ITS Repository
Pembuatan Prototipe Firewall Pada Embedded PC Dengan Menggunakan FreeBSD
Produk firewall komersial dalam bentuk hardware sudah banyak
beredar di pasaran dan harganya pun mahal. Banyak orang di Indonesia
bisa membuat firewall dengan berbagai macam sistem operasi Unixยฎ
yang opensource pada sebuah PC biasa. Sistem operasi opensource ini
sudah ban yak mendukung fungsi-fungsi network, termasuk firewall, yang
tidak kalah dengan fungsi-fungsi pada produk komersial. Seiring dengan
semakin banyaknya dukungan dari sistem operasi yang opensource
untuk kebutuhan firewall maka saat ini juga sudah tersedia sebuah
Embedded PC yang dijual dengan harga murah. Selain bisa dipakai
sendiri, tidak menutup kemungkinan firewall pada Embedded PC juga
bisa dijual seperti layaknya produk komersial meskipun fiturnya masih
jauh tertinggal.
Dalam tugas akhir ini akan membahas tentang pembuatan
prototipe firewall yang dijalankan pada sebuah Embedded PC yang diberi
nama GENI Firewall. Pembuatanfirewall ini menggunakan sistem operasi
FreeBSD dengan menggunakan metodologi non-statefull behavior. Sistem
operasi FreeBSD harus dijalankan pada RAM-Disk karena disk space
pada Embedded PC tidak begitu besar, namun hal ini tidak mengurangi
performanya. Hasilnya prototipe firewall ini mampu menggantikan
firewall yang dibangun pada PC biasa, dengan spesifikasi hardware yang
jauh lebih mahal, dan bahkan mencapai hasil transfer rate dan boottime
yang lebih baik
Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Asrama President University Cikarang Menggunakan Hexagonal Castellated Beam Dan Kolom Concrete Filled Steel Tube
President University merupakan perguruan tinggi swasta yang
terletak di Jl. Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka, Cikarang Baru,
Bekasi. Kampus ini menggunakan sistem student boarding house. Jumlah
asrama President University masih belum sebanding dengan jumlah
mahasiswanya. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan
pembangunan asrama baru. Untuk perencanaan gedung baru, dilakukan
modifikasi ulang menggunakan struktur baja 10 lantai dengan
menggunakan hexagonal castellated beam dan kolom concrete filled steel
tube.
Dalam perencanaan ini, peraturan yang akan digunakan yaitu
AISC-LRFD 2010, SNI 1729:2015 untuk menghitung struktur dari baja,
SNI 1727:2013 dan PPIUG 1987 untuk menghitung pembebanan
struktur, SNI 1726:2012 untuk menghitung beban gempa, dan SNI
2847:2013 untuk menghitung struktur beton.
Dari analisa dan hasil perhitungan diperoleh hasil untuk tower G
dan H, yaitu: tebal pelat atap 9 cm, dan pelat asrama 10 cm. Dimensi
balok anak CB 437,5.175.7.11; CB 495.200.7.11 ; WF 250.125.5.8 dan
WF 250.175.7.11. Dimensi balok induk bentang 8 m CB 625.200.10.16 ;
CB 550.300.11.18 ; CB 487,5.300.10.16 dan CB 437,5.175.7.11. Dimensi
kolom lantai 1-3 HSS800.800.25.25, lantai 4-6 HSS700.700.22.22, lantai
7-Atap HSS600.600.16.16. Tebal plat spsw 4mm, dan balok spsw
menggunakan WF 800.300.16.30. Sambungan struktur utama
direncanakan dengan baut A325. Pondasi menggunakan tiang pancang
spun pile diameter 50cm kedalaman 16m. Sloof ukuran 40x60 cm dengan
tulangan utama tarik dan tekan 4D22 dan tulangan geser ร10-250. ========== BE COLUMN
Name : Syauqy Ribhan
Student ID : 3114 105 001
Department : Civil Engineering FTSP-ITS
Supervisor : 1. Budi Suswanto, ST., MT., Ph.D
2. Ir. Heppy Kristijanto, MS
Abstract
President University is private university located on Ki Hajar
Dewantara Street, Jababeka City, Cikarang Baru, Bekasi. This college is
using student boarding house system. The number of dormitories in
President University is still not proportional with the number of students. To
solve this problem required the construction of a new dormitory. Planning
for a new building, it will be re-modification using ten floor steel structure
with hexagonal castellated beam and column of concrete filled steel tube.
In the planning, the regulations that used are AISC-LRFD 2010, SNI
1729:2015 to calculate the structure of steel, SNI 1727:2013 and PPIUG
1987 to calculate the loading structure, SNI 1726:2012 to calculate the load
of the earthquake, and SNI 2847:2013 to calculate the structure of concrete..
Based on the analysis and calculation obtained the result for tower G
and H are: the roof plate thickness 9 cm and dormitory plate 10 cm. The
dimension of sub main beam using CB437,5.175.7.11; CB495.200.7.11;
WF250.125.5.8 and WF250.175.7.11. The dimension of main beam 8 m
using CB625.200.10.16; CB550.300.11.18; CB487,5.300.10.16 and
CB437,5175.7.11. The dimension of 1st-3rd floor column using
HSS800.800.25.25, 4th โ 6th floor HSS700.700.22.22, and 7th โ roof
HSS600.600.16.16. Spsw plate thickness 4 mm, and spsw beam using WF
800.300.16.30. The main structure will connected with bolts A325. The
foundation is using spun pile with 50 cm diameters and 16 m thick. Size of
sloof 40 x 60 cm with the 4D22 pull and press main reinforcement and ร10-
250 shear reinforcement
Pengaturan Dosis Obat Secara Individu Dengan Pendekatan Pemodelan Bayesian Farmakokinetika Individu
Pemberian dosis obat yang tepat sangat penting dalam proses
penyembuhan penyakit. Jika salah dalam melakukan pendosisan, maka
penyakit akan semakin parah bahkan menyebabkan kematian.
Pendosisan obat sebaiknya tidak hanya dilakukan berdasarkan populasi
saja karena setiap individu memiliki karakteristik tubuh yang berbedabeda.
Oleh sebab itu, pengaturan dosis obat dilakukan secara individu
menggunakan pendekatan pemodelan Bayesian farmakokinetika
individu. Dari kasus tersebut menghasilkan permasalahan mengenai
cara mendapatkan nilai taksiran parameter populasi dan individu
kemudian menentukan dosis yang optimal. Tujuan dilakukan analisis ini
adalah mendapatkan taksiran parameter populasi dan individu kemudian
menentukan dosis yang optimal. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data pasien yang menerima injeksi gentamisin. Variabel yang
digunakan adalah kadar gentamisin dalam serum sebagai variabel
respon dan waktu pengambilan sampel serta dosis awal sebagai variabel
prediktor. Hasil yang diperoleh adalah model farmakokinetika individu
dengan ketepatan prediksi 100% dan rentang dosis yang masih dapat
ditolerir untuk setiap individu.
==========================================================================================================
Dosing the right medicine is very important in the healing process
of the disease. If it is wrong in determining the dose, then the disease is
getting worse and even cause death. Determination of the dose of
medication should not only be done based on the population just because
every individual has different body characteristics. Therefore, the settings
of the dose of the drug is done individually using Bayesian modelling
approach to individual pharmacokinetics. The case resulted from
problems about how to get the value of the parameter estimates of the
population and the individual then determines the optimal dose. The
purpose of this analysis was done getting estimates of population
parameters and the individual then determines the optimal dose. The data
used in this research is the data of patients who received gentamicin
injection. The variables used are the levels of gentamicin in serum as
response variable and time sampling with initial dose as predictor
variables. The result shows that with the precision of individual
pharmacokinetics model prediction is 100% and the dose range can be
tolerated for any individual
Respon getaran lateral dan torsional pada poros turbin sumbu vertikal arus sungai tipe darrieus flapped blade
Telah dilakukan simulasi respon vibrasi dan karakteristik vibrasi pada poros turbin sumbu vertikal arus sungai tipe darrieus flapped blade dengan analogi cantilever beam. Metode elemen hingga digunakan pada model simulasi kali ini dengan variasi matriks massa non konsisten, arus sungai dan variasi pitch angle. Matriks massa tersebut merupakan kombinasi linier antara matriks massa tergumpal dan matriks massa konsisten. Porsi dari matriks massa non konsisten diatur dalam batas nila
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Aspek Kelembagaan Terhadap Perilaku Keselamatan Di Shipbuilding Industries
Persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut perusahaan lebih mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Oleh karenanya, tenaga kerja yang handal dan tangguh dibutuhkan dalam menunjang bisnis perusahaan agar dapat bersaing. Selain Tenaga Kerja, perusahaan biasanya menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi dalam menunjang proses produksi, dengan tujuan meningkatkan produktivitas perusahaan, mencapai efektivitas, dan efisiensi. Penggunaan peralatan berteknologi tinggi menyebabkan timbulnya risiko keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja. Penanggulangan secara dini terhadap kecelakaan kerja sangatlah penting, Salah satu faktor-faktor dari penyebab kecelakaan kerja adalah kepemimpinan keselamatan. Pada penelitian sebelumnya, pendekatan kepemimpinan ini memperlihatkan perilaku-perilaku yang spesifik dari pemimpin yang seharusnya dapat menstimulus perilaku aman dari bawahannya. Sedangkan, budaya organisasi juga merupakan hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dari pemimpin perusahaan dikarenakan merupakan hal yang sangat berpengaruh kuat terhadap kecelakaan kerja dan produktivitas pekerja, dimana budaya organisasi adalah aturan kerja yang ada di organisasi yang akan menjadi pegangan dari sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku dalam organisasi. Begitupun aspek kelembagaan merupakan pendekatan yang didisain untuk meningkatkan performa keselamatan kerja secara langsung sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan aspek kelembagaan dan budaya organisasi terhadap perilaku keselamatan di galangan kapal. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kepemimpinan Keselamatan, dan Budaya Organisasi tidak berpengaruh positif terhadap Perilaku Keselamatan. Untuk Aspek Kelembagaan berpengaruh positif terhadap Kepemimpinan Keselamatan, Budaya Organisasi, dan Perilaku Keselamatan.Sedangkan, Kepemimpinan Keselamatan berpengaruh positif terhadap Perilaku Keselamatan. Dengan demikian, untuk mempertahankan perilaku keselamatan yang tinggi, diperlukan peranan managemen untuk memimpin budaya perubahan, dan perusahaan memberlakukan keselamatan sebagai budaya organisasi agar perilaku keselamatan menjadi sesuatu yang sustainable. ========== Competition increasingly competitive industry requires companies to further optimize all resources it has. Therefore, a reliable workforce and resilient needed to support the company's business in order to compete. Besides Labor (TK), companies typically use high-tech machines to support the production process, with the aim of increasing the productivity of the company, achieving effectiveness and efficiency. The use of high-tech equipment causing health and safety risks for workers. Early countermeasures against occupational accidents is very important, one of the factors of the causes of accidents are the safety leadership. In previous research, leadership approach shows specific behaviors of a leader who is supposed to stimulate safe behavior of subordinates. Meanwhile, the organizational culture is also an important and necessary to get the attention of corporate leaders due is a very strong influence on work safety and productivity of workers, where the culture of the organization is working rules that exist in the organization that would become the handle of human resources in the running obligations and values to behave within the organization. Likewise institutional aspect is an approach designed to improve the safety performance of work directly so as to prevent accidents. In this study, aims to determine the effect of the relationship and the institutional aspects of organizational culture on safety behavior at the shipyard. From this research result that the positive effect on the Organizational Culture Leadership Safety, and Organizational Culture is not a positive influence on Behavioral Safety. For Institutional Aspects positive effect on Safety Leadership, Organizational Culture and Behavior Safety. Meanwhile, positive influence on the Safety Leadership Safety Behavior. Thus, to maintain high safety behavior, the role of management necessary to lead cultural change, and enforce company safety as an organizational culture in order to conduct safety into something sustainable
Pengendalian persediaan material menggunakan metode economic order quantity (EOQ)
The availability of material is the main thing that becomes
an important factor to ensure a smooth production process in
the company, control in supply is needed for a good
production. The initial concept for designing inventory
control system, is to determinine the appropriate method of
forecasting material needs. It continued to the calculation of
using EOQ (Economic Order Quantity), Reorder Point
(ROP), and the total annual cost.
The result of analysis on inventory control can reduce the
total annual cost by 0,94%
Studi Mekanisme Kegagalan Las Pada Riser Wall Tube Nomor 2 Astm A210 Grade A-1 Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit 2 Pt X
Riser wall tube merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada boiler di PLTU PT X dimana fungsinya adalah menyalurkan uap dari furnace menuju steamdrum. Kasus yang didapatkan pada boiler ini adalah bocornya riser wall tube nomor dua pada saat proses sedang berjalan. Untuk mengetahui penyebab bocornya tube tersebut dan mencegah terjadinya kasus yang sama, maka analisa kegagalan terhadap riser wall tube tersebut perlu dilakukan. Pada penelitian ini dibuat spesimen pembanding sebagai acuan. Beberapa pengujian seperti pengujian liquid dye penetrant, pengujian tarik dilakukan pada spesimen las pembanding serta pengujian metalografi dan pengujian kekerasan dilakukan pada kedua spesimen juga dengan tambahan pengujian spektrometri, pengujian SEM dan pengujian XRD untuk spesimen yang mengalami kegagalan. Spesimen las pembanding dibuat sesuai dengan WPS yang ada. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terdapat perbedaan pada daerah las di kedua spesimen. Keduanya memiliki struktur mikro dan nilai kekerasan yang berbeda. Pengujian SEM pada spesimen las yang mengalami kegagalan menunjukkan adanya porositas dan hasil pengujian XRD-nya menunjukkan adanya senyawa korosi. Porositas, korosi, serta hasil las yang tidak memenuhi standar menyebabkan kualitas las menjadi tidak maksimal.
===========================================================
Riser wall tube merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada boiler di PLTU PT X dimana fungsinya adalah menyalurkan uap dari furnace menuju steamdrum. Kasus yang didapatkan pada boiler ini adalah bocornya riser wall tube nomor dua pada saat proses sedang berjalan. Untuk mengetahui penyebab bocornya tube tersebut dan mencegah terjadinya kasus yang sama, maka analisa kegagalan terhadap riser wall tube tersebut perlu dilakukan. Pada penelitian ini dibuat spesimen pembanding sebagai acuan. Beberapa pengujian seperti pengujian liquid dye penetrant, pengujian tarik dilakukan pada spesimen las pembanding serta pengujian metalografi dan pengujian kekerasan dilakukan pada kedua spesimen juga dengan tambahan pengujian spektrometri, pengujian SEM dan pengujian XRD untuk spesimen yang mengalami kegagalan. Spesimen las pembanding dibuat sesuai dengan WPS yang ada. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terdapat perbedaan pada daerah las di kedua spesimen. Keduanya memiliki struktur mikro dan nilai kekerasan yang berbeda. Pengujian SEM pada spesimen las yang mengalami kegagalan menunjukkan adanya porositas dan hasil pengujian XRD-nya menunjukkan adanya senyawa korosi. Porositas, korosi, serta hasil las yang tidak memenuhi standar menyebabkan kualitas las menjadi tidak maksimal
Disain Struktur Steel-Concrete Composite Box Girder Bridges Dengan Beton Precast Untuk Perencanaan Special Span Light Rail Transit (LRT) Jakarta
Metodologi desain pada elemen strutur Light Rail Transit (LRT) mengacu pada sistem yang direkomendasikan dalam peratutan ACI (American Concrete Institute) dan Transit Cooperative Research Program (TCRP Report 155) serta didukung oleh peraturan Indonesia SNI (Standar Nasional Indonesia).
Rekomendasi dari peraturan ACI, TCRP Report maupun SNI menjelaskan tentang klarifikasi struktur utama maupun struktur tambahan pada desain LRT seperti persyaratan kuat leleh, kemampuan layan, efesiensi biaya, metode konstruksi pada daerah padat serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses konstruksi pada tempat yang padat dan ramai seperti kota Jakarta.
Menurut TCRP Report 155, LRT adalah evolusi dari sistem teknologi kereta listrik. Kereta listrik telah mendominasi transportasi dalam kota di Amerika sejak Perang Dunia ke-2. Namun setelah perang selesai, sistem lama dengan menggunakan bus sebagai transportasi kota lebih banyak digunakan dan hanya beberapa kereta listrik yang bekerja.The American Public Transportation Association (APTA) mendefinisikan Light Rail Transit sebagai sistem kereta listrik yang dapat beroperasi dengan satu atau lebih kereta baik di atas tanah, di struktur jembatan, subway ataupun di jalan utama kota. Sistem LRT juga dapat menaikkan dan menurunkan penampang di stasiun ataupun di jalan serta sistem LRT dapat dilengkapi dengan kabel listrik.
==================================================================================================================
Strutur elements of design methodology at the Light Rail Transit (LRT) refers to the system recommended in peratutan ACI (American Concrete Institute) and the Transit Cooperative Research Program (TCRP Report 155) and supported by the Indonesian regulatory SNI (Indonesian National Standard).
Recommendations of regulation ACI, TCRP Report and SNI describes the clarification of the main structure and additional structures on the design of the LRT as the requirements of yield strength, the ability of fishermen, cost efficiency, methods of construction in densely populated areas as well as other factors affecting the construction process on a solid place and crowded city like Jakarta.
According TCRP Report 155, LRT is the evolution of the technology system of electric trains. Electric train has dominated transport in cities in the United States since World War 2. But after the war was over, the old system of using buses as the city's transport more widely used and only a few electric trains that work.The American Public Transportation Association (APTA) defined as the Light Rail Transit system of electric trains that can operate with one or more trains both above ground, in the structure of the bridge, subway or in the main street of town. LRT system can also raise and lower cross-section at the station or on the road and LRT systems can be equipped with an electric cabl
Simulasi Pengamatan Dan Pengenalan Rasi Bintang Dan Karakteristiknya Dengan Menggunakan Teknologi Google Cardboard
Rasi bintang adalah sekumpulan bintang yang bila dilihat dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Rasi bintang memiliki manfaat seperti navigasi, cocok tanam, dan penanggalan. Seiring perkembangan zaman, kegunaan rasi bintang tergantikan dengan bermacam teknologi. Akibatnya, rasi bintang cukup terlupakan di kalangan masyarakat. Permasalahan ini diperparah dengan polusi cahaya di bagian perkotaan yang menyebabkan bintang di langit menjadi sulit terlihat. Tugas akhir yang berbentuk aplikasi realitas virtual ini dapat menjadi solusi untuk memperkenalkan rasi bintang ke masyarakat. Faktor penting dari aplikasi ini adalah pada skyboxnya. Skybox dirancang semirip mungkin dengan langit dunia nyata. Aplikasi realitas virtual ini dibangun menggunakan Unity dengan SDK Google Cardboard dan dijalankan di telepon pintar android dengan cardboard sebagai media realitas virtual. Uji coba aplikasi menggunakan metode kotak hitam dan kuesioner.Hasil kuesioner menunjukkan sebagian besar pengguna cukup puas untuk seluruh kinerja aplikasi seperti antarmuka dan lingkungan realitas virtual, skybox, info rasi bintang, dan skenario. Lalu, sebagian besar pengguna setuju aplikasi ini berhasil memberikan pengetahuan rasi bintang ke pengguna.
=======================================================================================================
Star constellations are star grouping which make unique pattern when looked from earth. Star constellations are useful for navigation, cultivation, and zodiac. The improvement of technology makes star constellations almost not recognized by people. Light pollution in the city, especially at downtown area, worsened the problem. Virtual reality, which is certainly carried by this final project apllication could be the solution to reintroduce star constellation to common people. The important part of this application is the skybox. Skybox must be built as similar as real night sky. This virtual reality application is constructed using Unity with Google Cardboard SDK and ported to Android smartphone. The cardboard itself is used for virtual reality medium. The method for application testing is black box testing and questionnaire from application tester. The results of questionnaire are majority of respondents are quite satisfied with application performance like interface and virtual reality environment, skybox, constellation information. and scenario. Furthermore, majority of respondents agree that this application successfully gives star constellation knowledge to the user
Model Laboratorium Untuk Menentukan Zona Efektif Pada Tanah Gambut Berserat Yang Distabilisasi Dengan Campuran Kapur Dan Abu Terbang
Tanah gambut merupakan tanah organik dengan daya dukung rendah dan pemampatannya yang besar. Oleh sebab itu, perbaikan tanah perlu dilakukan agar tanah gambut mampu mendukung beban yang bekerja diatasnya. Beberapa metode perbaikan tanah telah banyak diterapkan pada tanah gambut namun metode perbaikan tersebut (pre loading, pengelupasan tanah, ceruk kayu dan corduroy) memungkinkan terjadinya kerusakan lingkungan akibat kebutuhan material alam yang sangat besar dan mempunyai biaya konstruksi yang lebih mahal sehingga metode stabilisasi tanah terus dikembangkan. Hanya saja, pengembangan metode stabilisasi yang selama ini dilakukan selalu mengabaikan pengaruh filtrasi air dari sekitar zona yang distabilisasi. Untuk itu sangat diperlukan penelitian lanjutan guna mempelajari bagaimana pengaruh filtrasi air dari sekitar terhadap perilaku tanah gambut yang telah distabilisasi dan berapa lebar tanah gambut berserat yang harus distabilisasi agar pengaruh filtrasi air dari sekitar di area yang akan dibangun konstruksi diatasnya paling minimum (selanjutnya disebut sebagai zona efektif). Penelitian ini dilaksanakan dalan dua tahap yaitu, tahap pertama merupakan pemodelan fisik laboratorium dengan mengimitasi kondisi riil dilapangan dengan skala pemodelan 1:1000 dengan tebal lapisan yang distabilisasi keseluruhan. Tanah gambut berserat Palangkaraya distabilisasi dengan 10% dan 15% admixture yang merupakan campuran dari 30% kapur dan 70% abu terbang. Gambut yang distabilisasi kemudian diletakkan ditengah gambut asli (gambut yang tidak distabilisasi) yang kadar airnya dijaga konstan dengan tujuan membiarkan air dari tanah gambut asli untuk mengalir masuk kedalam zona gambut yang distabilisasi. Kondisi tersebut dibiarkan selama 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 hari dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh usia stabilisasi dan aliran air dari gambut asli disekitar terhadap sifat fisik dan teknik gambut yang distabilisasi. Tahap kedua adalah prediksi numerik dengan pemodelan matematika dan interpolasi Lagrange dengan menggunakan data pada penelitian tahap satu untuk menentukan lebar area stabilisasi optimum. Pemodelan matematikan dilakukan berdasarkan perilaku pertumbuhan kristal akibat pengaruh aliran air dalam media berpori. Out put numerik yang dihasilkan berupa parameter tanah gambut yang distabilisasi yang dipengaruhi oleh usia stabilisasi dan lebar area stabilisasi yang dilakukan sedangkan interpolasi Lagrange digunakan untuk mengetahui pengaruh lebar area stabilisasi berdasarkan seluruh data pemodelan fisik pada penelitian tahap satu. Hasil uji pemodelan fisik laboratorium menunjukkan tanah gambut yang distabilisasi dengan 15% admixture menunjukkan perubahan parameter fisik dan teknis yang paling baik karena filtrasi air sudah minimum. Selain itu, jumlah admixture yang ditambahkan dan usia stabilisasi sangat berpengaruh pada perubahan parameter tanah gambut yang distabilisasi. Hasil validasi dengan komputasi numerik tren perilaku yang sama dengan perilaku data hasil uji laboratorium. Berdasarkan pemodelan dan prediksi numerik yang dilakukan diketahui bahwa zona efektif stabilisasi tanah gambut adalah 70 cm untuk seluruh tebal lapisan yang distabilisasi. Hal ini diketahui dari sifat fisik dan teknis pada lebar stabilisasi 70 cm merupakan nilai yang paling optimum diantara lebar stabilisasi lainnya
=============================================================================================
Peat soil is organic soils with low bearing capacity and high compressibility. Therefore, soil improvement must done so that peat soils capable to support the load. Several methods of soil improvement has been implemented on peat soil but improvement methods such as pre-loading, replacement method, mini wood pile and corduroy can environmental damage due to the material needs are very large and has a construction cost more expensive so the stabilization method developed continuously. However, the development of stabilization methods has been done always ignore the influence of the water infiltration around the zone stabilized. Therefore, it is necessary further research in order to learn how influence of water infiltration from surrounding area to the behavior of stabilized peat and how wide peat fiber that must be stabilized in order to influence water infiltration from the surrounding area are minimum (hereinafter referred to as the zone effective). The research was conducted in two step, the first step is a physical modeling of laboratory by imitating the real conditions in the field with scale 1:1000 and stabilized all of peat layer thickness. Palangkaraya fibrous peat stabilized with 10% and 15% admixture with composition 30% lime and 70% fly ash. Peat stabilized then placed between original peat and the water content kept constant with the aim of letting water flow from original peat soil into peat stabilized. The condition was left for 10, 30, 60, 90, 120, 150 and 180 days in order to determine the effect of curing periods and water flow from original peat around for physical and engineering stabilized peat. The second stage is the numerical prediction with mathematical modeling and Lagrange interpolation using the data at first stage to determine optimum of stabilization area. Mathematic modeling construct based on the behavior of the crystals growth under the influence of water flow in porous media. Numerical output produced are parameters of stabilized peat soil that are influenced by curing periods and wide-area stabilization conducted. Physical modeling laboratory test results show that peat soil stabilized with 15% admixture indicates changes in the physical and engineering parameters of the best value because the water has a minimum effect. Amount of admixture and using periods have great affect for parameter of peat soil stabilized. Validation results with numerical computing trend similar behavior with the behavior of laboratory test result data. Based on numerical modeling and predictions made known that peat soil stabilization effective zone is 70 cm for full layer stabilized. It is known from the physical and technical characteristics on stabilization width 70 cm is the most optimum value of the width of stabilization among others