34 research outputs found

    Implementasi Budaya Kompetisi Melalui Pemberian Reward And Punishment Dalam Pembelajaran

    Get PDF
    Fenomena masih terdapat guru yang kurang memberikan reward kepada peserta didik selain dengan memberikan nilai dan lebih banyak pusnishment yang tidak bersifat edukatif kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran atau kesalahan sehingga kurangnya implementasi budaya kompetisi di kalangan peserta didik. Implementasi budaya kompetisi melalui pemberian reward and punishment dalam proses pembelajaran terdapat dua hal yang berperan yaitu sumber daya manusia yang berkualitas terutama guru, dan budaya sekolah, nilai-nilai, sikap dan perilaku positif yang dikembangkan di lingkungan sekolah yang mengacu pada 4 aspek yaitu semangat kerja keras semangat berkompetisi dipadukan dengan semangat kooperasi, kebiasaan berpikiran positif atau positive mind set dan sikap sportif atau sportifitas. Implementasi budaya kompetisi melalui pemberian reward and punishment dalam pembelajaran tersebut harus didukung oleh para pengampu (stakeholder) pendidikan, terutama di sekolah. Hal tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang guru dalam menghadapi peserta didik dalam situasi dan kondisi apapun khususnya dalam mengembangkan budaya kompetisi di kalangan peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena secara kejiwaan pada dasarnya kenakalan peserta didik merupakan bentuk ekspresi dari keinginan mereka untuk menunjukkan eksistensi diri kepada lingkungan sekitar sehingga menimbulkan kemauan untuk berkompetisi menjadi terhambat apalagi melakukan kolaborasi dalam pembelajaran

    Implementasi Budaya Kompetisi Melalui Pemberian Reward And Punishment Dalam Pembelajaran

    Get PDF
    Fenomena masih terdapat guru yang kurang memberikan reward kepada peserta didik selain dengan memberikan nilai dan lebih banyak pusnishment yang tidak bersifat edukatif kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran atau kesalahan sehingga kurangnya implementasi budaya kompetisi di kalangan peserta didik. Implementasi budaya kompetisi melalui pemberian reward and punishment dalam proses pembelajaran terdapat dua hal yang berperan yaitu sumber daya manusia yang berkualitas terutama guru, dan budaya sekolah, nilai-nilai, sikap dan perilaku positif yang dikembangkan di lingkungan sekolah yang mengacu pada 4 aspek yaitu semangat kerja keras semangat berkompetisi dipadukan dengan semangat kooperasi, kebiasaan berpikiran positif atau positive mind set dan sikap sportif atau sportifitas. Implementasi budaya kompetisi melalui pemberian reward and punishment dalam pembelajaran tersebut harus didukung oleh para pengampu (stakeholder) pendidikan, terutama di sekolah. Hal tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang guru dalam menghadapi peserta didik dalam situasi dan kondisi apapun khususnya dalam mengembangkan budaya kompetisi di kalangan peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena secara kejiwaan pada dasarnya kenakalan peserta didik merupakan bentuk ekspresi dari keinginan mereka untuk menunjukkan eksistensi diri kepada lingkungan sekitar sehingga menimbulkan kemauan untuk berkompetisi menjadi terhambat apalagi melakukan kolaborasi dalam pembelajaran

    PENERAPAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI

    Get PDF
    This study aims to analyze the application of the personal competence of Islamic education teachers in Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo shown in three domains of personality competence consisting of three competency aspects, namely: acting in accordance with religious, legal, social, and national cultural norms; show an adult and exemplary person; and work ethic, sense of responsibility and pride in being a teacher. Research on this is reinforced by the results of teacher performance assessments on teacher personality competencies by the principal according to the data obtained in the field. PAI teachers, for example, do not share their experiences with colleagues, including inviting them to observe their teaching methods and provide input, show less good behavior that image madrasah's good name, rarely ask permission and inform earlier, by providing valid reasons and evidence for not attending activities has been planned, completes all administrative and non-learning tasks in a timely manner according to the set standards, contributes less to the development of madrasas and lacks achievements that have a positive impact on the reputation of madrasahs. Keywords: Personal Competence, Islamic Education Teache

    EFFECTIVE SCHOOL MANAGEMENT AT MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO

    Get PDF
    Abstract:This study aims at elaborating the effective school management atMAN(State Islamic Senior High School) Insan Cendekia Gorontalo. This is a descriptive study with qualitative approach. The instruments used in this study were observation sheets, interview guidelines, and questionnaires. The data analysis technique applied descriptive analysis technique using percentage formula. The school management atMANInsan Cendekia Gorontalo was limited to the following problems: strengths, weaknesses, opportunities, and threats. The research findings showed that the effective madrasah (Islamic school) management atMANInsan Cendekia Gorontalo was achieved. It is concluded that the management of the curriculum, the management of educators and educational staff, the management of funding and the management of facilities and infrastructures, the management of education and the management of public relations are very effective.Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan manajemen sekolah yang efektif di MAN (Sekolah Menengah Islam Negeri) Insan Cendekia Gorontalo. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan menggunakan rumus persentase. Manajemen sekolah di MAN Insan Cendekia Gorontalo terbatas pada masalah-masalah berikut: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: manajemen madrasah (sekolah Islam) yang efektif di MAN Insan Cendekia Gorontalo telah tercapai. Dapat disimpulkan bahwa manajemen kurikulum, manajemen pendidik dan staf kependidikan, manajemen pendanaan dan manajemen sarana dan prasarana, manajemen pendidikan dan manajemen hubungan masyarakat sangat efektif

    Identitas Baru Suku Pedalaman Ta’a Wana Pasca Pengucapan Syahadat di Desa Wenangabino Morowali Utara

    Get PDF
    The problem of this research is focused on the reality related to the new identity possessed by the Ta'a Wana hinterland tribe after the pronunciation of two sentences of shahada and the purpose of this study is to identify the new identity that has undergone a shift after the pronunciation of shahada both from Spiritual, Material, and Immaterial aspects that occurred in Wenangabino Village North Morowali Indonesia. This research method is qualitative with a phenomenological approach. Data sources are primary and secondary sources. Data collection methods are observation, interviews and documentation. The research instrument is the researcher himself. Data analysis includes data reduction, data presentation, and conclusions. Data validity testing consists of extended participation, observational persistence, and triangulation. The results of the study showed a shift in spiritual, material, and immaterial identities after the pronunciation of the shahada for the Ta'a Wana hinterland tribe, for example in spiritual identity began to maintain cleanliness, cover the aurat, say thayibah sentences, eat halal food, limit association derived from Islamic values. Similarly, material identity is no longer tribal fanatics because it has been bound by religious similarities, and immaterial identity that prioritizes social ethics in responding to the existence of customary and religious institutions

    Prosesi Pernikahan di Luar Balai Nikah dan Dampaknya terhadap Pendidikan Anak Bagi Masyarakat Gorontalo

    Get PDF
    This article specifically aims to uncover the positive effects of marriage outside of the marriage hall. The wedding procession that formally brings a bride or a pair of prospective husband and wife before the prince is then officially legalized as husband and wife. The research finds out that the marriage procession which conducted outside the marriage hall is generally carried out in the family home of Bumela Village of Gorontalo Province, given to them. As a result, children become embedded in the values of kinship in marriage and affection between families does not disappear with the marriage of family members with others.Artikel ini bertujuan untuk mengungkap dampak positif pernikahan di luar balai nikah.  Peristiwa prosesi pernikahan yang secara formal mempertemukan sepasang mempelai atau sepasang calon suami-istri di hadapan penghulu kemudian disahkan secara resmi sebagai suami-istri. Prosesi pernikahan di luar balai nikah umumnya dilangsungkan di rumah keluarga Desa Bumela telah memberikan dampak terhadap pendidikan anak yang ditunjukkan dalam hal anak berpakaian yang bersih dan rapi, berbicara dengan sopan dan tertib, memelihara kebersihan tempat dan lingkungannya serta memiliki tanggungjawab dan menepati janji serta amanah yang diberikan kepada mereka. Selain itu anak menjadi tertanamkan nilai-nilai kekerabatan dalam pernikahan dan kasih sayang di antara keluarga tidak hilang dengan menikahnya anggota keluarga dengan orang lain

    BIAS GENDER DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Analisis dan Pengembangan Materi Pembelajaran Fikih di MAN 1 Kota Gorontalo

    Get PDF
    Fokus penelitian pada analisis dan pengembangan materi pembelajaran Fikih di MAN 1 Kota Gorontalo). Hasil penelitian ini bahwa: Analisis materi pembelajaran pada buku peserta didik mata pelajaran fikih terdapat empat aspek materi terkesan bias gender pada topik wali dan saksi dalam pernikahan, peradilan dalam Islam dan akikah dari segi syarat dan jumlah yang mendominasikan laki-laki dari pada perempuan sehingga menimbulkan pemahaman keliru karena penyajian guru yang kurang tepat sehingga guru kurang mengembangkan materi melalui pemerkayaan, perluasan, dan pendalaman melalui contoh-contoh dan pandangan yang berbeda dari referensi atau informasi sebagai sumber belajar. Pengembangan materi fikih terkesan bias gender dibedakan menjadi dua bentuk yaitu: perencanaan penggunaan buku fikih dan penggunaan buku fikih dalam pembelajaran. Pengunaan buku peserta didik pada materi fikih salah satu kesulitan guru fikih adalah menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa yang dipahami peserta didik, dan bagaimana membuat ajaran agama yang abstrak menjadi hidup dalam kekongkritan dunianya. Penyajian materi perwalian atau kesaksian pernikahan menonjolkan peran laki-laki dibandingkan dengan perempuan pada materinya

    BIAS GENDER DALAM PENDIDIKAN ISLAM: Analisis dan Pengembangan Materi Pembelajaran Fikih di MAN 1 Kota Gorontalo

    Get PDF
    Fokus penelitian pada analisis dan pengembangan materi pembelajaran Fikih di MAN 1 Kota Gorontalo). Hasil penelitian ini bahwa: Analisis materi pembelajaran pada buku peserta didik mata pelajaran fikih terdapat empat aspek materi terkesan bias gender pada topik wali dan saksi dalam pernikahan, peradilan dalam Islam dan akikah dari segi syarat dan jumlah yang mendominasikan laki-laki dari pada perempuan sehingga menimbulkan pemahaman keliru karena penyajian guru yang kurang tepat sehingga guru kurang mengembangkan materi melalui pemerkayaan, perluasan, dan pendalaman melalui contoh-contoh dan pandangan yang berbeda dari referensi atau informasi sebagai sumber belajar. Pengembangan materi fikih terkesan bias gender dibedakan menjadi dua bentuk yaitu: perencanaan penggunaan buku fikih dan penggunaan buku fikih dalam pembelajaran. Pengunaan buku peserta didik pada materi fikih salah satu kesulitan guru fikih adalah menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa yang dipahami peserta didik, dan bagaimana membuat ajaran agama yang abstrak menjadi hidup dalam kekongkritan dunianya. Penyajian materi perwalian atau kesaksian pernikahan menonjolkan peran laki-laki dibandingkan dengan perempuan pada materinya

    The Influence of Emotional Intelligence, Spiritual and Intellectual on Students’ Ethical Behavior

    Get PDF
    The purpose of this research is to find out how emotional intelligence, intellectual intelligence and spiritual intelligence affect students' ethical behavior during the learning process. This research uses a quantitative approach with descriptive methods. Quantitative can be interpreted as a research method based on the philosophy of positivism, used to examine certain populations or samples, collecting data using research instruments, analyzing data is quantitative / statistical, with the aim of testing established hypotheses. Descriptive method is research conducted to find out about the independent variable, either one or more variables, without making comparisons and connecting one to another. In this study the researchers aimed to obtain information about emotional intelligence, intellectual intelligence, and spiritual intelligence on students' ethical behavior. There is a positive influence of emotional intelligence on students' ethical behavior during the learning process. This is evidenced by the results of the T test on the variable emotional intelligence (X1) and it is found that t-count > t-table (3.423> 2.048) with a significance value <0.05 (0.002 <0.05). There is a positive influence of intellectual intelligence on students' ethical behavior during the learning process. This is evidenced by the results of the T-test on the intellectual intelligence variable (X2) obtained that tcount > t-table (3.023>2.048) with a significance value <0.05 (0.005<0.05). There is a negative influence of spiritual intelligence on students' ethical behavior during the learning process

    Pedagogic and Professional Competence of Islamic Religious Education Teachers at MTsN 3 East Aceh

    Get PDF
    Good pedagogical and professional competence of teachers will have implications for the graduates produced. The learning process of Islamic education that is in accordance with the standards and also taught by professional teachers will have implications for the quality of Islamic religious education learning itself. Currently, research on the learning process of Islamic religion that is in accordance with the standards, namely taught by professional teachers, has not been widely studied. Therefore, in this study, researchers were interested in discussing these issues precisely in the MTsN 3 East Aceh. The research method used was descriptive qualitative research. In collecting data, researchers conducted observations and interviews with five participants. The collected data were analyzed using interactive data analysis techniques. The results showed that Islamic education teachers at MTsN 3 East Aceh have met the criteria for pedagogical competence and are included in the category of professional teachers.&nbsp
    corecore