55 research outputs found

    Uji kelayakan tempat pengamatan hilal di yayasan Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung Jakarta Timur

    Get PDF
    Pelaksanaan rukyat al hilal di Indonesia sering kali tidak membuahkan hasil. Misalnya rukyat al hilal yang dilaksanakan untuk penetapan awal Syawal 1432 H lalu. Dari sekian banyak tempat observasi di Indonesia, dilaporkan bahwa yang berhasil melihat hilal hanya terdapat di dua tempat, yaitu di Cakung dan di Jepara. Padahal pelaksanaan rukyat al hilal selalu dilakukan oleh organisasi keislaman di Indonesia. Tempat pengamatan hilal di Cakung, Jakarta Timur dengan kondisi ufuk barat yang terhalang gedung dengan ketinggian lokasi hanya 10 meter dpl. Berdasarkan laporan rukyat yang diterima, Cakung sering kali berhasil melihat hilal. Misalnya dalam penetapan awal Ramadhan 1434 H, ketika penulis hadir mengikuti pelaksanaan rukyat al hilal, mereka Tim Cakung berhasil melihat hilal, sedangkan tidak satu pun titik strategis tempat rukyat al hilal di Indonesia yang berhasil melihat hilal. Banyak laporan bahwa rukyat di Cakung mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara teori dan realita di lapangan. Dari munculnya kontroversi berkenaan dengan hasil rukyat Cakung di mana hal tersebut menimbulkan polemik di kalangan masyarakat, penulis ingin mengetahui apa faktor yang menjadi dasar pertimbangan penggunaan Yayasan Lajnah Falakiyah al Husiniyah sebagai tempat rukyat, serta bagaimana kelayakan tempat tersebut jika ditinjau dari aspek Geografis, Historis dan Astronomis. Penelitian ini bersifat lapangan (field reseach) di mana data primernya diperoleh dari observasi langsung di lapangan, yakni Yayasan Lajnah Falakiyah al Husiniyah, Cakung Barat, Jakarta Timur, dan wawancara dengan instansi terkait yang menangani masalah hisab rukyat. Sedangkan data sekundernya diperoleh dari dokumen berupa buku dan semua tulisan makalah yang berkaitan dengan objek penelitian kelayakan di lapangan. Data-data kemudian dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analitik dan evaluatif. Hasil penelitian skripsi ini: 1) Faktor yang menjadi dasar penggunaan Yayasan Lajnah Falakiyah al Husiniyah Cakung sebagai tempat pengamatan hilal adalah faktor letak Geografis yang mudah dijangkau. Kemudian dari faktor Historis tempat ini sudah lama digunakan sebagai tempat observasi hilal dan sering kali berhasil melihat hilal. 2) Kelayakan Yayasan Lajnah Falakiyah al Husiniyah Cakung sebagai tempat pengamatan hilal dilihat dari berbagai aspek. Dari aspek Geografis, tempat ini tidak layak digunakan untuk observasi, karena terdapat banyak gedung tinggi yang dapat menghalangi medan pandang perukyat. Dari aspek Historis, tempat ini tidak bagus digunakan sebagai tempat pengamatan, karena sering kali berhasil melihat hilal ketika hilal berada pada posisi dengan kemungkinan belum bisa terlihat, sehingga menimbulkan kontroversi di masyarakat. Sedangkan dari aspek Astronomis, di Cakung merupakan daerah perkotaan yang banyak dijumpai aktifitas industri, bandara, dan terminal (Pulogadung), sehingga rawan polusi udara yang dapat mencemari kecerahan langit di Cakung yang dapat menyebabkan ketebalan awan, dan dapat merugikan pelaksanaan rukyat al hila

    EVALUASI PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN METODE SHARED STORAGE DI PT. INTERNATIONAL PREMIUM PRATAMA SURABAYA

    Get PDF
    PT. International Premium Pratama Surabaya merupakan salah satu perusahaan manufactur cabang dari Olympic group yang berada di wilayah timur khususnya Surabaya. Hasil dari PT. International Premium Pratama Surabaya telah dipasarkan dengan brand furniture ternama namun terdapat permasalahan yaitu kondisi gudang yang selama ini tidak optimal dari segi susunan area barang yang seharusnya satu area tidak boleh lebih dari satu barang dan sempitnya gang untuk akses jalan material handling yang menyebabkan operator sulit dalam proses pengambilan barang saat pengiriman berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang tata letak gudang barang jadi yang fungsi kegunaannya untuk menyimpan produk jadi menggunakan metode shared storage.Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dimana barang yang paling cepat dikirim diletakkan pada area penyimpanan yang terdekat dengan pintu keluar – masuk (I/O). Metode ini akan lebih baik digunakan pada jenis pabrik yang memiliki ukuran dimensi produk yang sama atau tidak jauh berbeda, karena setiap area penyimpanan bisa saja ditempati oleh jenis produk yang berbeda-beda berdasarkan waktu produksi dan tanggal pengiriman produk tersebut.Sebagai pemecah masalah tersebut dan hasil yang didapatkan adalah selisih nilai total jarak tempuh sebesar 7034,2 meter dari total jarak tempuh awal dimana total jarak tempuh tata letak awal adalah sebesar 11.868 meter sedangkan total jarak tempuh tata letak usulan adalah sebesar 4833,8 meter. Dengan Lebar gang yang diperlukan Hand Pallet sebesar 1,8 m, sehingga kebutuhan ruang dapat dioptimalkan dengan baik

    PENATAAN KELEMBAGAAN BUMDES BERBASIS PARIWISATA

    Get PDF
    The Main Problem In Bumdes Management In Donoharjo Village Is The Lack Of Optimal Management Of The Organization Following The Principles Of Good Organizational Governance. Specifically, Issues In The Management Of Bumdes In Donoharjo Village Include 1) The Absence Of A Standard Reference Or Guideline For Professionally Managing The Jetis Suruh Reservoir; 2) There Is No Clear Organizational Structure; 3) The Lack Of Basic Tasks And Functions For Managers; 4) There Is No Sop To Follow Up On Various Work Programs Related To The Jetis Suruh Dam; 5) The Unavailability Of Human Resources Capable Of Moving Bumdes Organizations That Refer To Good Governance. Based On The Identification Of The Problem, The Following Activities Were Carried Out: Training On The Preparation Of Governance Guidelines, Focus Group Discussion On The Formation Of Auth And Jobs Descriptive, Fgd On The Arrangement Of Governance Implementation Materials, 5. Training For Tour Guides And Management Assistance. The Results Of These Activities Make The Governance Of Bumdes Desa Donoharjo More Effective And Efficient

    ANALISIS KETERKAITAN DAN MULTIPLIER OUTPUT SEKTOR JASA KESENIAN, HIBURAN, DAN REKREASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA (STUDI EMPIRIS PADA SEKTOR INDUSTRI SEPAKBOLA)

    Get PDF
    Cabang olahraga sepakbola sangatlah diminati di Indonesia. Dengan minat yang besar dari masyarakat tentu diharapkan cabang olahraga ini akan membawa kontribusi besar dalam perekonomian. Namun, pada kenyataannya kontribusi yang diberikan masih kecil walaupun sektor yang menaungi cabang olahraga ini tumbuh paling cepat beberapa tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi dengan sektor perekonomian lain dan multiplier output sektor tersebut. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Input-Output pada Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2010. Hasil analisis menunjukan bahwa keterkaitan sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi dengan sektor perekonomian lain masih rendah. Keterkaitan ke depan sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi masih rendah disebabkan karena output yang dihasilkan oleh sektor ini lebih banyak didistribusikan untuk memenuhi permintaan akhir. Sedangkan untuk keterkaitan ke belakang sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi lebih banyak berasal dari sektor itu sendiri sehingga memiliki kaitan ke belakang yang rendah. Untuk multiplier output sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi masih rendah sehingga perubahan permintaan akhir di sektor ini tidak terlalu bedampak besar pada perubahan output perekonomian secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk meningkatkan kontribusi sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi tidak hanya berfokus pada sektor tersebut. Namun, juga harus mengembangkan sektor-sektor lain yang memiliki kaitan erat dan peka terhadap perubahan yang terjadi pada sektor jasa kesenian, hiburan, dan rekreasi sehingga akan lebih berdampak pada perekonomian Indonesia. Kata Kunci: Keterkaitan, Multiplier Output, Sepakbola, Industri Olahraga

    Tasmim al-Wasail al-Ta’limiyyah li Maharati al-Istima’ khilala Android

    Get PDF
    Listening is a skill that has not received much attention in Arabic learning and teaching. This can be seen that only a small number of media is made for teaching listening. Whereas media such as sound recordings are very important for students to get used to listen to Arabic utterances.The purpose of this study is to determine the ideal android application design for Arabic learning focused on listening in the IAIN Surakarta language development center. And then the research method is  research and development follow Sadiman model:1. Needs analysis, 2. Setting goals, 3. Developing material, 4. Developing evaluation tools, 5. Products, 6. Validating material and design experts, 7. Final results. The result of this study are the discovery of an ideal design based on Android learning applications with design expert validation of 93.75 and the results of material expert validation of 87.5%. The results of the validation explained that the application of learning skills in Arabic listening was appropriate to be used as a learning media. The application consists of the main components, namely the strategy page, material page and training page. The strategy page contains strategies to answer listening questions about TOSA (Test Of Standart Arabic). The material page contains four audio material related to the type of questions in the TOSA. while the practice page contains the question exercises in accordance with the types already discussed on the material page

    Pengembangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Mahārat al-Istimā‘ Berbasis Kecakapan Abad 21

    Get PDF
    Education is currently faced with the 21st century, where students need various skills in addition to knowledge content. This study aims to develop semester lesson plan (Rencana Pembelajaran Semester/RPS) in the mahārat al-istimā‘ course, Arabic Language Education study program at UIN Raden Mas Said Surakrta. The method used in this research is research and development (R & D). The R & D procedure used in this research is the development model of Successive Approximation Models 1 (SAM 1) which was introduced by Micheal W. Allen. The results show that based on needs analysis, some shortcomings were found in the RPS of mahārat al-istimā‘. Subject learning outcomes (CPMK) in each RPS field have not been integrated. The difference in CPMK in courses in the same plot is enough to show that the design of the mahārat al-istimā‘ course is not related. The RPS design developed is to make a rough RPS design using the KKNI and MBKM models. The results of product evaluation on experts are quite good. This means that the mahārat al-istimā‘ RPS that is developed is integrated with each other

    Analisis Penggunaan GPS Navigasi dan Foto Udara Format Kecil pada Pengukuran Bidang Tanah Program Redistribusi Tanah Obyek Landreform (Studi Kasus: Desa Entikong, Kabupaten Sanggau)

    Get PDF
    Program Redistribusi Tanah Obyek Landreform merupakan program dari Badan Pertanahan Nasional yang bertujuan untuk memberikan sertifikat bidang tanah kepada petani penggarap sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Rugi. Program ini memiliki beberapa kendala, diantaranya, yaitu kekurangan sumber daya alat dan manusia, serta target bidang tanah yang banyak dalam waktu yang singkat. Studi ini menganalisis penggunaan GPS navigasi dan foto udara format kecil pada pengukuran bidang tanah untuk program tersebut yang dilakukan di Desa Entikong oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Sanggau pada bulan Juli tahun 2018. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis ketelitian geometrik horizontal untuk foto udara format kecil serta analisis ketelitian planimetrik luas dan posisi untuk hasil pengukuran bidang tanah, deliniasi-suplesi, serta hasil transformasi affine. Berdasarkan analisis tersebut, hasil peta ortofoto dapat digunakan sebagai peta kerja pada skala minimal 1:1000 untuk kelas 2. Sedangkan hasil analisis planimetrik menunjukkan hasil yang tidak baik yaitu jumlah bidang tanah yang masuk kategori dapat diterima (kelas 1-2) yaitu 49,71% untuk hasil dari transformasi affine dan 39,31% untuk hasil dari pengukuran menggunakan GPS navigasi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara teknis hasil pengukuran bidang tanah tersebut tidak sesuai dengan toleransi analisis planimetrik pada Peraturan Menteri Negara ATR/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar Pendaftaran, walaupun menurut Petunjuk Teknis PTSL Tahun 2018 diperbolehkan. =============================================================================================== The Landreform Object Land Redistribution Program is a program of the National Land Agency which aims to provide land parcels certificates to cultivating farmers in accordance with Government Regulation Number 224 of 1961 concerning the Implementation of Land Distribution and Giving Compensation. This program has a number of obstacles, including the lack of tools and human resources, as well as a large number of land targets in a short time. This study analyzed the use of navigation GPS and small format aerial photography on land parcels measurements for the program carried out in Entikong Village by the Sanggau District Land Office in July 2018. The analysis was carried out using a horizontal geometric accuracy analysis for small format aerial photography and planimetric accuracy of area and position analysis for the results of measurements of the land parcel, delineations-supletions, and results of affine transformations. Based on the analysis, the orthophoto map can be used as work map on a minimum scale of 1: 1000 for class 2. While the results of planimetric analysis show poor results, where the number of land parcels included in the category that can be accepted (grades 1-2), is 49.71% for the results of the affine transformations and 39.31% for the results of the measurement using navigation GPS. From these results, it can be concluded that technically the results of the measurement of land parcels are not in accordance with the planimetric analysis tolerance in the Regulation of the State Minister of ATR / Head of BPN No. 3 of 1997 concerning Technical Guidelines for Accuracy of Registration Base Maps, although according to 2018 PTSL Technical Guidelines are allowed

    The Structural-Pragmatic-Situational Approach in Policy Determination for Optimizing E-Learning in UIN Raden Mas Said Surakarta

    Get PDF
    The covid-19 pandemic that unexpectedly brought the education world almost stopped due to the ban on face-to-face learning. This research aims to find a suitable policy determination model to optimize e-learning in Islamic universities. This research uses a qualitative approach that combines interviewing, documentation, and focused group discussion in data collection and validation. This research has focused on UIN Raden Mas Said Surakarta, Indonesia, with key respondents being university leaders. Faculty leaders, postgraduates, institutions, units, e-learning managers, and admin staff are informants. The data validation use triangulation and data analysis with interactive models. The study provided findings that the process of policy determination applied is top-down by involving all elements of the leadership democratically. The policies-decision is applied using a structural-pragmatic-situational (SPS) approach. The contribution of this study is an SPS approach can overcome emergencies quickly and appropriately in policy-making

    Collaboration Governance In The Development Of Natural Based Tourism Destinations

    Get PDF
    This article aims to explain the governance of collaboration between local government, village government, the private sector and the community in the management of Posong Temanggung natural attractions. Lack of mutual trust and commitment is a prominent issue. After going through qualitative research using descriptive techniques, it can be seen that collaboration that has been built among stakeholders is still embryonal; there is no formal collaboration tied to the memorandum of understanding. From the research conducted, it was found that there was an intensive dialogue between stakeholders, mutual trust between stakeholders, a high level of commitment, and a reasonably even sharing of understanding. But, four things that have not been created a formal relationship, so there needs to be a process of transformation towards partnership and sustainability in a formal bond.This study recommends that the government be the main actor in building collaboration with the public and private sectors. The government must provide space for them to contribute in making the tourism village of Posong.Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tata kelola kolaborasi antara pemerintah daerah, pemerintah desa, swasta dan masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata alam Posong Temanggung. Hal ini dikarenakan permasalahan kolaborasi diantara stakeholder tersebut terdapat berbagai kendala. Kurangnya kepercayaan dan komitmen bersama menjadi permasalahan yang mengemuka. Setelah melalui penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik deskriptif dapat diketahui bahwa kolaborasi yang terbangun diantara stakeholder masih bersifat embrional, belum ada kerjasama formal yang diikat dengan nota kesepahaman. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh temuan bahwa sudah ada dialog yang intensif diantara stakeholder, saling percaya diantara pemangku kepentingan, komitmen yang sudah tinggi, dan terdapat berbagi pemahaman yang cukup merata. Namun dari keempat hal tersebut belum tercipta hubungan yang bersifat formal, sehingga perlu ada proses transformasi menuju kemitraan dan berkelanjutan dalam suatu ikatan yang bersifat formal.Rekomendasi dalam penelitian in iadalah pemerintah harus menjadi actor utama dalam membangun kolaborasi dengan masyarakat dan swasta. Pemerintah harus memberikan ruang bagi mereka untuk memberikan kontribusi dalam membangun desa wisata Poson
    corecore