448 research outputs found

    Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING)

    Full text link
    Masalah kemiskinan hingga saat ini sangat sulit diatasi. Hal ini dikarenakan tingkat kemiskinan hanya dapat diukur dari masalah ekonomi sedangkan masalah kemiskinan sebenarnya lebih kompleks. Untuk mengatasi masalah kemiskinan pemahaman dan sudut pandang mutlak diperlukan sehingga diperoleh gambaran yang tepat. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel antara lain kesehatan, ekonomi, SDM dan kemiskinan itu sendiri yang dipengaruhi berbagai indikator. dengan menggunakan uji kelayakan model pengukuran dan uji kelayakan model struktural mendapatkan model yang cukup baik akan tetapi terdapat hubungan yang tidak signifikan secara t-statistik yaitu antara kesehatan terhadap kemiskinan dan ekonomi terhadap kemiskinan. untuk memperkecil bias dilakukan structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING) menggunakan 50, 60, 70, 80, 90, 100. Dimana model terbaik adalah pada jumlah replikasi sebanyak 70 kali. Sehingga diperoleh hasil Kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekonomi dengan koefisien jalur sebesar -0,3. SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Ekonomi dengan koefisien jalur sebesar 1,077. Variabel laten kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap SDM dengan koefisien jalur sebesar 0,835. Kesehatan berpengaruh positif dan tidak signifikan pada Kemiskinan dengan koefisien jalur sebesar 0,103. Begitu pula dengan Ekonomi berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada Kemiskinan dengan koefisien jalur sebesar -0,19 kurang dari nilai t-tabel sebesar 1,96. SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemiskinan dengan koefisien jalur sebesar -0,76

    PERANCANGAN ULANG DASHBOARD DAN LAYOUT KONTROL DRIVER SERTA KURSI PENUMPANG BUS DAMRI AC BERDASARKAN DATA ANTHROPOMETRI (Studi Kasus: PERUM DAMRI Jalan Raya Solo-Sragen Km7, Palur)

    Get PDF
    Penempatan kontrol untuk transportasi bus dirancang untuk memudahkan pengemudi dalam hal mengendalikan kendaraan. Agar penggunaan kontrol pada ruang kemudi kendaraan lebih efektif dan efisien maka penempatannya harus disesuaikan dengan postur tubuh orang yang akan menggunakannya. Kursi bus dirancang agar pengguna transportasi umum seperti bus ini dapat nyaman, kursi bus yang tidak sesuai dengan antropometri penumpang dapat menyebabkan penumpang cepat mengalami kelelahan, perasaan tidak nyaman dalam perjalanan, menimbulkan pegal-pegal dan rasa sakit pada anggota tubuh. Perancangan layout kontrol dan perancangan kursi yang baik adalah perancangan yang memperhatikan anthropometri bagi penggunanya sehingga dapat digunakan driver dan penumpang dengan mudah, nyaman, tidak menimbulkan kelelahan yang berlebihan serta penyakit. Dengan menggunakan data antropometri dalam perancangan layout kontrol dan kursi bus ini, maka diharapkan ketidaknyamanan yang dialami oleh driver dan penumpang bus bisa diminimalkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain ulang layout kontrol driver dan mendesain ulang kursi penumpang bus DAMRI AC berdasarkan data anthropometri. Dari hasil wawancara dan hasil kuisioner driver dan penumpang bus DAMRI AC, diperoleh bahwasannya untuk layout kontrol seperti tombol kendali dan hand rem pada driver kurang begitu nyaman karena posisi tombol kendali ini berada tepat didepan persneling dan untuk hand rem berada di sebelah kanan driver, dimana driver masuk ke ruang kemudi melalui gang sebelah kanan ini sehingga akses masuk driver ke ruang kemudi terganggu. Selain itu untuk kursi penumpang pada jarak antar kursi dan ketinggian kursi tidak nyaman, sehingga dalam hal ini perlunya perancangan kembali yang disesuaikan dengan data anthropometri. Dari hasil pengolahan data dan analisa data di peroleh dimensi dan hasil rancangan berdasarkan data anthropometri untuk layout kontrol seperti tombol kendali dan hand rem pada posisi kiri depan driver sehingga lebih memudahkan driver untuk menekan tombol dan masuk ke ruang kemudi. Untuk kursi penumpang diperoleh dimensi dan rancangan kursi berdasarkan data anthropometri seperti ketinggian kursi serta jarak antar kursi

    Formulation of Natural Curing in the Manufacturing of Dendeng Sapi – Indonesian Dried Beef from Local Beef Cattle

    Get PDF
    This study was conducted to investigate the formulation of natural curing by various levels of fresh celery leaves (FCL) and incubation temperature. The incubation temperature was room temperature (RT) and temperature of 40.6°C (40.6) for 2 hours. These incubation temperatures for manufacturing dendeng sapi were designed to provide the similar curing characteristics of the control (conventional curing by addition of 50 ppm of NaNO2). Four naturally cured dendeng sapi treatments were A1 = 22 g FCL/kg of beef, RT; A2 = 36 g FCL/kg of beef, RT; A3 = 22 g FCL/kg of beef, 40.6°C; A4 = 36 g FCL/kg of beef, 40.6°C and a treatment of conventionally cured dendeng sapi by addition of 50 ppm NaNO2 as a control (A0). All sensory quality attributes (cured aroma, cured color, color uniformity, firmness, celery aroma and celery flavor among all treatments were significantly different (P0.05) except cured flavor (P0.05). The control (A0) received the highest scores for cured aroma (P0.05), cured flavor (not significant), cured color (P0.05), color uniformity (P0.05) and the most tender (P0.05) than all natural curing treatments without the addition of NaNO2 (A1 - A4). Sensory analysis showed celery aroma and flavor scores which tend to approach undetectable as a result of the closure of (masking) by spices used. Treatments of A1 - A4 showed similar to the control for the measurements of proximate, water activity, cook yield, color, cured pigment, total pigment, residual nitrite and cured flavor. They showed more effectively suppress the lipid oxidation compared to the control. These results indicated that natural curing treatment by 22 g of FCL and incubated at room temperature (A1) is the best of natural curing formulation

    PENGARUH BATANG FERRIT DAN BATANG CARBON TERHADAP PERFORMA MICROBIAL FUEL CELL DENGAN PIEZOELECTRIC MENGGUNAKAN LIMBAH TAHU CAIR

    Get PDF
    One of the technologies currently being developed is Microbial Fuel Cell technology, namely the development of Microbial Fuel Cell technology using the bio-catalic activity of microorganisms. The addition of piezoelectric to the Microbial Fuel Cell to improve the performance of the electricity generated is greater. This study aims to determine the effect of ferrite rods and carbon rods on the performance of piezoelectric microbial fuel cells using liquid tofu waste. The method used is the experimental method. This method will examine the effect of variations in ferrite rods and carbon rods on the performance of piezoelectric microbial fuel cells using liquid tofu waste. In this study, it was found that the variation of the carbon rod electrode gave a better effect on the performance of the Microbial Fuel Cell reactor. Where the electricity produced is greater than the ferrite rod electrode. The results showed that the piezoelectric carbon rod electrode produced a maximum voltage of 117.96 mV at 72 hours. The voltage value affects other parameters so as to produce a maximum current of 0.118 mA, a maximum cell efficiency of 7.96%, and a maximum cell power of 8933.98 mW at the same hou

    Pengukuran Segmentasi Pasar Pakaian, Studi Empirik Pada Konsumen Usia Muda

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen, dalam melakukan suatu pembelian produk pakaian. Yaitu dengan memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu produk pakaian dengan melihat dari pembagian segmen berdasarkan karakteristik masing-masing konsumen. Penelitian ini menganalisis perbedaan orientasi belanja berdasarkan atribut yang melekat pada suatu pakaian, serta menganalisis perbedaan antara orientasi belanja berdasarkan manfaat dari pakaian yang akan dibeli. Dengan melihat dari segmen konsumen berdasarkan karakteristik belanja secara hedonis, rasional belanja, dan harga sebagai eksplorasi belanja. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Universiatas Muhammadiyah Surakarta Program Studi Manajemen. Sampel yang digunakan sebanyak 120 responden. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif. Metode yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis ANOVA. Hasil olah data dengan bantuan komputer program SPSS 11.5. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa orientasi belanja konsumen dapat dibedakan berdasarkan atribut pakaian. Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada tingkat signifikansi 0.05 yaitu nilai signifikansi pada merek sebagai niat pembelian kembali sebesar 0.007 dan utilitarian atribut 0.016. Serta juga diketahui bahwa orientasi belanja konsumen dapat dibedakan berdasarkan manfaat yang didapatkan dari pakaian. Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikansi mode sebesar 0.000, untuk nilai signifikansi nilai merek 0.02, dan dari kenyamanan sebesar 0.001. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan orientasi belanja berdasarkan atribut yang melekat pada pakaian serta dalam melakukan pembelian berdasarkan atribut yang dilihat dari konsumen yaitu dari faktor merek dan utilitarian atribut. Serta terdapat perbedaan orientasi belanja berdasarkan manfaat yang didapatkan oleh konsumen dari suatu pakaian yang dilihat yaitu dari segi mode, nilai merek, dan kenyamanan

    DETERMINAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KABUPATEN BLITAR

    Get PDF
    Development of conditions in Employee Expenditures, Goods and Services Expenditures, as well as Capital Expenditures in Blitar Regency has experienced fluctuating and shifting conditions. Initially dominated by capital expenditure from 1991 to 1998, it shifted to employee expenditure from 1999 to 2020. Meanwhile, the population and Gross Regional Domestic Product (GRDP) output have shown a continuously increasing trend. From these issues, research emerges with the aim of examining and developing insights from previous research regarding the influence of employee expenditures, goods and services, capital, as well as the population on Gross Regional Domestic Product (GRDP) throughout the years and amid economic conditions from 1991 to 2020. The method used is multiple linear regression, and the data obtained are in the form of secondary data, namely time series. From the research results, it is known that there is a positive and significant influence between the variables of Employee Expenditures, Goods and Services, Capital, Population, on GRDP in Blitar Regency from 1991 to 2020

    REMEDIASI PEMBELAJARAN MELALUI MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR SISWA KELAS X SMA N 1 TERAS

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1). menjelaskan profil miskonsepsi suhu dan kalor yang terjadi pada siswa, 2). menjelaskan penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi suhu dan kalor dengan pembelajaran fisika melalui model Children Learning In Science (CLIS). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 SMA N 1 Teras Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan tes berupa tes diagnostik yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran remediasi. Sumber data didapat dari hasil tes siswa. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang meliputi profil miskonsepsi siswa dan penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Hasil penelitian ini menunjukkan profil miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam sub materi pengertian suhu dan kalor adalah: (1). siswa menganggap suhu sama dengan kalor, (2). siswa beranggapan bahwa suhu dipengaruhi oleh massa, (3). siswa beranggapan bahwa saat hawa dingin, tubuh menerima kalor dingin dari udara sekitar, (4). siswa beranggapan bahwa ada kalor dingin yang mana kalor itu juga bisa berpindah. Pada sub materi perpindahan kalor, profil miskonsepsi yang terjadi pada siswa adalah: (1). suhu sering disamakan dengan kalor yang mana dapat berpindah, (2). siswa beranggapan bahwa perpindahan kalor saat merebus air dengan panci hanya berlangsung secara konveksi, (3). siswa beranggapan bahwa perpindahan kalor dari api ke tubuh manusia hanya berlangsung secara radiasi. Pada sub materi pengaruh kalor pada zat, profil miskonsepsi yang terjadi pada siswa adalah: (1). siswa beranggapan bahwa kalor yang diberikan pada air yang mendidih, suhu air akan meningkat, (2). siswa beranggapan bahwa benda yang memiliki kalor jenis yang besar akan lebih cepat panas dibandingkan dengan benda yang memiliki kalor jenis lebih kecil bila kedua benda tersebut diberi kalor dengan jumlah yang sama, (3). siswa beranggapan bahwa benda yang memiliki kalor jenis yang besar akan lebih cepat dingin dibandingkan dengan benda yang memiliki kalor jenis lebih kecil bila kalor pada kedua benda tersebut diambil dengan jumlah yang sama, (4). siswa beranggapan bahwa benda yang memiliki kapasitas kalor yang besar akan lebih cepat panas dibandingkan dengan benda yang memiliki kapasitas kalor lebih kecil bila kedua benda tersebut diberi kalor dengan jumlah yang sama, (5). siswa beranggapan bahwa benda yang memiliki kapasitas kalor yang besar akan lebih cepat dingin dibandingkan dengan benda yang memiliki kapasitas kalor lebih kecil bila kalor pada kedua benda tersebut diambil dengan jumlah yang sama. Pada sub materi kesetimbangan termal, profil miskonsepsi yang terjadi pada siswa adalah: (1). ketika terjadi kesetimbangan termal, siswa beranggapan bahwa suhu masing-masing benda tidak sama, suhu benda bergantung pada massa masing-masing benda, (2). ketika terjadi kesetimbangan termal siswa beranggapan bahwa suhu vii masing-masing benda sesuai dengan suhu awal benda sebelum dicampurkan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa: penerapan remediasi dengan menggunakan model Children Learning In Science (CLIS) dapat mereduksi jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi suhu dan kalor. Penurunan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi beragam untuk tiap sub materi, pada sub materi pengertian suhu dan kalor jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi menurun sebesar 48%, pada sub materi perpindahan kalor sebesar 52%, pada sub materi pengaruh kalor pada zat sebesar 34%, dan pada sub materi kesetimbangan termal sebesar 33%. Kata Kunci: pembelajaran remediasi, Children Learning In Science, Miskonsepsi, Suhu dan Kalor

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG NAPZA DENGAN SIKAP DALAM PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA DI SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA

    Get PDF
    Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan remaja melalui mesa transisi ini dipengaruhi oleh faktor individu (biologic, kognitif dan psikologis) dan lingkungan (keluarga, teman sebaya dan masyarakat). Keinginannya cenderung melakukan jalan pintas dalam menghadapi masalah, tidak memiliki keyakinan diri yang mantap, menjadi pengikut yang tidak berdaya, mengelak dari tugas dan tanggung jawab dan hanya menuntut hak. Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) adalah satu dari perilaku resiko tinggi tersebut. Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman, tetapi ketergantungan pada NAPZA dapat juga mengakibatkan dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis, dan sosial. Penelitian ini bertujuan hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA dengan sikap dalam penyalahgunaan NAPZA pada siswa di SMA Al-Islam 3 Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif yaitu mencari hubungan antara pengetahuan dengan sikap. Sampel penelitian adalah sebanyak 76 siswa SMA Al-Islam 3 Surakarta dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengolahan data menggunakan teknik analisis Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) tingkat pengetahuan siswa tentang NAPZA di SMA Al-Islam 3 Surakarta mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, (2) sikap siswa dalam penyalahgunaan NAPZA mayoritas mempunyai sikap setuju untuk tidak menyalahgunaan NAPZA, dan (3) terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang NAPZA dengan sikap dalam penyalahgunaan NAPZA pada siswa SMA Al-Islam 3 Surakarta

    PENERAPAN TARIF DASAR AIR PADA PDAM TIRTA LAWU KARANGANYAR

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan tarif dasar air pada pelanggan PDAM Kabupaten Karanganyar. Tarif air harus dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Karena air merupakan kebutuhan manusia yang paling utama, sehingga PDAM Kabupaten Karanganyar harus menerapkan tarif dasar sesuai dengan peraturan pemerintah. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis dan akurat mengenai objek yang diteliti dengan cara mengamati. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari tempat penelitian dengan melakukan pengamatan serta buku-buku yang berhubungan dengan tarif, yang digunakan sebagai landasan teori dan untuk keperluan analisis data. Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan mengenai penerapan tarif dasar air yang diterapkan PDAM Kabupaten Karanganyar, maka diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan penetapan tarif air PDAM Kabupaten Karanganyar berdasarkan pada Permendagri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman teknik dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum. Tarif yang ditetapkan harus terjangkau oleh daya beli masyarakat dan mutu pelayanan. PDAM Kabupaten Karanganyar mengklasifikasikan pelanggan menjadi lima kelompok pelanggan yaitu kelompok sosial, kelompok non niaga, kelompok sekolah dan pemerintah, dan kelompok niaga, dan kelompok industri. Kata kunci : Penerapan Tari

    KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM SERAT BAMBU SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF KAMPAS REM MOBIL

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh variasi komposisi bahan serat bambu, serat aluminium (Al), magnesium oksida (MgO) dan resin polyester terhadap nilai koefisien gesek pada pengujian performansi pengereman. (2) Menyelidiki variasi komposisi kampas rem dengan bahan friksi serat bambu yang paling ideal terhadap koefisien gesek dengan pembanding kampas rem nissin. (3) Membandingkan performansi pengereman kampas rem mobil dengan memanfaatkan serat bambu sebagai salah satu bahan penyusun dengan kampas rem pembanding merk Nissin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pengolahan data secara deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dengan melakukan uji performansi pengereman menggunakan mesin prony brake. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan membuat 3 komposisi kampas rem, setiap komposisi dibuat 3 buah sampel menjadi (1A, 1B, 1C; 2A, 2B, 2C; 3A, 3B, 3C). Data diperoleh dari hasil uji performansi pengereman kemudian dimasukkan ke dalam tabel dan ditampilkan dalam bentuk grafik, kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:(1) Variasi komposisi kampas rem berpengaruh terhadap nilai koefisien gesek. Semakin bertambahnya persentase komposisi serat bambu maka semakin rendah nilai koefisien gesek sampel kampas rem, serta semakin bertambahnya persentase magnesium oksida (MgO) maka semakin meningkat pula koefisien gesek yang dihasilkan. (2) Koefisien gesek yang paling baik adalah sampel kampas rem komposisi 1 dengan komposisi serat bambu 35%, aluminium 15%, MgO 35%, resin 15% dengan nilai koefisien gesek 0,404. (3) Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kampas rem mobil dengan memanfaatkan serat bambu sebagai salah satu bahan penyusun mempunyai performansi pengereman yang lebih baik dibandingkan dengan kampas rem pembanding merk Nissin jika ditinjau dari hasil pengujian koefisien gesek. Kata Kunci: kampas rem, performansi pengereman, koefisien gesek, prony brake, serat bambu
    corecore