934 research outputs found

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA

    Get PDF
    Sistem informasi akuntansi merupakan penyedia informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan. Sistem informasi yang baik merupakan suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi yang akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis) dan relevan (relevance). Pada kenyataannya, sering terjadi human error dan para pemakai sering merasa kesulitan dalam mengoperasikan sistem informasi. Hal ini dapat menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan para pengguna, terutama dalam seri reabilitas dan keakurasian suatu laporan. Objek penelitian adalah Kantor Cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Surabaya. Variabel dalam penelitian ini adalah Partisipasi Pemakai (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X2), Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) dan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Populasi penelitian adalah seluruh manajer dan para staf kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. di Surabaya yang terlibat dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi sejumlah 42 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling sebanyak 38 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa Partisipasi Pemakai (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y). Sedangkan Kemampuan Teknik Personal Sisitem Informasi Akuntansi (X2) dan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) pada kantor cabang PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. di Surabaya

    Perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dan Student Team Achievement Division (STAD) ditinjau dari sikap ilmiah siswa dalam pokok bahasan suhu dan kalor di Kelas X semester II SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015

    Get PDF
    ABSTRAKS Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) terdapat tidaknya perbedaan yang signifikan antara sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT dan STAD pada materi suhu dan kalor, (2) terdapat tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT dan STAD pada materi suhu dan kalor. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan jenis penilitiannya menggunakan design quasi experimental dalam mengumpulkan datanya. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan sikap ilmiah siswa dan tes hasil belajar kognitif siswa. Hasil analisis reliabilitas butir soal uji coba instrumen tes hasil belajar kognitif diperoleh sebesar 0,529 dengan kategori cukup.Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X semester II SMAN-1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015, dengan sampel penelitian adalah kelas X-IPA 1berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X-IPA 2 berjumlah 30 orang sebagai kelas kontrol. Analisis data sikap ilmiah siswa, pretest dan posttest tes hasil belajar kognitif siswa menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) berdasarkan analisis uji hipotesis sikap ilmiah siswa menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap ilmiah siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan sikap ilmiah siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada taraf signifikansi 0,05, dengan skor rata-rata kelas eksperimen adalah 64,33 dan kelas control adalah 60,16. (2) Analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas eksperimen dari hasil posttest pada materi suhu dan kalor dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas control dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dapat dilihat berdasarkan α = 0,05 lebih kecil dari nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,827 untuk posttest hasil belajar kognitif siswa, dengan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 78,06 sedangkan kelas control adalah 76,94. ABSTRACT This study is aimed to know: (1) there is a least significant difference between the scientific attitude of students in learning to use the cooperative model type NHT and STAD on the material temperature and heat, (2) there is a least significant difference between the learning outcomes of students after participating in learning to use the cooperative model type NHT and STAD on the material temperature and heat. This study used experimental methods and types using a design quasi experimental in collecting the data. The instrument used is the observation sheet scientific attitude of students and students cognitive achievement test. The level of reliability analysis item test cognitive achievement test was obtained for 0,529 with enough category.The population in this study is the second half of the class X Palangka Raya SMAN-1 School Year 2014/2015, the study sample was X-IPA 1 amounted to 30 people as an experimental class and the class of X-IPA 2 were 30 people as the control class. The analysis of the data of scientific attitude of students and pretest and postest students cognitive achievement test using SPSS version 17.0 for Windows. Results of the study showed that:(1) based on an analysis of scientific hypothesis testing students attitudes shows that there are no significant differences between the scientific attitude of students using cooperative learning model NHT type and scientific attitude of students using cooperative learning model STAD type of at significance level of 0,05, with the average experimental class score was 64,33 and the control class is 60,16. (2) the hypothesis test analysis showed that there are no significant difference in student learning outcomes postest experimental class of results on the material temperature and heat with using cooperative learning model NHT compared with the control class student learning outcomes by using cooperative learning model type STAD. This can be seen by α=0,05 is smaller than the value of Sig. (2-tailed) of 0,827 to postest cognitive achievement of students, with the average value of the experimental class is 78,06 while the control group was 76,94

    KESEIMBANGAN BAKTERI PADA USUS AYAM PETELUR YANG DIBERI SINBIOTIK AKBISPROB

    Get PDF
    KESEIMBANGAN BAKTERI PADA USUS AYAM PETELUR YANG DIBERI SINBIOTIK AKBISprobABSTRAKPenelitian bertujuan mengetahui keseimbangan bakteri dideteksi berdasarkan jumlah bakteri asam laktat (BAL), Escherichia coli dan Salmonella sp pada usus ayam petelur yang diberi sinbiotik AKBISprob 4% pada pakan. Penelitian ini menggunakan 12 ekor ayam petelur strain Isa Brown berumur 16 bulan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola searah terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu P0 (Ayam diberi pakan komensial), P1 (Pakan komensial dan sinbiotik AKBISprob 4% diberikan setiap hari), P2 (Pakan komensial dan sinbiotik AKBISprob 4% diberikan tiga hari sekali); dan P3 (Pakan komensial dan sinbiotik AKBISprob 4% diberikan lima hari sekali). Sampel yang diambil adalah usus halus dan sekum pada hari ke 29. Hasil penelitian berdasarkan pemberian sinbiotik AKBISprob 4% tiga hari sekali menunjukkan berpengaruh nyata (P0,05) terhadap jumlah Escherichia coli pada usus kecil. Pemberian sinbiotik AKBISprob 4% tiga hari sekali menunjukkan berpengaruh sangat nyata (

    STUDI DESKRIPTIF TERHADAP ORIENTASI BELAJAR ORANG DEWASA PADA PESERTA PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN BAGI NON APARATUR DI BBPP LEMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis akan pembelajaran orang dewasa pada pelatihan teknis pengolahan bagi non aparatur yang dilaksanakan di BBPP Lembang. Menjadi pendekatan dalam pembelajaran pada pelatihan ini mendorong peneliti untuk mengkaji lebih lanjut tentang orientasi belajar dari peserta. Orientasi belajar itu sendiri merupakan arah tindakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai potensi kehidupan dan kebutuhan untuk bisa menghadapi permasalahan yang dialami. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang: 1) potensi diri dan kebutuhan yang dihadapi peserta pelatihan, 2) implementasi hasil pelatihan oleh peserta pelatihan, 3) upaya merumuskan orientasi belajar peserta pelatihan 4) tindak lanjut pelatihan. Tinjauan konseptual teoritik penelitian ini mencakup konsep pendidikan luar sekolah, konsep pelatihan, konsep pendidikan orang dewasa, dan konsep orientasi belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian widyaiswara dan peserta pelatihan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan triangulasi data di BBPP Lembang. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) peserta pelatihan sudah memahami akan potensi diri mereka. Tetapi, dari kelima indikator yang diteliti, hasil yang paling dominan yaitu indikator motivasi, empati dan keterampilan sosial. Sedangkan dari aspek kebutuhan yang dihadapi, peserta sudah mengerti akan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja peserta. (2) peserta pelatihan akan langsung mengimplementasikan di kehidupan dan kegiatan sehari-hari peserta dari apa yang sudah di pelajari selama kegiatan pelatihan berlangsung. Karena peserta sudah memiliki keterampilan dalam membuat inovasi baru dari hasil pertanian. (3) widyaiswara membuat rumusan orientasi belajar sudah sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta pelatihan. Orientasi belajar yang lebih difokuskan adalah orientasi pengetahuan dan pemenuhan kebutuhan. (4) widyaiswara akan mengadakan tindak lanjut kepada peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan selesai. Dan kegiatan tindak lanjut akan dilaksanakan setelah tiga bulan setelah pelatihan selesai. Kegiatan tindak lanjut ini berlangsung selama empat hari dan kegiatannya dilaksanakan di daerah asal peserta pelatihan. Rekomendasi terhadap orientasi belajar orang dewasa ini diharapkan peserta lebih memahami potensi diri mereka secara keseluruhan dan kebutuhan yang dihadapi, serta diharapkan mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari dari kegiatan pelatihan di kehidupan sehari-hari. Serta widyaiswara membuat orientasi belajar untuk peserta lebih baik lagi agar sesuai dengan kebutuhan peserta. Dan lembagapun harus mendukung agar dapat menghasilkan peserta yang berkualitas. This research is motivated by the author's interest toward adult learning orientation on participants processing non technical training for non apparatus that was conducted in BBPP Lembang. Being in a learning approach to training encourages researchers to examine learn more about the orientation of the participants. Orientation learning is a course of action in the learning process to achieve the potential of life and necessity to cope with the problems experienced. The purpose of this study is to obtain an overview of: 1) potential and necessity that faced by the participants, 2) implementation of the results training by participants, 3) efforts to formulate a learning orientation participants 4) follow-up training. Conceptual overview in this study covers the theoretical concept of non-formal education, training concept, the concept of adult education, and the concept of learning orientation. The method used in this research is descriptive method, and uses a qualitative approach with research subjects, and they are trainers and participants. The techniques of collecting data used interview, observation, document study, and triangulation of data in BBPP Lembang. the results obtained the following conclusions: (1) will have to understand their own potential. However, from the five indicators studied, the dominant result is motivation indicator, empathy and social skills. While from the necessity aspect the participants have understand about the knowledge and skills to improve their welfare and productivity. (2) the participants of training will be implemented what have been learned during the training activities immediately in their life and daily activities. Because they already have skills in making new innovations of agricultural products. (3) widyaiswara have make formulation of learning orientation in accordance with necessity and expectations of them. The orientation learning is more focuse to knowledge orientation. (4) widyaiswara will hold a follow-up to the participants after the training finished. And follow-up activities will be carried out on three months after the training completed. This follow-up activity lasted for four days and the activities conducted in their region. Recommendations toward adult learning orientation is expected that participants understand their overall potential and necessity, and can apply what they have learned of the training activities in daily life. And widyaiswara make learning orientation be better to participants in order to appropriate with their necessity. And the institution must support to produce excellent quality of the participants

    PENGARUH SELF REGULATED LEARNING DAN SELF EFFICACY TERHADAP PROKRASTINASI PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    Get PDF
    ABSTRACT SARI KUMALA SIREGAR. Effect of Self Regulated Learning and Self Efficacy Against Procrastination of Student Thesis Preparation at Faculty of Economics, State University of Jakarta. Thesis, Jakarta. Economic Cooperation Education Studies Program, Department of Economics and Administration, Faculty of Economics, Jakarta State University, August 2017. This research was conducted at State University of Jakarta, for two months since May 2017 until June 2017. The method used in this research is survey method with quantitative approach and using primary data for independent variable that is self regulated learning (Variable X1) and self efficacy ( Variable X2) as the variable that influences and the dependent variable is procrastination (Variable Y) as the variable that influenced. The data used by researchers is quantitative data. Data analysis was done by analyzing primary data of multiple linear regression analysis model which will be used. The population in this study are all students of Faculty of Economics, 2013 State University of Jakarta, totaling 697 people. The affordable population of this study amounted to 600 students. The results of this study that: 1) Self regulated learning (X1) correlated significantly with procrastination (Y) preparation of thesis on students. The relationship is negative meaning that the higher self-regulated learning that the student has, the lower the procrastination of the preparation of student's thesis. 2) Self efficacy (X2) correlates significantly with procrastination (Y). The relationship is negative meaning that the higher self efficacy that the students have, the lower the procrastination of students in doing thesis task. Kata Kunci : Procrastination, Self regulated learning, Self efficac

    PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA PADA USIA ANTARA 50-59 TAHUN DENGAN USIA DIATAS 60 TAHUN PADA PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI DI RS. PKU (PEMBINA KESEJAHTERAAN UMAT) MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    Get PDF
    Farida kumala sari 2010. Perbedaan angka kejadian benign prostatic hyperplasia pada usia antara 50-59 tahun dengan usia diatas 60 tahun pada pemeriksaan ultrasonografi di RS. PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah Surakarta. Latar Belakang. Pembesaran prostat jinak atau lebih dikenal sebagai BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah kelainan prostat yang paling sering terjadi, terutama pada pria berusia > 50 th. Penyakit ini tidak mengenal status sosial, setiap pria yang memiliki prostat perlu waspada terhadap pembesaran prostat, karena sampai saat ini penyebab pasti dari pembesaran prostat jinak belum diketahui. Diperkirakan ada 2,5 juta laki-laki Indonesia yang menderita BPH. Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara angka kejadian benign prostatic hyperplasia pada usia antara 50-59 tahun dengan usia diatas 60 tahun pada pemeriksaan ultrasonografi. Metode. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dengan jumlah sampel 30 penderita benign prostatic hyperplasia di RS. PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah Surakarta, yang telah melakukan pemeriksaan ultrasonografi mulai dari tanggal 1 Januari 2009 sampai 31 Mei 2010. Hasil. Berdasarkan kelompok usia didapatkan, dari 30 penderita yang menderita Benign Prostatic Hyperplasia, sebanyak 26 penderita atau 86,67% berusia diatas 60 tahun, sedangkan yang berusia antara 50-59 tahun sebanyak 4 penderita atau 13,33%. Kesimpulan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, ada perbedaan antara angka kejadian benign prostatic hyperplasia pada usia 50-59 tahun dengan usia diatas 60 tahun

    ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIS PADA KELAS FISIKA MENGGUNAKAN RASCH MODEL

    Get PDF
    Mathematical modeling was the ability to formulate natural laws into mathematical form. This ability was very important to support learning in fields related to calculations such as mathematics, physics, and chemistry. This research includes development research. The product developed as an instrument of mathematical modeling ability assessment in physics class. This instrument was analyzed and adjusted for the Rasch model. The variables that were used as a reference are validity, difficulty level, and reliability. Based on the analysis results, the MNSQ INFIT value of 1.01 ± 0.18 was obtained, which means that the developed instrument was compatible with the Rasch model so that the valuation instrument was declared valid. The level of difficulty in the analysis results obtained results of 0.00 ± 0.71 which means that the questions developed were mostly in the medium category. Furthermore, the reliability of the assessment instruments developed was 0.93, which means that the reliability of the developed assessment instruments was in the excellent category.&nbsp

    STUDI SEDIMENTASI FORMASI VULKANIK JATIBARANG, LAPANGAN “KUMALA” CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA BERDASARKAN DATA LOG DAN DATA SEISMIK

    Get PDF
    Cekungan Jawa Barat Utara tersusun oleh litologi yang kompleks,salah satunya adalah endapan/batuan vulkanik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola, arah pasokan sedimen dan struktur geologi yang berkembang pada sedimentasi Formasi Vulkanik Jatibarang Lapangan “KUMALA”, Cekungan Jawa Barat Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi meliputi foto core, data master log, data wireline log, dan data seismik dari beberapa sumur prospek pada Formasi Jatibarang di lapangan “KUMALA”. Penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan data log yang meliputi korelasi struktur dengan penyesuaian pola kurva log GR, SP, densitasneutron, dan resistivity. Dari data seismik dilakukan analisa dengan melakukan picking horison, picking sesar, pembuatan peta kontur struktur waktu puncak Formasi Vulkanik Jatibarang beserta peta ketebalan waktunya dan penentuan pola hubungan antara bidang perlapisan dengan batas sekuen serta penentuan pola konfigurasi internal. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola struktur sesar normal yang beberapa diantaranya memperlihatkan kenampakan graben pada korelasi struktur analisa data wireline log. Sedang dari analisa penampang seismik, tampak adanya pola-pola onlap-downlap, truncation serta pola konfigurasi internal chaotic, sigmoid, evensubparalel, dan hummocky yang menunjukkan karakter endapan/batuan vulkanik serta keberadaan struktur geologi yang kompleks pada Formasi Vulkanik Jatibarang. Berdasar peta kontur struktur waktu, tampak kondisi bawah permukaan pada saat ini berupa pola sesar barat daya-timur laut, tenggara-barat laut, utara selatan, dan barat-timur. Terdapat juga pola rendahan di bagian utara dan bagian barat secara lokal serta bagian timur hingga tenggara dengan bagian tinggian terletak pada bagian tengah daerah penelitian. Arah pasokan sedimen diindikasikan berasal dari bagian yang memiliki ketebalan tipis kea rah daerah yang memiliki sedimen yang lebih tebal pada daerah penelitian

    AN ANALYSIS ON STUDENTS’ ABILITY IN WRITING NARRATIVE TEXT AT SENIOR HIGH SHCOOL 1 PINGGIR

    Get PDF
    ABSTRAK Sri kumala Sari, (2019): Analisis Kemampuan Siswa dalam Menulis Teks Naratif di SMA Negeri 1 Pinggir Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks naratif. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. dalam mengumpulkan data, peneliti meengunakan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas sebelas siswa SMAN 1 pingir. Terdiri dari 4 kelas, jumlah populasi adalah 112 siswa. Sampel penelitian ini adalah 28 siswa yang di ambil secara acak dari 4 kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 18 siswa mendapatkan tingkat yang sangat baik dan persentasenya adalah 64%. Siswa kuat dalam komponen isi tetapi lemah dalam mekanik, dan kosa kata. Peneliti menemukan bahwa skor total kemampuan siswa dalam menulis teks naratif adalah 1939 dan skor rata-rata adalah 69. Skor tertinggi adalah 84 dan skor terendah adalah 40. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelas sebelas SMAN 1 Pinggir memiliki kategori sangat baik dalam menulis teks naratif Kata kunci: Kemampuan Menulis, Teks Naratif
    corecore