59 research outputs found
Faktor yang Memengaruhi Stres Kerja Pekerja Perempuan di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2023
Tuntutan pekerjaan membuat para karyawan menjadi tegang baik fisiologis maupun psikologis yang dapat memicu stres kerja. World Health Organization (WHO) menyatakan stres merupakan epidemi yang menyebar keseluruh dunia. Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja terhadap pekerja perempuan di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan tahun 2023.Metode yang digunakan adalah metode Mixed Methods, Pendekatan yang digunakan dalam kuantitatif yaitu cross sectional dan kualitatif menggunakan focused interviews, dengan jumlah sampel kuantitatif sebanyak 45 responden dan sampel kualitatif 8 orang. Analisis kuantitatif yaitu univariat,bivariat dan multivariat dengan uji chi-squre dan binary ligistik, analisis kualitatif yaitu reduction, display dan Conclusion Drawing.Hasil penelitian kuantitatif diperoleh variabel yang paling mempengaruhi stress kerja yaitu beban kerja dengan nilai Sig 0,000 dengan nilai Exp(B) atau Odd Ratio tertinggi yaitu 36.231 Exp(B). Penelitian kualitatif beban kerja tinggi karena penetapan kerja tidak berdasarkan kualifikasi pendidikan, double job, jam kerja yang tinggi, pembagian kerja yang tidak rata, tuntutan etos kerja yang maksimal dan pembayaran gaji non PNS yang belum sesuai harapan.Kesimpulan Kuantitatif adalah ada pengaruh beban kerja, umur dan ketidakpastian karir dan yang paling dominan mempengaruhi adalah beban kerja
ANTENATAL â POSTNATAL CARE CENTER DI KOTA SEMARANG
Kota Semarang, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, didominasi oleh penduduk
perempuan. Data dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang tahun 2022 menunjukkan bahwa
50,5% populasi Kota Semarang adalah perempuan. Dari jumlah tersebut, terdapat 36.068 ibu
hamil. Sayangnya, sekitar 65% dari ibu hamil tersebut berisiko mengalami Angka Kematian
Ibu (AKI) yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Penyebab utama AKI adalah
komplikasi selama kehamilan. Beberapa kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti
penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, atau infeksi, dapat meningkatkan risiko
kematian ibu hamil. Selain itu, kurangnya pendidikan kesehatan juga menjadi faktor yang dapat
meningkatkan risiko kematian ibu hamil, karena kurangnya akses terhadap informasi yang
memadai dan kesadaran rendah tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul. Peran
atenatal dan postnatal care center, klinik bersalin, dan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
sangat penting dalam menghadapi angka kematian ibu. Akan tetapi, dengan fokus pada
perawatan selama kehamilan dan pasca melahirkan, atenatal dan postnatal care center memiliki
peran yang lebih penting dalam mengurangi angka kematian ibu. Fasilitas ini membantu ibu
merasa lebih tenang, aman, dan terbantu dalam mengatasi tantangan baru dalam peran mereka
sebagai ibu, sehingga memungkinkan mereka untuk fokus pada kesehatan dan perkembangan
bayi mereka dengan lebih baik. Melalui peningkatan pendidikan kesehatan, pemantauan
kondisi kejiwaan ibu, dan memberikan perawatan yang memadai selama masa nifas dan pasca
melahirkan, diharapkan risiko kematian ibu hamil dapat berkurang, serta kesehatan ibu dan
bayi meningkat secara signifikan.
Kata kunci : Atenatal-Pranatal, Semarang, Optimal Healing Environmen
Hubungan Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO)Terhadap Kepuasan Pengobatan Pasien Tuberkulosis di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Kabupaten Banyumas
Latar belakang: tuberkulosis adalah penyakit yang dapat disembuhkan melalui pengobatan teratur yang terdiri dari tahap intensif dan tahap lanjutan. Keteraturantersebut dapat dicapai dengan adanya pmo. Kinerja pmo yang baik akanmemberikan hasil pengobatan yang optimal bagi pasien dan hasil pengobatan yang optimal tersebut dapat meningkatkan kepuasan pengobatan pasien.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja pmo terhadapkepuasan pengobatan pasien tuberkulosis di bkpm kabupaten banyumas. Metodelogi: penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional yang dilakukan selama 6 bulan pada november 2018 âapril 2019. Total responden yang mengikuti penelitian ini yaitu 64 orang. Kinerjapmo diukur menggunakan kuesioner kinerja pmo yang telah diuji validitas danreliabilitas, sedangkan kepuasan pengobatan diukur menggunakan kuesionertsqm versi ii yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis uji pearsoncorrelation digunakan untuk mengetahui hubungan kinerja pmo terhadapkepuasan pengobatan. Hasil: pmo pasien tuberkulosis paru di bkpm kabupaten banyumas sebayak75% memiliki kinerja yang baik. Pasien tuberkulosis paru di bkpm kabupatenbanyumas memiliki kepuasan pengobatan secara keseluruhan sebesar 71,90%.skor rata-rata perdomain kepuasan adalah 69,27 % pada domain kepuasanberdasarkan efektivitas, domain kepuasan pengobatan berdasarkan efek sampingobat memiliki skor 85,68 %, domain kenyamanan penggunaan obat memiliki skor66,49 %, dan domain kepuasan secara umum memiliki skor 68,88 %. Terdapathubungan yang bermakna antara kinerja pmo terhadap kepuasan pengobatandengan nilai sig (2- tailed) sebesar 0,000 dan pearson correlation sebesar 0,463(hubungan sedang). Hubungan kinerja pmo terhadap kepuasan pengobatanbersifat positif yang berarti semakin baik kinerja pmo maka semakin baik pulakepuasan pengobatan pasien tuberkulosis paru. Kesimpulan: semakin baik kinerja pmo maka semakin baik pula kepuasan pengobatan pasien tuberkulosis paru di bkpm kabupaten banyumas
MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROBOTIK DI SMA NEGERI 28 JAKARTA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaa, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan ekstrakurikuler Robotik di SMAN 28 Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 hingga bulan januari 2020 dengan objek penelitian di SMAN 28 Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan beberapa pedoman diantaranya pedoman wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler Robotik dilakukan satu tahun sekali melalui rapat tahunan dan dituangkan dalam bentuk program kerja. (2) Pelaksanaan ekstrakurikuler Robotik dilaksanakan setiap hari jumat dimulai dari pukul 15.00 â Selesai. Kegiatan dilaksanakan di ruang robotik atau ruang prestasi ataupun di ruang audio visual. Materi yang diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotik meliputi pelatihan materi, public speaking, motivation Leadership, persiapan mengikuti perlombaan, ataupun persiapan untuk pelaksanaan kegiatan besar yang tertuang dalam program kerja. (3) Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotik di SMAN 28 Jakarta dilakukan setiap diadakannya kegiatan. Pengawasan dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Pembina, pelatih kegiatan ekstrakurikuler robotik SMAN 28 Jakarta dan orang tua. Pengawasan dilakukan dengan melakukan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler robotik. Hal dni betujuan agar proses memastikan bahwa kegiatan dilakukan sesuai dengan prosedur dan untuk mengecek kehadiran siswa. Kendala yang dihadapi dalam proses pengawasan yaitu ketika pihak sekolah tidak dapat mengawasi pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler robotik SMAN 28 Jakarta, namun kendala tersebut dapat diatasi dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua.
Keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler Robotik semata-mata agar siswa memiliki wadah untuk mengembangkan minat serta bakat dengan kegiatan positif dan masih dalam pengawasan pihak sekolah serta siswa dapat memperoleh prestasi selain dibidang akademik.
ABSTRACT
This study aimed to investigate the process of planning, implementing and monitoring the Robotic Extracurricular Activities at SMAN 28 Jakarta. The research was conducted from November 2019 to January 2020 with the research object of SMAN 28 Jakarta. The method used is descriptive design with a qualitative approach, where the data collection used several tools including in-depth interview tools, documentation study, and observation.
The results showed that: (1) The planning of Robotic extracurricular activities is carried out once a year through annual meetings and outlined in the form of work programs. (2) The Robotic extracurricular activities are held every Friday starting from 15:00 until finist in the robotics room or the performance room or the audiovisual room. The materials taught in robotic extracurricular activities include training material, public speaking, motivation relationship, preparation for a competition, or preparation for big activities as outlined in the work programs. (3) The supervision of Robotic extracurricular activities at SMAN 28 Jakarta is supervised at every activity by the deputy headmaster of student affairs, the coach, trainers of robotic extracurricular activities and also parents. Supervision is carried out by conducting direct supervision on the implementation of Robotic extracurricular activities. This aimed to ensure that the activities are carried out in under the procedures and to check studentsâ attendance. The obstacle faced in the supervision process is when the school cannot supervise the activities, but these obstacles can be overcome by the collaboration between the school and parents.
The success of Robotic extracurricular activities are for students to have a place to develop their interests and talents in positive activities that still under the schoolâs supervision and the students can get achievements other than in the academic field.
Keywords: Management, Extracurricular Activities, Roboti
Coronavirus Diseases -19: an overview in education, agriculture, and communication perspectives
As it emerged at the end of December 2020 in Wuhan, China, Coronavirus has now spread to many countries, which affected several sectors of human life. This paper aims to describe the impact of covid-19 on education, agriculture, and communication in Indonesia. In education, COVID-19 impacted the teaching methods. Teachers utilized e-learning during the COVID-19 pandemic, such as Schoology, Edmodo, Google Classroom, Facebook, WhatsApp, and Zoom. In agriculture, coronavirus impacted downstream and upstream agriculture. As the main food producer, farmers should be protected from the dangers of the coronavirus to maintain food security. All people need to consume food based on agricultural products. In communication, coronavirus makes society change in the use of communication media. New media is more interactive and creates a new understanding of interpersonal communication
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Teorema Pythagoras Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika materi teorema pythagoras di tinjau dari kemampuan berpikir kritis tinggi, sedang dan rendah. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tertulis dan wawancara. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Subjek penelitian ini adalah tiga siswa SMPN 14 Semarang kelas IX-F diantaranya satu siswa berkemampuan berpikir kritis tinggi, satu siswa berkemampuan berpikir kritis sedang, dan satu siswa berkemampuan berpikir kritis rendah. Teknik analisis dilakukan dengan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi metode dengan membandingkan hasil tes dan wawancara. Hasil penelitian di peroleh (1) Peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis tinggi mampu memenuhi semua tahapan polya seperti memahami masalah (Understanding the problem), memikirkan rencana (Devising a plan), melaksanakan rencana (Carrying out the plan), dan memeriksa kembali jawaban (Looking back). (2) Peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis sedang hanya mampu memenuhi beberapa tahapan polya seperti memahami masalah (Understanding the problem), memikirkan rencana (Devising a plan), sedangkan pada melaksanakan rencana (Carrying out the plan) kurang memenuhi dan memeriksa kembali jawaban (Looking back) tidak memenuhi. (3) Peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis rendah memenuhi satu tahapan polya seperti memahami masalah (Understanding the problem) kemudian untuk tahap kedua yaitu memikirkan rencana (Devising a plan) tidak memenuhi sedangkan pada melaksanakan rencana (Carrying out the plan) kurang memenuhi, dan memeriksa kembali jawaban (Looking back) tidak memenuhi
MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROBOTIK DI SMA NEGERI 28 JAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan ekstrakurikuler Robotik di SMAN 28 Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 hingga bulan Januari 2020 dengan objek penelitian di SMAN 28 Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan beberapa pedoman diantaranya pedoman wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Proses perencanaan kegiatan ekstrakurikuler Robotik dilakukan satu tahun sekali melalui rapat tahunan. (2) Pelaksanaan ekstrakurikuler Robotik dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 15.00âSelesai. Kegiatan dilaksanakan di ruang robotik, ruang prestasi, dan ruang audio visual. Materi yang diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler robotik meliputi pelatihan materi dan materi yang tertuang dalam program kerja. (3) Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler Robotik di SMAN 28 Jakarta dilakukan setiap diadakannya kegiatan dengan melakukan pengawasan langsung. Hal ini betujuan memastikan bahwa kegiatan dilakukan sesuai dengan prosedur. Pengawasan dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Pembina, pelatih kegiatan ekstrakurikuler robotik SMAN 28 Jakarta dan orang tua. Kendala yang dihadapi dalam proses pengawasan yaitu ketika pihak sekolah tidak dapat mengawasi pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler robotik SMAN 28 Jakarta, namun kendala tersebut dapat diatasi dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua
Pemodelan Tingkat Kemiskinan di Papua Barat dengan Pendekatan Binary Logistic Regression
Binary logistic regression model is a regression model used to predict the probability of a specific event occurring or not occurring based on predictor variable. In this model, the response variable is binary, meaning it has only two possible categories: a âfailureâcategory and a âsuccessâ category. West Papua is included in the list of seven provinces that are the main focus of efforts to combat extreme poverty. Therefore, it is necessary to monitor the factors that need to be considered in order to prevent an increase in the poverty rate. To identify the factors influencing the poverty rate in Papua Barat, the research method used is binary logistic regression modeling, which assesses the influence of independent variables on the poverty rate in West Papua. So the results obtained from this study are from three variables, namely the open unemployment rate, average per capita expenditure, and gross regional domestic product have a significant effect on the poverty rate in West Papua with a classification accuracy of 100%
Manga is our world: the use of Manga as media in teaching writing recount text
Writing recount texts poses several challenges for students, including a lack of motivation, limited vocabulary, and difficulties understanding the narrative structure. Moreover, the inadequate availability of digital resources in some schools further restricts the teaching and learning process. To address these issues, this study explored the use of manga as a media tool in teaching writing recount texts. A qualitative descriptive research design was employed to describe and illustrate how manga can be effectively integrated into the teaching of writing recount texts in an XI-grade class at SMK Matsaratul Huda. The participants in this study were 22 students from the XI-grade class and an English language teacher. The findings reveal that using manga as a teaching medium for writing recount texts is a viable solution, particularly in the context of limited digital resources in schools. The manga approach enhanced students' motivation and fostered their ideation skills in writing recount texts. In conclusion, manga comics can be an effective medium for teaching writing recount texts, especially when faced with limited school digital resources. It increased student motivation and helped them better understand recount text structure and content.
Writing recount texts poses several challenges for students, including a lack of motivation, limited vocabulary, and difficulties understanding the narrative structure. Moreover, the inadequate availability of digital resources in some schools further restricts the teaching and learning process. To address these issues, this study explored the use of manga as a media tool in teaching writing recount texts. A qualitative descriptive research design was employed to describe and illustrate how manga can be effectively integrated into the teaching of writing recount texts in an XI-grade class at SMK Matsaratul Huda. The participants in this study were 22 students from the XI-grade class and an English language teacher. The findings reveal that using manga as a teaching medium for writing recount texts is a viable solution, particularly in the context of limited digital resources in schools. The manga approach enhanced students' motivation and fostered their ideation skills in writing recount texts. In conclusion, manga comics can be an effective medium for teaching writing recount texts, especially when faced with limited school digital resources. It increased student motivation and helped them better understand recount text structure and content
- âŠ