Ejournal of industrial system portal (Kementerian Perindustrian)
Not a member yet
3118 research outputs found
Sort by
Abstrak Jurnal Litbang Industri Vol. 13 No. 1 Juni Tahun 2023
Abstrak Jurnal Litbang Industri Vol. 13 No. 1 Juni Tahun 202
Pemanfaatan pati mocaf pada edible coating polifenol dengan ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica) sebagai pengawet pada buah anggur (Vitis vinifera)
Buah anggur merupakan buah favorit untuk dikonsumsi karena memiliki manfaat bagi kesehatan. Apabila penanganan pasca panen pada buah anggur kurang optimum maka akan menyebabkan kerugian karena memiliki kerentanan terjadinya pembusukan. Berdasarkan hal tersebut penanganan pasca panen harus diperhatikan agar tidak terjadi kerugian. Edible coating polifenol merupakan metode inovasi yang berfungsi untuk penanganan pasca panen buah serta dampaknya tidak mencemari alam dan baik bagi kesehatan. Salah satu bahan yang dapat diaplikasikan menjadi edible coating adalah pati mocaf dengan penambahan ekstrak alang-alang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yaitu konsentrasi pati mocaf (T) 5% ; 10% ; 15% dan konsentrasi ekstrak akar alang-alang (A) 8% ; 10% ; 20%, dengan tahapan kerja yaitu mengekstrasi alang-alang, pembuatan edible coating, dan pelapisan edible coating polifenol pada buah anggur merah. Analisis produk meliputi kadar air, vitamin C, antioksidan dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati mocaf 5% dan ekstrak alang-alang 20% memberikan hasil terbaik dengan kadar air 6,7%, vitamin C 26,7% dan disukai panelis dengan nilai antioksidan sebesar 72,82 % inhibisi dalam menangkal radikal bebas
Studi perbandingan adsorpsi Rhodamin B menggunakan karpel buah roda teraktivasi asam dan basa
Studi perbandingan adsorpsi Rhodamin B dalam larutan telah dilakukan menggunakan adsorben karpel buah roda teraktivasi asam dan basa. Adsorben diaktivasi menggunakan HNO3 0,01M dan NaOH 1%. Metoda yang digunakan dalam adsorpsi Rhodamin B dengan variasi parameter yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi diantaranya, pH larutan, waktu kontak, bobot adsorben, dan konsentrasi larutan yaitu dengan metode batch. Interpretasi data adsorpsi Rhodamin B menggunakan model isoterm Langmuir, Freundlich, Temkin dan Dubinin–Radushkevich. Pengukuran kapasitas adsorpsi dari nilai penurunan konsentrasi Rhodamin B menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 555 nm. Kapasitas adsorpsi maksimum Rhodamin B oleh karpel buah roda teraktivasi asam dan basa masing-masing sebesar 57,80 mg/g dan 48,30 mg/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben karpel buah roda merupakan adsorben yang potensial dalam menurunkan konsentrasi Rhodamin B dalam larutan
MARKETING STARTEGY OF COPRA IN INDRAGIRI HILIR REGENCY RIAU PROVINCE
The problem facing the copra business is fluctuating copra prices in the market, resulting in small profits for entrepreneurs and farmers. Fluctuations in copra prices are an obstacle due to inefficient marketing of copra, this is due to the large number of intermediary traders who act as marketers, and farmers only as price takers. This study was conducted with a qualitative and quantitative descriptive analysis. The overall score of the IFE Matrix for Copra Marketing Strategy is 2.7742 and the EFE Matrix score is 2.5546. Based on the IE matrix, Indragiri Hilir Regency Copra is in moderate inside and outside positions, namely 2.7742 and 2.5546, which means the company is in the 'V' quadrant. Strategies derived from the SWOT analysis include: 1) IT-based market development to provide greater access to market share; 2) service improvement through a customer relationship management (CRM) system that integrates processes, people and IT; 3) improvement of vehicles and infrastructure services; 4) opening opportunities for collaboration/collaboration with research institutes, government and the private sector in the field of waste management, so that they are more productive and have salable value, 5) developing the quality of human resources, production capacity and infrastructure and reducing distribution channels; 6) development of a competitive business strategy, intensification of land functions and cooperation with partners
Analisis kimia roti lebah kelulut (Heterotrigona itama) dari kawasan lahan gambut kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. (Chemical analysis of kelulut (Heterotrigona itama) bee bread from peat land area Tabalong Regency, South Kalimantan)
Roti lebah merupakan salah satu produk lebah selain madu. Roti lebah atau dikenal juga dengan pollen lebah memiliki khasiat yang beragam bagi tubuh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kadar senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, fenolik, triterpenoid, steroid, flavonoid dan tanin yang ada pada roti lebah lebah kelulut. Analisis kimia dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan metode gravimetri pada alkaloid dan metode spektrofotometri UV-Vis pada senyawa flavonoid, steroid, tanin, triterpenoid, dan fenolik. Sampel roti lebah diambil dari kawasan lahan gambut yang ada di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Hasil rata-rata pada kadar alkaloid sebesar 37,280 %, kadar flavonoid sebesar 73,750 mg/mL QE, kadar steroid sebesar 27,917 mg/mL, kadar tanin sebesar 0,324 mg/mL GAE, kadar triterpenoid sebesar 693,800 mg/mL dan kadar fenolik sebesar 46,356 mg/mL QEBee bread is one of the bee products besides honey. Bee bread or also known as bee pollen has various properties for the human body. The purpose of this study was to determine the levels of secondary metabolite compounds in the form of alkaloids, phenolics, triterpenoids, steroids, flavonoids and tannins in kelulut bee bread. Chemical analysis was carried out quantitatively using the gravimetric method for alkaloids and the UV-Vis spectrophotometric method for flavonoid, steroid, tannin, triterpenoid, dan fenolic compounds. The bee bread samples were taken from peatland areas in Tabalong Regency, South Kalimantan. The average yield on alkaloid content was 37.280%, flavonoid content was 73.750 mg/mL QE, steroid content was 27.917 mg/mL, tannin content was 0.324 mg/mL GAE, triterpenoid content was 693.800 mg/mL and phenolic content was 46.356 mg /mL Q
Amobilisasi kitosan pada alginat sebagai adsorben ion Cr(VI) dan Pb(II)
Polisakarida alami seperti alginat dan kitosan merupakan salah satu adsorben yang paling efektif untuk menghilangkan ion logam berat yang ada dalam air limbah. Penelitian ini bertujuan mengamobilisasi kitosan pada alginat untuk membentuk matriks polimer dalam bentuk bead dengan performance yang memiliki sifat mekanik kuat, stabil dan biodegradable. Bead kitosan-alginat dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR dan SEM-EDX. Adsorben bead digunakan untuk penyerapan Cr(VI) dan Pb(II) dengan mempelajari parameter adsorbsi seperti pH, waktu kontak dan konsentrasi larutan. Adsorpsi Cr(VI) terjadi pada pH 2 dengan kapasitas adsorpsi 1,1 mg/g dan Pb(II) pada pH 5 dengan kapasitas adsorbsi 1,33 mg/g. Waktu kontak penyerapan Cr(VI diperoleh pada 120 menit dengan kapasitas adsorpsi 0,8 mg/g dan Pb(II) pada waktu 180 menit dengan kapasitas adsorbsi mg/g. Konsentrasi Cr(VI) optimum pada 250 mg/L dengan kapasitas adsorpsi 17,35 mg/g dan Pb(II) 250 mg/L dengan kapasitas 21,23 mg/g. Isoterm adsorpsi ion logam Cr(VI) dan Pb(II) pada bead CS/CA mengikuti model Freundlich dan Langmuir
IMPACT OF ADDING NKL AND FERMIPAN YEAST: MICROBIAL POPULATION AND DISCOLORATION OF COCOA BEAN “ASALAN” CHIPS DURING FERMENTATION
The study aims to determine the effect of adding microbes to the fermentation process of "Asalan" cocoa beans on their quality. Three treatments were applied: the first treatment (A0) served as the control without any microbe addition; the second treatment (A1) involved the addition of NKL and fermipan yeasts at the beginning of fermentation; and the third treatment (A2) included the addition of 1% fermipan yeast initially, followed by 1% NKL yeast after 24 hours. Seed discoloration was evaluated using the Cut Test, while microbial populations were analyzed using the Pour Plate Method. The results showed that at 24, 48, and 72 hours of fermentation, treatment A2 had the highest populations of S. cerevisiae (12.55 x 10-7 cfu/g), L. lactis (12.53 x 10-7 cfu/g), and A. aceti (12.13 x 10-7 cfu/g) among the three treatments. The highest percentage of cocoa bean chips (97.01%) was also observed in treatment A2. Based on the findings, it can be concluded that treatment A2 enhances the population growth and induces a brown color change in cocoa bean
Kesenian Jaran Bodhag Probolinggo sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Motif Batik Tulis pada Outwear Semi-Formal
Kesenian Jaran Bodhag Probolinggo mengalami pasang surut dalam modernitas, masih belum cukup dikenal oleh masyarakat luar maupun dalam Probolinggo. Kesenian pertunjukkan yang berakar sejarah dari Jaran Kencak tercipta sebuah kesenian masyarakat dengan modifikasi bentuk imitasi kepala kuda dan Bodhag dalam bahasa Madura yang berarti “wadah/tudung nasi”, dihiasi sedemikian rupa dan tercipta sebuah artifisial jaranan. Penulis memiliki ketertarikan pada bentuk Jaran Bodhag untuk dituangkan pada batik tulis dalam outerwear semi-formal untuk meningkatkan daya tarik gaya berbusana batik yang cenderung monoton pada kalangan usia remaja-dewasa. Penciptaan ini bertujuan untuk menggaungkan kesenian Jaran Bodhag Probolinggo juga mendeskripsikan ide konsep, proses visualisasi, dan hasil motif batik tulis pada bentuk outerwear semi-formal. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan yang dikemukakan oleh SP. Gustami yang terdiri dari tahap eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Hasil penciptaan karya ini terdapat tiga jenis outer antara lain: Beden Sokmah Jaran Bodhag (Vest), Demslendeman (Jacket), Gal Megol (Crop Top Bolero). Hasil penciptaan karya tersebut menjadi salah satu upaya bentuk inventarisasi motif baru dan pelestarian kesenian lokal dalam wujud karya batik
PEMANFAATAN MINUMAN KESEHATAN DARI KITOSAN DAN EKSTRAK BUAH NAGA
Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan kitosan dari cangkang bekicot (Achatina fulica) dan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Ekstraksi buah naga merah dilakukan menggunakan air yang telah disterilisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah konsentrasi yang dibutuhkan dalam pembuatan minuman kesehatan dari kitosan dan buah naga merah. Pembuatan minuman kesehatan tersebut menggunakan konsentrasi asam sitrat sebanyak 0,5% dan kitosan sebanyak 4%; 5%; 6%; dan 7%. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji organoleptik dengan parameter warna, aroma, kekentalan, dan rasa. Sementara itu, kandungan vitamin C diukur menggunakan metode iodometri. Hasil terbaik untuk uji organoleptik diperoleh pada penambahan kitosan dengan konsentrasi 7% sesuai dengan SNI 01-3719-1995. Selain itu, uji kandungan vitamin C menunjukkan bahwa minuman kesehatan pada penelitian ini mengandung vitamin C sebesar 0,34 mg/gram