Analisa Karakteristik Gelombang Di Pantai Bulo Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa

Pantai Bulo Rerer yang sangat berpotensi sebagai daerah wisata, berdasarkan pengamatan di lapangan ternyata telah mengalami Perubahan fisik (kerusakan) pada daerah pesisir pantai. Kerusakan ini diakibatkan oleh proses dinamika pantai seperti abrasi yang berdampak buruk serta menimbulkan kekhawatiran bagi warga pesisir pantai tersebut. Oleh sebab itu dalam pengembangan dan pengamanan daerah pesisir serta perlindungan penduduk maka perlu pengetahuan mengenai karakteristik gelombang yang terjadi di pantai tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan teori dan analisis transformasi gelombang yang terjadi di kawasan pantai Bulo Rerer. Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari stasiun BMG Winangun Stasiun Tondano untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang signifikan. Dari hasil perhitungan, gelombang di perairan Bulo Rerer didominasi oleh gelombang arah Selatan dengan gelombang maksimum terjadi pada bulan Agustus 2005 dengan H = 1,56m dan T = 5,12det. Koefisien refraksi yang terjadi berkisar antara 0,8181 sampai 1,0087 dan koefisien shoaling yang terjadi berkisar pada 0,9003 sampai 5,143. Tinggi gelombang yang didapat dari hasil perhitungan berkisar pada 0,24m sampai 1,83m pada kedalaman 0,5m sampai 25,0m

Preliminary Regional Analysis of the Kaguya Lunar Radar Sounder (LRS) Data through Eastern Mare Imbrium

The Lunar Radar Sounder (LRS) experiment on board the Kaguya spacecraft is observing the subsurface structure of the Moon, using ground-penetrating radar operating in the frequency range of 5 MHz [1]. Because LRS data provides in-formation about lunar features below the surface, it allows us to improve our understanding of the processes that formed the Moon, and the post-formation changes that have occurred (such as basin formation and volcanism). We look at a swath of preliminary LRS data, that spans from 7 to 72 N, and from 2 to 10 W, passing through the eastern portion of Mare Imbrium (Figure 1). Using software, designed for the mineral exploration industry, we produce a preliminary, coarse 3D model, showing the regional structure beneath the study area. Future research will involve smaller subsets of the data in regions of interest, where finer structures, such as those identified in [2], can be studied

Perencanaan Jetty Di Muara Sungai Ranoyapo Amurang

Pantai Amurang memiliki muara sungai yang cukup besar, dan kadang mengancam keberadaan penduduk di daerah sekitar pantai Amurang. Bisa dilihat ketika pada musim penghujan, air sungai meluap dan mengakibatkan banjir di kawasan pemukiman penduduk yang letaknya di pesisir pantai Amurang, bagian di bagian kiri muara maupun bagian kanan. Hal itu terjadi karena endapan sedimen yang terbentuk menutup aliran alur sungai ke laut. Oleh karena itu, lewat penulisan ini ditemukan suatu alternatif, yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mengolah data-data seperti peta lokasi, data kecepatan angin, data pasang surut, kecepatan arus, angkutan sedimen. Selanjutnya diketahui bangunan pengaman pantai seperti apa yang tepat untuk permasalahan tersebut. Dari hasil perhitungan yang diperoleh besarnya angkutan sedimen sejajar pantai adalah sebesar 205837,7 m3/tahun dengan laju angkutan sedimen tegak lurus pantai adalah sebesar 677915,27 m3/tahun. Bangunan jeti pada muara sungai adalah untuk mengkonsentrasikan aliran air sungai pada alur yang telah ditetapkan menuju ke laut, juga untuk mengantisipasi terendapnya sedimen akibat angkutan sedimen menyusur pantai dan tegak lurus pantai yang besar. Jeti dipasang pada kiri dan kanan muara dengan kedalaman 1,2 meter dan dibuat sepanjang 25 meter

Dual task interference during gait in patients with unilateral vestibular disorders

<p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Vestibular patients show slower and unsteady gait; they have also been shown to need greater cognitive resources when carrying out balance and cognitive dual tasks (DT). This study investigated DT interference during gait in a middle-aged group of subjects with dizziness and unsteadiness after unilateral vestibular neuronitis and in a healthy control group.</p> <p>Methods</p> <p>Fourteen individuals with subacute unilateral vestibular impairment after neuronitis and seventeen healthy subjects performed gait and cognitive tasks in single and DT conditions. A statistical gait analysis system was used and spatio-temporal parameters were considered. The cognitive task, consisting of backward counting by three, was tape recorded and the number of right figures was then calculated.</p> <p>Results</p> <p>Both patients and controls showed a more conservative gait during DT and between groups significant differences were not found. A significant decrease in cognitive performance during DT was found only in the vestibular group.</p> <p>Conclusions</p> <p>Results suggest that less attentional resources are available during gait in vestibular patients compared to controls, and that a priority is given in keeping up the motor task to the detriment of a decrease of the cognitive performance during DT.</p

Search for new resonances decaying to a WW or ZZ boson and a Higgs boson in the ℓ+ℓ−bbˉ\ell^+ \ell^- b\bar b, ℓνbbˉ\ell \nu b\bar b, and ννˉbbˉ\nu\bar{\nu} b\bar b channels with pppp collisions at s=13\sqrt s = 13 TeV with the ATLAS detector

See paper for full list of authors, 18 pages (plus author list + cover pages: 36 pages total), 13 figures, 1 table. Submitted to PLB. All figures including auxiliary figures are available at https://atlas.web.cern.ch/Atlas/GROUPS/PHYSICS/PAPERS/EXOT-2015-18/International audienceA search is presented for new resonances decaying to a $W$ or $Z$ boson and a Higgs boson in the $\ell^+ \ell^- b\bar b$, $\ell\nu b\bar b$, and $\nu\bar{\nu} b\bar b$ channels in $pp$ collisions at $\sqrt s = 13$ TeV with the ATLAS detector at the Large Hadron Collider using a total integrated luminosity of 3.2 fb$^{-1}$. The search is conducted by looking for a localized excess in the $WH$/$ZH$ invariant or transverse mass distribution. No significant excess is observed, and the results are interpreted in terms of constraints on a simplified model based on a phenomenological Lagrangian of heavy vector triplets