University of Brawijaya

bkg
Not a member yet
    118657 research outputs found

    Studi Dampak Paparan Particulate Matter (Pm) Hasil Pembakaran Biomasa Limbah Pertanian Pulau Lombok

    No full text
    tersusun atas berbagai gas, seperti nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan gas lainnya. Kualitas udara secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam indeks bernama AQI (Air Quality Index), yang merupakan hasil dari pengukuran konsentrasi polutan udara dan kaitannya dengan resiko kesehatan. Nilai AQI ditentukan oleh besar kecilnya polutan di suatu daerah yang dihasilkan dari berbagai sumber emisi. Emisi ini dibagi ke dalam dua kategori, yakni gas dan PM (particulate matter). PM terbagi lagi ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan pada diameternya, yakni PM0.1, PM2.5, dan PM10. Salah satu sumber emisi PM adalah pembakaran biomassa, di mana biomassa dapat berupa arang, kayu, dedaunan, dan limbah pertanian. Biomassa mengandung berbagai macam senyawa, seperti atom karbon, kandungan abu, klorin, volatile matter, lignin, hemiselulosa, dan selulosa. Kandungan bahan ini mempengaruhi konsentrasi emisi PM yang dihasilkan, di mana tiap-tiap biomassa memiliki karakteristik emisi yang berbeda-beda. Perbedaan kondisi geografis seperti ketinggian dan lokasi, juga dapat mempengaruhi karakteristik biomassa. Hal ini mengakibatkan emisi PM yang dihasilkan oleh pembakaran biomassa memiliki perbedaan antara satu jenis dengan jenis lainnya. Identifikasi awal menunjukkan bahwa pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, merupakan daerah dengan aktivitas pertanian yang relatif tinggi. Tingginya aktivitas pertanian, diimbangi dengan peningkatan aktivitas manusia serta adanya kawasan ekonomi khusus di pulau Lombok, berpotensi meningkatkan sumber emisi. Hal ini diperkuat dari beberapa data terkait kualiats udara di pulau Lombok secara umum, seperti di daerah kota Mataram, Sekotong Tengah, Lembar, Kediri, Senggigi, Kopang, dan lainnya. Di sisi lain, data-data tersebut belum menunjukkan sumber-sumber utama pencemaran udara di pulau Lombok, sehingga perlu dilakukan investigasi sumber pencemaran udara yang terjadi di Pulau Lombok. Berbagai studi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara paparan PM dengan kesehatan, baik dalam tinjauan toksikologi, epidemiologi, dan histologi. Hal ini menghasilkan asumsi bahwa perbedaan karakteristik biomassa satu dengan lainnya juga berpotensi mengakibatkan dampak kesehatan yang berbeda-beda. Di sisi lain, belum terdapat proses karakterisasi dan studi dampak emisi PM hasil pembakaran biomassa, yang secara spesifik dilakukan di daerah pulau Lombok. • Belum terdapat penelitian terkait konsentrasi dan faktor emisi PM dari pembakaran biomassa di pulau Lombok. • Belum terdapat penelitian histologis terkait dampak dan korelasi emisi PM di pulau Lombok yang dihasilkan oleh pembakaran biomassa. • Belum terdapat informasi terkait pengukuran beberapa diameter PM pada pembakaran biomassa limbah pertanian di pulau Lombok.Ketiga poin kunci di atas memiliki urgensi tinggi untuk dikaji mengingat sumber pencemaran di pulau Lombok relatif tinggi. Di sisi lain, kajian akan hal ini sangat diperlukan, mengingat pengembangan pulau Lombok sebagai zona wisata yang ramai akan wisatawan, dan juga tingginya aktivitas pembakaran biomassa. Hal ini melatarbelakangi perlunya dilakukannya penelitian ini, dengan fokus studi pada karakterisasi emisi pembakaran biomassa lokal di pulau Lombok beserta dampak negatifnya bagi kesehatan manusia untuk beberapa ukuran PM. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dan faktor emisi PM yang akan dikeluarkan dari pembakaran biomassa limbah pertanian yang terdiri dari jerami padi, sekam padi, tongkol jagung, batang jagung dan batang tembakau yang di ambil dari Pulau Lombok. Penelitian ini juga bertujuan melihat secara histologi terkait dampak paparan PM yang akan diujicobakan pada hewan Mencit terkait organ-organ yang terpapar PM tersebut. Tahap terakhir dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang perbedaan ukuran PM terhadap dampak yang ditimbukan dari berbagai ukuran PM. Berdasarkan hasil studi tentang dampak PM dari hasil penelitian limbah pertanian yang dilakukan di pulau Lombok, didapatkan kesimpulan bahwa PM (particulate matter) yang dihasilkan oleh pembakaran limbah pertanian pulau Lombok dengan distribusi ukuran PM yang berbeda menghasilkan total konsentrasi dan faktor emisi yang berbeda-beda, bergantung pada jenis biomassa limbah pertanian di pulau Lombok. Pada PM0.1, faktor emisi yang dihasilkan sebesar (77±10)x104 partikel/mg sampai dengan (234±10)x104 partikel/mg, di mana jerami padi memiliki faktor emisi PM0.1 yang terbesar. Pada PM2.5, faktor emisi berkisar antara (46±8)x10-3 ug/mg sampai dengan (73±9x10-3) ug/mg, di mana jerami padi memiliki faktor emisi PM2.5 yang terbesar. Pada PM10, faktor emisi berkisar antara (65±5)x10-3 ug/mg sampai dengan (120±6x10-3) ug/mg, di mana jerami padi memiliki faktor emisi PM10 yang terbesar. Kerusakan organ pada hewan percobaan dari paparan emisi dari pembakaran biomassa limbah hasil pertanian di pulau Lombok didapatkan persentasi kerusakan yang bervariasi tergantung dari jenis biomassa. Persentase deformasi atau kerusakan terbesar dihasilkan oleh biomassa jerami padi yang memiliki total konsentrasi terbesar. Persentase deformasi terkecil dimiliki oleh sampel biomassa batang dan tongkol jagung yang memiliki total konsentrasi terkecil. Persentase kerusakan organ terbesar akibat paparan PM hasil pembakaran limbah pertanian pulau Lombok diperoleh pada organ paru yang kemudian disusul oleh organ darah, ginjal, dan hati. Persentase kerusakan pada paru berada pada kisaran 46-58% (PM0.1), 40-48% (PM2.5), dan 44-52% (PM10). Pada organ darah, persentase kerusakan berkisar antara 15-23% (PM0.1), 11-17% (PM2.5), dan 7-15% (PM10). Untuk organ ginjal, persentase kerusakan yang terjadi sebesar 6-13% (PM0.1), 5-9% (PM2.5), dan 2-9% (PM10). Sedangkan untuk organ hati, persentase kerusakan sebesar 6-16% (PM0.1), 4-11% (PM2.5), dan 3-9% (PM10)

    Analisis Anomali Magnetik Dan Geomorfologi Untuk Identifikasi Patahan Di Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis anomali magnetik dan kelurusan geomorfologi yang berada di kecamatan Pronojiwo kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Anomali medan magnetik diukur dengan menggunakan PPM (Proton Precission Magnetometer) dengan 84 titik penelitian dengan luasan daerah 6 × 7 km2. Pemisahan antara anomali regional dan residual dilakukan dengan menggunakan bandpass filter. Untuk kelurusan morfologi diproses dengan menggunakan data penginderaan jauh DEM yang diunduh pada laman Badan Informasi Geospasial (BIG). Citra satelit tersebut diolah menggunakan software Global Mapper dan Qgis dengan sudut azimuth 0o, 45o, 90o, 80o, 315o, dan menghasilkan peta kelurusan yang telah dioverlay dari semua sudut azimuth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas magnet total berkisar antara -372 nT sampai 514,1 nT. Interpretasi kualitatif data magnetiK dilakukan pada peta anomali magnetik residual yang telah dikoreksi meliputi koreksi harian, koreksi IGRF, dan kontinuitas ke atas. Interpretasi kuantitatif data magnetik dilakukan dengan membuat model 2D menggunakan peta anomali magnetik residual Hasil interpretasi kualitatif menunjukkan anomali magnetik terbagi menjadi anomali tingi dan juga anomali sedang-rendah. Anomali tinggi menyebar di bagian menyebar di bagian barat laut-utara dan barat daya-selatan daerah penelitian dengan rentang nilai 175,7 nT sampai 514,1 nT. Anomali magnetik sedang dan rendah terdapat pada timur sampai tenggara daerah penelitian dengan rentang nilai 150,5 nT sampai -327,2 nT. Hasil Interpretasi kuantitatif dengan menggunakan peta anomali residual pada dua penampang lintasan dengan metode pemodelan ke belakang dengan perangkat lunak Oasis Montaj 6.4.2, menghasilkan struktur geologi bawah permukaan yang menunjukkan patahan yang didominasi oleh batuan tufa. Hasil ini berkorelasi dengan analisis kelurusan yang telah dilakukan didapatkan sebanyak 103 kelurusan yang sebagian besar menyebar di area barat kawah Gunung Semeru dengan kelurusan arah dominan menunjukkan orientasi barat-barat daya – timur-timur laut

    Pengembangan Teknik Deposisi Dan Intensifikasi Plasma Argon Dalam Produksi Lapisan Karbon Menggunakan Metode Plasma Sputtering Frekuensi Rendah

    No full text
    Deposisi merupakan suatu proses meletakkan bahan di atas permukaan atau substrat. Teknik deposisi dapat dilakukan melalui berbagai cara, sesuai dengan hasil yang dikehendaki. Teknik deposisi ada beberapa macam, di antaranya evaporasi, elektrokimia, chemichal vapour deposition, maupun sputtering. Metode sputtering merupakan salah satu metode deposisi yang digunakan untuk membuat lapisan tipis (thin film). Metode sputtering menggunakan plasma dalam menumbuhkan bahan target ke atas substrat. Proses sputtering dilakukan di dalam ruang vakum, bersama substrat dan bahan target yang akan dideposisikan. Metode sputtering terdiri dari tiga tahap, yaitu 1. Pembentukan Plasma, pada tahap ini dibutuhkan gas yang bersifat inert, pada penelitian ini digunakan gas argon. Gas diberi energi dalam bentuk tegangan, sehingga gas berfungsi sebagai media transmisi energi dan membentuk plasma dengan proses termal dan ionisasi. 2. Sputtering, yang terjadi pada tahap ini adalah ion-ion yang terbentuk pada saat proses pembentukan plasma menumbuk bahan target dengan energi tertentu, sehingga partikel atau atom dari bahan target akan terlepas. 3. Deposisi di atas substrat, partikel yang terlepas dari bahan target akan menempel pada substrat, sehingga terbentuk lapisan yang diinginkan. Deposisi menggunakan metode plasma sputtering dipengaruhi beberapa variabel yang dapat menghasilkan hasil deposisi yang beragam. Variabel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yang pertama adalah bagian yang dapat mempengaruhi proses dan kecepatan ionisasi, sedangkan yang kedua adalah bagian yang dapat mempengaruhi sifat plasma dan hasil deposisi. Proses ionisasi dipengaruhi oleh tegangan yang digunakan, semakin besar tegangan akan mempengaruhi energi ion yang terbentuk pada plasma, yang berimbas pada kecepatan ion dalam menumbuk bahan target sehingga mempengaruhi kecepatan deposisi. Kecepatan ionisasi juga dapat dipicu melalui tekanan gas dalam ruang deposisi, di mana tekanan akan berpengaruh pada kecepatan ionisasi gas, semakin kecil tekanan gas, semakin kecil kemungkinan gas akan bertabrakan dengan ion lain sehingga proses ionisasi gas pada chamber semakin cepat, yang berakibat energi yang dimiliki ion juga semakin besar. Variabel yang mempengaruhi morfologi dan sifat fisik lapisan tipis hasil deposisi, diantaranya adalah temperatur substrat, jarak bahan target ke substrat dan waktu deposisi. Deposisi dengan metode plasma sputtering juga sangat dipengaruhi oleh bahan target yang digunakan. Beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan saat memilih bahan target yang tepat untuk deposisi menggunakan plasma sputtering adalah bahan target yang digunakan harus memiliki konduktivitas listrik yang cukup tinggi untuk memungkinkan aliran arus listrik dan pembentukan plasma. Selain itu bahan target harus mampu menahan suhu tinggi selama proses deposisi. Kestabilan termal yang tinggi diperlukan untuk mencegah deformasi atau pelelehan pada bahan target selama proses deposisi. Hasil deposisi yang baik juga dipengaruhi kemurnian bahan target. Bahan target harus memiliki kemurnian yang tinggi untuk menghasilkan lapisan tipis dengan kualitas yang baik. Kontaminasi dalam bahan target dapat menyebabkan ketidakstabilan, struktur yang tidak diinginkan, dan sifat fisik yang buruk pada lapisan tipis yang dihasilkan. Dalam memilih bahan target untuk proses deposisi plasma sputtering, kriteria-kriteria di atas harus dipertimbangkan dengan baik untuk memastikan bahwa lapisan tipis yang dihasilkan memenuhi persyaratan aplikasi yang diinginkan. Salah satu material yang bisa digunakan sebagai bahan target adalah karbon. Plasma merupakan gas yang terionisasi, oleh karena itu plasma memiliki elektron maupun ion positif sebagai spesiesnya. Pembangkitan plasma membutuhkan sejumlah energi untuk merubah fase gas menjadi plasma. Energi pada proses pembangkitan plasma juga harus kontinyu. Apabila energi yang diberikan belum cukup dan tidak kontinyu maka plasma akan kembali berubah menjadi gas. Diagnostik dan karakterisasi pada plasma bersifat penting dan perlu untuk dilakukan. Melalui proses diagnostik dan karakterisasi dapat diketahui informasi tentang berbagai properti dari plasma seperti densitas plasma, potensial plasma, temperatur elektron, distribusi energi dan ion, distribusi massa, maupun spesies plasma. Beberapa teknik yang digunakan untuk diagnostik dan karakterisasi antara lain menggunakan probe Langmuir, interferometri, spektroskopi massa, metode dispersi Thomson, dan spektroskopi emisi optik (OES). Spektroskopi emisi optik adalah teknik yang paling sederhana. Spektroskopi emisi optik menggunakan emisi spektral dari plasma dalam proses diagnostiknya. Hasil dari spektroskopi emisi optik adalah intensitas emisi dari spesies di dalam plasma terhadap panjang gelombang. Plasma memiliki paramater yang disebut sebagai parameter plasma. Parameter plasma di antaranya adalah temperatur dan densitas elektron. Temperatur elektron memiliki hubungan yang proporsional terhadap energi kinetik acak rerata. Beberapa metode yang umum digunakan dalam penentuan temperatur adalah metode rasio, plot Boltzmann, Persamaan Saha-Boltzmann, dan broadening Doppler. Plasma sputtering yang biasa digunakan untuk proses deposisi mempunyai frekuensi 13,56 MHz. Sedangkan frekuensi plasma sputtering yang digunakan pada penelitian adalah 2 MHz. Agar plasma sputtering dapat berfungsi dengan baik untuk proses deposisi, maka perlu dilakukan beberapa pengembangan baik desain maupun kelengkapan sistem plasma. Deposisi dengan plasma sputtering dapat dilakukan dengan memperhitungkan kriteria dari proses deposisi dan sistem plasma yang digunakan, sehingga perlu dilakukan eksplorasi terkait sistem plasma yang ada dan untuk memenuhi kriteria tersebut perlu dilakukan desain dari sistem plasma. Berbagai upaya telah dilakukan, dengan melengkapi sistem plasma sehingga siap digunakan untuk proses deposisi. Efektivitas dari proses deposisi diidentifikasi dari intensitas spesies plasma yang terbentuk. Sehingga diperoleh bahwa penggunaan hollow cathode merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam meningkatkan intensitas spesies gas argon yang menuju ke bahan target. Pengembangan teknik deposisi pada penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertaman melakukan desain sistem chamber dengan menambah beberapa bagian, yaitu holder substrat, holder bahan target, sistem pemanas substrat, sistem deteksi spesies argon menggunakan Optical Emission Spectroscopy (OES), sehingga plasma dari gas argon terbentuk. Terbentuknya plasma dapat dideteksi menggunakan OES, dengan menganalisis panjang gelombang yang dihasilkan dengan cara membandingkan data tersebut dengan data dari NIST. Tahap kedua yaitu uji coba identifikasi plasma sebelum dan setelah digunakan holder dan bahan target dengan variasi tegangan dan tekanan, yang diperoleh bahwa kondisi intensitas spesies argon akan semakin naik dengan kenaikan tegangan dan akan semakin turun saat digunakan tekanan yang semakin besar. Tahap ketiga adalah melakukan “focusing” spesies argon, tanpa dan dengan menggunakan hollow cathode, di mana intensitas spesies argon tertinggi dicapai saat digunakan hollow cathode. Kondisi dengan intensitas tertinggi digunakan untuk proses intensifikasi spesies gas argon dalam proses deposisi lapisan karbon. Penggunaan hollow cathode dapat menaikkan intensitas spesies plasma. Intensifikasi spesies gas argon dilakukan dengan menganalisis data dari OES, kemudian menggunakan metode plot Boltzman ditentukan temperatur (Te) dan densitas elektron (Ne). Karakteristik OES diamati pada variasi tegangan dan tekanan serta penggunaan hollow cathode. Diperoleh bahwa spesies gas argon mempunyai nilai tertinggi pada tegangan 160 volt (tekanan 10 Pa) nilai Te = 0,472 eV dan Ne = 4,79.1012 cm-3, sedangkan pada tekanan 20 Pa (tegangan 160 Volt). diperoleh Te = 0,486 eV dan Ne = 15,91.1012 cm-3. Pengembangan teknik deposisi belum mencapai temperatur dan densitas yang dipersyaratkan meskipun menggunakan hollow cathode, sehingga perlu dilakukan pengembangan teknik deposisi dengan memfokuskan spesies gas argon menggunakan magnet agar menuju bahan target dan terjadi proses tumbukan yang dapat melepas partikel bahan target atau dengan menaikkan tegangan DC bias agar energi yang dihasilkan lebih tinggi, sehingga kemampuan ion dalam menumbuk bahan target lebih besar

    Ensemble Bagging Dan Boosting Pada Regresi Logistik Ordinal Dan Cart Dalam Klasifikasi Data Proporsi Tidak Seimbang (Studi Pada Klasifikasi Status Gizi Balita Di Desa Sumberputih)

    No full text
    Klasifikasi merupakan metode statistika yang berhubungan dengan pemisahan dan pengelompokan objek ke dalam kategori tertentu. Masalah utama yang sering menjadi tantangan dalam analisis klasifikasi adalah ketidakseimbangan kelas. Ketidakseimbangan kelas pada proses klasifikasi dapat menyebabkan hasil klasifikasi data minor menjadi tidak tepat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan data adalah dengan menggunakan algoritma ensemble, seperti ensemble bagging dan ensemble boosting. Pada penelitian ini mengembangkan dengan melakukan klasifikasi menggunakan metode regresi logsitik, CART, ensemble bagging, dan boosting pada regresi logistik, dan CART. Di samping itu, variabel respon yang digunakan berskala ordinal (tiga kategori) dengan proporsi tidak seimbang untuk klasifikasi status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan metode klasifikasi dengan regresi logistik, bagging regresi logistik, Adaboost regresi logistik, CART, bagging CART dan Adaboost CART untuk data berskala ordinal dengan proporsi kelas tidak seimbang. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan banyak sampel 100 yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data simulasi dibangkitkan dari data sekunder dengan banyak sampel 30, 100, dan 500 dengan berbagai perbandingkan proporsi kelas. Ketepatan klasifikasi diukur dari nilai akurasi, sensitivitas, spesifitas, dan F1-Score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara besar sampel terhadap nilai ketepatan klasifikasi. Semakin besar sampel maka akan meningkatkan nilai ketepatan klasifikasi. Pada sampel kecil, metode yang tepat dalam mengklasifikasi status gizi balita dengan permasalahan ketidakseimbangan proporsi adalah metode bagging regresi logistik ordinal dan boosting CART. Pada sampel besar, metode klasifikasi yang terbaik untuk klasifikasi status gizi balita adalah boosting CART. Metode terbaik dalam klasifikasi data status gizi balita dalam berbagai banyak sampel dan berbagai perbandingan proporsi adalah boosting CART dengan rata-rata nilai akurasi, sensitivitas, spesifitas, dan F1-score berturut urut sebesar 97,8%, 98,1%, 97,7%, dan 97,9%

    Strategi Pengembangan Lahan Berbasis Agroforestri Dan Agrowisata Kopi (Coffea Spp) Di Koridor Kawasan Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Jawa Timur

    No full text
    Kelestarian kawasan TNBTS dan upaya konservasi keanekaragaman hayati di TNBTS tidak terlepas dari kawasan pedesaan di sekitarnya, khususnya di kabupaten Malang meliputi kecamatan Poncokusumo, Wajak, Jabung, Tirtoyudo, Dampit dan Ampelgading. Kawasan pedesaan yang berbatasan langsung dengan TNBTS dan Perhutani merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kawasan penyangga (Buffer zone). Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir beberapa kawasan khususnya di kawasan desa yang berbatasan langsung dengan TNBTS banyak yang mengalami alih fungsi lahan dalam pengelolaannya dan juga adanya penambangan pasir yang tentunya akan memberikan ancaman terhadap kondisi biodiversitas yang ada pada TNBTS secara tidak langsung. Dampak yang ditimbulkan antara lain: adanya degradasi lahan, penebangan hutan, pembabatan hutan untuk konversi lahan pertanian dan penambangan pasir serta adanya perubahan iklim global memberikan dampak terhadap produktivitas pertanian masyarakat sekitar dan juga secara langsung akan memberikan dampak potensial atas terancamnya biodiversitas. Pendekatan berbasis lanskap diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pendekatan ini mencoba memfasilitasi berbagai kepentingan dalam pengelolaan wilayah dalam skala lanskap. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan melakukan Restorasi kawasan. Restorasi kawasan konservasi dapat berupa pelibatan masyarakat melalui pemeliharaan, perlindungan, penanaman, penangkaran satwa dan pelepasliaran fauna. Kegiatan restorasi harus melibatkan masyarakat sekitar kawasan hutan, khususnya masyarakat eks perambah untuk mendapatkan dukungan dan jaminan keberhasilan. Salah satu upaya restorasi yang sudah pernah dilakukan adalah melakukan rehabilitasi melalui pola tanam sistem agroforestri, salah satunya adalah dengan sistem agroforestri kopi. Di samping adanya ancaman di kawasan TNBTS terutama di kawasan penyangga, ada aspek lain yang berpotensi dalam pengembangan kawasan yakni di sektor pariwisata. Oleh karena itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam dalam mengelola suatu kawasan terutama kawasan penyangga (desa yang berbatasan langsung dengan TNBTS) agar didapatkan strategi lahan agroforestri dan agrowisata berbasis kopi di kawasan penyangga TNBTS dengan mengintegrasikan aspek lanskap kawasan, biodiversitas, sosial ekonomi dan budaya masyarakat serta potensi atraksi wisata sehingga dapat dijadikan strategi pengembangan agrowisata berbasis kopi. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2022 di Kawasan desa penyangga TNBTS di Kecamatan Poncokusumo (Sumberejo) dan Wajak (Patokpicis dan Bambang

    Analisis Spasio-Temporal Perubahan Luasan Terumbu Karang Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

    No full text
    Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat sensitif terhadap perubahan. Tekanan yang tinggi di sekitar terumbu karang dapat berdampak buruk bagi karang. Beberapa faktor yang membatasi pertumbuhan terumbu karang adalah suhu, salinitas, dan kecerahan. Pemantauan terhadap kondisi terumbu karang perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk pemantauan terumbu karang adalah dengan memanfaatkan penginderaan jauh. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pemetaan luasan terumbu karang dan mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya perubahan luasan terumbu karang di Pulau Pari pada periode tahun 2013 sampai 2022. Penelitian dilakukan di wilayah perairan Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data citra Landsat 8 tahun 2013 sampai 2022. Data citra diolah dengan menggunakan metode klasifikasi berbasis objek dengan menggunakan algoritma multiresolution segmentation pada proses segmentasi dan support vector machine pada saat proses klasifikasi. Selain itu, pengukuran tutupan karang hidup juga dilakukan menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Parameter perairan seperti suhu, salinitas, dan kecerahan juga dilakukan pengukuran untuk mengetahui kesesuaian kondisi perairannya. Pengambilan data lapang atau proses groundcheck dilakukan pada tanggal 13 – 16 Maret 2023. Uji akurasi dilakukan dengan metode groundcheck dengan melihat objek hasil klasifikasi dan yang ada di lapang. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan luasan terumbu karang di wilayah perairan Pulau Pari, DKI Jakarta. Sejak tahun 2013 sampai 2022, terumbu karang di wilayah perairan Pulau Pari, DKI Jakarta mengalami peningkatan luasan sebesar 7,02 ha dengan kondisi tutupan karang hidup yang berkisar antara 27-43% yang termasuk dalam kategori cukup. Hasil pengukuran lapangan menunjukkan bahwa kondisi parameter perairan masuk dalam kategori yang tidak sesuai berdasarkan dengan standar baku mutu KLH tahun 2004. Kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Pari serta kegiatan yang dilakukan oleh LIPI pada tahun 2016 yaitu melakukan restorasi terumbu karang diduga sebagai salah satu faktor yang meningkatkan luasan terumbu karang di Pulau Pari, DKI Jakarta. Sedangkan faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan luasan di terumbu karang di Pulau Pari antara lain diduga karena adanya kegiatan reklamasi pantai, aktivitas wisatawan yang merusak dan kondisi parameter perairan yang tidak sesuai

    Pengaruh E-Service Quality dan E-Perceived Value terhadap E-Customer Loyalty dengan E-Convenience sebagai Variabel Mediasi)

    No full text
    Pada saat ini industri apotek digital mengalami perkembangan yang sangat pesat yang dapat dilihat dari peningkatan aplikasi apotek online. Kimia Farma Mobile menjadi salah satu aplikasi apotek online yang ramai dibicarakan di berbagai industry apotek, selain itu Kimia Farma Mobile mampu meraih lebih dari 900.000 pengguna dengan ratting bintang 4 dan juga menduduki posisi ketiga dalam daftar aplikasi medis di Indonesia pada Juli 2022. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh e-service quality dan e-perceived value terhadap e-customer loyalty denagn e-convenience sebagai variabel mediasi. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Kimia Farma Mobile yang telah melakukan transaksi lebih dari satu kali. Penelitian ini memperoleh 201 sampel yang disebarkan melalui pesan Whatsapp ke palanggan. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan SEM-PLS melalui program SmartPLS 3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua hipotesis diterima dan signifikan, namun e-service quality tidak signifikan terhadap e-customer loyalty

    Pengaruh Penggunaan Online Food Delivery Terhadap Konsumsi Makanan Sehat (Healthy Food Consumption) Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya.

    No full text
    RINGKASAN Rakasiwih Adra. 195040100111108. Pengaruh Penggunaan Online Food Delivery Terhadap Konsumsi Makanan Sehat (Healthy Food Consumption) Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya. Dibawah bimbingan Hery Toiba, SP.,MP.,Ph.D. dan Novil Dedy A., SP., MP., M.BA Perkembangan IPTEK dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat menjadi kurang baik, bahkan dapat menyebabkan penyakit tidak menular. Menurut WHO. (2018), penyakit tidak menular atau non communicable disease (diabetes, obesitas, penyakit kardiovaskular) menjadi penyebab kematian di dunia sebesar 71% dan di Indonesia sebesar 73% yang disebabkan oleh perilaku merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan pola konsumsi makanan yang kurang sehat. Selain itu, penurunan konsumsi makanan sehat juga terjadi di kalangan mahasiswa. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung nutrisi makro yang dikonsumsi dalam jumlah tepat dan menyediakan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik tubuh (Cenora dan Calder, 2020). Oleh karena itu, untuk meningkatkan konsumsi makanan sehat pada mahasiswa salah satu solusinya dengan menggunakan online food delivery. Online food delivery services mengacu pada pemesanan dan sistem pengiriman makanan yang menghubungkan restoran mitra dengan pelanggan melalui situs, aplikasi pada seluler mereka (Ray et al., 2019). Penelitian ini akan berkontribusi pada literatur dengan dua aspek penting, pertama penelitian ini memberikan bukti empiris tentang pengaruh penggunaan online food purchase terhadap konsumsi makanan sehat pada mahasiswa universitas Brawijaya, Malang. Kedua, penelitian ini memberikan bukti yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dalam ruang lingkup Universitas Brawijaya. Hasil penelitian ini akan memberikan implikasi penting dalam pengaruh online food purchase terhadap konsumsi makanan sehat pada mahasiswa Universitas Brawijaya Malang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsumsi makanan sehat pada mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, faktor-faktor sosiodemografis yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam mengkonsumsi makanan sehat, serta menganalisis dampak dan pengaruh online food delivery terhadap konsumsi makanan sehat pada mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif dengan jumlah sampel minimal sebanyak 392 mahasiswa di Universitas Brawijaya Malang. Alat analisis yang digunakan adalah Tobit

    Pengaruh Perbedaan Warna Lampu Terhadap Berat Organ Reproduksi Dan Hen Day Production (Hdp) Ayam Petelur Strain Novogen Color

    No full text
    Peternakan ayam petelur merupakan salah satu industri memiliki prospek untuk dikembangkan dalam skala kecil maupun besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah permintaan telur ayam disetiap harinya. Telur merupakan sumber protein hewani yang mudah didapat dan relatif murah. Faktor utama yang dapat mempengaruh keberhasilan suatu peternakan ix ayam petelur yaitu kualitas bibit, ransum, manajemen pemeliharaan dan kondisi kesehatan ayam baik untuk mencapai keberhasilan performa. Penelitian ini ayam petelur yang digunakan jenis strain Novogen Color merupakan strain baru memiliki performa dan produksi telur yang baik. Ayam petelur jenis ini dikenal memiliki sifat tenang dan mudah beradaptasi dengan lingkungan (Masruroh dan Kentjonowaty, 2021). Manajemen perkandangan baik dapat meningkatkan performa produksi sistem pencahayaan merupakan faktor lingkungan terpenting di kandang unggas terbatas. Parameter penunjang produktivitas unggas untuk proses fisiologis dan perilaku dapat menstimulasi pola sekresi beberapa hormon yang mengontrol sebagian besar pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan dan reproduksi (Putra et al., 2022). Warna cahaya memiliki panjang gelombang untuk merah adalah 700 nm, orange 600 nm, kuning 580 nm, putih 560 nm, hijau 520 nm, biru 480 nm dan violet 400 nm (Triutami dan Saraswati, 2016). Sistem perkandangan unggas modern telah menggunakan jenis lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai sumber cahaya karena memberikan keuntungan dalam efisiensi energi listrik pancaran warna lebih stabil, terang dan awet (long life) serta dapat mengurangi kelembaban kandang. Intensitas cahaya dan warna lampu sangat penting digunakan dalam modifikasi perilaku unggas terutama ayam petelur. Penelitian ini menggunakan x intensitas cahaya sebesar 10 lux sesuai dengan pernyataan (Hassan et al., 2013; Svobodová et al., 2015) bahwa diperlukan pemberian warna cahaya yang dibutuhkan dengan intensitas antara 10-20 lux yang mampu merangsang proses ovulasi telur pada unggas. Sistem pencahayaan yang digunakan pada budidaya unggas memiliki aspek penting untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan yang sudah dikaji sejak tahun 1950 (Cao et al., 2012). Lampu Light Emitting Diode (LED) merupakan sumber cahaya monokromatik artifisial yang dapat digunakan tunggal atau dikombinasi dengan beberapa cahaya warna lampu. Warna cahaya didefinisikan sebagai panjang gelombang cahaya jika memiliki perbedaan gelombang cahaya dapat menstimulasi retina unggas sehingga menghasilkan perubahan perilaku selain itu dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan unggas (Liu et al., 2015). Cahaya dengan panjang gelombang panjang lebih mudah berpenetrasi pada jaringan kulit dan tulang tengkorak aves sehingga dapat menstimulasi kelenjar pituitari untuk mensekresikan hormon yang mengontrol reproduksi (Hassan et al., 2013). Hormon tersebut diantaranya Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) serta Estradiol (E2) yang disekresikan oleh folikel ovari terlibat langsung dalam pertumbuhan, perkembangan, dan menentukan jumlah folikel ovari. xi Mekanisme yang berkaitan dengan stimulasi cahaya pada respons pertumbuhan maupun reproduksi. Menurut Dzuhri et al., 2022 produksi telur layer yang optimal dapat diperoleh metabolisme yang baik dapat tercapai dengan faktor lingkungan, kelembaban dan pencahayaan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan Desember 2022 - Januari 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan warna lampu terhadap berat organ reproduksi dan Hen Day Production (HDP) ayam petelur strain Novogen Color. Bahan dan alat yang digunakan timbangan digital, thermohygromete, jangka sorong, gunting, nampan, handscoon, kabel ties, senar, plastik hitam dan gunting bedah. Menggunakan sampel sebanyak 210 ekor ayam petelur strain Novogen Color. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan warna cahaya yang berbeda yaitu lampu merah (P1), lampu kuning (P2) dan lampu putih (P3) dan 7 ulangan. Data yang diperoleh selama penelitian kemudian di analis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Jika terdapat perbedaan nyata ataupun sangat nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Data yang sudah terkumpul diolah menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS 22. Variabel yang diamati berat organ reproduksi yang dibagi menjadi berat xii ovarium, jumlah folikel, panjang oviduk dan berat oviduk serta Hen Day Production (HDP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan warna lampu pada berat organ repoduksi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat ovarium dengan rata-rata sebesar 39,71 + 0,462 gram. Selanjutnya perlakuan menujukkan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah folikel antar perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) dengan rata-rata sebesar 10,97 + 0,589 butir/ekor, panjang oviduk antar perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) dengan rata-rata 56,30 + 2,651 cm serta berat oviduk antar perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) dengan rata-rata 43,24 + 1,972 gram. Perlakuan yang terbaik pada lampu warna merah. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pengaruh perbedaan warna lampu terhadap berat organ reproduksi dan hen day production ayam petelur strain Novogen Color, menunjukkan bahwa memberikan pengaruh berbeda nyata pada jumlah folikel, panjang oviduk dan berat oviduk. Data hasil analisis terbaik yaitu pada perlakuan warna cahaya merah karena memiliki cahaya dengan panjang gelombang yang lebih tinggi yang dapat meningkatkan kinerja organ reproduksi. Saran dari penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan warna lampu pada ayam petelur strain Novogen Color pada periode lanjut ayam petelur untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal

    Pemilihan Makanan Dalam Penggunaan Aplikasi Pesan Antar Online Makanan Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya

    No full text
    Pemesanan makanan melalui aplikasi pesan antar makanan online sekarang ini membuat mahasiswa sulit untuk mengkontrol pola makannya, mahasiswa cenderung konsumtif dalam memilih memesan makanan. Penelitian ini, meneliti penggunaan pesan antar makanan online terhadap pemilihan makanan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya. Ilmu pengetahuan terkait makanan sehat dan bergizi tentunya sudah didapat oleh mahasiswa selama mahasiswa menjalani perkuliahan, dengan ilmu yang didapat penelitian ini mengamati lebih dalam implementasi mahasiswa terkait pengetahuan makanan sehat dan bergizi yang didapat dengan pemilihan makanannya melalui pemesanan antar makanan online. Menggunakan penelitian kualitatif dengan pengambilan teknik purposive sampling didapatkan 8 (delapan) informan kunci mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya dan 2 (dua) informan pendukung yaitu driver ojek online. Proses validasi data dengan teknik triangulasi sumber didapatkan analisa temuan 5 (tema), analisis yang didapat mahasiswa memilih memesan makanan didasari oleh efesiensi dalam pemesanan, keterjangkauan harga, keterbatasan tidak bisa memasak, memesan karena menginginkan suatu makanan yang disukai dan dinginkan, serta memesan makanan karena pengaruh teman. Dapat disimpulkan kurangnya implementasi ilmu mahasiswa dengan pemilihan makanannya melalui pesan antar online makanan. Implikasi dalam bidang gizi dari penelitian ini masih terdapat mahasiwa yang memesan makanan melalui aplikasi atas dasar pola makan sehat yang mahasiswa terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa mengupayakan makan sayur atau buah satu kali sehari dengan memesan makanan melalui apliksi pesan antar online makanan. Kat

    76,501

    full texts

    118,658

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    bkg
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇