47 research outputs found
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH DAN VARIETAS TERHADAP MUTU FISIK, FISIKO-KIMIA, DAN CITA RASA KOPI ARABIKA GAYO
Abstrak. Kopi dengan rasa yang khas akan diperoleh bila varietas tertentu ditanam pada hamparan ketinggian tertentu tanpa tercampur dengan varietas lainnya dan diolah dengan cara pengolahan basah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat tumbuh dan varietas terhadap kualitas citarasa kopi Arabika Gayo serta memetakan kualitas citarasanya berdasarkan varietas dan ketinggian tempat tumbuh. Varietas dan ketinggian tempat tumbuh kopi Arabika di Dataran Tinggi Gayo diduga mempengaruhi mutu fisik dan organoleptik kopi yang dihasilkan. Varietas kopi arabika gayo yang dijadikan sebagai sampel adalah varietas Tim-Tim (V1), Bor-Bor (V2), dan Ateng Super (V3) dan Multi Varietas (V4) yang di tanam pada tiga ketinggian tempat yang berbeda di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, yaitu dibawah 1.100 (T1) m dpl, antara 1.100 s.d 1.500 (T2) m dpl, dan diatas 1.500 (T3) mdpl. Parameter yang diamati adalah: kualitas fisik, dan analisis pH. Hasil analisis ukuran biji menghasilkan persentase ukuran biji besar terbanyak adalah varietas Borbor pada ketinggian tempat tumbuh diatas 1.500 mdpl yaitu 50,35 %. Dan varietas Borbor menghasilkan persentase ukuran biji yang tidak layak terkecil daripada yang lainnya. Sedangkan, varietas Ateng Super di ketinggian tempat tumbuh di bawah 1.100 m dpl menghasilkan biji yang tidak layak paling besar yaitu, 2,65 %. Hasil analisis menunjukkan biji cacat (Triage) kopi dengan varietas yang tumbuh di bawah 1.100 mdpl lebih tinggi nilai cacatnya dengan persentase 27,10% dibandingkan dengan yang tumbuh di atas 1.100 m dpl. dan kopi yang tumbuh di atas 1.500 mdpl memiliki biji cacat dengan persentase terendah (4,90 %)
Volatilization of volatile organic compounds from complex wastewaters
A variety of volatile organic solvents used in the pharmaceutical and specialty chemical industries end up in wastewater collection and treatment systems. EPA has classified these VOCs into groups depending on their potential to volatilize from the wastewaters. In making this classification, Henry\u27s Law, which is valid at very low concentrations, has been used to describe the vapor-liquid equilibrium. But, in reality the concentrations observed in the wastewaters are often too high for Henry\u27s Law to be valid and it is inappropriate to assume that equilibrium has been achieved for every compound.
This project evaluates the volatilization rates, both experimental and theoretical, of VOCs (namely methanol, acetone and dimethyl sulfoxide (DMSO)) under a number of different operating scenarios. These different scenarios (e.g., quiescent, agitated, aerated, different free surface area exposed to the ambient air, different shapes of the vessel etc.) are supposed to closely simulate the range of different conditions that the VOCs are subjected to in the wastewater collection and treatment facilities in the industry. The aim is to determine how closely these compounds reach the equilibrium described by the Henry\u27s Law, when subjected to the different scenarios
TEACHING PROBLEM SOLVING IN MATHEMATICS LEARNING: REFLECTION FROM PISA AND TIMSS RESULTS OF THE STUDENTS OF INDONESIA
The quality of mathematics education in Indonesia is still low. This is at least
acquired from the attainment of the students of Indonesia participating in
international assessments, such as PISA and TIMSS. Some of the main causes are
mathematics learning that is poorly related to the contexts of living that students
experience. In addition, teacher lacks facilitating students in problem solving
activities. Therefore, teacher needs to familiarize students with PISA and TIMSS
like questions in mathematics learning and teach them the process and strategies of
solving problem. Within this article, it is given an alternative problem solving
process for PISA and TIMSS like questions with 4 (four) stages, along with 12
(twelve) core strategies of problem solving and other strategies that can also be
taught to students
Penerapan Scaffolding yang Berorientasi pada Hierarki Belajar Gagne Setting Pengajaran Langsung dalam Perkuliahan Analisis Real I.
ABSTRAK
Jenis penelitian ini lebih dominan tergolong penelitian deskriptif kualitatif dan eksploratif. Subjek penelitian ini adalah 3 dari 51 mahasiswa Kelas V-C Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar. Penentuan subjek penelitian didasarkan pada hasil tes diagnostik berdasarkan mata kuliah Kalkulus I, Aljabar Elementer, dan Logika Matematika. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan respon, aktivitas, hasil belajar, dan pemahaman mahasiswa terhadap materi Analisis Real I dalam perkuliahan yang menerapkan hierarki belajar dan pemberian scaffolding setting pengajaran langsung.
Untuk mengungkap tujuan penelitian tersebut, dilakukan wawancara berbasis hasil tes kepada subjek penelitian. Dalam hal ini, pertanyaan wawancara yang diberikan kepada subjek penelitian didasarkan pada hasil tes uraian. Data penelitian divalidasi dengan menggunakan triangulasi metode, yaitu menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Dalam hal ini, digunakan tes uraian dan wawancara. Data penelitian dianalisis dengan (a) menelaah data subjek, (b) melakukan reduksi data, (c) mengklasifikasi dan mengidentifikasi data, (d) membandingkan data hasil tes uraian dan data hasil wawancara (triangulasi metode), (e) menafsirkan data, dan (f) menarik simpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) sebanyak 45 orang (97.83%) dari 46 mahasiswa memberikan respon positif terhadap penerapan scaffolding yang berorientasi pada hierarki belajar, (2) penerapan scaffolding yang berorientasi pada hierarki belajar efektif terhadap aktivitas mahasiswa, (3) mean sebesar 34,32 dari skor ideal 100 menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa dengan penerapan scaffolding yang berorientasi pada hierarki belajar berada dalam kualifikasi rendah; (4) pemahaman mahasiswa terhadap materi analisis real I menunjukkan bahwa: (1) Subjek S1 menunjukkan bahwa ada 23 dari 26 soal sesuai (konsisten). Mayoritas [12 dari 26] dari jawaban yang sesuai itu berada dalam kategori pemahaman relasional, sehingga pemahaman Subjek S1 adalah pemahaman relasional; (2) Subjek S2 menunjukkan bahwa ada 21 dari 26 soal sesuai (konsisten). Mayoritas (12 dari 26) dari jawaban yang sesuai itu berada dalam kategori tidak memahami soal, sehingga Subjek S2 tidak termasuk ke dalam salah satu dari ketiga kategori pemahaman; (3) Subjek S3 menunjukkan bahwa ada 24 dari 26 soal sesuai (konsisten). Mayoritas (11 dari 26) dari jawaban yang sesuai itu berada dalam kategori pemahaman relasional, sehingga pemahaman Subjek S3 adalah pemahaman relasional
Pengembangan Media Pembelajaran Word Square Berbasis Android pada Materi Sistem Reprodukasi Kelas XI IPA SMAN 2 Sinjai
Berdasarkan hasil penilaian validator ahli, tingkat kevalidan media pembelajaran word square berbasis android berada pada kategori valid dengan nilai validasi konten 3,06. Berdasarkan hasil penilaian respon peserta didik tingkat kepraktisan media pembelajaran berada pada kategori praktiss dengan rata-rata nilai total 3,26 ( 3 ≤ Va < 4). Berdasarkan hasil tes peserta didik media pembelajaran word
square berbasis android berada kategori efektif karena 87% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 82
PERANCANGAN VIDEO PROFIL KAMPUS STKIP PEMBANGUNAN INDONESIA
Perancangan ini bertujuan membuat sebuah media informasi yang memuat tentang
kampus STKIP Pembangunan Indonesia yang ditujukan kepada masyarakat luas guna
dapat mengetahui tentang kampus STKIP Pembangunan Indonesia. Menggunakan
metode perancangan design thinking yang meliputi define, research, ideate, dan
protype. Data dan Informasi dalam perancangan ini diperoleh dari studi Pustaka,
observasi, wawancara, dan kuisioner yang bertujuan untuk mengetahui data- data detail
dari kampus seperti data statistik mahasiswa dan fasilitas penunjangnya penulis juga
melakukan dokumentasi untuk keperluan penelitian/perancangan. Data tersebut lalu
diolah dengan menggunakan metode SWOT sebelum akhirnya masuk dalam tahap
perancangan. Perancangan ini dibuat menggunakan teori- teori audio visual yang
mencakup Teknik pengambilan gambar, video editing, tipografi, palette warna, dan
color grading. Hasil dari perancangan yang dibuat ini berupa media utama yang
berbentuk video dengan format H.264, ekstensi file MP4 dengan resolusi 1980x1080
dan media pendukung berupa brosur, x banner dan brosur STKIP Pembangunan
Indonesia.
Kata Kunci: Perancangan. Video Profil. STKIP Pembangunan Indonesia
Visualisasi Product Mix Artbook "Salaka" Melalui Fotografi Komersial
Buku memiliki tujuan salah satunya sebagai media arsip. Banyak buku dengan tujuan arsip karya seni dibuat dengan bentuk yang kurang mempresentasikan karya yang terkandung di dalamnya. Diperlukan penyedia jasa custom book yang dapat mempresentasikan karya yang terkandung di dalamnya. Visualisasi product mix dari penyedia custom book Salaka dilakukan dengan menggunakan teknik fotografi komersial. Visualisasi karya fotografi mengacu pada variasi custom dari masing-masing artbook. Penciptaan karya fotografi ini bertujuan untuk mempromosikan wajah baru dari Salaka serta menunjukkan kepada masyarakat bahwa Salaka memiliki variasi custom yang terbaru.
Metode penciptaan karya fotografi pada tugas akhir ini melalui fotografi produk dengan konsep yang mengacu pada tema, material bahan, dan warna dari artbook serta menggunakan fotografi komersial sebagai landasan dalam penciptaannya. Pemotretan dilakukan dengan menggunakan cahaya buatan di dalam ruangan menggunakan teknik multiple exposure dengan menggabungkan foto produk yang dibuat di studio dengan latar belakang yang diambil langsung di luar ruangan, teknik tersebut dikerjakan pada proses post production dengan menggunakan Adobe Photoshop CC 2020.
Dengan menunjukkan jenis variasi custom baru kepada masyarakat umum melalui karya foto tugas akhir ini maka target pasar dari Salaka akan bertambah, terutama pada kalangan seniman, dan masyarakat umum dengan keinginan custom yang lebih unik. Dengan demikian, hasil penciptaan karya fotografi dengan menggunakan latar belakang yang mengacu pada warna, ilustrasi dan bahan, produk akan tetap menarik tanpa meninggalkan nilai custom yang ingin disampaiakan
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN SCIENTIFIC APROACH
This research is a development research modified from the theory of 4-D model development by Thiagarajan, Semmel, and Semmel (1974). The stages taken are (a) Defining, (b) Designing, (c) Development, and (d) Dissemination. The trial was conducted on students of Class XI SMA Kartika Makassar in the academic year 2017/2018. The results obtained from the trial, namely the mathematical learning tool based on cooperative type group investigation with a scientific approach is practical and effective, this can be seen from: (1) the average score obtained by students on the learning outcomes test has fulfilled the individual completeness that shows classical completeness is achieved, (2) cooperative mathematics learning type of group investigation with a scientific approach makes students more active in the learning process, (3) the level of teacher ability to manage cooperative learning based on group investigation with a scientific approach included in the high category, meaning that the teacher's appearance can be maintained, (4) the average student gives a positive response to the learning device used
ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT HASIL SIMULASI TALPAC UNTUK PENENTUAN JUMLAH ALAT ANGKUT CATERPILAR 793 C DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA BARAT
PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan tambang tembaga yang
menerapkan sistem penambangan terbuka dengan metode open pit. Perusahaan ini
beroperasi di Kecamatan Jereweh dan Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa
Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Alat angkut yang dipakai sebagai objek
pengukuran yaitu Haul Truck type Caterpilar 793 C sebanyak 95 unit dengan jumlah
total 111 Haul Truck type Caterpilar 793 C, pay load sebesar 219 ton dari kapasitas
maksimal 240 ton.
Tujuan penelitian yaitu untuk memperbarui parameter kecepatan yang sesuai
dengan kondisi aktual saat ini (Parameter Kecepatan 2009), sehingga nantinya
diharapkan jumlah alat angkut CATERPILLAR 793 C yang direncanakan berdekatan/
tidak jauh berdeda (close) dengan kondisi aktualnya di lapangan
Waktu tempuh dari alat angkut ini diukur perjarak angkut yang telah
ditentukan pada % grade jalan tertentu untuk selanjutnya dihitung dari kecepatan alat
angkut tersebut kemudian membandingkannya dengan data Dispatch Jig Saw. Untuk
mengetahui tingkat kepercayaan dari perencanaan yang dilakukan, maka akan
dilakukan suatu perbandingkan produktivitas sesungguhnya alat angkut di lapangan
(actual output) dengan produktivitas alat angkut hasil program TALPAC yaitu
parameter kecepatan 2002 dengan parameter kecepatan 2009.
Kecepatan maksimum terlalu beresiko untuk digunakan karena nilai tersebut
hanya sekali - kali muncul. Terdapatnya beberapa data di mana selisih antara
Handbook dengan kecepatan maksimum yang sangat besar, hal ini mungkin terjadi
karena kesalahan pada saat merekam data arriving time dari call point A ke call
point B/ suatu % grade. Faktor kesediaan alat angkut pada tiap - tiap bulan yang
terdiri dari Mechanical Availability = 85.15 % Physical Availability = 86,68 % dan
Utilization = 76,30 % yang berarti waktu perbaikan yang relatif kecil, hal ini
menunjukan kesiapan alat angkut aktual atau sebenarya di lapangan pada operasi
pengangkutan sudah cukup bagus, hal ini berarti pula bahwa pemakaian alat angkut
pada operasi pengangkutan sudah cukup baik dan efisien dengan nilai rata – rata tiap
bulannya lebih besar dari yang direncanakan (plan).
Perbedaan tingkat produktivitas alat angkut di lapangan dengan hasil program
TALPAC disebabkan secara umum oleh waktu edarnya dan lebih khusus lagi karena
perbedaan waktu tempuhnya. Dari data jumlah truk yang dibutuhkan rata - rata tiap
bulan Januari – Juni 2009 untuk parameter kecepatan Aktual Dispatch didapatkan
cycle time rata- rata yaitu 43.84 menit, hal ini mengakibatkan jumlah truck yang
dibutuhkan perbulannya cukup besar yaitu 95 unit sedangkan untuk TALPAC input
parameter 2002 yaitu 44,39 menit dengan jumlah truck yang dibutuhkan rata- rata
yaitu 96 unit dan TALPAC input parameter 2009 yaitu 44,21 menit dengan jumlah
truck yang dibutuhkan rata - rata yaitu 95 unit.
TALPAC Parameter Speed 2009 sudah memenuhi untuk rencana perhitungan
jumlah truck karena lebih mendekati antara TALPAC Parameter Speed 2002 dengan
Dispatch dan memenuhi sebagai acuan untuk rencana ketersediaan haul truck
CATERPILLAR 793 C 793 C yaitu 95 unit
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPEPADA KELAS IX SMP NEGERI 13 MAKASSAR
Penelitian Kemampuan literasimatematika secara komprehensif telah memuat dasar-dasar pemahaman bidang matematika serta penerapannya. Hal tersebut mengisyaratkan pentingnya kompetensi literasi matematika dikembangkan pada diri seorang siswa. Pengembangan literasi matematika siswa di Indonesia merujuk pada hasil tes PISA (Programme for International Student Assesment)yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)setiap lima tahun sekali dalam skala internasional. Indonesia tercatat berpartisipasi pada survey PISA sejak tahun 2000 hingga 2018. Namun, hasil menunjukkan belum signifikan menempatkan posisi Indonesia pada level atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaiakan soal PISA konten space and shape pada Kelas IX SMP Negeri 13 Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa berupa tes awal serta saran rekomendasi dari guru matematika. Selanjutnya pengumpulan data dilakukan melalui dua tes yakni tes soal PISA serta tes wawancara. Hasil penelitian kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaiakan soal PISA konten space and shapeyaitu pada ketiga subjek menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan analisis hasil tes secara lisan dan tertulis subjek ST memiliki kemampuan literasi matematika yang “tinggi”. Kemudian subjek SS juga dengan predikat “tinggi” dan subjek SR memiliki kemampuan literasi matematika “sedang”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek yaitu ST, SS, dan SR memiliki kemampuan literasi matematika siswa yang baik dalam menyelesaikan soal PISA konten space and shap