41 research outputs found

    Influence of Urea-Dairy Cattle Dung Fertilizer Combinations on Growth and Production of Mulato Grass (Brachiaria Hybrid cv "Mulato")

    Get PDF
    A research with the aim of obtaining an effective combination pattern of fertilization management was done on mulato grass plants (Brachiaria Hybrid cv "Mulato"). The used fertilizers were of cow dung that serves to maintain the quality of soil and urea that is useful to increase the growth and production of plants. The method used was Completely Randomized Design where the treatments were mixed dairy cattle dung at 10, 17 and 24 tons per hectare per defoliation and urea fertilizer at doses of 75, 150 and 225 kg per hectare per defoliation. Each treatment was repeated 3 times so that there were 27 plots of research. The parameters studied were plant height, tiller number, leaf number, weed population and fresh forage production. The collected data were analyzed based on Completely Randomized Design, between Orthogonal tested treatment and regression analyzed dose. The results showed that the combined treatment of cow dung as much as 24 tons per hectare per defoliation with urea of 225 kg per hectare per defoliation (K3U3) showed the best growth and production of Mulato grass, while for the given dosage yielded a linear regression equatio

    Influence of Urea-Dairy Cattle Dung Fertilizer Combinations on Growth and Production of Mulato Grass (Brachiaria Hybrid CV "Mulato")

    Full text link
    A research with the aim of obtaining an effective combination pattern of fertilization management was done on mulato grass plants (Brachiaria Hybrid cv "Mulato"). The used fertilizers were of cow dung that serves to maintain the quality of soil and urea that is useful to increase the growth and production of plants. The method used was Completely Randomized Design where the treatments were mixed dairy cattle dung at 10, 17 and 24 tons per hectare per defoliation and urea fertilizer at doses of 75, 150 and 225 kg per hectare per defoliation. Each treatment was repeated 3 times so that there were 27 plots of research. The parameters studied were plant height, tiller number, leaf number, weed population and fresh forage production. The collected data were analyzed based on Completely Randomized Design, between Orthogonal tested treatment and regression analyzed dose. The results showed that the combined treatment of cow dung as much as 24 tons per hectare per defoliation with urea of 225 kg per hectare per defoliation (K3U3) showed the best growth and production of Mulato grass, while for the given dosage yielded a linear regression equatio

    PENYIKAPAN GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

    Get PDF
    This research is a descriptive research about the teachers’ concern toward the change of the curriculum. The study aims to investigate the teachers’ Vocational High School toward the School-based curriculum. The cities of Malang, Blitar, and Pacitan were selected as research targets. The instrument for data collection utilized the Stage of Concern Questionaires (SoCQ) that has been adapted for this research. The results of study show that the cumulative percentages of the teachers’ impact concerns are 88,30%, 88,52%, and 82,11% each for Malang, Blitar, and Pacita. The research results also show the average of 0,35% of respondents having basic stage of concern which portrays that respondents do not know, do not think, and are not interested in learning and searching information with regard to this Curicullum.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif tentang keprihatinan guru ter­hadap perubahan kurikulum. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki keprihatinan guru Sekolah Menengah Kejuruan terhadap kurikulum berbasis sekolah. Kota Malang, Blitar, dan Pacitan dipilih sebagai sasaran penelitian. Instrumen untuk pengumpulan data memanfaatkan stage Kuisioner Kepedulian (SoCQ) yang telah diadaptasi untuk penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kumulatif dampak ke­khawatiran guru adalah 88,30%, 88,52%, dan 82,11% masing-masing untuk Malang, Blitar, dan Pacitan. Hasil penelitian juga menunjukkan rerata 0,35% dari responden memiliki tahap dasar keprihatinan yang menggambarkan bahwa responden tidak tahu, tidak berpikir, dan tidak tertarik untuk belajar dan mencari informasi berkaitan dengan ini Kurikulum

    PERUBAHAN KURIKULUM: REFLEKSI DAN TANTANGAN BAGI JURUSAN TEKNIK SIPIL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

    Get PDF
    Curicullum change: reflection and challenge for civil engineering de­part­ment in developing curicullum. Generally curriculum programs are developed periodically by educational institutions. The reason for the curriculum change is the needs for relevance to redefining educational program. The expectation of the curriculum change and development is contribution toward better generic curriculum outcome improvement. Such expectations create new challenge for persons within institution and related system. The educational staffs to managerial persons are needed to think and involve in process curriculum change and curriculum imple­mentation. The Number of education staff, supporting staff and management leader may have insufficient experience in developing curricullum. This paper is purposed to explore key aspects of theoretical framework of curriculum change for reflection for staffs within Civil Engineering.Perubahan Kurikulum: Refleksi dan Tantangan bagi Jurusan Teknik Sipil dalam Pengembangan Kurikulum. Pengembangan kurikulum umumnya dilakukan secara periodik oleh lem­baga pendidikan. Alasan pengembangan kurikulum dapat berupa tuntutan kebutuhan relevansi, hingga redefinisi program pendidikan. Harapan dari pengembangan kuri­ku­lum adalah agar dapat memberikan kontribusi terhadap perbaikan outcome kurikulum secara lebih generik. Namun demikian harapan seperti itu akan menciptakan tantang­an baru bagi segenap personal pelaku dan sistem terkait di institusi pendidikan ter­sebut. Para tenaga pendidik hingga personal manajemen dituntut berpikir dan terlibat dalam proses perubahan dan implementasinya. Sejumlah tenaga pendidik, staf pendukung hingga pimpinan jurusan sangat mungkin memiliki pengalaman terbatas dalam pengembangan kurikulum dan implementasinya. Artikel ini ini bermaksud menggali aspek kunci terkait kerangka teoretis tentang perubahan kurikulum untuk bahan refleksi bagi segenap staf di Jurusan Teknik Sipil

    ENGARUH TALENT MANAGEMENT DAN TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TERHADAP WORK EFFECTIVENESS DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI: STUDI PADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KANWIL DJP WAJIB PAJAK BESAR

    Get PDF
    Dampak pandemi yang melanda dunia beberapa tahun terakhir telah menimbulkan dampak kerusakan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk itu pemerintahan di setiap negara dituntut untuk dapat meningkatkan efektivitas kerjanya sehingga dapat mengatasi dan memulihkan dampak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh talent management dan transformational leadership terhadap work effectiveness baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mediasi employee engagement di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar. Kuesioner telah disusun dan disebarkan kepada 216 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling kepada pegawai yang memiliki tugas pokok yang berhubungan langsung dengan bisnis inti organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Modeling berbasis Partial Least Square dengan bantuan software SmartPLS versi 3.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa talent management dan transformational leadership berpengaruh signifikan dan positif terhadap work effectiveness baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mediasi employee engagement. Talent management dan transformational leadership berpengaruh signifikan dan positif terhadap employee engagement dan employee engagement berpengaruh signifikan dan positif terhadap work effectiveness. Selain itu employee engagement berperan sebagai mediasi parsial antara variabel talent management dan transformational dengan variabel work effectiveness. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong peningkatan penerapan kebijakan talent management dan transformational leadership pada sektor publik di Indonesia khususnya pada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Kata kunci: talent management, transformational leadership, work effectiveness, employee engagement, Directorate General of Taxe

    PERBANDINGAN MODEL UNSTEADY DAN STEADY FLOW ALIRAN BANJIR SUNGAI WAY LAALA SEBAGAI DASAR SOLUSI PENANGANAN PASCA BENCANA

    Get PDF
    Abstrak:Tujuan Penelitian ini memberikan acuan dasar pemilihan solusi pengendalian banjir dengan melakukan perbandingan permodelan aliran banjir unsteady flow dan steady flow. Metode analisis data hidrologi menggunakan software HEC-HMS serta hidraulika dengan software HEC-RAS 5.0.7. Perhitungan curah hujan rata-rata wilayah diambil dari data hujan BMKG, Kairatu dan diperoleh hasil 144,69 mm. Sedangkan untuk perhitungan hujan rencana digunakan metode distribusi Log Person Tipe III dan didapatkan curah hujan rencana 25 tahun sebesar 290,46 mm. Keabsahan data hujan diuji dengan Smirnov-Kolmogorov dan Chi Kuadrat. Analisis hidrologi menggunakan program bantu HEC-HMS dan Microsoft excel 2019 dengan membandingkan 3 metode hidrograf satuan sintetik. Hidrograf dibandingkan antara metode SCS, Snyder, dan Nakayasu dengan data kondisi dilapangan saat permodelan banjir untuk kalibrasi data. Hasil permodelan HEC-HMS didapat nilai debit puncak metode SCS sebesar 42,9 m3/s, dan metode Snyder sebesar 60,8 m3/s, sedangkan hasil perhitungan dengan ms. Excel 2019 metode Nakayasu didapat nilai debit puncak sebesar 158 m3/s. Analisa hidraulika menggunakan program bantu HEC-RAS 5.0.7 membutuhkan data berupa cross section, long section, data terrain, serta data hidrograf kala ulang 25 tahun hasil permodelan HEC-HMS metode Nakayasu. Analisis HEC-RAS dibandingkan antara model aliran steady flow dan model unsteady flow. Dari HEC-RAS didapatkan hasil bahwa kondisi Sungai Way Laala terjadi overtopping setinggi 0.5 – 1 m pada aliran steady flow dan menggenang permukiman warga di Desa Loki pada simulasi unsteady flow. Hasil permodelan HEC-RAS menunjukan bahwa profil elevasi muka air rata-rata dari permodelan steady flow lebih tinggi dari elevasi yang dihasilkan permodelan unsteady flow. Elevasi muka air rata-rata permodelan steady flow sebesar + 30.519 m, sedangkan untuk permodelan unsteady flow sebesar + 29.849 m. selain itu kecepatan aliran permodelan steady flow juga cenderung lebih tinggi daripada model unsteady flow. Kecepatan rata-rata model Steay flow diperoleh nilai sebesar 2,791 m/s, sedangkan pada model unsteady diperoleh nilai 2,025 m/s.Kata-kata kunci: debit banjir, pengendalian banjir, unsteady flow, steady flow, Sungai Way LaalaAbstract: The purpose of this study is to provide a basic reference for selecting flood control solutions by comparing unsteady flow and steady flow flood flow models. Hydrological data analysis method using HEC-HMS software and hydraulics with HEC-RAS 5.0.7 software. The calculation of the regional average rainfall was taken from BMKG, Kairatu rain data and the result was 144.69 mm. Meanwhile, for the calculation of the planned rainfall, the Log Person Type III distribution method was used and the 25-year planned rainfall was 290.46 mm. The validity of the rain data was tested with Smirnov-Kolmogorov and Chi Square. Hydrological analysis used the HEC-HMS and Microsoft excel 2019 programs by comparing 3 synthetic unit hydrograph methods. Hydrographs are compared between the SCS, Snyder, and Nakayasu methods with field condition data during flood modeling for data calibration. The results of the HEC-HMS modeling show that the peak discharge value of the SCS method is 42.9 m3/s, and the Snyder method is 60.8 m3/s, while the calculation results with ms. The Excel 2019 Nakayasu method obtained a peak discharge value of 158 m3/s. Hydraulic analysis using the HEC-RAS 5.0.7 program requires data in the form of cross sections, long sections, terrain data, and 25 year return period hydrograph data from the HEC-HMS Nakayasu modeling method. The HEC-RAS analysis was compared between the steady flow model and the unsteady flow model. From the HEC-RAS, it was found that the Way Laala River was overtopped as high as 0.5 – 1 m in steady flow and inundated residents’ settlements in Loki Village in the unsteady flow simulation. The HEC-RAS modeling results show that the average water level profile of the steady flow model is higher than the elevation produced by the unsteady flow model. The average water level for the steady flow model is + 30,519 m, while for the unsteady flow model it is + 29,849 m. besides that the flow velocity of the steady flow model also tends to be higher than the unsteady flow model. The average speed of the Steay flow model is 2.791 m/s, while the unsteady model is 2.025 m/s.Keywords: flood discharge, flood control, unsteady flow, steady flow, Way Laala Rive

    PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG Studi Kasus : Pembangunan Gedung STKIP PGRI Trenggalek

    Get PDF
    Pile foundation is a relatively long and slender trunk that is used to channel the load of the foundation through the soil layer with low carrying capacity of the soil layer that has a high carrying capacity. The foundation is an important part in the structure of a building. In particular, high rise buildings are now increasingly being used, both private homes and public facilities. The foundation is the load-bearing element of the column which then distributes it to the hard soil layer. Keywords: Foundation, Pile Pondasi tiang pancang adalah batang yang relative Panjang dan langsing yang digunakan  untuk  menyalurkan  beban  pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan tanah yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi. Pondasi merupakan salah satu bagian penting dalam struktur bangunan. Khususnya   bangunan gedung bertingkat yang sekarang ini semakin banyak digunakan, baik rumah pribadi maupun fasilitas umum. Pondasi adalah elemen pemikul beban dari kolom yang kemudian menyalurkannya ke lapisan tanah keras. Kata Kunci: Pondasi, Tiang Pancan

    Penggunaan Strategi Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggak melalui strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here. Subyek yang memberikan tindakan dalam penelitian ini adalah guru dan subjek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 35 siswa. Sedangan objek dalam penelitian ini adalah penggunaan strategi everyone is a tecaher here dan peningkatan motivasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggak tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari perolehan indikator pencapaian motivasi. Indikator pencapaian motivasi pada siklus akhir yaitu siklus II adalah : 1) Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran 80 %, 2) Antusias siswa dalam bertanya dan membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran 82,8 %, 3) Antusias siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat 77 %. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan strategi everyone is a teacher here dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggak Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012/2013

    DIVERSIFIKASI PRODUK BELIMBING MENJADI KRIPIK BUAH DENGAN PENGGORENGAN VAKUM SEBUAH INOVASI USAHA DESA

    Get PDF
    Abstrak: Petani belimbing terkendala harga produknya yang fluktuatif atau cenderung rendah. Harga produk ditentukan oleh tengkulak, petani tidak mempunyai nilai tawar untuk menentukan harga jual belimbing. Rendahnya ketramiplan untuk membuat diversifikasi produk menjadi permasalahan petani. Pada era pasar global sekarang pemberdayaaan industri kecil sangat penting, karena industri kecil merupakan tulang punggung perekonomian. Tujuan kegiatan ini memberikan ketrampilan untuk membuat diversifikasi produk belimbing sehingga dapat menjadi produk unggulan desa dari produk lokal. Tahapan kegiatan yang dilakukan mengembangkan alat penggoreng buah vakum, sosialisasi warga masyarakat, workshop pembuatan kripik buah dengan penggoreng vakum. Berdasarkan kegiatan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1). Telah dikembangkan penggoreng vakum kapasitas 2 kg dengan demensi 50x60x130 cm3 bahan stainless steel, sebagai set alat untuk pembuatan kripik buah belimbing , 2). Masyarakat pedesaan memiliki motivasi kuat dalam pelatihan membuat diversifikasi produk lokal menjadi produk unggulan desa seperti kripik buah, dengan teknologi penggorengan vakum. Saran saran yang diberikan: 1) Perlu penyempurnaan vakum penggoreng belimbing sehingga pemvakuman lebih optimum, 2) Perlu dilakukan peningkatan kualitas dan viriasi kripik belimbing yang telah dibuat. Abstract: Starfruit farmers are constrained by the fluctuating or low price of their products. The price of the product is determined by the middlemen, the farmers do not have a bargaining value to determine the selling price of starfruit. Low ketramiplan to make product diversification a problem for farmers. In the current era of the global market, empowerment of small industries is very important, because small industries are the backbone of the economy. The purpose of this activity is to provide skills to diversify star fruit products so that they can become superior village products from local products. The stages of the activities carried out were developing a vacuum fruit fryer, socialization for the community, a workshop for making fruit chips using a vacuum fryer. Based on the activities and discussions that have been carried out, it can be concluded: 1). A vacuum fryer with a capacity of 2 kg with dimensions of 50x60x130 cm3 stainless steel has been developed, as a set of tools for making star fruit chips, 2). Rural communities have strong motivation in training to diversify local products into superior village products such as fruit chips, using vacuum frying technology. Suggestions given: 1) It is necessary to improve the vacuum of starfruit fryer so that the vacuum is more optimal, 2) It is necessary to improve the quality and viriation of starfruit chips that have been made

    STRATEGI PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI WANA WISATA GOA KISKENDO BKPH BOJA KPH KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH

    No full text
    Perkembangan wisata di kawasan Wana Wisata Goa Kiskendo (WWGK) saat ini menunjukkan kemajuan yang cukup pesat ditandai dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang. Peningkatan jumlah wisatawan dikhawatirkan melebihi daya dukung yang dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik lingkungan, kepuasan pengunjung, persepsi sosial serta perekonomian masyarakat, pengelolaan dan pengembangan obyek Wana Wisata Goa Kiskendo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan kawasan, daya dukung lingkungan dan menyusun strategi pengelolaan dan pengembangan ekowisata kedepannya. Metode yang digunakan dalam menganalisis kondisi daya dukung fisik adalah dengan rumus Cifuentes (1992) sedangkan daya dukung sosial-psikologis dan ekonomi menggunakan analisis deskriptif, dan penyusunan strategi menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan sampel pengunjung sebanyak 90 responden dan sampel masyarakat sebanyak 30 responden dengan teknik pengumpulan data melalui observasi/survey, wawancara, kuisioner dan studi literatur. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata jumlah wisatawan yang datang ke Wana Wisata Goa Kiskendo masih berada di bawah daya dukung efektif (Effective Carrying Capacity) sebesar 55 pengunjung/hari. Daya dukung psikologis-sosial pengunjung berdasarkan persepsi tingkat kepuasan pengunjung pada penggunaan seluruh fasilitas mencapai 65,21% dan kepuasan akvitas wisata mencapai 73,40% artinya masih memenuhi daya dukung psikologis pengunjung dengan kategori “Puas”. Tingkat penerimaan sosial masyarakat rata-rata adalah 57,53 dengan kategori “Menerima”. Keberadaan Wana Wisata Goa Kiskendo memberikan manfaat ekonomi namun masih terbatas pada masyarakat yang terlibat sebagai pelaku usaha dan masih minimnya keterlibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan obyek wisata tersebut. Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh 3 (tiga) strategi pengelolaan prioritas diantaranya adalah Kerjasama multi pihak (masyarakat, Perusahaan dan pemerintah) dalam pengelolaan wana wisata; Diversifikasi atraksi wana wisata, penataan lokasi dan pengembangan fasilitas wana wisata. Kata kunci: strategi pengelolaan, ekowisata, daya dukung, Wana Wisata Goa Kiskendo The substantial progress of tourism development in the Goa Kiskendo Forest Tourism is marked by increasing number of tourists coming. An increasing number of tourists will exceed the carrying capacity that can affect the condition of the physical environment, the social perception of the satisfaction of visitors, as well as related community tourism economy activities in Goa Kiskendo Forest Turism. The strategy of managing natural objects of Goa Kiskendo Forest Tourism needs to adjust existing conditions related to tourism environmental carrying capacity to create the sustainable development of tourism. This research aims to determine the environtal condition of the area, the carrying capacity of the environment, and the strategy of sustainable environmental management in ecotourism in Goa Kiskendo Forest Tourism area. The methods to analyze physical carrying capacity used the formula Cifuentes (1992) while the social-psychological and economic carrying capacity used descriptive analysis, and determination of strategies used SWOT analysis. This research used a sample of visitors as much as 90 respondents and community samples as much as 30 respondents. Data were collected through observation/survey, interview, questionnaire and study of literature. The result and obtained that the average number of tourists coming to Goa Kiskendo Forest Tourism was still under Effective Carrying Capacity which amounted to 54 visitors/day. Social-psychological support resources visitors according to visitor satisfaction level of perception on the use of the entire facility reached 65,21% and tourism activity satisfaction was 73,40% that still met visitor psychological carrying capacity in “satisfied”category. While the level of social acceptance the Community average was 57,53 percent with category “received”. The existence of Goa Kiskendo Forest Tourism gave economic benefit but was still limited to the communities involved as perpetrators of the attempt and still lack the involvement of local communities in the management of Goa Kiskendo Forest Tourism. Based on the results of the SWOT analysis, 3 (three) management strategies were included Multi-stakeholder collaboration (community, company and government) in managing forest tourism; Diversification of tourism attractions, location arrangement, facilities development of forest tourism. Keywords: strategy of management, ecotourism, carrying capacity, Goa Kiskendo Forest Touris
    corecore