72 research outputs found

    THE ANALYSIS OF MODIFICATION POSITION IN NOUN PHRASE IN THE TRANSLATION OF MASTER OF THE GAME

    Get PDF
    This research is entitiled The Analysis of Modification Position in Noun Phrase in the Translation of Master of the Game. The material discussed in this research is the modification position of the noun phrase in English into Indonesian. The modification position of the noun phrase in English into Indonesian is a unique case. The uniqueness of the position in the two languages lies in the sequence of words in the noun phrase. There is a rule in forming a noun phrase. The noun phrase is formed by a head and one or some modifications. In English the modification is divided into two groups, determiners and modifiers. The determiner consists of articles, demonstratives, possessives, and indefinite adjectives. The modifier consists of numeratives, descriptive adjectives and other nouns. The modification may lie either at the beginning of the head, which is called pre-head modification,or at the end of the head, which is called post-head modification. The modification can also be formed by phrase such as a prepositional phrase or a participle phrase. The sequence of the modification is disccussed in detail. In Indonesian, the modification is always put at the end of the head except the numeratives lie before the head. The other modification have a function to modify the head. So, most noun phrase in Indonesian refer to the modified-modifiying rule. A change of the modification position would change the meaning of the noun phrase. The translation of a noun phrase may involve the change of the modification position. The pre-head modification of the source language would be the post-modification of the target language, or it would remain the prehead modification. It would happen because of the different grammar of the two languages. Since the grammatical rule of the modification position in English and Indonesian is different, a further and more comprehensive study of the modification should be conducted in the future

    Pemisahan Dan Karakterisasi Pati Uwi (Discorea Alata L.) Dan Pemakaiannya Sebagai Bahan Pengikat Pada Pembuatan Tablet Parasetamol

    Get PDF
    Telah dilakukan pengujian karakteristik pati uwi dan pengujian kualitatif agar memenuhi persyaratan sebagai bahan tambahan, juga telah dilakukan pemeriksaan karakteristik fisik granulat dan tablet parasetamol dosis 500 mg dengan kadar bahan pengikat pasta pati uwi yang berbeda yaitu: 5%, 7,5%, 10%. Komposisi bahan tambahan, cara pembuatan, bobot dan ukuran tablet dikendalikan dalam kondisi yang sama pada setiap formula seh.ingga perbedaan harga karakteristik fisik tablet hanya disebabkan oleh perbedaan bahan pengikatnya saja. Untuk mengetahui efektivitas bahan pengikat yang ditambahkan digunakan parameter kerapuhan, kekerasan dan daya hancur tablet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa granulat maupun tablet dengan bahan pengikat pati uwi mempunyai karakteristik fisik granulat dan tablet yang baik dan relatif paling baik dengan kadar bahan pengikat pasta pati uwi 10 %

    PENGGUNAAN ABREVIASI DI PESANTREN DAARUT TAUHIID

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan abreviasi di Pesantren Daarut Tauhiid yang memiliki beragam abreviasi (pemendekan kata) dalam kegiatan dakwahnya. Abreviasi tersebut terdiri atas metode dakwah dan lembaga-lembaga di Pesantren Daarut Tauhiid. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan bentuk abreviasi, pola pembentukan, makna abreviasi, dan komponen makna di Pesantren Daarut Tauhiid. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan empat temuan penelitian sebagai berikut. (1) Hasil Persentase bentuk abreviasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa bentuk singkatan yang paling mendominasi dalam penggunaan abreviasi di Pesantren Daarut Tauhiid yaitu berjumlah 63, 08%. Bentuk akronim berjumlah 30,8%. Bentuk gabungan singkatan dan akronim berjumlah 6,2%. (2) Hasil persentase pola pembentukan abreviasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa dalam bentuk singkatan banyak digunakan pola pembentukan baru yaitu berjumlah 30%, sedangkan akronim berjumlah 23,3%. Gabungan singkatan dan akronim berjumlah 10%. (3) Hasil persentase makna abreviasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa makna referensial yang paling mendominasi dalam penggunaan abreviasi di pesantren Daarut Tauhiid yaitu berjumlah 50,8%. Makna ideasional berjumlah 41,5%. Makna emotif berjumlah 7,7%. (4) Hasil persentase komponen makna abreviasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa komponen makna budaya yang paling mendominasi dalam penggunaan abreviasi di pesantren Daarut Tauhiid yaitu berjumlah 23,6%. Komponen makna sikap dengan berjumlah 22,7%. Komponen makna pendidikan berjumlah 10,3%. Komponen makna ekonomi dengan jumlah yang sama yaitu 10,3%. Komponen makna sosial berjumlah 8,4%. Komponen makna akhlak berjumlah 7,6%. Komponen makna lembaga dengan jumlah yang sama yaitu 7,6%. Komponen makna ibadah berjumlah 5,7%. Komponen makna materi berjumlah 1,9%. Komponen makna lingkungan berjumlah 0,10%. Komponen makna SDM dengan jumlah yang sama yaitu 0,10%.;---This research is motivated by the use of abbreviation in Daarut Tauhiid boarding schools who have varied abbreviation (shortening of the word) in his missionary endeavor activities. The abbreviation consists of methods of missionary endeavor and institutions in Daarut Tauhiid boarding schools. The purpose of this research is to describe the form of abbreviation, pattern formation, the meaning of abbreviation, and components of meaning in Daarut Tauhiid boarding schools. This research used descriptive qualitative method. The results showed as follows four research findings. (1) The percentage results of abbreviation form earned, shows that the abbreviated form of the most dominates in using abbreviation in Daarut Tauhiid boarding schools amounts to 63,08%. The acronym forms amounts to 30,8%. Combined form of abbreviations and acronyms amounts to 6,2%. (2) The percentage of abbreviation formation pattern is earned, shows that in the form of an abbreviation mostly used pattern is new formation that amounts to 30%, while the acronym amounts to 23,3%. The combined abbreviations and acronyms amounts to 10%. (3) The percentage results of abbreviation meaning is earned, shows that referential of meaning which most dominated abbreviation in usage in Daarut Tauhiid boarding schools which amounts to 50,8%. The percentage results components of meaning abbreviation is earned, shows that referential of meaning which most dominated abbreviation in usage in Daarut Tauhiid boarding schools which amounts to 23,6%. Components of meaning attitude amounts to 22,7%. Components of meaning education amounts to 10.3%. Components of economic meaning for the same amount, that is 10,3%. Components of social meaning amounts to 8,4%. Components of moral meaning amounts to 7,6%. Components of institution meaning with the same amount of 7,6%. Components of meaning of worship amounts to 5,7%. Components of material meaning amounts to 1,9%. Components of environmental meaning amounts to 0,10%. Components of meaning of human resources for the same amount, that is 0,10%

    Kontribusi Model Education Sustainable Development dalam Pembelajaran PKn Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan

    Get PDF
    Pendidikan Kewarganegaraan berkontribusi mempersiapkan orang-orang muda untuk berperan dan bertanggung jawab sebagai warga negara dan secara khusus termasuk di dalamnya (melalui sekolah, pengajaran dan pembelajaran) dalam proses persiapan warga Negara. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kontribusi penuh sebagai jalan pembangunan secara berkelanjutan dalam mewadahi isu pembangunan ini dengan melibatkan partisipasi warga Negara di dalamnya. Secara konseptual, model Education Sustainable Development (ESD) merupakan sistem aktivitas pengembangan sumber daya manusia secara sadar melibatkan generasi satu dengan generasi lainnya yang mencakup keberlanjutan ekonomi (economic sustainability), keberlanjutan sosial (social sustainability), keberlanjutan budaya (cultural sustainability), dan keberlanjutan ekologi (ecology sustainability). Pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui sistem pendidikan dalam sebuah perspektif belajar sepanjang hidup (lifelong learning) dimulai dari usia dini hingga sampai pada usia dewasa. Model ESD menuntut reorientasi pendekatan pendidikan yang mencakup struktur atau isi kurikulum, tujuan, metode, dan evaluasi. Secara sistemik, pendidikan pembangunan berkelanjutan untuk pengembangan kompetensi kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn mampu mengembangkan pengetahuan yang segar (civic knowledge) bagi siswa, mengembangkan bakat yang ada dan menyampaikan keterampilan yang berguna (civic skill), sehingga dapat membantu peserta didik mengembangkan jenis kualitas hidup yang melibatkan rasa hormat tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk sumber daya, fauna dan flora yang ada di planet ini (civic disposition). Kata kunci : Model Education Sustainable Development (ESD), Pembelajaran PKn, Kompetensi Kewarganegaraan Abstrac

    THE OPTIMAL NUMBER OF OPTIONS USED IN MULTIPLE-CHOICE TEST FORMAT FOR NATIONAL EXAMINATIONS IN INDONESIA

    Get PDF
    Purpose of the study: The present research purports to find out the most favourable number of options used in the Multiple Choice (MC) format for Senior High Schools in Indonesian National Examinations (UN) and suggest the testing division within the Indonesia ministry of education to consider the result of the study Methodology: Two English tests using MC questions with five options, consisting of 50 questions per test format, were used as the elicitation devices for this research. One of these English tests was rewritten to create four options by deleting the non-functioning distractors in each question. Both tests with different MC test formats were administered to 2 groups within two state Senior High Schools (SMA). The Classical Method and Rasch Analysis were utilized to compare item facility, item discrimination, distractor measure correlation, and reliabilities across the two MC test formats. To corroborate the findings of the study, questionnaires were randomly distributed to 120 SMA students and 15 SMA English teachers. Main Findings: The findings suggested that four options were more difficult than five options. There was significant change observed in Item Facility (p<0.05) and Item Discrimination across the two MC test formats. Based on the questionnaire data analysis, the four-option is the more optimal and preferable format to be used in the National Examinations. Applications of this study: Regarding the practicality issues like saving time and money for implementing the tests, minimizing the amount of time and effort needed for test-makers to create the tests, and also reducing the risk of providing implausible distractors for developing MC tests, this study concluded that the four-option MC format is more optimal to be used for Indonesian National Examinations in Senior High School. Novelty/Originality of this study: The testing division within the Indonesia Ministry of Education uses different numbers of MC options in Elementary, Junior High, and Senior High Schools examinations. The Ministry has predetermined three options for elementary schools, four options for junior high schools, and five options for senior high school students. The decision made the researchers of the present study eager to find out whether the use of MC format with reduced options in the UN SMA will produce the same results or maybe increase or reduce the efficiency, effectiveness, reliability, and practicality of the test administration. This is the first study to compare the number of choices in the MC test format used in Indonesian National Examinations

    Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal terhadap Tingkat Kecemasan Warga Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya (Studi Kasus pada Pemberitaan Begal Anggota Brimob)

    Get PDF
    Saat ini, masyarakat dengan mudahnya memeroleh informasi apapun dari suatu media, termasuk pemberitaan tindkat kejahatan. Salah satu contoh pemberitaan yang kerap diberitakan di media adalah mengenai tindak kriminal begal. Dalam sebuah penelitian dinyatakan bahwa khalayak yang terterpa pemberitaan kriminal mengalami perasaan cemas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara terpaan pemberitaan begal terhadap tingkat kecemasan masyarakat, dengan studi kasus pemberitaan begal anggota Brimob. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatif untuk melihat sebab akibat antar variabelnya. Variabel yang digunakan adalah variabel terpaan pemberitaan begal (X) dan variabel tingkat kecemasan (Y). Populasi penelitian adalah siswa dan siswi SMA/SMK sederajat di wilayah Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sampel berjumlah 100 responden. Data diolah dengan menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara terpaan pemberitaan begal terhadap tingkat kecemasan siswi SMA/SMK sederajat di wilayah Kecamatan Pasar Rebo. Berdasarkan uji F memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Adapun nilai T hitung lebih besar dari pada T tabel, dengan T hitung sebesar 11.694 > 1,984 T tabel (df = N-2). Besaran pengaruh yang dihasilkan terpaan pemberitaan begal terhadap tingkat kecemasan warga dapat dikatakan besar dengan dilihat berdasarkan uji determinasi yaitu sebesar 58,3%. Arah pengaruh dalam penelitian ini, yaitu bersifat positif, sehingga dapat diartikan semakin tinggi terpaan pemberitaan begal semakin tinggi pula tingkat kecemasan

    PERSEPSI GURU-GURU SEKOLAH DASAR PASCAPELATIHAN GOOGLE MEET UNTUK MENGATASI MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Pandemi mengubah jalannya sekolah kita. Semua kelas tatap muka tradisional diubah menjadi kelas dalam jaringan. Hal ini mempersulit perencanaan pendidikan yang sangat baik untuk mata kuliah berbasis praktik, karena mata kuliah ini mengandalkan fasilitas laboratorium untuk meningkatkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, pelayanan sosial kepada 24 guru SD menjadi penting melalui pemanfaatan platform dalam jaringan, khususnya Google Meet. Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari tentang proses pengajaran penggunaan Google Meet selama pandemi Covid-19, serta untuk menilai pendapat instruktur tentang pelatihan dan penggunaan platform ini. Penulis menggunakan paradigma kualitatif untuk menggambarkan metode pembelajaran dan menentukan pendapat instruktur tentang pelatihan menggunakan observasi lapangan dan survei. Berdasarkan observasi lapangan yang terdokumentasi, presenter kursus menggunakan Google Meet untuk diskusi konten. Menurut survey ini, 73,62 persen responden lebih memilih mode pembelajaran dalam jaringan karena minimnya masalah yang dihadapi. Menariknya, temuan kuesioner mengungkapkan 81,95 persen persepsi yang baik tentang penggunaan pelbagai platform selama sesi. Ini memiliki potensi untuk menjadi peningkatan yang signifikan untuk kuliah dalam jaringan di semua konteks

    Entman Framing Analysis of Food Governance in Online Media

    Get PDF
    The article aim is to understand how kompas.com and sindonews.com on the period of 16 October 2017 up to 21 October 2017 framing the news related to food governance in Indonesia using Entman Framing Analysis. Entman Framing is an alternative method to see media differentiation in reveal the reality. According to the researcher, the two media possess its own differentiation in interpreting those realities, so that media could be considered as reader mindset influencer. The concept and theory of the article is agenda setting, reality construct, Entman framing, news and online media. The article method is qualitative using news article as analysis unit. The result show that the two online media emphasize issue about food governance management system. But the assertion of the two news are different; kompas.com tend to build and develop the village and farmer regeneration aspect, while sindonews.com emphasized on reinforcement the management system of food governance

    Hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku penggunaan daun kelor sebagai anti hiperkolesterolemia di Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang

    Get PDF
    ABSTRAK: Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal yaitu ≥200 mg/dL. Hiperkolesterolemia dapat diobati menggunakan tanaman herbal salah satunya yaitu daun kelor. Kelor mengandung senyawa flavonoid dan sitosterol yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Akan tetapi, di beberapa golongan masyarakat, tanaman herbal tidak dimanfaatkan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan mayoritas masyarakat tidak mengetahui mengenai manfaat yang terdapat dalam tanaman herbal salah satunya yaitu daun kelor sebagai terapi hiperkolesterolemia. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Pengetahuan mengenai manfaat daun kelor sebagai antihiperkolesterolemia menjadi poin penting yang mempengaruhi perilaku penggunaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku penggunaan daun kelor sebagai antihiperkolesterolemia di kecamtan Gondanglegi kabupaten Malang. Jenis penelitian ini yaitu penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 100 responden. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji spearman rank untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang diuji. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 84 responden (84%) dan perilaku penggunaan responden paling banyak berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 68 responden (68%). Hasil uji statistik korelasi menggunakan rumus spearman rank menunjukkan nilai signifikasi 0.000 (p value <0.005) dan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan perilaku penggunaan responden tentang daun kelor sebagai antihiperkolesterolemia. Nilai yang didapat dari koefisien korelasi yaitu sebesar 0.400 yang menunjukkan adanya kekuatan korelasi yang sedang antar variabel dengan arah positif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan perilaku penggunaan daun kelor sebagai antihiperkolesterolemia di kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang. ABSTRACT: Hypercholesterolemia is a condition where cholesterol rate in blood is excessing the normal rate, it is ≥200 mg/dL. Hypercholesterolemia can be cured, one of them by using herbal plant, it is moringa leave. Moringa contains flavonoid and cytosterol that can be used to decrease the cholesterol rate. However, in some groups of people, herbal plants are not used properly. This is because the majority of people do not know about the benefits contained in herbal plants, one of which is Moringa leaves as a therapy for hypercholesterolemia. Knowledge is one of the factors that can influence human behavior. The knowledge concerning function of moringa leave as an antihypercholesterolemia becomes an important point that influences the usage behavior. The purpose of this research is to determine the relationship between knowledge levels and the behavior in using moringa leaves as antihypercholesterolemia in Gondanglegi District, Malang Regency. This is an analytical observational research by using cross sectional approach. The samples are obtained by purposive sampling with the most amount of 100 respondents for sample. The statistical analysis used is spearman rank to exhibit the relationship between two tested variables. The result of the research is the knowledge level of the respondents mostly on the average category, it is 84 respondents (84%) and the usage behavior of the respondents are mostly on the average category, it is 68 respondents (68%). The result of correlation statistical test using spearman rank formula exhibits the significant score 0.000 (p value <0.005) and exhibits there is a relationship that is significant between the knowledge level and the usage behavior of the respondents concerning moringa leaves as antihypercholesterolemia. The obtained score from the coefficient correlation is 0.400 which is showing there is an average strength correlation with the positive direction. The conclusion of this research exhibits the relationship that is significant between the knowledge levels and the behavior of using moringa leaves as antihypercholesterolemia in Gondanglegi District, Malang Regency. مستخلص البحث: فرط كوليسرتول الدم هو حالة تتجاوز فيها مستوايت الكوليسرتول يف الدم احلد الطبيعي البالغ 200 جمم/ديسيلرت. ويستطيع عالج فرط كوليسرتول الدم، أحدها هو استهالك النبااتت العشبية، و هي أوراق املورينجا. وحتتوي املورينجا على مركبات الفالفونويد والسيتوستريول اليت يستطيع استهالكها خلفض مستوايت الكوليسرتول. وتعترب معرفة فوائد أوراق املورينجا كمضاد لفرط كوليسرتول الدم نقطة مهمة تؤثر على سلوك االستهالك. وكان اهلدف من هذا البحث هو ملعرفة العالقة بني مستوى املعرفة والسلوك الستهالك أوراق املورينجا كمضاد لفرط كوليسرتول الدم يف منطقة جونداجنليجي، رجيينسي ماالنج. وهذا البحث من نوع البحث قائمة على املالحظة ابملدخل املستعرض. وأخذ العينة أبخذ العينة اهلادفة ب100 مستجيب. والتحليل اإلحصائي املستخدم هو ر تبة سبريمان لداللة عدم العالقة بني املتغريين اللذين يتم اختبارمها. وأظهرت النتائج أن مستوى املعرفة من معظم املستجيبني كان يف الفئة الكافية، أي ما يصل إىل 84 ا ) ً مستجيب 84 )٪ وكان ً سلوك استهالك املستجيبني يف فئة كافية تصل إىل 68 ا ) مستجيب 68 .)٪ وأظهرت نتائج اختبار االرتباط اإلحصائي ابستخدام رتبة سبريمان قيمة معنوية قدرها 000.0( قيمة p< 005.0 ) وأظهرت عالقة معنوية بني مستوى معرفة وسلوك املستجيبني ابستهالك أوراق املورينجا كمضاد لفرط كوليسرتول الدم. والقيمة اليت مت احلصول عليها من معامل العالقة هي 400.0 الذي يشري إىل قوة العالقة املعتدلة بني املتغريين يف اجتاه إجيايب. ويستنتاج هذا البحث أن هناك عالقة معنوية بني مستوى املعرفة والسلوك الستهالك أوراق املورينجا كمضاد لفرط كوليسرتول الدم يف منطقة غونداجنليغي رجيينسي ماالنج

    RADIO KOMUNITAS ANAK MUDA

    Get PDF
    Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan Radio Komunitas Dapur Remaja (RKDR) sebagai media informasi untuk mengembangkan potensi bagi kalangan anak muda di kawasan Cinangka, Sawangan Depok. Radio komunitas hingga saat ini masih dianggap menjadi media alternatif, untuk menjembatani minimnya informasi kepada masyarakat. radio komunitas disini menjadi sangat penting karena dianggap lebih mengetahui dan memahami persoalan dan isu-isu lokal di sekitarnya. Untuk menjawab rumusan masalah, riset&nbsp; ini menggunakan konsep radio komunitas dan pengembangan masyarakat,. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara kepada pengelola Radio Komunitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa Radio Komunitas Dapur Remaja (RKDR) telah menjalankan fungsinya sebagai media informasi bagi kepentingan warga komunitasnya. Namun informasi tersebut masih terbatas, dikarenakan program-program terkait pengembangan skill yang menjadi fokus pada usaha pengembangan potensi anak muda masih sangat minim. Minimnya kualitas SDM&nbsp; yang memahami persoalan anak muda juga menjadi kendala dalam menyiarkan informasi terkait materi pemberdayaan. Program siaran lebih banyak kepada pemutaran lagu-lagu dan informasi pembangunan yang bersifat umum sehingga tujuan komunitas belum berjalan secara maksimal
    corecore