Jurnal Penyuluhan
Not a member yet
    413 research outputs found

    Resiliensi Masyarakat dan Penyuluhan Pasca Banjir di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara: Community Resilience and Post-Flood Counseling in Masamba District, North Luwu Regency

    Get PDF
    Bencana banjir memberikan dampak fisik, psikis dan sosial bagi masyarakat Luwu Utara, karena luasnya dampak yang ditimbulkan diperlukan tindakan penanggulangan bencana baik pada saat maupun setelah bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi resiliensi masyarakat dan penyuluhan pasca banjir, serta penggerak dan penghambat resiliensi masyarakat di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi lalu data direduksi, kemudian dianalisis dan disajikan sampai ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resielensi masyarakat pasca banjir didukung melalui 1) dukungan sosial, 2) pengembangan kekuatan pribadi dan 3) pengembangan kapasitas yang lebih besar untuk mengatasi masalah dan mencari solusi bagi para korban bencana banjir. Faktor pendukung utama resiliensi adalah tingkat dukungan publik dan sosial. Penyuluhan tentang kesehatan, kehutanan, pertanahan dapat mengedukasi masyarakat dan mengembangkan peluang usaha melalui pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan manajemen kewirausahaan sebagai motivasi untuk menjalankan usaha sendiri

    Analisis Pengaruh Motivasi dan Penyuluhan Petani terhadap Usahatani Porang di Madiun Jawa Timur: Analysis of The Effect Farmers Motivation and Extension to Porang Farming in Madiun East Java

    Get PDF
    Porang merupakan tanaman yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Seiring perkembangan akses teknologi dan informasi budaya, porang menjelma sebagai komoditas yang diperhitungkan. Tanaman porang menghasilkan umbi yang dapat dimanfaatkan sebagai olahan makanan, kosmetik hingga industri. Usahatani porang dapat dijadikan alternatif dalam peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan. Tujuan penelitian adalah menganalisis motivasi petani berusahatani porang di Desa Klangon dan Desa Pajaran Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Penelitian dilakukan di desa sentra tanaman porang yaitu di Desa Klangon dan Desa Pajaran Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Data mengenai perbedaan motivasi petani porang dan faktor yang memengaruhi motivasi petani porang dikumpulkan melalui kuesioner. Data dianalisis menggunakan SmartPLS 3. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor tingginya hubungan sesama petani dan porang yang menguntungkan menjadi salah satu sebab termotivasinya petani berusahatani porang. Faktor yang memengaruhi motivasi secara signifikan yakni pengalaman berusahatani, luas lahan garapan, intensitas penyuluhan dan sifat inovasi

    Pemberdayaan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Bawang Merah di Kecamatan Medan Marelan

    Get PDF
    Welfare is the hope of everyone, including farmers, that various efforts are made so that the income and welfare of farmers can increase. One of them is through empowerment so that farmers can produce independence both economically, managerially, and socially. This study aims to find out how the implementation of the empowerment of shallot farmers in improving welfare and identify supporting and inhibiting factors in empowering shallot farmers in Medan Marelan District, Medan City. This study uses a qualitative approach. Data collection techniques are carried out through observation, interviews, and documentation. Data validation techniques used in this study are source triangulation and method triangulation. The data analysis technique used in this study is qualitative data analysis techniques, namely data collection, data reduction, data presentation, and ng concluding/verification. The results of the study show that the forms of empowerment carried out by shallot farmers in improving welfare are carried out through regular meetings, self-help, and mutual cooperation, capital, provision of shallot production facilities, as well as the support and role of stakeholders. Supporting factors for increasing the welfare of farmers are the provision of production facilities by the government, vegetable commodities as support, training, and comparative studies. While the inhibiting factors are reduced land area and not yet optimal farmer institutions

    The Influence of Participatory Technology and Institutional Participation of Farmer Groups on Farmer Business Development: Pengaruh Teknologi Partisipatif dan Partisipasi Kelembagaan Kelompok Tani Terhadap Pengembangan Usaha Tani

    Get PDF
    Janti Village, Jogoroto, Jombang has a corn productivity of 2020 reaching 84.5 Kw/Ha, this achievement exceeds national average corn productivity. However, this is inversely proportional to the unstable price of corn, which can even be far from the normal price. Besides, the lack of farmer participation makes the problem drag on longer. The existence of farmer group institutions is very important to solve this problem. In addition, the application of participatory technology to farmers also provides clear goals for future agricultural production activities. Therefore, it is necessary to be active and participate in the Janti Village farmer group members. The purpose of this study is to describe the influence of participatory technology (discussions, workshops, and action planning) and institutional participation of farmer groups (participation in planning, implementation, utilization of results, and evaluation) on farming development (social, economic, and environmental) in Janti Village. Jogoroto District, Jombang Regency. The research method uses descriptive quantitative data collection techniques namely interviews, observation, and questionnaires. Previously, the questionnaire had to be tested for validity and reliability tests to support the validity of the research data obtained. The sampling method used is a simple random sample. Then the data analysis used is multiple linear regression analysis using the ordinary least square method including data tabulation, estimation of multiple linear regression models, classical assumption tests, regression feasibility tests, and interpretation of multiple linear regression models. Results showed that there was no significant effect if independent variables moved independently on dependent variables. Meanwhile, if independent variables move simultaneously, there will be a significant influence between participatory technology and the institutional participation of farmer groups in the development of farming businesses

    Inovasi Penerapan Dan Faktor Pendukung Agribisnis Hortikultura: Implementation Innovation And Supporting Factors Horticulture Agribusiness

    Get PDF
    Konsep industrialisasi pertanian perdesaan merupakan konsep pembangunan yang mencerminkan kesatuan industri pertanian yang terintegrasi dengan output berupa produk yang memiliki nilai tambah ekonomi yang besar. Tujuan penelitian adalah (1) Mendeskripsikan kegiatan agribisnis hortikultura pada subsektor hilir agribisnis hortikultura yang telah dilakukan petani (2) Menganalisis tingkat penerapan inovasi industrialisasi pertanian hortikultura pedesaan (3) Menganalisis pengaruh faktor kegiatan subsektor hilir dan penerapan industrialisasi pertanian pedesaan. Metode penelitian meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian petani hortikultura sebanyak 30 responden yang dilakukan secara purposive pada kelompok Bakti Mandiri di Desa Sukajadi. Penentuan sampel dilakukan secara sensus terhadap 30 orang anggota kelompok Bakti Mandiri yang menjalankan agribisnis hortikultura. Pengumpulan data dilakukan dengan cara purposive sampling melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif berupa persentase dan regresi berganda untuk menggambarkan kegiatan subsektor hilir, tingkat penerapan IPP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pemasaran disusun oleh kelompok dengan penjualan langsung ke pedagang pengumpul, kemudian dijual kembali ke pengecer di pasar sentral. (2) Ciri inovasi penerapan industrialisasi pertanian pedesaan dengan pemanfaatan tempat, waktu dan kepemilikan pada fungsi pemasaran sudah berjalan dengan baik, sedangkan secara perubahan bentuk (pengolahan) belum terlaksana. (3) Dukungan penyuluhan berkontribusi dalam pelaksanaan industrialisasi pertanian pedesaan. Penerapan industrialisasi pertanian pedesaan dalam kondisi optimal terutama swadaya melalui ketua kelompok tani

    Persepsi Peternak terhadap Pengobatan Haemonchosis pada Domba dengan Serbuk Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) di Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang: The Farmers' Perceptions on The Treatment of Haemonchosis in The Sheep Using Powder of Noni (Morinda citrifolia) in Ngadirojo Village, Secang Sub District, Magelang District

    Get PDF
    Penelitian dilakukan di Desa Ngadirejo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Tujuan penelitian menganalisis persepsi peternak terhadap pengobatan haemonchosis pada domba menggunakan serbuk buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan mengetahui hubungan karakteristik peternak terhadap persepsi peternak dalam pengobatan haemonchosis pada domba dengan serbuk buah mengkudu (Morinda citrifolia). Desain kajian yang digunakan yaitu one-shot case study, menggunakan 35 responden dipilih mengunakan metode sensus. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Variabel dalam kajian ini terdiri dari variabel independen yaitu faktor internal umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak dan faktor eksternal intensitas penyuluhan serta variabel dependen yaitu persepsi peternak. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi peternak terhadap pengobatan haemonchosis pada domba menggunakan serbuk buah mengkudu (Morinda citrifolia), dalam kategori baik yaitu dengan nilai sebesar 2831 dan rata rata 80,89. Berdasarkan uji analisis statistik regresi linier berganda variabel umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak dan intensitas penyuluhan secara simultan atau bersamaan memiliki pengaruh sangat signifikan (P<0,01) terhadap persepsi peternak. Secara parsial atau individu variabel umur, pendidikan dan pengalaman beternak berpengaruh signifikan dengan persepsi peternak (P<0,05) sedangkan untuk intensitas penyuluhan berpengaruh tidak signifikan dengan persepsi peternak (P>0,05)

    Adopsi Inovasi Hasil Riset di IPB University

    Get PDF
    IPB university is one of the universities that has many innovations, IPB's achievements for 12 years (2008-2019) participating in the 100 plus Indonesian innovation program organized by the Business Innovation Center with support from the Ministry of Research Education, and Culture of the Republic of Indonesia and the Indonesian Institute of Sciences. Higher education is an innovation center that plays a role in the progress of society, providing impact and solutions from the results of research conducted. However, the reality is whether the research carried out provides an effective solution to the community or is just a collection of books that are neatly stored in the library and can only be accessed by certain circles. Quantitative research with correlational survey methods that explain the relationship between variables through hypothesis testing. The results showed that most of the respondents in this study worked as farmers, male gender, productive age, low education and low income. Characteristics that have a real influence on adoption decisions are education, employment and income. The types of innovation and attributes of innovation have a real relationship to the adoption decision and the interpersol communication channel has a real relationship to the innovation adoption decision

    Peningkatan Kinerja Digital Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur: Performance Improvement for Agricultural Extension Service, Agriculture and Food Service, in Banyuwangi Regency, East Java

    Get PDF
    Era digital ditandai dengan penggunaan jaringan internet untuk kemudahan pelayanan penyuluhan pertanian, namun petani belum mampu mengakses dan memanfaatkan secara maksimal. Pertanian digital bergantung sejauhmana kinerja penyuluh kompeten mendampingi petani, memfasilitasi dan mengedukasi komunikasi informasi berteknologi digital. Penelitian bertujuan menganalisis kinerja penyuluh yang dipengaruhi beberapa faktor secara langsung maupun tidak langsung yaitu karakteristik individu penyuluh, motivasi kerja, kelembagaan, dan literasi digital. Populasi dalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian Kabupaten Banyuwangi baik yang berstatus sebagai ASN maupun non ASN berjumlah 142 orang yang seluruhnya dijadikan responden penelitian dengan teknik sensus sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM smartPLS). Hasil menunjukkan bahwa kompetensi penyuluh memediasi hubungan antara dukungan kelembagaan dan literasi digital terhadap peningkatan kinerja penyuluh. Kompetensi tidak memediasi karakteristik penyuluh dan motivasi terhadap kinerja penyuluh pertanian disebabkan tidak adanya berpengaruh nyata baik langsung maupun langsung. Implikasi hasil penelitian bahwa pengambil kebijakan Dinas Penyuluhan Pertanian dan Pangan Banyuwangi dalam meningkatkan kinerja penyuluh perlu dilakukan dengan cara meningkatkan dan mempertahankan tingkat kompetensi penyuluh pertanian. Pengembangan kompetensi digital penyuluh merupakan strategi dasar mencapai keberlanjutan kinerja kelembagaan penyuluhan pertanian daerah Dinas pertanian dan Pangan dalam mengoptimalkan daya saing pertanian dan beradaptasi mengikuti perkembangan lingkungan global

    Back Matter

    No full text
    Jurnal Penyuluhan Edisi 19 (1): Maret 202

    Persepsi Petani terhadap Tingkat Kekritisan Risiko Usahatani Bawang Putih dan Strategi Manajemen Risikonya (Studi Kasus di Kabupaten Temanggung): Farmers’ Perception of the Criticality Level of Garlic Farming Risks and Risk Management Strategies (Case Study in Temanggung District)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor risiko usahatani bawang putih, menganalisis persepsi petani terhadap tingkat kekritisan faktor risiko, merumuskan strategi manajemen risikonya, serta menganalisis pengaruh penyuluhan dan faktor lainnya terhadap adopsi Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai strategi mengurangi risiko produksi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Temanggung dengan mewawancarai 25 tokoh kunci yang dipilih secara purposive dan 234 petani bawang putih yang dipilih dengan metode simple random sampling. Faktor risiko diidentifikasi dengan diagram fishbone. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk menilai persepsi petani terhadap tingkat kekritisan faktor risiko sedangkan analisis deskriptif untuk merumuskan strategi manajemen risikonya. Faktor-faktor yang memengaruhi adopsi SOP dianalisis dengan metode regresi linear berganda. Hasil analisis FMEA menyatakan faktor risiko yang dipersepsikan paling kritis ialah perubahan iklim /cuaca, rendahnya harga jual, panjangnya rantai pemasaran, dan rendahnya adopsi SOP. Strategi manajemen risikonya ialah peningkatan sekolah lapang berbasis bidang masalah, peningkatan fungsi sub terminal agribisnis, dan peningkatan adopsi SOP. Tingkat adopsi SOP dipengaruhi oleh pengalaman petani, pengetahuan tentang SOP, sikap terhadap SOP, luas lahan, jenis kelamin, dan penyuluhan. Penelitian ini menyarankan pemerintah perlu mengefektifkan program pengembangan bawang putih kolaboratif hulu hilir bersama stakeholders terkait untuk menekan risiko usahatani bawang puti

    378

    full texts

    413

    metadata records
    Updated in lastΒ 30Β days.
    Jurnal Penyuluhan
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! πŸ‘‡