7 research outputs found

    Prediction of The Trend of Crisis Key Factors to Support Policy Formulation of Consumption Salt Trade System in Indonesia

    Get PDF
    Indonesia is a net importer country of salt (NaCl), espicially for industrial salt. As consumption salt (salt consumed by household) is polytically sensitive for the country, it is determined as a strategic commodity. Government decided for being able to self sufficiency in the consumption salt.  This research is a continuation of previous work, “identification of crisis key factors using ANP method, i.e. price of salt, climate, number of salt producer (farmer), and the availability of sea salt production area”. Trend of those crisis key factors has to be predicted to support the dynamic formulation of trade system policy of consumption salt as needed. A method of decompotition time series and Strategic Assumption Surfacing and Testing (SAST) were used. The decomposition method resulted a prediction of an increase trend of salt price every year, while its production tend to decrease. The area of sea salt production is predicted to fluctuate in the next ten years. Strategic policies to prevent a crisis of consumption salt in Indonesia were identified, those are: Implementing a tight control of salt import, defining a minimal salt price at farmer level, releasing the lisence and liberating the use of land for salt production, providing appropriate technology to farmer for salt production, increasing land productivity through revitalization of infrastructure in salt production areas, preventing conversion of salt production area to other utulization, and establishing a national stock of salt. Keywords: Prediction, SAST, Crisis Key Factors, Consumption Salt Trade Syste

    KARAKTERISASI LABEL KOLORIMETRIK DARI KARAGENAN/NANOFIBER SELULOSA DAN EKSTRAK UBI UNGU UNTUK INDIKATOR KERUSAKAN PANGAN

    Get PDF
    Pada peneltian ini digunakan sumber antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) (EUU) dengan matriks karagenan dan nano fiber selulosa (NFC) dari serat daun nanas (Ananas comosus). Bahan yang digunakan merupakan bahan alam yang dapat diperbaharui dan digunakan pada industri pangan. Salah satunya adalah industri kemasan untuk digunakan sebagai kemasan aktif dan kemasan pintar, yang dapat digunakan  untuk memonitor dan menginformasikan kepada konsumen terkait kondisi pangan secara langsung. Untuk mempersiapkan label indikator ini, matrik karagenan/NFC ditambahkan ekstrak zat warna dari ubi ungu dengan beberapa konsenstrasi (0%,1%,3%,5% v/v), kemudian dibentuk film dengan menggunakan metode casting. Beberapa karakterisasi dilakukan antara lain, uji stabilitas zat warna terhadap pH, morfologi  sifat mekanik dan respon warna label indikator  terhadap kerusakan pangan. Hasil yang didapatkan menunjukan label indicator tersebut sensitive terhadap perubahan pH. Perubahan warna label yaitu dari warna pink menjadi bening kehijauan. Dari hasil uji sifat mekanik label yang memilik nilai kuat tarik paling tinggi adalah label dengan penambahan ekstrak 1% yaitu sebesar 3,01 Mpa, sedangkan untuk label dengan penambahan ekstrak diatas 1% sifat mekaniknya cenderung menurun. Begitu juga dengan hasil elongasi dan WVTR, penambahan ekstrak menyebabkan label cenderung bersifat hidrofil, dan hal ini dibutuhkan dalam mekanisme perubahan warna label. Dari hasil ini mengindikasaikan bahwa penambahan EUU ke dalam matrik karagenan/NFC memiliki potensi untuk dijadikan idikator kolorimetrik deteksi kerusakan pangan

    Identifikasi Faktor Kunci Krisis Pada Tataniaga Garam Konsumsi Di Indonesia Menggunakan Proses Jejaring Analitik (Analytic Network Process

    Full text link
    Garam konsumsi adalah komoditi yang secara terus menerus dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. untuk memberi cita rasa asin pada makanan. Karena fungsinya tidak bisa digantikan, maka garam konsumsi masuk kedalam kelompok komoditi strategis yang diatur tata niaganya untuk menjaga kestabilan pasokan di masyarakat. Dalam mengatur tata niaga garam konsumsi ini diperlukan informasi potensi krisis yang secara signifikan dapat mempengaruhi setiap kelembagaan sepanjang rantai pasokan dalam menjalankan fungsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan faktor kunci penyebab krisis pada tataniaga garam nasional menggunakan metode Proses Jejaring Analitik (Analytic Network Process / ANP). ANP adalah metode pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang saling terkait. Permasalahan direpresentasikan dalam sebuah sistem dengan ketergantungan (dependence) dan umpan Balik (feedback). Keterkaitan yang terdapat pada metode ANP adalah keterkaitan dalam satu set elemen (node comparison) dan keterkaitan terhadap elemen yang berbeda (cluster comparison). Penggunaan metode ANP akan menghasilkan bobot nilai prioritas pada seluruh elemen yang terdapat dalam sistem pengambilan keputusan. Melalui penelitian ini teridentifikasi 5 klaster utama yaitu pelaku pada tataniaga garam, ekonomi, teknologi dan inovasi, social - politik dan lingkungan. Dalam seluruh klaster tersebut terdapat 24 faktor yang memiliki kecenderungan menjadi pemicu krisis. Dengan menggunakan ANP teridentifikasi 6 faktor dengan bobot paling dominan yaitu: harga garam (0,3159), cuaca (0,4221), Perusahaan garam (0,2303), regulasi tata niaga (0,3781) dan inovasi baru (0,5382)

    Karakterisasi Label Kolorimetrik dari Karagenan/nanofiber Selulosa dan Ekstrak Ubi Ungu untuk Indikator Kerusakan Pangan

    Full text link
    Pada peneltian ini digunakan sumber antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) (EUU) dengan matriks karagenan dan nano fiber selulosa (NFC) dari serat daun nanas (Ananas comosus). Bahan yang digunakan merupakan bahan alam yang dapat diperbaharui dan digunakan pada industri pangan. Salah satunya adalah industri kemasan untuk digunakan sebagai kemasan aktif dan kemasan pintar, yang dapat digunakan untuk memonitor dan menginformasikan kepada konsumen terkait kondisi pangan secara langsung. Untuk mempersiapkan label indikator ini, matrik karagenan/NFC ditambahkan ekstrak zat warna dari ubi ungu dengan beberapa konsenstrasi (0%,1%,3%,5% v/v), kemudian dibentuk film dengan menggunakan metode casting. Beberapa karakterisasi dilakukan antara lain, uji stabilitas zat warna terhadap pH, morfologi sifat mekanik dan respon warna label indikator terhadap kerusakan pangan. Hasil yang didapatkan menunjukan label indicator tersebut sensitive terhadap Perubahan pH. Perubahan warna label yaitu dari warna pink menjadi Bening kehijauan. Dari hasil uji sifat mekanik label yang memilik nilai kuat tarik paling tinggi adalah label dengan penambahan ekstrak 1% yaitu sebesar 3,01 Mpa, sedangkan untuk label dengan penambahan ekstrak diatas 1% sifat mekaniknya cenderung menurun. Begitu juga dengan hasil elongasi dan WVTR, penambahan ekstrak menyebabkan label cenderung bersifat hidrofil, dan hal ini dibutuhkan dalam mekanisme Perubahan warna label. Dari hasil ini mengindikasaikan bahwa penambahan EUU ke dalam matrik karagenan/NFC memiliki potensi untuk dijadikan idikator kolorimetrik deteksi kerusakan pangan

    Ten things to know about ten imaging studies: A preventive cardiology perspective (“ASPC top ten imaging”)

    No full text
    corecore