PENGARUH KEKERASAN PADA VARIASI CAMPURAN KOMPOSISI KOMPOSIT SERAT ECENG GONDOK, SERBUK KAYU JATI, DAN SERABUT KELAPA TERHADAP JARAK DAN WAKTU PENGEREMAN

Kampas rem merupakan salah satu komponen dalam sistem pengereman yang memiliki peran dalam mengurangi laju kecepatan dalam kendaraan. Pada umumnya kampas rem yang beredar di pasaran berbahan dasar asbestos yang memiliki kekurangan dari segi performa dan lingkungan, sehingga diperlukan bahan alternatif pembuatan kampas rem asbestos. Serat eceng gondok, serbuk kayu jati, dan serabut kelapa menjadi bahan alternatif sebagai bahan kampas rem menggantikan asbestos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekerasan komposit serat eceng gondok, serbuk kayu jati dan serabut kelapa terhadap jarak dan waktu pengereman pada kampas rem sepeda motor. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pengaruh kekerasan terhadap jarak dan waktu pengereman merupakan parameter yang di uji menggunakan alat uji pengereman yang sesuai dengan SNI 4404:2008. Kampas rem yang digunakan pada spesimen A (40% serabut kelapa, 0% serat eceng gondok, 10% serbuk kayu jati, 50% resin), Spesimen B (40% serat eceng gondok, 0% serabut kelapa, 10% serbuk kayu jati, 50% resin), dan Spesimen C (20 % serat eceng gondok, 20% serabut kelapa, 10% serbuk kayu jati, 50% resin). Hasil menunjukan bahwa spesimen A dengan nilai kekerasan terendah 51,3 HD memiliki hasil jarak dan waktu terbaik. Pada kecepatan 20 km/jam dengan 2,70 s, perlambatan pengereman -2,05 m/s², dan jarak pengereman 7,53 meter; kecepatan 40 km/jam dengan 4,13 s, perlambatan pengereman -2,69 m/s², dan jarak pengereman 22,94 meter; dan kecepatan 60 km/jam dengan 5,14 s, perlambatan pengereman -3,24 m/s², dan jarak pengereman 42,88 meter. ************ Brake pads are one of the components in the braking system that play a role in reducing the speed of a vehicle. Generally, brake pads available on the market are made of asbestos, which has shortcomings in terms of performance and environmental impact. Thus, alternative materials for making asbestos-free brake pads are needed. Water hyacinth fibers, teak wood powder, and coconut fibers are considered alternative materials to replace asbestos in brake pads. This study aims to determine the effect of the hardness of composite materials consisting of water hyacinth fibers, teak wood powder, and coconut fibers on braking distance and time in motorcycle brake pads. This research employs an experimental method. The effect of hardness on braking distance and time is tested using a braking test tool compliant with SNI 4404:2008 standards. The brake pads used are as follows: Specimen A (40% coconut fibers, 0% water hyacinth fibers, 10% teak wood powder, and 50% resin), Specimen B (40% water hyacinth fibers, 0% coconut fibers, 10% teak wood powder, and 50% resin), and Specimen C (20% water hyacinth fibers, 20% coconut fibers, 10% teak wood powder, and 50% resin). The results show that Specimen A, with a hardness value of 51.3 HD, yields the best braking distance and time results. At a speed of 20 km/h, it records 2.70 seconds, a braking deceleration of -2.05 m/s², and a braking distance of 7.53 meters; at 40 km/h, 4.13 seconds, -2.69 m/s², and 22.94 meters; and at 60 km/h, 5.14 seconds, -3.24 m/s², and 42.88 meters

EFEKTIFITAS LATIHAN RONDO DAN LATIHAN SMALL SIDED GAMES TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PASSING SISWA EKSTRAKURIKULER FUTSAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 04 JAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase perbandingan efektifitas antara latihan Small Sided Games (SSG) dan latihan Rondo terhadap peningkatan ketepatan passing siswa ekstrakurikuler futsal SMK Muhammadiyah 04 Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal SMK Muhammadiyah 04 Jakarta, kemudian dilakukan pengambilan sampel munggunakan teknik purposive sampling, dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 20 siswa pada Ekstrakurikuler futsal SMK Muhammadiyah 04 Jakarta dengan menggunakan desain penelitian eksperimen, yaitu mencari perbandingan persentase dengan metode penelitian pre-test dan post-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil akhir efek Rondo (mean = 7.40) lebih tinggi dibandingkan hasil akhir Small Sided Games (mean = 6.40) terhadap peningkatan ketepatan passing. *********** This study aims to determine the percentage comparison of the effectiveness between Small Sided Games (SSG) training and Rondo training on increasing the passing accuracy of futsal extracurricular students at Muhammadiyah Vocational School 04 Jakarta. The population in this study were all students who participated in the futsal extracurricular at Muhammadiyah Vocational School 04 Jakarta, then sampling was carried out using purposive sampling techniques, and a sample size of 20 students was obtained at the futsal extracurricular at Muhammadiyah Vocational School 04 Jakarta using an experimental research design, namely finding a percentage comparison with the pre-test and post-test research methods. The results of the study showed that the final result of the Rondo effect (mean = 7.40) was higher than the final result of Small Sided Games (mean = 6.40) on increasing passing accuracy

SURVEI KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH SMA NEGERI SE-KECAMATAN CIKARANG UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ketersediaan, kondisi dan status kepemilikan saraana dan prasarana pendidikan jasmani di SMA Negeri se-Kecamatan Cikarang Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif persentase. Data kondisi sarana penjas secara keseluruhan menunjukkan bahwa dari total 344 barang yang diteliti, sebanyak 316 barang atau 92% berada dalam kondisi baik, sementara 28 barang atau 8% mengalami kerusakan. Kemudian untuk data kondisi prasarana perkakas penjas secara keseluruhan menunjukkan bahwa dari total 43 barang yang diteliti, 40 barang atau 93% berada dalam kondisi baik, sementara 3 barang atau 7% mengalami kerusakan. Data ini mengindikasikan bahwa mayoritas barang dalam kategori "Baik" menunjukkan pemeliharaan yang baik dan penggunaan yang efektif. Dan data prasarana fasilitas penjas secara keseluruhan menunjukkan bahwa dari total 23 barang yang diteliti, semuanya, yaitu 23 barang atau 100%, berada dalam kondisi baik. Tidak ada barang yang mengalami kerusakan, sehingga persentase untuk kategori "Rusak" adalah 0%. ************* This study aims to examine the availability, condition, and ownership status of physical education facilities and infrastructure in public senior high schools (SMA Negeri) in North Cikarang District. This research employs a quantitative descriptive approach. The data analysis technique used is descriptive percentage statistics. The overall data on the condition of physical education equipment indicates that out of a total of 344 items examined, 316 items (92%) are in good condition, while 28 items (8%) are damaged. Furthermore, the overall data on the condition of physical education tools and infrastructure shows that out of a total of 43 items analyzed, 40 items (93%) are in good condition, while 3 items (7%) are damaged. This data suggests that the majority of items categorized as "Good" reflect proper maintenance and effective use. Additionally, the overall data on physical education facility infrastructure reveals that all 23 items examined (100%) are in good condition. There are no damaged items, resulting in a 0% percentage for the "Damaged" category

RANCANG BANGUN PENGISIAN AIR MINUM OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO R3

Penelitian ini bertujuan untuk membuat prototipe pengisian air minum otomatis berbasis Arduino Uno R3. Metode yang digunakan adalah rekayasa teknik, yaitu memastikan bahwa produk tersebut bekerja dengan efektif. Metode ini meliputi perencanaan, analisis kebutuhan, perancangan prototipe, implementasi, pengujian kinerja, dan evaluasi efektivitas sistem. Sistem ini memanfaatkan sensor ultrasonik untuk mengukur volume air, sensor aliran YF-S401 untuk mengukur debit, waktu pengisian, dan volume air yang dihasilkan, konveyor untuk memindahkan gelas, serta sensor E18-D80NK untuk mendeteksi dan menghitung jumlah gelas yang terisi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu melakukan pengisian air secara kontinyu dengan tingkat akurasi rata-rata sebagai berikut: volume air 98,84% (130 ml), 98,13% (200 ml), dan 98,07% (220 ml); waktu pengisian 97,27%, 97,11%, dan 98,83%; serta debit air 97,60%, 96,10%, dan 98,96% untuk masing-masing kapasitas. Prototipe ini berhasil dirancang dan diuji dengan baik, menunjukkan potensi untuk meningkatkan efisiensi proses pengisian air minum dalam kemasan secara otomatis. ***** This research aims to make a prototype of automatic drinking water filling based on Arduino Uno R3. The method used is engineering, which ensures that the product works effectively. This method includes planning, needs analysis, prototype design, implementation, performance testing, and evaluation of system effectiveness. The system utilizes an ultrasonic sensor to measure the volume of water, a YF-S401 flow sensor to measure the discharge, filling time, and volume of water produced, a conveyor to move the glasses, and an E18-D80NK sensor to detect and count the number of glasses filled The test results show that the system is able to perform continuous water filling with the following average accuracy levels: water volume 98.84% (130 ml), 98.13% (200 ml), and 98.07% (220 ml); filling time 97.27%, 97.11%, and 98.83%; and water discharge 97.60%, 96.10%, and 98.96% for each capacity. The prototype was successfully designed and well tested, showing the potential to improve the efficiency of the automatic bottled water filling process. ****

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI IPA DENGAN BERBANTUAN MEDIA DIORAMA DI KELAS V SDN KARET 04

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Karet 04 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya pada topik ekosistem, melalui penerapan pendekatan saintifik yang dibantu dengan media diorama. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi. Penelitian ini melibatkan 23 siswa kelas V pada tahun ajaran 2024/2025. Pengumpulan data dilakukan melalui tes esai berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa, yaitu dari 17,39% pada pra-siklus menjadi 56,52% pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi 86,95% pada siklus II, melebihi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan sebesar 80%. Aktivitas guru dan siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan, dengan aktivitas guru mencapai 88% dan aktivitas siswa sebesar 82% pada siklus II. Penerapan pendekatan saintifik yang dipadukan dengan media diorama secara efektif meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pemahaman siswa terhadap materi IPA. Oleh karena itu, pendekatan ini direkomendasikan untuk meningkatkan hasil belajar yang bermakna dalam pembelajaran IPA. ***** This study aims to improve the learning outcomes of fifth-grade students at SDN Karet 04 in the Natural Science subject, specifically on the ecosystem topic, through the implementation of a scientific approach assisted by diorama media. This research employed Classroom Action Research (CAR) using the Kemmis and McTaggart model, which consists of three stages: planning, action and observation, and reflection. The study involved 23 fifth-grade students during the 2024/2025 academic year. Data were collected using Higher Order Thinking Skills (HOTS)-based essay tests and observation of teacher and student activities during the learning process. The results showed a significant improvement in student learning outcomes, increasing from 17.39% in the pre-cycle to 56.52% in cycle I, and further to 86.95% in cycle II, surpassing the predetermined success criterion of 80%. Teacher and student activity levels also improved significantly, with teacher activity reaching 88% and student activity 82% in cycle II. The application of the scientific approach combined with diorama media effectively enhanced students’ motivation, engagement, and understanding of the science material. Therefore, this approach is recommended to improve meaningful learning outcomes in science education

DESAIN ARBOR DAN CUTTER HOBBING DENGAN MODUL 1,5 DAN 2 PADA MESIN DRILL MILLING

Penelitian ini menggunakan literatur terkini dalam bidang teknik mesin dan rekayasa untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan efektif untuk meningkatkan kinerja arbor dan cutter hobbing pada mesin drill milling. Oleh karena itu, penelitian tentang desain arbor dan cutter hobbing dengan modul 1,5 mm dan 2 mm pada mesin drill milling sangat penting. Tujuan dari desain ini adalah untuk meningkatkan efisiensi proses pembuatan gigi, mengurangi waktu produksi dan menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Metode yang dilakukan penulis adalah melakukan analisis menyeluruh terhadap arbor dan cutter hobbing yang akan dirancang dengan menilai kinerja sebelumnya serta menemukan masalah yang berpengaruh terhadap kualitas produk. Langkah berikutnya penulis mengembangkan ide baru untuk arbor dan cutter, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti dimensi, geometri, material dan karateristik tambahan. Hasil yang diperoleh pada pengujian arbor dan cutter dapat mengurangi waktu produksi 5 kali lebih cepat dibanding dari desain sebelumnya. Hasil simulasi menunjukan bahwa beban yang dapat diterima oleh arbor dan cutter mulai dari 0 hingga 550 kg. Pada pengujian rata-rata kedalaman potong mendapatkan hasil yang baik dengan penyimpangan tidak lebih dari 0,1 mm sehingga hasil yang diciptakan oleh arbor dan cutter pada penelitian ini menciptakan produk yang sangat presisi. Kata kunci : Arbor, Cutter Hobbing, Drill Milling, Efisiensi Produksi, Modul Gigi. ***** This research uses the latest literature in the field of mechanical engineering and engineering to produce innovative and effective solutions to improve the performance of arbor and cutter hobbing on drill milling machines. Therefore, research on designing arbor and cutter hobbing with 1.5 mm and 2 mm modules on drill milling machines is very important. The goal of this design is to increase the efficiency of the gear manufacturing process, reduce production time and produce better product quality. The method used by the author is to carry out a thorough analysis of the hobbing arbor and cutter which will be designed by assessing previous performance and finding problems that affect product quality. The next step is for the author to develop new ideas for arbors and cutters, taking into account various aspects such as dimensions, geometry, materials and additional characteristics. The results obtained from arbor and cutter testing can reduce production 5 times faster compared to the previous design. The simulation results show that the load that can be accepted by the arbor and cutter ranges from 0 to 550 kg. In testing the average depth of cut, good results were obtained with a deviation of no more than 0.1 mm so that the results created by the arbor and cutter in this study created a very precise product. Keywords: Arbor, Cutter Hobbing, Drill Milling, Gear Module, Production Efficiency

PENGEMBANGAN MODEL MULTI STATION UNTUK LATIHAN TEKNIK SPESIFIK SEPAK TAKRAW

ABSTRAK Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan model multi station untuk latihan teknik spesifik sepak takraw. Metode penelitian pengembangan yang digunakan adalah metode research and development Borg & Gall yang terdiri dari 10 tahap penelitian. Pengembangan model multi station untuk teknik spesifik sepak takraw ini melalui uji justifikasi oleh 5 orang ahli dan menghasilkan model yang divalidasi. Model multi station untuk latihan teknik spesifik sepak takraw menghasilkan tiga station untuk latihan servis, smash, dan umpan dilengkapi dengan katrol elektrikal, dan sensor yang dapat di kontrol melalui micro controller pada box control dan terkoneksi dengan aplikasi melalui bluetooth. Model yang divalidasi selanjutnya di revisi dan dilakukan uji coba awal pada 22 atlet sepak takraw. Selanjutnya dilakukan revisi kembali dan diujicobakan pada skala besar hingga menghasilkan model akhir. Hasil penelitian didapatkan model multi station untuk latihan teknik spesifik sepak takraw yang dinamakan Three Trainer Sepak Takraw R25. Model ini dinyatakan praktis dengan rata-rata 84.5% penilaian melalui angket yang diisi oleh 40 responden serta dinyatakan efektif dengan uji efektivitas pre-test, perlakuan, post test pada 35 atlet dengan hasil nilai P value 0.000, yang berarti hasil ini signifikan secara statistik (p < 0.05). Sehingga model ini dapat diterapkan untuk latihan teknik spesifik sepak takraw dengan panduan buku pedoman penggunaanya. Kata Kunci : multi station, three trainer, teknik spesifik sepak takraw. ****** ABSTRACT This development research aims to develop a multi-station model for specific technique training in sepak takraw. The research and development method used is the Borg & Gall research and development method, which consists of 10 stages of research. The development of the multi-station model for specific techniques in sepak takraw went through a justification test by 5 experts, resulting in a validated model. The multi-station model for specific technique training in sepak takraw consists of three stations for serving, smashing, and passing exercises, equipped with electrical pulleys and sensors that can be controlled through a microcontroller in the control box and connected to an application via Bluetooth. The validated model was then revised and underwent initial testing with 22 sepak takraw athletes. After further revisions, it was tested on a larger scale until the final model was achieved. The results of the study show that the multi-station model for specific technique training in sepak takraw, named the Three Trainer Sepak Takraw R25, is practical with an average rating of 84.5% based on a questionnaire completed by 40 respondents and is effective with a pre-test, treatment, and post-test effectiveness test on 35 athletes yielding a P-value of 0.000, indicating statistically significant results (p < 0.05). Thus, this model can be applied for specific technique training in sepak takraw, with a user guidebook for its implementation. Keywords: multi station, three trainers, specific sepak takraw techniques

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG MOCAF (Modified Cassava Flour) PADA PEMBUATAN TAIWANESE PINEAPPLE CAKE TERHADAP KUALITAS FISIK DAN DAYA TERIMA KONSUMEN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh substitusi tepung mocaf dalam pembuatan Taiwanese pineapple cake terhadap kualitas fisik dan daya terima konsumen. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Roti dan Kue Program Studi Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak bulan Desember 2023 hingga Desember 2024. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dalam pembuatan Taiwanese pineapple cake dengan 3 perlakuan, yaitu substitusi tepung mocaf 20%, 30% dan 40%, yang diujikan kepada 30 panelis agak terlatih, yaitu mahasiswa Program Studi Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Hasil penelitian uji daya terima menggunakan uji Friedman dengan taraf signifikansi 5% (a = 0,05) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pada keseluruhan aspek. Hasil penelitian uji kualitas fisik dengan menggunakan uji Anova menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pada uji daya kembang, namun pada uji bake loss terdapat pengaruh, yang kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range (DMRT), dan menunjukkan bahwa Taiwanese pineapple cake perlakuan substitusi tepung mocaf sebesar 20% yang paling berbeda nyata. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Taiwanese pineapple cake dengan perlakuan substitusi tepung mocaf dengan persentase 20%, 30%, dan 40% dapat diterima oleh konsumen, dan Taiwanese pineapple cake substitusi tepung mocaf 20% merupakan produk yang direkomendasikan, ditinjau dari hasil uji bake loss dikarenakan Taiwanese pineapple cake substitusi tepung mocaf 20% yang paling berbeda nyata, dengan jumlah penurunan kadar air tertinggi. ***** This research aims to analyze the effect of mocaf flour substitution in making of Taiwanese pineapple cake on physical quality and consumer acceptance. The research was conducted at the Bakery and Pastry Processing Laboratory, Culinary Arts Program, Faculty of Engineering, State University of Jakarta. The research period started from December 2023 to December 2024. This study used an experimental method in making Taiwanese pineapple cake with three treatments: 20%, 30%, and 40% substitution of mocaf flour, testing conducted with 30 semi trained panelist, namely students of the Culinary Arts Program, Faculty of Engineering, State University of Jakarta. The results of the consumer acceptance test using the Friedman test at a significance level of 5% (α = 0.05) indicated that there was no effect on the overall aspects. The results of the physical quality test using ANOVA showed that there was no effect on the volume expansion test, however, there was an effect on the bake loss test, which was then followed by the Duncan Multiple Range Test (DMRT), indicating that the Taiwanese pineapple cake with a 20% mocaf flour substitution was the most significantly different. The conclusion of this study is that Taiwanese pineapple cake with 20%, 30%, and 40% mocaf flour substitution can be accepted by consumers, and the Taiwanese pineapple cake with a 20% mocaf flour substitution is the recommended product, based on the bake loss test results, as the 20% mocaf flour substitution showed the highest reduction in moisture content and the most significantly different

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PEMBUATAN POUND CAKE PADA MATA PELAJARAN PRODUK CAKE DAN KUE INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menganalisis kelayakan media video tutorial pembuatan pound cake pada mata pelajaran Produk Cake dan Kue Indonesia (PCKI) di SMKN 3 Bogor. Video tutorial berisi informasi tentang pembuatan pound cake, termasuk penjelasan langkah-langkah, tips, dan trik dengan durasi video 12 menit 25 detik. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE, yang meliputi lima tahap: Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluate. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan berasal dari penilaian expert judgement serta peserta didik. Validasi dilakukan oleh ahli materi, media, dan bahasa, hasil penilaian menghasilkan skor kelayakan sebesar 91,7% dari ahli materi dengan kategori sangat layak, penilaian berikutnya dilakukan kepada ahli media dan mendapatkan skor 92,3% dengan kategori sangat layak, dan terakhir dilakukan penilaian oleh ahli bahasa dan mendapatkan nilai 95,8% dengan kategori sangat layak, semua penilaian menunjukkan bahwa media ini sangat layak digunakan. Uji coba pada pengguna atau peserta didik dilakukan dalam tiga tahap: one-to-one, small group, dan field group, dengan hasil persentase kelayakan uji one-to-one sebesar 94,3% dengan kategori sangat layak, uji small group sebesar 90,5% dengan kategori sangat layak, dan terakhir uji field group sebesar 89,2% dengan kategori sangat layak. Uji coba respon dilakukan kepada peserta didik dengan nilai persentase sebesar 91% dengan respon sangat positif. Berdasarkan hasil penelitian, media ini sangat layak dan mendapat respon yang sangat positif untuk mendukung pembelajaran sehingga video ini direkomendasikan sebagai media pembelajaran untuk bidang kuliner pada mata pelajaran Produk Cake dan Kue Indonesia di SMK. Kata Kunci : Media Video Tutorial, Pound Cake, Mata Pelajaran Produk Cake dan Kue Indonesia ***** This study aims to develop and analyze the feasibility of video tutorial media for making pound cake in the subject of Indonesian Cake and Pastry Products (PCKI) at SMKN 3 Bogor. The video tutorial contains information about making pound cake, including explanations of steps, tips, and tricks with a video duration of 12 minutes 25 seconds. The research method used is Research and Development (R&D) with the ADDIE development model, which includes five stages: Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluate. The data analysis technique was carried out using descriptive qualitative data analysis techniques. The data collected came from expert judgment assessments and students. Validation was carried out by material, media, and language experts, the assessment results produced a feasibility score of 91.7% from material experts with a very feasible category, the next assessment was carried out by media experts and got a score of 92.3% with a very feasible category, and finally an assessment was carried out by language experts and got a score of 95.8% with a very feasible category, all assessments indicate that this media is very feasible to use. The trial on users or students was conducted in three stages: one-to-one, small group, and field group, with the results of the one-to-one test feasibility percentage of 94.3% with a very feasible category, the small group test of 90.5% with a very feasible category, and finally the field group test of 89.2% with a very feasible category. The response trial was conducted on students with a percentage value of 91% with a very positive response. Based on the results of the study, this media is very feasible and received a very positive response to support learning so that this video is recommended as a learning media for the culinary field in the subject of Indonesian cake and cake products in SMK. Keywords : Media Video Tutorial, Pound Cake, Indonesian Cake and Cake Products Cours

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMKN 1 CIKARANG BARAT

Lingga Fatahillah Albir, Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi pada Mata Pelajaran Teknik Pemesinan Bubut Di SMKN 1 Cikarang Barat. Jakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan perbedaan kompetensi setelah dilaksanakannya model pembelajaran teaching factory. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada tingginya angka pengangguran lulusan SMK akibat rendahnya kompetensi siswa dalam memenuhi kebutuhan industri. Model pembelajaran teaching factory dirancang untuk menyelaraskan proses pembelajaran di sekolah dengan dunia industri, sehingga siswa memiliki pengalaman praktis yang relevan dengan kebutuhan kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain kausal-komparatif jenis Ex Post Facto, di mana penelitian dilakukan setelah terjadinya treatment atau perlakuan terhadap objek penelitian. Sampel penelitian dalam penelitian ini berjumlah 65 siswa yang terdiri dari dua kelompok, yaitu kelas teaching factory yang dan kelas konvensional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik kuota sampling. Data dikumpulkan melalui post-test dan dianalisis menggunakan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kompetensi siswa yang mengikuti pembelajaran teaching factory dibandingkan dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dibuktikan dengan hasil uji analisis data dengan rata-rata skor hasil post-test kelas teaching factory sebesar 125,5 dan kelas konvensional sebesar 71,59, kemudian dibuktikan juga dengan hasil Uji Kompetensi Keahlian yang menunjukkan kelas teaching factory cenderung memiliki keahlian yang kompeten dibanding kelas konvensional. Uji T-test juga dilakukan untuk melihat apakah ada perbandingan antara kelas teaching factory dan konvensional, didapat hasil nilai signifikasi uji independent t-test <0,05 tepatnya sebesar 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran teaching factory. Dapat disimpulkan hasil penelitian ini yaitu model pembelajaran teaching factory dapat meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran Teknik Pemesinan Bubut. Kata Kunci: Teaching Factory, Kompetensi, Teknik Pemesinan Bubut, Model Pembelajaran ***** Lingga Fatahillah Albir, The Implementation of the Teaching Factory Learning Model To Improve Competency in Lathe Machining Techniques at SMKN 1 Cikarang Barat. Jakarta: Mechanical Engineering Education Study Program, Faculty of Engineering, State University of Jakarta, 2025. This study aims to find out whether there are influences and differences in competencies after the implementation of the teaching factory learning model. The background of this research is based on the high unemployment rate of vocational school graduates due to the low competence of students in meeting industrial needs. The teaching factory learning model is designed to align the learning process in schools with the industrial world, so that students have practical experience that is relevant to work needs. This study uses a quantitative method with a causal�comparative design of the Ex Post Facto type, where the research is carried out after the treatment of the research object. The research sample in this study amounted to 65 students consisting of two groups, namely the teaching factory class and the conventional class. Sampling was carried out using the sampling quota technique. Data was collected through post-test and analyzed using statistical tests. The results of the study showed a significant increase in the competence of students who participated in teaching factory learning compared to students who followed the conventional learning model. It is evidenced by the results of the data analysis test with an average score of 125.5 post-test results for the teaching factory class and 71.59 for the conventional class, then also proven by the results of the Expertise Competency Test which shows that the teaching factory class tends to have competent skills compared to the conventional class. The T-test was also carried out to see if there was a comparison between the teaching factory and conventional classes, the results of the significance value of the independent t-test <0.05 were obtained to be precise of 0.00. This shows that there is an influence of the teaching factory learning model. It can be concluded that the teaching factory learning model can improve student competence in the subject of Lathe Machining Engineering. Keywords: Teaching Factory, Competency, Lathe Machining Techniques, Learning Mode