231 research outputs found

    KINERJA KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-FALAH JATIBARU KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

    Get PDF
    Sesuai dengan judul diatas, Kinerja Kepala Sekolah Sebagai Administrator. Adapun rumusan pada permasalah ini adalah bagaimana kinerja Kepala sekolah sebagai administrator di MTs Al-Falah Jatibaru Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak dan Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja Kepala sekolah sebagai administrator. Adapun maksud dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui bagaimana kinerja Kepala sekolah sebagai administrator di MTs Al-Falah Jatibaru Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak dan peneliti juga ingin mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja Kepala sekolah sebagai administrator di MTs Al-Falah Jatibaru kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 24 Juni 2010, dengan berlokasi di MTs Al-Falah Jatibaru Kecamatan Bungaraya kabupaten Siak. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah berjumlah 1 orang, karena populasinya sedikit maka penulis tidak menetapkan sampel. Adapun tehnik pengumpulan data adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa datanya adalah dengan menggunakan rumus F P = x 100% N Setelah diadakan penelitian maka diperolah hasil bahwa kinerja kepala sekolah sebagai administrator di MTs Al-Falah Jatibaru Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak adalah 57% dengan kategori Cukup Mampu. Hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: 1. kerjasama antara guru. 2. Latar belakang pendidikan kepala sekolah 3. Kepribadian dan sikap memimpin bawahan 4. Pengalaman kerja kepala sekolah 5. Sarana dan prasarana yang tersedi

    PENGARUH JUMLAH BIJI DAN TANAH KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) DI KEBUN OPAL DINAS PERTANIAN KABUPATEN ACEH SELATAN

    Get PDF
    Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) merupakan tanaman holtikultura yang tanaman semusim. Tanaman kangkung mengandung zat gizi yang cukup tinggi seperti vitamin A, B dan C serta berbagai mineral terutama zat besi yang bermanfaat bagi Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah biji dan tanah kompos terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman kangkung dan jumlah biji meningkat setelah pemberian pupuk kompos pada pengamatan ke-1, ke-4 dan ke-5 HST. Jumlah daun terbesar terdapat pada tanaman kangkung dengan dengan jumlah biji 2 ukuran kecil (U1J2) pada pengamatan ke-1, 2, 3, 4, 5 dan 6 HST. Lebar daun terbesar terdapat pada tanaman kangkung dengan dengan jumlah biji 3 ukuran kecil (U1J3) pada pengamatan ke-1, 2, 3, 4, 5 dan 6 setelah tanam. Panjang daun terbesar terdapat pada tanaman kangkung dengan dengan jumlah biji 3 ukuran kecil (U1J3) pada pengamatan ke-1, 2, 3, 4, 5 dan 6 setelah tanam

    Stress Hormone-Induced Changes of Auditory Function in the Rat

    Get PDF
    Excessive noise is a global health hazard that leads to noise-induced hearing loss, currently with no successful clinical treatment. Recent evidence suggests that endogenous or environmental stress has differential influence on hearing ability and vulnerability for an acoustic insult. Stressors and stress hormones like glucocorticoids (GC) are part of the primary therapy plan of a variety of hearing disorders as they are considered to have protective effects on auditory function following noise exposure. Conversely, stressors are also risk factors for hearing disorders. How these contrasting actions are compatible remained elusive. Questioning how stress might influence auditory function, the effect of different drug-induced stress levels on acoustic signal processing was examined in a mature rat animal model. In a next step, the influence of GR and MR activity on hearing function was selectively tested on unimpaired hearing and after an acoustic injury. Stress levels were determined via urinary corticosterone measurements using ELISA at different time points during the testing periods. The hearing function was monitored by auditory brainstem responses (click-sound and frequency-specific pure tone evoked ABR) and the distortion product of the otoacoustic emissions (DPOAE). The cellular phenotype of the auditory receptor was determined via immunofluorescence microscopy. Here, it could be demonstrated in a rat animal model that the blocking of GR but not MR exerts permanent effects on reducing acoustic trauma-induced negative effects. This includes preserved hearing thresholds, protection of presynaptic inner hair cell ribbons and mitigated injury of early and late auditory brainstem responses. These findings indicate a profound harmful effect of GR activity on auditory nerve processing as these effects could be prevented by its inhibition using mifepristone. Interestingly, simultaneous GR and MR activation by the GC corticosterone also reveals a tendency to protect hearing function after exposure to traumatizing noise. Paired with the finding above, this suggests that the well-known protective features of GC signaling may be caused by MR, and not GR, activity. The detrimental effect of GRs paired with the protective effect of MR activity during traumatizing noise may help to identify compounds for a suitable clinical therapeutic intervention for patients suffering from noise-induced hearing loss in the future.Lärm stellt weltweit eine große Belastung für das Hörorgan dar und ist der Hauptrisikofaktor für schall-induzierten Hörverlust, welcher bis heute nicht ausreichend therapiert werden kann. Zudem beeinflussen Emotionen wie chronischer Stress und Stresshormone wie Glukokorticoide (GC) die Schallverarbeitung des auditorischen Systems und können sowohl einen protektiven wie auch einen ototoxischen Effekt auf die Hörfunktion ausüben. Wie sich diese gegensätzlichen Aussagen vereinen lassen, ist aktuell noch nicht abschließend geklärt. Vor dem Hintergrund der Frage, wie Stress das auditorische System beeinflusst, wurden im Rattenmodell unterschiedliche Stressniveaus medikamentös mit Kortikosteron induziert und anschließend auf ihre Wirkung im Hörsystem untersucht. In einem zweiten Experiment wurde die spezifische Rolle von Glukokortikoid- (GR) und Mineralokortikoid-Rezeptoren (MR) sowohl im gesunden als auch im schalltraumatisierten Tier analysiert. Der Effekt der pharmakologischen Stress-Therapie auf die Tiere wurde mittels ELISA an unterschiedlichen Zeitpunkten ermittelt (Kortikosteron/ Kreatinin-Quotient im Urin). Die Hörfunktion wurde anhand von auditorisch evozierten Potentialen (ABRs) und distorsiv-produzierten otoakustischen Emissionen (DPOAEs) überwacht und der Phänotyp der inneren Haarzellen wurde mittels Immunfloureszenz dargestellt und anschließend histologisch ausgewertet. Anhand der vorliegenden Ergebnisse konnte gezeigt werden, dass eine Hemmung der GR, jedoch nicht eine Hemmung der MR, im Rattenmodell zu einer signifikanten und permanenten Reduktion der schall-induzierten Traumafolgen an den Hörschwellen, der ersten Synapse des auditorischen Systems und der nachgeschalteten auditorischen Hörbahn führen konnte. Da Mifepriston als Antagonist am GR wirkt, legt dies nahe, dass die GR-vermittelte Signalkaskade die akustische Signalverarbeitung nach einem schall-induziertem Trauma in hohem Maße beeinträchtigt. Interessanterweise zeigt die simultane GR- und MR-Aktivierung durch Kortikosteron während einer übermäßigen Schallexposition ebenfalls protektive Eigenschaften. In Kombination mit den obenstehenden Erkenntnissen deutet dies darauf hin, dass die weitgehend anerkannte protektive Wirkung von GCs durch einen MR-abhängigen Signalweg ausgelöst wird. Diese Erkenntnisse könnten in Zukunft helfen, die Pathogenese von schall-induzierter Schwerhörigkeit besser zu verstehen und geeignete Therapeutika zu entwickeln

    Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 784/Pid/2018/PN MDN tentang penodaan agama

    Get PDF
    Kasus penodaan agama yang didakwakan kepada Meliana terjadi pada akhir Juli 2016 dan putusannya jatuh pada tahun 2019. Putusan tersebut mengatakan bahwa Meliana telah melakukan penistaan agama Islam karena protesnya terhadap volume adzan. Oleh karena itu ia dikenakan sanksi berupa penjara selama 1 tahun, meskipun penulis melihat dakwaan tersebut tidak sesuai dengan Pasal 156a KUHPidana yang menyantumkan unsur-unsur tindak pidana penodaan agama. Dari latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: pertama, apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam memberikan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 784/Pid/2018/PN MDN? Kedua, bagaimana analisis Hukum tentang penodaan Agama dalam putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 784/Pid/2018/PN MDN? Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan jalan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber tertulis, maka penelitian ini bersifat kualitatif. Yaitu suatu penelitian yang mengritisi dan menafsirkan persoalan sesuai dengan paradigma yang dianut oleh peneliti. Atau prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Data yang disajikan penulis diperoleh dari sumber-sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini, adalah putusan pengadilan Negeri Medan Nomor 784/Pid/2018/PN MDN, sedangkan data sekunder adalah meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan dokumen-dokumen resmi yang berkaitan dengan isu hukum yang menjadi pokok permasalahan serta literatur-literatur yang terkait dengan penodaan agama sehingga menunjang penelitian yang dilakukan. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Jaksa Penuntut Umum belum bisa membuktikan dengan jelas sesuai dengan pasal 156a KUHPidana yang di dalamnya memuat unsur-unsur penistaan yang dijadikan rujukan utama oleh hakim sendiri. Khususnya menyangkut unsur kesengajaan delik yang dilakukan Meliana dengan unsur permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama sebagai poin yang paling penting dalam kasus Meliana. Kedua, Penetapan Meliana sebagai terdakwa penistaan agama, menurut penulis hukuman penjara yang telah dijatuhkan kepada Meliana telah sesuai dengan konsep ta’zir yang ada dalam Hukum pidana Islam. Yaitu hukuman yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang, seperti hukuman penjara atau pengasingan

    PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans poir) SEBAGAI PENCEGAHAN STUNTING

    Get PDF
    Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dengan teman sebayanya. Stunting dipengaruhi oleh rendahnya kualitas gizi yang diberikan kepada anak. Dalam pemenuhan gizi diperlukan sayuran yang bermutu, salah satu solusinya yaitu menanam sayuran kangkung secara organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung sebagai pencegahan stunting di Desa Alue Ambang Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya. Penelitian ini menggunakan metode (RAK) rancangan acak kelompok non faktorial terdiri dari 1 faktor 5 kombinan masing-masing diulang 8 kali. faktor yang diuji adalah pupuk kompos dengan taraf (KO) 100%, tanah /8 kg (K1) 2 kg kompos, (K2) 4 kg kompos, (K3) 6x6 kompos dan (K4) 8 kg kompos. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kompos dengan dosis yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 10, 15, 20 dan 25 HST. Berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun umur 10, 15, 20 dan 25 HST. Namun berpengaruh tidak nyata pada umur 10 HST. Berpengaruh sangat nyata terhadap panjang daun, luas daun dan berat berangkasan basah umur 25 HST

    A case of dengue and COVID-19 co-infection in a young man from Malaysia

    Get PDF
    As Malaysia is highly endemic to both dengue and SARS-CoV-2 infection, it is expected that co-infection can arise. Therefore, we describe a case of a young gentleman with dengue and SARS-CoV-2 co-infection

    Wenemaa riigiwõimu ajalugu

    Get PDF
    https://www.ester.ee/record=b1648349*es

    SAINT OF SOUTH KALIMANTAN: BANJAR PEOPLE’S PILGRIMAGE TO THE TOMB OF SHEIKH NAFIS IDRIS AL-BANJARI

    Get PDF
    The grave of Muhammad Nafis is considered sacred by the Banjar people. As a Banjar Sufi scholar who is known as a figure who contributed to the spread of Islam in Banjar, this tomb is often visited by the community for pilgrimage. This paper aims to investigate the motives for the pilgrimage to Muhammad Nafis' grave. As a complement to several previous studies that have reviewed the life history, works left behind, and the concept of Sufism taught.  This research uses a phenomenological approach to describe the experiences and meanings of pilgrims. This study describes and reports a certain situation, object, symptom, habit, and behavior that occurs in the habits of the community, then analyzed more sharply also based on the results of interviews with pilgrims who come to the tomb. The findings in the field show that there are several aspects that become the background of tomb pilgrimage, ranging from cultural, spiritual, economic, social, health, to the ease of studying. The motives driving people to make pilgrimages are the collective awareness of the community in carrying out these activities, which is called intentionality based on the perspective of pilgrims who have their own goals. In this case, it is said that grave pilgrimage is a habit that has been passed down by previous ancestors which continues to be carried out from time to time with different generations for different reasons

    An Ethnobotanical Survey of Important Wild Medicinal Plants of Hattar District Haripur, Pakistan

    Get PDF
    An ethnobotanical survey was undertaken for the purpose of collecting information from traditional healers on the use of medicinal plants in Hattar region, District Haripur, NWFP, Pakistan during 2004-06. The indigenous knowledge of local traditional healers and the native plants used for medicinal purposes were collected through questionnaire and personal interviews during field trips. Plants with their correct nomenclature were arranged alphabetically by family name, vernacular name and ethnomedicinal uses. The identification and nomenclature of the listed plants were based on The Flora of Pakistan. Hattar was surveyed 2-times per year comprising autumn and spring season. A total of 45 plants species were identified by taxonomic description and locally by folk knowledge of people existing in the region. Out of 45 plant species, 17 were perennials/biannual, 20 were found in spring, while 8 species were found in autumn season. Plant specimens collected, identified, preserved and mounted were deposited in the Herbarium, Qarshi Herb Centre, Hattar, Haripur for future references
    corecore