HAK DAN KEWAJIBAN ORANG TUA DAN ANAK DITINJAU DARI PASAL 45 juncto 46 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hak-hak anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia dan bagaimana hak dan kewajiban orang tua dan anak menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normative, disimpulkan: 1. Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa. Anak berhak atas hak hidup dan hak merdeka sebagai hak dasar dan kebebasan dasar tidak dapat dilenyapkan atau dihilangkan, tetapi harus dilindungi dan diperluas hak atas hidup dan hak merdeka tersebut. Karena hak asasi anak tersebut adalah merupakan bagian dari hak asasi manusia yang mendapat jaminan dan perlindungan hukum baik hukum nasional maupun hukum internasional. Anak berhak pula mendapatkan perlindungan dari gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun dari anak itu sendiri dari keluarga, masyarakat bahkan negara sendiri. 2. Hak dan kewajiban antara orang tua dan anak saling timbali balik yaitu kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya, sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus. Orang tua dapat mewakili dalam suatu perbuatan hukum terhadap apa yang dilakukan oleh anak yang masih dalam kekuasaannya karena anak belum mencapai 18 tahun/belum dewasa atau belum pernah menikah. Sedangkan seorang anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik. Ketika kelak seorang anak yang telah dianggap dewasa, memiliki kewajiban memelihara kewajibannya sesuai dengan kemampuannya terhadap orang tua dan keluarganya.Kata kunci:  Hak dan Kewajiban, Orang Tua dan Anak

KAJIAN HUKUM TERHADAP BARANG DAN JASA PEMERINTAH SECARA KONSISTEN UNTUK MENCEGAH KEBOCORAN PENGGUNAAN KEUANGAN NEGARA BERDASARKAN KEPPRES RI NO. 80 TAHUN 2003 jo. PERPRES RI NO. 54 TAHUN 2010

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip umum serta asas pengelolaan keuangan Negara dan sejauhmana pakta integritas pengadaan barang dan jasa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih berdasarkan Keppres No. 80 Tahun 2003, jo Perpres No. 54 Tahun 2010.  Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Prinsip keuangan Negara; Dikelola secara tertib dan taat pada peraturan. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN setiap tahun. APBN dan APBD mempunyai fungsi otoritas. Surplus penerimaan negara daerah dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara/daerah, dll. Asas umum pengelolaan keuangan Negara; Asas Tahunan, Asas Universalitas, Asas Akuntabilitas, Asas Profesionalitas, Asas Keterbukaan, Asas Pemeriksaan Keuangan oleh Badan Pemeriksa yang bebas dan mandiri. 2. Pengaturan pakta integritas pada pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean government). Namun yang lebih penting adalah penerapan materi dari ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme sebagaimana tertuang dalam pakta integritas.Kata kunci: Kajian Hukum, Barang dan Jasa Pemerintah,Konsisten, Kebocoran Penggunaan Keuangan Negara

Implementasi Kebijakan Dana Desa Tahun 2021 Di Desa Kakenturan Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan dana di Desa Kakenturan Kecamatan Modoinding Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2021. Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa dan turunannya juga memberikan suatu jaminan pada setiap desa di Indonesia akan menerima kucuran dana desa dari pemerintah melalui APBN dengan mekanisme pencairan dana dari pusat ke seluruh kabupaten kemudian di transfer ke rekening desa dengan jumlah yang berlipat ganda, jauh lebih banyak dari anggaran dana untuk desa tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan dari Undang-undang desa ini mempunyai konsekuensi terhadap proses pengelolaan yang semestinya dalam pengimplementasiannya dilaksanakan secara akuntabel, profesional, efektif, efisien, dan transparan, serta didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen publik yang baik untuk terhindar dari adanya penyimpangan, penyelewengan dan tindakan korupsi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari aspek komunikasi terkait implementasi Dana Desa di Kakenturan dapat dikatakan baik, dimana para pelaksana memberikan informasi kepada masyarakat terkait anggaran yang ada Dari aspek sumberdaya yang digunakan dalam implementasi dana desa di desa Kakenturan yakni : staf, keuangan, informasi, kewenangan. Namun dari sisi kualitas, masih perlu ditingkatkan untuk penyelenggaraan anggaran yang cukup besar tersebut.   Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Dana Desa &nbsp

Pendugaan Volume, Biomassa dan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah Pada Kawasan Hutan Desa Lampo Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala

Biomass is the mass of the living vegetation, which also plays an important role in the carbon cycle. Meanwhile, carbon stock is the carbon content stored either on the soil surface as plant biomass, necromass, or in the soil as soil organic matter. Before counting the biomass and carbon stock, we have to count the volume in the tree first. The purpose of this research was to estimate the volume, biomass and aboveground carbon stock stored in the Village Forest area in Lampo Village. This research was conducted for three months, from July 2020 - September 2020 in the Forest Area in Lampo Village, Banawa Tengah District, Donggala Regency. The results of this research showed that the total volume of vegetation in the Lampo Village Forest was 140.17 m³ / ha (trees) and 9.86 m³ / ha (poles); vegetation biomass in Lampo Village Forest is 137.09 tonnes / ha (trees) and 10.00 tonnes / ha (poles); and carbon reserves in Lampo Village Forest are 68.55 tonnes / ha (trees) and 5.00 tonnes / ha (poles). The dominant species group is Bayur (Pterospermum javanicum), of the 8 identified stands.Keywords: Allometrics, Biomass, Carbon Stoc

Implementación de una planta de valorización de residuos sólidos orgánicos en el distrito de Cerro Colorado - Arequipa, 2019

Este documento detalla las actividades profesionales que se llevan a cabo dentro de la Municipalidad Distrital de Cerro Colorado, en mi calidad de jefa del Departamento de Instrumentos de Gestión de la Sub-Gerencia de Gestión de Residuos Sólidos - Gerencia de Servicios a la Ciudad y Ambiente. La mala gestión de los residuos sólidos urbanos tendrá un impacto negativo en el medio ambiente y la salud de la población. Cuando el ambiente se vuelva insalubre por el tratamiento de basura al aire libre, la ciudad reducirá su capacidad de recepción, pues esta situación conducirá a la reproducción de insectos y roedores, así como al hedor que se produce durante el proceso de descomposición; sin mencionar el deterioro del paisaje debido a las molestias e inconvenientes La sensación de seguridad y el deterioro del paisaje tienen un impacto negativo directo en la salud mental

CAMERA: A Community Resource for Metagenomics

The CAMERA (Cyberinfrastructure for Advanced Marine Microbial Ecology Research and Analysis) community database for metagenomic data deposition is an important first step in developing methods for monitoring microbial communities

Paleoseismological data from a new trench across the El Camp Fault(Catalan Coastal Ranges, NE Iberian Peninsula)

The El Camp Fault (Catalan Coastal Ranges, NE Iberian Peninsula) is a slow slipping normal fault whose seismic potential has only recently been recognised. New geomorphic and trench investigations were carried out during a training course across the El Camp Fault at the La Porquerola alluvial fan site. A new trench (trench 8) was dug close to a trench made previously at this site (trench 4). With the aid of two long topographic profiles across the fault scarp we obtained a vertical slip rate ranging between 0.05 and 0.08 mm/yr. At the trench site, two main faults, which can be correlated between trenches 8 and 4, make up the fault zone. Using trench analysis three paleoseismic events were identified, two between 34.000 and 125.000 years BP (events 3 and 2) and another event younger than 13 500 years BP (event 1), which can be correlated, respectively, with events X (50.000- 125.000 years BP), Y (35.000-50.000 years BP) and Z (3000-25.000 years BP). The last seismic event at the La Porquerola alluvial fan site is described for the first time, but with some uncertainties

Grinder: a versatile amplicon and shotgun sequence simulator

We introduce Grinder (http://sourceforge.net/ projects/biogrinder/), an open-source bioinformatic tool to simulate amplicon and shotgun (genomic, metagenomic, transcriptomic and metatranscriptomic) datasets from reference sequences. This is the first tool to simulate amplicon datasets (e.g. 16S rRNA) widely used by microbial ecologists. Grinder can create sequence libraries with a specific community structure, α and β diversities and experimental biases (e.g. chimeras, gene copy number variation) for commonly used sequencing platforms. This versatility allows the creation of simple to complex read datasets necessary for hypothesis testing when developing bioinformatic software, benchmarking existing tools or designing sequence-based experiments. Grinder is particularly useful for simulating clinical or environmental microbial communities and complements the use of in vitro mock communities

Krokodil-associated cutaneous ulceration, cardiac arrhythmia and thrombi

Krokodil, the street name for desomorphine, has emerged as a deadly and alarming drug phenomenon in recent years. This report delves into the intricate relationship between krokodil abuse, its adverse effects on the skin and its profound impact on cardiovascular events. Our patient developed a non-healing cutaneous ulceration associated with an acute onset of cardiac arrhythmia, as well as bilateral upper extremity acute deep-vein thrombosis

PHACCS, an online tool for estimating the structure and diversity of uncultured viral communities using metagenomic information

BACKGROUND: Phages, viruses that infect prokaryotes, are the most abundant microbes in the world. A major limitation to studying these viruses is the difficulty of cultivating the appropriate prokaryotic hosts. One way around this limitation is to directly clone and sequence shotgun libraries of uncultured viral communities (i.e., metagenomic analyses). PHACCS , Phage Communities from Contig Spectrum, is an online bioinformatic tool to assess the biodiversity of uncultured viral communities. PHACCS uses the contig spectrum from shotgun DNA sequence assemblies to mathematically model the structure of viral communities and make predictions about diversity. RESULTS: PHACCS builds models of possible community structure using a modified Lander-Waterman algorithm to predict the underlying contig spectrum. PHACCS finds the most appropriate structure model by optimizing the model parameters until the predicted contig spectrum is as close as possible to the experimental one. This model is the basis for making estimates of uncultured viral community richness, evenness, diversity index and abundance of the most abundant genotype. CONCLUSION: PHACCS analysis of four different environmental phage communities suggests that the power law is an important rank-abundance form to describe uncultured viral community structure. The estimates support the fact that the four phage communities were extremely diverse and that phage community biodiversity and structure may be correlated with that of their hosts