9 research outputs found

    Pembimbingan Wirausaha Mahasiswa dan Pemuda Gereja Melalui Kegiatan Budidaya Jamur Tiram

    Get PDF
    Wirausaha adalah  orang-orang yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan berbagai peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat konsumennya, memiliki kepemimpinan pribadi yang tinggi yang tercermin dari daya juang yang tinggi, kesabaran dalam menghadapi tantangan, dan toleransi terhadap ketidakpastian. Tantangan yang dihadapi generasi muda pada masa mendatang adalah ketidakpastian terhadap lapangan pekerjaan. Jumlah pencari kerja dari tahun ke tahun semakin meningkat, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia peningkatannya tidak berbanding lurus dengan jumlah peningkatan peningkatn pencari kerja.   Pada tahun 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mencanangkan Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan “hak belajar tiga semester di luar program studi” yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.  Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, salah satunya adalah melakukan kegiatan kewirausahaan, dengan mengembangkan jiwa kewirausahaan pada diri setiap mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda sebagai bekal untuk mengatasi persoalan lapangan pekerjaan.  Kewirausahaan yang merupakan upaya untuk melakukan mencari dan menemukan sesuatu yang baru, dan harus diikuti dengan pemikiran kreatif dan tindakan inovatif untuk menciptakan peluang.   Oleh karenanya untuk membangun wirausahawan muda tidak cukup hanya memberikan pembekalan dengan belajar di kelas tapi diperlukan   praktek kerja untuk memberikan pengalaman dan membangkitkan kreativitas, inovatif dan jiwa entrepreunership pada diri setiap mahasiswa. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Pembimbingan Wirausaha Mahasiswa dan Pemuda Gereja Melalui Kegiatan Budidaya Jamur Tiram” bertujuan untuk 1) membangun kesadaran dan motivasi kewirausahaan; 2) menumbuhkan jiwa interpreneurship, dan 3) memberikan pengalaman pengelolaan usaha. Kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan-pelatihan, serta praktek usaha budidaya jamur tiram. Pelatihan yang akan dilaksanakan meliputi: 1) Pelatihan Kewirausahaan; 2) Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Jamur TiramWirausaha adalah  orang-orang yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan berbagai peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat konsumennya, memiliki kepemimpinan pribadi yang tinggi yang tercermin dari daya juang yang tinggi, kesabaran dalam menghadapi tantangan, dan toleransi terhadap ketidakpastian. Tantangan yang dihadapi generasi muda pada masa mendatang adalah ketidakpastian terhadap lapangan pekerjaan. Jumlah pencari kerja dari tahun ke tahun semakin meningkat, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia peningkatannya tidak berbanding lurus dengan jumlah peningkatan peningkatn pencari kerja.   Pada tahun 2020 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mencanangkan Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan “hak belajar tiga semester di luar program studi” yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.  Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, salah satunya adalah melakukan kegiatan kewirausahaan, dengan mengembangkan jiwa kewirausahaan pada diri setiap mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda sebagai bekal untuk mengatasi persoalan lapangan pekerjaan.  Kewirausahaan yang merupakan upaya untuk melakukan mencari dan menemukan sesuatu yang baru, dan harus diikuti dengan pemikiran kreatif dan tindakan inovatif untuk menciptakan peluang.   Oleh karenanya untuk membangun wirausahawan muda tidak cukup hanya memberikan pembekalan dengan belajar di kelas tapi diperlukan   praktek kerja untuk memberikan pengalaman dan membangkitkan kreativitas, inovatif dan jiwa entrepreunership pada diri setiap mahasiswa. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Pembimbingan Wirausaha Mahasiswa dan Pemuda Gereja Melalui Kegiatan Budidaya Jamur Tiram” bertujuan untuk 1) membangun kesadaran dan motivasi kewirausahaan; 2) menumbuhkan jiwa interpreneurship, dan 3) memberikan pengalaman pengelolaan usaha. Kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan-pelatihan, serta praktek usaha budidaya jamur tiram. Pelatihan yang akan dilaksanakan meliputi: 1) Pelatihan Kewirausahaan; 2) Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Jamur Tiram

    Early increases in artisanal shore-based fisheries in a Nature-based Solutions mangrove rehabilitation project on the north coast of Java

    No full text
    We studied nearshore diurnal fish catches and fisheries development in the early stages of mangrove rehabilitation around the village of Timbulsloko on the central north coast of Java, Indonesia. Mangrove rehabilitation was part of a Nature-based Solutions project to re-establish ecological and economic resilience by combining coastal engineering measures with ecological recovery in conjunction with sustainable land and resource use. Creel surveys were conducted during the onset of the monsoon season October–December 2017 to document yields of the three main fishing gears targeting mangrove finfish in a 419 ha mangrove backwater basin. These were accompanied by structured interviews to obtain fisher views on developments in these fisheries. Analysis of satellite images and GIS-mapping were used to follow developments in mangrove coverage and effort in the estuarine lift-net fishery. Mangrove recovery between 2005 and 2018 achieved 8.5% of its maximum possible (historic) cover potential in the basin and followed an exponential growth curve. The increase in lift-net installations targeting finfish lagged in comparison to mangrove increase, remaining virtually zero till 2014, after which it rapidly increased. A baseline study in 2015 found no mangrove-associated finfish fisheries occurring in our study area. The 51 fishers surveyed in 2017, indicated that fishing activity in the area had strongly increased since 2015, with 45% of fishers stating to having started fishing this area a year earlier or even more recently. A significant majority of 87% of respondents with more than one year of experience at this location, stated that their catches had changed in terms of either fish size, quantity or composition since they started fishing, while 86% indicated improvement in terms of either size or quantity. Fishing generated about 1.05 ± 1.11 (SD) USD/hr worth of catch to professional fishers using either of the two net-types studied. As per 2017, fishing had become profitable in our study area, whereas this kind of fishery practically did not exist prior to 2014. We suggest that higher profitability may partially explain the rapid growth seen in fishing activity in the mangrove rehabilitation area. However, for 12 of the 18 larger species caught, the mean size in the catch was lower than mean size of maturation, indicating that these fisheries were principally targeted towards immature nursery fish. The results highlight the need to manage this currently developing fishery, otherwise any benefits to the local community might be nullified by overfishing

    Age alters cardiac autonomic modulations during and following exercise-induced heat stress in females

    No full text
    The aim of this study was to examine the effect of natural ageing on heart rate variability during and following exercise-induced heat stress in females. Eleven young (∼24 years) and 13 older (∼51 years), habitually active females completed an experimental session consisting of baseline rest, moderate intensity intermittent exercise (four 15-min bouts separated by 15-min recovery) and 1-hour of final recovery in a hot and dry (35°C, 20% relative humidity) environment. Respiratory and heart rate recordings were continuously logged with 10-min periods analysed at the end of: baseline rest; each of the exercise and recovery bouts; and during the 1-hour final recovery period. Comparisons over time during exercise and recovery, and between groups were conducted via two-way repeated-measures ANCOVAs with rest values as the covariate. During baseline rest, older females exhibited lower heart rate variability compared to young females with similar levels of respiration and most (∼71-79%) heart rate variability measures during repeated exercise and recovery. However, older females exhibited heart rate variability metrics suggestive of greater parasympathetic modulation (greater long axis of Poincare plot, cardiac vagal index; lower low-high frequency ratio) during repeated exercise with lower indices during the latter stage of prolonged recovery (less very low frequency component, Largest Lyapunov Exponent; greater cardiac sympathetic index). The current study documented several unique, age-dependent differences in heart rate variability, independent of respiration, during and following exercise-induced heat stress for females that may assist in the detection of normal heat-induced adaptations as well as individuals vulnerable to heat stress. © 2018, © 2018 Taylor & Francis

    Cognitive enhancers for anxiety disorders

    No full text
    Item does not contain fulltextCognitive-behavioral therapy is an effective intervention for anxiety disorders. However, a significant number of people do not respond or only show partial response even after an adequate course of the treatment. Recent research has shown that the efficacy of the intervention can be improved by the use of cognitive enhancers that augment the core learning processes of cognitive-behavior therapy. This manuscript provides a review of the current state of cognitive enhancers for the treatment of anxiety disorders.10 p

    Modulation of fear memory by retrieval and extinction: a clue for memory deconsolidation

    No full text
    corecore