61 research outputs found

    PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN ANGGARAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan (maturity level) Sistem Informasi Perencanaan Anggaran pada proses Monitor and Evaluate IT Performance (ME1) yang terdapat dalam domain Monitor and Evaluate (ME) pada Unit Pelaksana Teknis Latihan Kerja (UPT-LK). Unit Pelaksana Teknis Latihan Kerja (UPT-LK) merupakan Balai Latihan Kerja yang beralamat di Jl. Terubuk No. 04 Pekanbaru. Permasalahan yang terjadi selama penerapan Sistem Informasi Perencanaan Anggaran yakni sering terjadi server down dan kesalahan dalam penginputan. Sistem Informasi Perencanaan Anggaran merupakan sistem informasi yang digunakan untuk pengajuan anggaran. Pada penelitian ini penetuan responden menggunakan RACI chart (Responsible, Accountable, Consulted and Performance). Perhitungan maturity level menggunakan tools Microsoft Office Excel. Hasil perhitungan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses ME1 berada pada level 1 yaitu inisial (initial/Ad Hoc) dengan nilai 0,93. Agar proses menjadi lebih baik maka diberikan usulan untuk perbaikan pada proses ME1

    Pertanggungjawaban pidana pelaku usaha kosmetik ilegal dihubungkan dengan tujuan pemidanaan

    Get PDF
    INDONESIA : Penelitian ini dilatarbelakangi dengan semakin pesatnya kebutuhan pasar kosmetik yang turut mempengaruhi perdagangan dan perekonomian indonesia. Bisnis kosmetik ini adalah bisnis yang sangat menjanjikan, yang kemudian dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keutungan dengan membuat kosmetik ilegal dengan berbagai modus operandi dan variannya yang sangat memprihatinkan. Pemidanaan dijatuhkan disamping dalam rangka menegakan hukum juga agar pelaku kejahatan merasakan efek jera dan tidak mengulangi perbuatannya. Namun peranan penting aparat penegak hukum dalam menangani kasus ini belum sepenuhnya maksimal dan sanksi yang diberikan belum memberikan efek jera bagi para pelakunya, apalagi ketika melihat kasus-kasus yang maasih marak terjadi. Tujuan penelitian ini terfokus pada: Bagaimana pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku usaha kosmetik ilegal dan Bagaimana akibat hukum pelaku usaha kosmetik ilegal dihubungkan dengan tujuan pemidanaan dan Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Jenis data yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan studi kepustakaan (library research) dan studi dokumentasi, dan teknik analisisnya normatif kualitatif, dengan sumber data primer, sekunder dan tersier. Teori pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan tiga teori, yaitu pertama, Teori Negara Hukum sebagai Grand Theory, kedua, Teori Pemidanaan sebagai Middle Range Theory, dan ketiga, Teori Tujuan Pemidanaan sebagai Applied Theory. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1)Pada dasarnya pertanggungjawaban pidana merupakan konsekuensi dari kejahatan yang telah dilakukan oleh pelaku usaha terhadap konsumen. Prinsip tanggungjawab mutlak yang mengharuskan pelaku usaha bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh konsumen. Ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku disesuaikan dengan kerugian yang diderita oleh konsumen.(2) Tujuan pemidanaan pada dasarnya memuat dua tujuan, yaitu pembalasan dan memberikan efek jera.. Salah satu kasus yang diteliti ialah putusan Nomor 339/Pid. Sus/ 2019/PN Kwg. Ketika dikaitkan dengan tujuan pemidanaan, akibat yang diterima belum memberikan efek jera yang begitu signifikan. Karena melihat fakta bahwa kebutuhan pasar kosmetik hari ini membawa potensi yang sangat besar sehingga masih banyak yang memanfaatkan potensi ini untuk melakukan aksi jahatnya. ENGLISH : This research is motivated by the rapidly increasing demand for the cosmetic market which also affects trade and the Indonesian economy. This cosmetic business is a very promising business, which is then exploited by irresponsible people to take profits by making illegal cosmetics with various modus operandi and variants that are very concerning. The punishment is imposed in addition to upholding the law so that the perpetrators of the crime feel the deterrent effect and do not repeat their actions. However, the important role of law enforcement officers in handling this case has not been fully maximized and the sanctions given have not provided a deterrent effect for the perpetrators, especially when looking at cases that are still rife. The purpose of this study is focused on: How is criminal responsibility for illegal cosmetic business actors and How the legal consequences of illegal cosmetic business actors are related to the purpose of punishment and The research method used is normative juridical research, namely research that is focused on examining the application of rules or norms in positive law. The type of data used is qualitative with library research and documentation studies, and the analysis technique is normative qualitative, with primary, secondary and tertiary data sources. The theory in this study uses three theories, namely first, the rule of law theory as a grand theory, second, the theory of punishment as a middle range theory, and third, the theory of the purpose of punishment as an applied theory. The results of the study show that (1) Basically criminal liability is a consequence of crimes that have been committed by business actors against consumers. The principle of absolute responsibility which requires business actors to be responsible for losses suffered by consumers. The compensation charged to the perpetrator is adjusted to the loss suffered by the consumer. (2) The purpose of punishment basically contains two objectives, namely retaliation and providing a deterrent effect. One of the cases studied is the decision Number 339/Pid. Sus/2019/PN Kwg. When associated with the purpose of sentencing, the consequences received have not provided a significant deterrent effect. Due to the fact that the needs of the cosmetic market today carry enormous potential, there are still many who take advantage of this potential to carry out their evil action

    Sanski pekerja seks komersial prostitusi online menurut hukum positif persepektif hukum pidana islam

    Get PDF
    Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informatika yang semakin canggih dan memudahkan, maka marak untuk terjadinya kejahatanpun sangatlah mudah dilakukan, salah satunya ialah Prostitusi Online yang ada di Indonesia. Hukum Positif dan Hukum Islam sudah mengatur sanksi bagi pelaku tindak pidana tersebut, namun hukuman yang diberikan seolah-olah tidak memberikan efek jera bagi pelaku Tindak Pidana tersebut. Disamping itu antara Hukum Positif dan Hukum Pidana Islam dalam segi jenis sanksi itu sangat berbeda. Didalam Hukum Positif Hukuman bagi Pekerja Seks Komersial itu dikenakan hukuman penjara dan denda sedangkan didalam Hukum Pidana Islam sanksi bagi Pekerja Seks Komersial itu dikenai hukuman zina yaitu dicambuk dan dilempari batu. Tujuan dari penelitian ini adalah : pertama untuk mengetahui sanksi bagi Pekerja Seks Komersial prostitusi online perspektif Hukum Positif kedua untuk mengetahui sanksi bagi Pekerja Seks Komersial Prostitusi Online perspektif Hukum Pidana Islam. Penelitian ini bertolak pada analisa sanksi Pidana Islam terhadap sanksi tindak pidana Prostitusi Online menurut Hukum Positif yang menimbulkan masalah bagaimana idealnya sanksi bagi pelaku Tindak Pidana tersebut menurut Pidana Islam, Hukum Positif dan bagaimana perbedaan sanksi antara Pidana Islam dan Hukum Positif Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kuliatatif menggunakan metode study kepustakaan ( Library Reseach). Langkah-langkah penelitian dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap point dan rumusan masalah yang ada pada penelitian, dengan susunan sebagai berikut: pertama akan dijelaskan bagaimana sanksi bagi Pekerja Seks Komersial Prostitusi Online perspketif Hukum Positif. Kemudian dilanjut dengan menjelaskan sanksi bagi Pekerja Seks Komersial Prostitusi Online perspektif Hukum Pidana Islam. Yang terkahir ialah persamaan dan perbedaan antara Hukum Positif dan Hukum Pidana Islam. Hasil dari penelitian yang didapatkan yaitu: menurut Hukum Poitif hukuman bagi Pekerja Seks Komersial Prostitusi Online ini adalah di penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak 6 milyar rupiah, dipenjara maksimal 1 tahun dan denda sebesar tujuh ribu lima ratus rupiah dan penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak tujuh puluh lima ribu atau disebut dengan hukuman Taā€™zir karena hukuman tersebut dibuat oleh pemerintah. Sedangkan menurut HPI Hukuman bagi Pekerja Seks Komersial Prostitusi Online itu masuk kepada had Zina yang hukumannnya sudah diatur didalam Al-Quran. Antara Hukum Poistif dan HPI sama-sama mempunyai persamaan dan perbedaan, persamaannya ialah dalam segi penjatuhan sanksi antara Hukum Positif dan HPI pelaku tersebut harus diberikan sanksi sedangkan perbedaannya ialah dalam jenis, sanksi Hukum Positif masuk kepada Taā€™zir sedangkan menurut HPI masuk kepada had Zina

    IB M PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK GURU SEKOLAH DASAR KELURAHAN TASIKMADU DAN KELURAHAN TUNJUNGSEKAR KOTAMADYA MALANG

    Get PDF
    Kegiatan Pengabdian Bagi Masyarakat ini bertujuan untuk mengadakan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif bagi guru-guru sekolah dasar di lingkungan Kelurahan Tasikmadu dan Kelurahan Tunjungsekar. Target khusus yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan guru-guru sekolah dasar di Kelurahan Tasikmadu dan Kelurahan Tunjungsekar dalam merancang dan membuat media pembelajaran yang interaktif sehingga dapat meningkatkan efektifitas dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan penyerapan materi ajar siswa didik. Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah Macromedia Flash 8. Tahapan kegiatan dimulai dengan pendaftaran peserta, dilanjutkan dengan penyampaian materi pengenalan komputer, proses instalasi perangkat lunak, dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai pengenalan Macromedia Flash, yang meliputi jendela kerja, Tool Box, Layer serta Simbol dan Library yang terdapat pada Macromedia Flash 8. Materi pembuatan dasar-dasar animasi meliputi elemenelemen dasar animasi, Tween Motion, Tween Shape, Animasi Guide,Animasi Mask dan dasardasar pemrograman Action Script 2.0. Materi pembuatan cd tutorial interaktif meliputi elemen-elemen dasar dari tutorial interaktif, membuat layout, membuat menu, membuat text scrolling, membuat tampilan fullscreen, membuat tombol close, import file video, import file audio, import video/movie, membuat sound .swf, publish project dan membuat file autorun. Tahap terakhir adalah memberikan tugas mandiri membuat media pembelajaran kepada peserta sesuai dengan bidang ajar yang bersangkutan. Dalam pengerjaan tugas mandiri tersebut dilakukan pendampingan, mulai dari perancangan, pembuatan sampai dihasilkan sebuah tutorial interaktif sesuai dengan tugas yang diberikan

    Speos (Endorphins and Oxytocin Massage Stimulation and Suggestive Provision) Reduced the Duration of Breast Milk Production Among the Puerperal Women in Midwife Private Practitioners of Cirebon District

    Get PDF
    Breastfeeding in the first days after birth can reduce the risk of neonatal mortality up to 45%. The problem is early production of breast milk is one reason for not breastfeeding a baby that in turn it will be bad for the babyā€˜s life. This can be caused by hormonal, psychological and confidence factors. SPEOS method is an alternative way of breastfeeding problems in terms of breast milk production. By this study, the effectiveness of SPEOS method in puerperal to breast milk production were observed. This study employed an experimental study with quasi experimental design performed with providing a treatment or intervention to the subjects. A total of 22 postpartum women were obtained as a treatment group as well as the control group with 22 postpartum women. The sampling technique used consecutive sampling in which postpartum mothers who came in sequence and met the selection criteria were included in the study to meet the number of subject requirement. The duration of breast milk production (in hours) was recorded in a daily check-list until the third day after massage. We noticed that SPEOS intervention increased the number of puerperal women who experienced breast milk production 24 hours after treatment. Without SPEOS supplementation, the majority of respondents succeed to breast milk production 72 hours after the respondents had delivery. SPEOS method includes three main aspects in the breastfeeding milk production which are the hormonal and neural stimulants, psychological factors, and the own women faith factors. Through this method, the three aspects can be achieved in order to provide the peurperal women to the shorten breast milk production after had delivery. Providing the breast milk production in the first day may reduce the risk of neonatal mortality.

    PELATIHAN PELVIC ROCKING UTNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG PADA IBU TRIMESTER III DI BPM ISLAH WAHYUNI

    Get PDF
    Nyeri punggung bagian bawah merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terlebih lagi ketika memasuki kehamilan trimester III. Nyeri yang dirasakan ibu juga bervariasi. Ada berbagai terapi nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk membantu ibu meringankan nyeri punggung selama kehamilan salah satunya adalah pelvic rocking. Pelatihan Pelvic Rocking diberikan kepada ibu-ibu trimester III untuk mengurangi rasa nyeri pinggang dan punggung pada ibu. Pelatihan ini diberikan secara kontinue kepada ibu sampai ibu mahir dalam melaksanakan pelvic rocking dalam kegiatan sehari-hari. Pelatihan ini diberikan kepada ibu-ibu yang berada di BPM Islah Wahyuni. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil Trimester III tentang cara mengurangi nyeri dengan Pelvic Rocking. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu-ibu hamil trimester III yang ada di BPM Islah Wahyuni. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Januari - Maret 2022 dengan satu kali pertemuan setiap satu bulan. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 09.00 - 11.00 WIB. Rata-rata intensitas nyeri punggung sebelum diberikan Pelvic Rocking adalahdengan nilai minimal 3 dan nilai maksimal 4, sedangkan rata-rata intensitas nyeri punggung trimester III  sesudah diberikan Pelvic Rocking adalah  dengan nilai minimal 0 dan maksimal 2.      Lower back pain is a common complaint felt by pregnant women, especially when entering pregnancy in the third trimester. The pain felt by the mother also varies. There are various nonpharmacological therapies that can be done to help mothers relieve back pain during pregnancy, one of which is pelvic rocking. Pelvic Rocking training is given to third trimester mothers to reduce back and back pain in mothers. This training is given continuously to the mother until the mother is proficient in carrying out pelvic rocking in daily activities. This training is given to mothers who are in BPM Islah Wahyuni. The purpose of this training is to educate pregnant women in the THIRD Trimester on how to reduce pain with Pelvic Rocking. The target of this community service activity is pregnant women in the third trimester at BPM Islah Wahyuni. This activity was held for 3 months, namely January - March 2022 with one meeting every month. The activity was held from 09.00 - 11.00 WIB. The average intensity of back pain before being given Pelvic Rocking is with a minimum value of 3 and a maximum value of 4, while the average intensity of back pain trimester III after being given Pelvic Rocking is with a minimum value of 0 and a maximum of 2. &nbsp

    Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kelurahan Pegirian Kecamatan Smampir Kota Surabaya

    Get PDF
    Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) diawali dengan identifikasi masalah dengan pengumpulan data primer dan sekunder, penentuan prioritas masalah dengan metode CARL (Capability, Accessability, Readiness and Leverage), penentuan akar penyebab masalah dengan pohon masalah yang didapatkan dari metode brainstorming, penentuan alternatif solusi melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama Ketua RW 2, sekretaris RW, Ketua RT 6, tokoh agama dan kader kemudian dilakukan penyusunan rencana program intervensi, implementasi program intervensi kemudian monitoring dan evaluasi. Adapun populasi dalam Kegiatan PKL kelompok IV adalah masyarakat di wilayah RT 6 RW 2 Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir Surabaya dengan cakupan 35 KK dari total populasi 40 KK. Pelaksanaan PKL dilakukan dari tanggal 2 Januari 2018 hingga 10 Februari 2018, yaitu selama 35 hari. Dari pengumpulan dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan masalah kesehatan berupa Angka Bebas Jentik (ABJ) <95%, masalah sampah di lingkungan RT 6, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), menu makan harian belum memenuhi gizi seimbang, perilaku merokok dan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) <6 bulan. Dari berbagai masalah kesehatan tersebut dilakukan prioritas masalah dan didapatkan prioritas masalah berupa masalah sampah di lingkungan RT 6. Masalah sampah di lingkungan RT 6 meliputi 51% warganya tidak memiliki tempat sampah dan tidak mengetahui cara pengelolaan sampah dengan benar. Masalah yang telah menjadi prioritas dicari akar penyebab masalahnya dan didapatkan akar penyebab masalah berupa kurangnya pengetahuan warga mengenai pengelolaan sampah dengan benar. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan alternatif solusi yang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan, yakni kegiatan Bunda Cerdas Pilah Sampah (BUNCIS), kegiatan Keluarga Hebat Bisa Pilah Sampah dengan Benar (KEBAB PISANG) dan kegiatan Tabungan Sampah (TAMPAH) dengan sasaran ibu-ibu di wilayah RT 6 Kelurahan Pegirian. Berdasarkan hasil evaluasi, pengetahuan ibu-ibu mengenai pemilahan sampah mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai maksimum, mean, dan median yang mana semua nilai meningkat pada saat post test

    Kuliah Kerja Nyata Tematik Domisili: Sebuah Program Alternatif Pengabdian Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    The Thematic Community Service Program Domicile (KKNT) is a community service activity carried out in Juneā€“August 2021 in anticipation of the Covid-19 pandemic. This activity program is carried out using an online media approach and blended learning (a combination of online and field trips) to comply with health protocols according to circulars that have been set by the government. Several planned activities have been successfully implemented. With its various advantages and disadvantages, the KKNT has provided suitable lessons for implementing The Thematic Community Service Program Domicile. The results of the evaluation with a comparative descriptive approach starting from the planning process and implementing activities show that the implementation of the Thematic Community Service Program Domicile in the Covid-19 pandemic condition is still possible to be carried out by taking into account the readiness of several things, such as communication technology, information technology capabilities owned by students and partners, awareness of partners, and the ability of The Thematic Community Service Program Domicile students in compiling training/counseling content.The Thematic Community Service Program Domicile (KKNT) is a community service activity carried out in Juneā€“August 2021 in anticipation of the Covid-19 pandemic. This activity program is carried out using an online media approach and blended learning (a combination of online and field trips) to comply with health protocols according to circulars that have been set by the government. Several planned activities have been successfully implemented. With its various advantages and disadvantages, the KKNT has provided suitable lessons for implementing The Thematic Community Service Program Domicile. The results of the evaluation with a comparative descriptive approach starting from the planning process and implementing activities show that the implementation of the Thematic Community Service Program Domicile in the Covid-19 pandemic condition is still possible to be carried out by taking into account the readiness of several things, such as communication technology, information technology capabilities owned by students and partners, awareness of partners, and the ability of The Thematic Community Service Program Domicile students in compiling training/counseling content

    B cellā€“intrinsic signaling through IL-21 receptor and STAT3 is required for establishing long-lived antibody responses in humans

    Get PDF
    Engagement of cytokine receptors by specific ligands activate Janus kinaseā€“signal transducer and activator of transcription (STAT) signaling pathways. The exact roles of STATs in human lymphocyte behavior remain incompletely defined. Interleukin (IL)-21 activates STAT1 and STAT3 and has emerged as a potent regulator of B cell differentiation. We have studied patients with inactivating mutations in STAT1 or STAT3 to dissect their contribution to B cell function in vivo and in response to IL-21 in vitro. STAT3 mutations dramatically reduced the number of functional, antigen (Ag)-specific memory B cells and abolished the ability of IL-21 to induce naive B cells to differentiate into plasma cells (PCs). This resulted from impaired activation of the molecular machinery required for PC generation. In contrast, STAT1 deficiency had no effect on memory B cell formation in vivo or IL-21ā€“induced immunoglobulin secretion in vitro. Thus, STAT3 plays a critical role in generating effector B cells from naive precursors in humans. STAT3-activating cytokines such as IL-21 thus underpin Ag-specific humoral immune responses and provide a mechanism for the functional antibody deficit in STAT3-deficient patients
    • ā€¦
    corecore