10 research outputs found

    Setengah abad yayasan pendidikan al-Washliyah Jalan Ismailiyah. No. 82 Medan (1959-2009)

    Get PDF
    Yayasan Alwashliyah terletak di Jalan Ismailiyah No. 82 Medan, yang merupakan cabang dari pergerakan Al-washliyah yang didirikan oleh para alumni Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT), untuk memelihara anak yatim, menyediakan bagi mereka; 1) asrama, pakaian dan makanan, 2) pendidikan keislaman, yang meliputi kurikulum, metode dan proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perubahan dari Yayasan Pendidikan Alwasliyah pada 50 tahun yang lalu. Dengan menggunakan studi literatur pergerakan Alwashliyah, ditemukan bahwa Yayasan Pendidikan Alwashliyah dimulai dengan kedatangan para perantau dari suku Mandailing ke Medan. Pendatang ini adalah kaum agamawan yang terpelajar di Tapanuli (tempat asal mereka), setelah bertahun-tahun mereka memperoleh pendidikan agama yang lebih tinggi. Mereka juga dipengaruhi oleh ide-ide terbaru dari orang-orang Islam yang terkenal pada masa penjajahan Indonesia, dengan bekerja sama dengan masyarakat lokal (suku Melayu dan lainnya) para pendatang dari Tapanuli ini mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bernama Madrasah Islam Tapanuli (MIT).Kurikulum pendidikan yang digunakan di Alwashliyah menggabungkan mata pelajaran agama dan mata pelajaran umum pada setiap tingkatan pendidikan. Metode pendidikan Islam klasik (wetonan dan bandongan) tidak lama digunakan, Alwashliyah telah menerapkan metode pendidikan modern. Metode pendidikan ini telah mendidik para pelajar dan menghasilkan lulusan/alumni yang memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan pendidikan Islam di Sumatera Utara khususnya dan Indonesia umumny

    Behavioral Changes of Independent Palm Smallholders Farmers through Farmer Institution

    Get PDF
    Farmer institutions along with regulatory, normative, and cultural cognitive aspects have important roles in social cohesion to achieve the food security of independent palm smallholder farmer households. However, some dysfunctionalities and external challenges affect the structure of their institutions. This paper aims to find ways to change the behavior of independent palm smallholder farmers by identifying the internal and external factors of their behaviors in their institutions. The data were collected from 100 smallholders in West Kalimantan using Structural Equation Model (SEM). The results indicate that the internal factors do not influence farmers’ behavior because of lack of social influences on their relationships, exceptional characteristics of the region, and a mismatch between perceived risk sources and risk management strategies. Meanwhile, the external factors (the surrounding environment, institutional information, the extension roles, ISPO, reward, and family encouragement) show positive influences on farmers' behavior. Therefore, to optimize the behavioral changes of independent palm smallholders in their institutions, knowledge exchange is necessary through formal or informal communication networks. Also, they need to have the connections with institutional buyers and potential agro-processing entrepreneurs and the connection with appropriate formal saving schemes, and financial products in their value chains

    The Shifting of Religiosity in the Area Affected by Steam Powered Electric Generator Batang Project

    Get PDF
    This study aims to reveal religious attitude shifting of Ujungnegoro society as a village affected by the building of PLTU and its resolution. The method used was descriptive with study case technique. The data were collected through interviews, Focus Group Discussion, observation, and documentation. The qualitative analysis used Miles and Huberman Model. The shifting of religiosity of Ujungnegoro society was observed from 5 dimensions: Aqidah (creed), knowledge, ritual, religious practice, and appreciation. In the aspect of Aqidah, there is no change as new viewpoint appears. Knowledge dimension seemed increasing while others tended to decrease in quality. Spirituality and inner attitude of the society experienced inconvenience vis a vis modern lifestyle which is individualistic and materialistic. The shifting was influenced by the level of religious appreciation, family finance, and community environment factor applying consumptive and hedonistic culture. Negative effect of the building of PLTU on religious attitude was tackled by government figures, society, and religion through recitations and intense religious activities. However, those were not successful on increasing the societies spirituality, making simultaneous, systematic, systemic, and synergic da’wah with education technology approach through society’s literate improvement is needed which in turns is hoped to be followed by the bloom of inner spirituality

    Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Melalui Pola Pendekatan Pembelajaran Tematik Integralistik

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan mendeskripsikan internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui pola pendekatan pembelajaran tematik integralistik pada kelas IV SDN Cempereng Batang. Permasalahan dikotomi atau membedakan dan memisahkan antara mata pelajaran yang berbasis agama (akhlak) dan mata pelajaran sains yang terjadi di banyak sekolah saat ini menjadi alasan untuk mengungkap praktik pendidikan karakter yang tidak hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran Agama atau Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Metode penelitiannya lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dari guru, Kepala Sekolah, dan Siswa. Analisisnya dilakukan dengan teknik analisis Miles and Huberman. Hasil penelitiannya: (1) internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui pola pendekatan pembelajaran tematik integralistik, terdiri dari lima komponen, yaitu kesiapan, perencanaan, upaya, pelaksanaan, dan evaluasi; (2) nilai-nilai pendidikan karakter yang diinternalisasikan melalui pola pendekatan pembelajaran tematik integralistik lengkap ada 18 nilai sebagaimana dalam Kemdikbud, yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. (3) faktor pendukung internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui pola pendekatan pembelajaran tematik integralistik ada tiga yaitu sarana dan prasarana yang memadai, guru, dan ekstrakurikuler, sedangkan faktor penghambat ada dua yaitu lingkungan tempat tinggal siswa dan media massa. Hasil penelitian ini sangat relevan bagi yang ingin mendalami contoh-contoh internalisasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran

    IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM KURIKULUM 2013 DI SD/MI KOTA PEKALONGAN

    Get PDF
    Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 di SD/MI Kota Pekalongan dan problematikanya. Pengungkapannya dengan penelitian kualitatif melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Guru kelas SD/MI menjadi sumber datanya. Hasilnya diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI bersifat tematik, pembelajarannya terintegrasi dengan mata pelajaran lain dengan pendekatan saintifik. Mapel bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena menjadi mata pelajaran pengantar dan pengait untuk mata pelajaran lainnya. Posisi guru kelas dalam Kurikulum 2013 tetap menjadi sentral. Tugasnya tidak hanya menyusun perangkat dan melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum 2013, tetapi juga harus memenuhi tuntutan terwujudnya pembelajaran bahasa Indonesia yang bermakna. Dengan kapabilitas dan kepedulian yang dimiliki, guru kelas SD/MI di Pekalongan terus berusaha untuk mencapainya, yaitu untuk menciptakan suasana dan serangkaian aktivitas belajar siswa guna mencapai keterampilan berbahasa tertentu

    EFEK VARIASI KETEBALAN LAPIS MORTAR PUMICE BRECCIA TERHADAP KUAT LEKAT TARIK SPECIMEN BENTUK “Z” DAN POLA KERUSAKAN PADA PASANGAN BATA MERAH (Studi eksperimen kinerja mortar dengan menggunakan perbandingan campuran 1PC:3Ps:3Pm)

    Get PDF
    EFEK VARIASI KETEBALAN LAPIS MORTAR PUMICE BRECCIA TERHADAP KUAT LEKAT TARIK SPECIMEN BENTUK “Z” DAN POLA KERUSAKAN PADA PASANGAN BATA MERAH (Studi eksperimen kinerja mortar dengan menggunakan perbandingan campuran 1PC:3Ps:3Pm) Oleh: Muhammad Fauyan Nasrulloh 12510134040 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas kuat lekat pasangan bata merah dan mengetahui pola kerusakan yang terjadi pada pasangan bata merah. Pasangan bata merah merupakan pasangan yang tersusun dari bata merah dengan faktor air semen sebesar 1,3 dan menggunakan perbandingan campuran mortar 1PC:3Pm:3Ps. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium. Benda uji pasangan bata merah berjumlah 3 varian, setiap varian terdiri dari 3 sampel spesimen, dengan ketebalan lapis mortar berturut-turut sebesar 1cm; 1,5cm; dan 2cm, sehingga total spesimen adalah 9 buah. Dimensi benda uji kuat lekat berturut-turut sebesar 22,5cm x 10,4cm x 5,5cm. Pengujian yang dilakukan adalah metode kuat lekat pasangan bata merah. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif (dengan menyajikan tabel dan grafik). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kuat tarik belah rerata mortar silinder campuran 1PC:3Pm:3Ps sebesar 0,922MPa. Kuat tekan rerata bata merah sebesar 8,28MPa. Kuat lekat rerata pasangan bata merah dengan variasi ketebalan mortar 1cm; 1,5cm; dan 2cm berturut-turut sebesar 0,122MPa; 0,06MPa dan 0,124MPa. Hasil analisis didapatkan ketebalan lapis mortar efektif pasangan bata merah dengan campuran 1PC:3Pm:3Ps pada ketebalan 2cm dengan kuat tarik maksimum sebesar 0,124MPa. Sedangkan untuk pola kerusakan akibat beban yang diterima pada pengujian kuat tarik belah pasangan bata merah yaitu gagal interface. Kata Kunci: Pasangan Bata Merah, Kuat lekat, Pola Kerusakan

    Hubungan Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Fast Food Dengan Kejadian Overweight Pada Remaja Di Smp N 5 Karanganyar

    Get PDF
    Introduction: Physical activity has a role on the incidence of overweight along with the development of technology at this point that makes the casual lifestyle for all-round so that the body moves slightly easier to perform everyday activities. Another factor is the consumption of fast food is a food that contains high energy and high in fat but little in vitamin or mineral. Consumption of carbohydrates that exceed the needs will be stored as glycogen and fat. Excess intake of carbohydrates can cause overweight. Objective: This study aimed to find the relationship between physical activity and frequency of fast food with the incidence of overweight in adolescents. Methods: This study used cross-sectional sampling using proportional random sampling method and sample size of 80 respondents at SMP N 5 Karanganyar. Statistical analysis was performed using Chi-square correlation test and Odd Ratio (OR). Results: The research subjects in 40 respondents overweight and 40 non overweight respondents obtained 40 respondents who have physical activity as much as 76.2% of mild and non overweight respondents as mch as 21.1% while non overweight respondents who have a frequency of fast food by category often as much as 39.2% and the overweight respondents who have a frequency of fast food by category often as much as 60.8%. The results of the chi-square test of physical activity with overweight incident stating that there is a relationship between physical activity with the incidence of overweight (p = 0.001; r = 0.073). There is also a relationship between the frequency of fast food with the incidence of overweight (p = 0.010; r = -3444). Conclusion: Based on this study it can be concluded that there relationship physical activity with the incidence of overweight in adolescents so did the frequency of fast food has a relationship with the incidence of overweight in adolescents

    Developing Interactive Multimedia Through Ispring on Indonesian Language Learning with The Insights of Islamic Values in Madrasah Ibtidaiyah

    No full text
    AbstractThis research was motivated by the Indonesian learning which contains very little of moral and character messages and the lack of learning resources, resulting in less interesting and unpleasant learning which lead the development of four aspects of language skills as learning objectives to be unachieved. Therefore, this research aimed to find out (1) the eligibility of interactive multimedia on Indonesian learning with Islamic insight based on the assessment of media experts and material experts, and (2) the quality of interactive multimedia on Indonesian learning with Islamic insight based on the assessment of students and teachers. This research and development are using ADDIE model. The procedures of this research include the stages of analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subjects of this study were fourth grade students of Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pringlangu 02 Pekalongan City. The results of this study are: (1) interactive multimedia products for Indonesian learning with Islamic insight was assessed by material experts with a score of 21.5 in the very eligible category and assessed by media experts with a score of 49.5 in the eligible category; (2) the quality of interactive multimedia for Indonesian learning with Islamic insight is very good based on the assessment of students and teachers. Thus, the use of multimedia for Indonesian learning is needed because it is a source of learning that can improve learning performance, as well as seeding the value of Islamic characters in students.Keywords: interactive multimedia, indonesian learning, Islamic values.AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran bahasa Indonesia yang kering dari pesan-pesan moral dan karakter serta minimnya sumber belajar yang mengakibatkan pembelajarannya kurang menarik dan tidak menyenangkan yang pada gilirannya pengembangan empat aspek keterampilan berbahasa sebagai tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan (1) kelayakan multimedia interaktif pada pembelajaran bahasa Indonesia berwawasan nilai-nilai Islami berdasarkan penilaian ahli guru dan siswa, dan (2) kualitas multimedia interaktif pada pembelajaran bahasa Indonesia berwawasan nilai-nilai Islami berdasarkan penilaian siswa dan guru. Penelitian pengembangan ini (Research and Development) menggunakan model ADDIE. Prosedur penelitian ini meliputi: tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pringlangu 02 Kota Pekalongan. Hasil penelitian ini adalah: (1) produk multimedia interaktif untuk pembelajaran bahasa Indonesia berwawasan nilai-nilai Islami dinilai oleh ahli materi dengan skor 21,5 berada pada kategori sangat layak dan dinilai oleh ahli media dengan skor 49,5 berada pada kategori layak; (2) kualitas multimedia interaktif untuk pembelajaran bahasa Indonesia berwawasan nilai-nilai Islami adalah sangat baik berdasarkan penilaian siswa dan guru. Dengan demikian, penggunaan multimedia pada pembelajaran bahasa Indonesia diperlukan karena menjadi sumber belajar yang mampu meningkatkan kinerja pembelajaran, sekaligus penyemai nilai-nilai karakter Islami pada siswa.Kata kunci: multimedia interaktif, pembelajaran bahasa Indonesia, nlai-nilai Islam

    Penguatan Manajemen Madrasah Menuju Madrasah Hebat Bermartabat

    No full text
    Masyarakat Kota Pekalongan memiliki minat yang baik terhadap Madrasah Ibtidaiyah dibanding sekolah dasar negeri. Hal itu dibuktikan dengan lebih banyaknya jumlah madrasah dan sekolah dasar Islam di Pekalongan. Namun demikian, trend untuk menyekolahkan anak-anak ke madrasah di lingkungan kota Pekalongan belum diimbangi dengan jumlah prestasi madrasah khususnya madrasah swasta di bawah naungan Lembaga Pendidikan Maárif Nahdlatul Ulama (LP Maárif NU). Masalah tersebut disebabkan karena lemahnya manajemen, rendahnya kualitas SDM, beban berat kurikulum, kurangnya perhatian pemerintah, dan minimnya kemitraan. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah untuk memberdayakan madrasah di lingkungan Yayasan Al-Muttaqin di bawah naungan LP Maárif NU dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 menuju madrasah hebat dan bermartabat dengan indikator hebat dalam perangkat dan proses pembelajarannya. Subjek dampingan kegiatan pemberdayaan ini adalah pengurus Yayasan, Kepala Madrasah, dan guru. Hasil pelaksanaan program adalah 1) telah dilaksanakan pelatihan Manajemen Berbasis Madrasah dan pembelajaran aktif serta penyusunan perangkat pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan 4 C (Critical thinking, Creativity, Collaboration, and Communication), 2) dihasilkannya dokumen perangkat pembelajaran kurikulum 2013
    corecore