25806 research outputs found
Sort by
KONSELING PERKAWINAN DAN KELUARGA
Pendahuluan: Setiap aktivitas manusia yang dilakukan secara sistematis pastilah didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang bersifat rasional. Begitu juga dengan aktivitas Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor Sekolah dalam memberikan layanan konseling terhadap siswa dan orangtuanya, yang terkait dengan persoalan-persoalan perkawinan dan keluarga. Sekaitan dengan itu, terdapat beberapa pertanyaan yang sering dikemukakan oleh para mahasiswa dalam proses perkuliahan dan para praktisi konseling di lapangan, khususnya praktisi konseling dalam setting pendidikan. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi: Apakah arti konseling perkawinan dan keluarga? Mengapakah Guru BK/Konselor di sekolah perlu mempelajari konseling perkawinan dan keluarga? Bukankah Guru BK/Konselor di sekolah tugasnya hanya dalam setting sekolah saja?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut ini dipaparkan uraian tentang rasional konseling perkawinan dan keluarga; konseling perkawinan dan keluarga dalam latar sekolah, reorientasi peran Guru BK/Konselor, penanda perlu-tidaknya konseling perkawinan dan keluarga
POTRET PENGGUNAAN BAHASA DAERAH PADA MAHASISWA DITINJAU DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Negeri Makassar)
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana potret penggunaan bahasa daerah pada mahasiswa universitas negeri makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan ialah statistic deskriptif dengan menggunakan kategorisasi dari Azwar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata secara keseluruhan yakni sebesar 33.8, dapat disimpulkan bahwa frekuensi penggunaan bahasa daerah mahasiswa secara umum berada pada kategori rendah, dalam artian sebagian besar mahasiswa tidak menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi di berbagai ranah secara produktif. Selain itu dari hasil tes pemahaman mengenai bahasa daerah mereka yang telah diberikan, diperoleh data bahwa dari 30 responden terdapat 21 responden yang berada pada kategori kurang paham terhadap bahasa daerah mereka, 6 orang berada pada kategori sedang, dan hanya 3 orang yang boleh dikatakan paham dengan bahasa daerah mereka. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa tingkat pemahaman mahasiswa terhadap bahasa daerah mereka berada pada kategori rendah
Rethinking of Acquisition and Learning: A Systematic Review on Methods in Language Teaching and Learning. Thesis. English Education Graduate Program, State University of Makassar
xiii
ABSTRACT
Azwar Abidin. 2014. , supervised by Mansur Akil and Muliati.
This research was trying to explore the characteristics of methods that serve to
facilitate language acquisition and learning. It was also trying to provide a deep
analysis from the critical perspective according to Freire’s conceptual framework of
critical literacy education to give a different view of language teaching and learning.
This research employed both systematic review and critical discourse analysis
(CDA). Data in this research were in the form of text, particularly, discursive
statements. The discursive statements in this research were the principal arguments of
mainstream language teaching and learning methods and Freire’s conceptual
framework of critical literacy education as counter-discursive statements. The data
analysis was done through the combination of Van Dijk and Fairclough model of
critical discourse analysis.
The findings revealed that the methods that will serve to facilitate language
acquisition and language learning must qualify for at least the following: (a) conceptual
framework that is consistent with the particular approaches and (b) applicability criteria that
make the teaching and learning process becomes possible. It must also be clear in defining
its concepts and boundaries. Freire’s conceptual framework of critical literacy
education criticized some principal arguments of popular methods in language teaching
and learning. It turned the focus to the learners instead of the process of learning so
humanistic values must be considered at the first place. Learning must be dialectical
and progressing in spiral model. Understanding discourse construction must be given
priority so personal narratives could facilitate acquisition without any intervention from
too many given instructions. Comprehensibility of input comes after dialectical
perspective. Dialogue facilitates interchanging messages in dialectical process between
codification and decodification to develop cognitive and linguistic intelligence of the
learners. The last critique was on authenticity of which it is granted the process of
codification.
This research suggests that language teachers need to understand the principal
arguments that underlie the methods they use inside the classroom. This is to avoid
discourse domination that can potentially threaten learners’ creativity. It also suggests a
critical stance in adopting theoretical framework from experts and theorists and a
preference to personal theory construction
Pendidikan Ekonomi Informal dan Literasi Keuangan
Penelitian ini bertujuan mengkaji dan menganalisis proses pendidikan ekonomi informal dalam membentuk literasi keuangan, dan dampaknya terhadap pendapatan rumah tangga petani. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan ekonomi di dalam lingkungan keluarga terhadap pendapatan keluarga. Pendidikan ekonomi merupakan bagian dari pendidikan informal yang berlangsung di dalam keluarga petani garam mampu menghasilkan literasi keuangan bagi setiap anggota keluarga. Literasi keuangan tersebut merupakan bagian dari pendidikan ekonomi informal yang berlangsung secara tidak terprogram, tetapi melalui proses pembiasaan dan keteladanan di dalam keluarga
Metode Vector Autoregressive dalam Menganalisis Pengaruh Kurs Mata Uang, Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
ABSTRAK
Metode Vector Autoregressive adalah salah satu analisis yang digunakan untuk menganalisis data deret waktu (time series). Data deret waktu dapat dinyatakan dalam tahun, bulan, minggu, atau hari. Salah satu tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh antara indeks perekonomian suatu negara khususnya pengaruh Kurs, Inflasi dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kurs, Inflasi, Suku Bunga dan Indeks Harga Saham Gabungan dari bulan juli 2005 hingga juni 2016. Karena data tidak stasioner pada level maka dilakukan differencing terhadap data. Setelah stasioner selanjutnya dilakukan uji kointegrasi untuk mencaritau apakah terdapat kointegrasi antara peubah. Dengan karakteristik data yang Stasioner pada difference dan terdapat kointegrasi, sehingga memenuhi asumsi analisis VECM. Setelah dilakukan analisis VECM dilakukan analisis IRF dan VD. Adapun hasil analisisnya menunjukkan bahwa hanya Kurs yang secara signifikan berpengaruh lansung terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
MODEL PELATIHAN MOTIVATION, INNOVATIVE, DEVELOPMENT, ACHIEVEMENT (MIDA) DALAM PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI PAKAIAN JADI (Model Pelatihan MIDA)
Hasil daur ulang (recycle) dari limbah industri pakaian jadi yang dibuat menjadi produk kerajinan kain perca oleh pengrajin kain perca di Kota Makassar, pada umumnya tidak pernah melakukan pengembangan diri dalam pengolahan limbah perca kain menjadi suatu produk daur ulang, tidak pernah memperkenalkan atau membuat sesuatu yg baru (innovative), dalam membuat produk kerajinan dari perca kain, dan tidak ada pengembangan (devolepment) yang terjadi. Bahkan sudah melakukan pekerjaan tersebut selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada prestasi (achievement) yang menonjol dari hasil kerajian produk yang telah dibuat oleh pengrajin.
Pemanfaatkan kain perca sebagai bahan baku utama pembuatan aneka kerajinan, ternyata bisa menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Mulai dari kain sisa jahitan yang awalnya tidak bernilai, bisa
dikreasikan menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki fungsi dan harga jual cukup tinggi. Misalnya bed cover, sarung bantal maupun seprei, keset, serbet, taplak meja, boneka, kotak pensil, dompet handpone, tas,hiasan dinding dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, maka dikembangkan suatu pelatihan dengan model Motivation-Innovative-Development-Achievement (Model Pelatihan MIDA) yang bertujuan untuk memberikan motivasi, inovasi, perkembangan dan pencapaian prestasi sebagai upaya peningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap pengrajin mengelola limbah industri pakaian jadi, dalam hal ini limbah kain perca. Sehingga dengan demikian, maka dapat menjadikan limbah kain perca tersebut sebagai bidang usaha yang lebih menjanjikan pada
masa yang akan datang. Sebagai upaya memberikan gambaran menyeluruh tentang Model Pelatihan MIDA ini, maka Buku Model ini dibuat untuk memenuhi salah satu kebutuhan para pihak, baik pengambil kebijakan,
pemerhati dan praktisi serta pihak lainnya, yang konsen pada perlindungan, pemeliharaan, dan pengelolaan lingkungan hidup dalam memaksimalkan upaya kreatif dimaksud
Penggunaan Analisis Cluster K-Means dan Diskriminan dalam Pengelompokan Desa Miskin di Kabupaten Pangkep
ABSTRAK
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah dari pendapatan dan konsumsi. Namun, berbeda dengan dimensi pengukuran
kemiskinan yang umum diketahui. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksplorasi yang bertujuan untuk mengelompokkan objek dengan menggunakan metode pengelompokan Analisis Cluster K-Means sebagai pengelompokan awal terhadap objek penelitian (desa/kelurahan) berdasarkan variabel pencirinya. Kegunaan dari analisis Cluster K-Means akan dilakukan analisis Diskriminan untuk memperoleh akurasi pengelompokan awal
tersebut. Variabel yang digunakan sebagai indikator pengelompokan
(desa/kelurahan) miskin adalah tingkat pendidikan
Evaluasi Program Pelatihan Pengawas di LPMP Sulawesi Selatan
Kegiatan pemetaan mutu pendidikan merupakan langkah awal dalam
pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang mulai dikembangkan oleh
pemerintah pada tahun 2016. Pengawas sekolah menjadi sasaran dalam program
pelatihan pengawas dan menjadi penentu keberhasilan kegiatan pemetaan mutu.
Sekolah sasaran tahun 2017 sejumlah 9.163 sekolah yang diharapkan dapat
terpetakan mutunya. Untuk menjamin keterlaksanaan pemetaan mutu pendidikan,
maka kepada pengawas diberikan pelatihan sebelum bertugas di sekolah sasaran
masing-masing untuk dapat menjamin akuntabilitas pengumpulan dan kredibilitas
data sesuai dengan kondisi sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
Program Pelatihan Pengawas yang dilaksanakan pada tahun 2017 di LPMP Sulawesi
Selatan. Secara khusus evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui program pelatihan
pengawas di LPMP Sulawesi Selatan dalam hal: (1) penyusunan rencana pelatihan,
penyiapan bahan pelatihan, penyiapan fasilitator pelatihan, kelengkapan data calon
peserta pelatihan, dan penetapan peserta pelatihan, (2) pelaksanaan pelatihan, (3)
kompetensi peserta, serta dokumen dan pelaporan hasil pelaksanaan.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan model
Countenance yang terdiri dari tiga aspek evaluasi, yaitu: masukan, proses, dan hasil.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan
kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan ialah deskriptif kuantitatif dan
kualitatif.
Hasil penelitian ini diperoleh: (1) masukan, menunjukkan bahwa komponen
penyusunan rencana pelatihan, penyiapan bahan pelatihan, penyiapan fasilitator
pelatihan, kelengkapan data calon peserta pelatihan, dan penetapan daftar calon
peserta pelatihan berada pada kategori baik, (2) proses, menunjukkan bahwa
komponen persiapan pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, penandatanganan
komitmen pengawas sekolah, dan pemanfaatan anggaran berada pada kategori baik,
(3) hasil, menunjukkan bahwa komponen kompetensi peserta pelatihan serta
dokumen dan pelaporan pelaksanaan pelatihan berada pada kategori baik. Hal ini
menunjukkan bahwa program Pelatihan Pengawas dapat dikatakan berhasil.
Meskipun sebenarnya masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan
perbaikan, namun yang sudah dinyatakan baik dapat dijadikan acuan untuk
mengoptimalkan program Pelatihan Pengawas berikutnya
“ Penggunaan Permainan Tradisional untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar pada Anak Kelompok A di TK Islam Al Markaz Al Islami Makassar.
ABSTRAK
Dalam penelitian ini menelaah penggunaan permainan tradisional untuk pengembangan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok A di Taman Kanak-kanak Islam Al Markaz Al Islami. Permasalahan pokok yang dikaji yaitu bagaimanakah penggunaan permainan tradisional untuk pengembangan kemampuan motorik kasar pada anak ? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan desain deskriptif focus penelitian ini adalah untuk pengembangan motorik kasar anak. Indikatornya anak didik dapat melakukan gerakan tubuh secara koordinasi untuk melatih kelenturan / keseimbangan. Sasaran dan sekaligus menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anak didik Kelompok A Taman Kanak-kanak Islam Al Markaz Al Islami, yang berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.instrumen yang digunakan adalah format observasi dan dokumentasi. Kesimpulan hasil penelitian yaitu adanya peningkatan aktifitas anak didik dalam permainan tradisional dende-dende, bakiak, dan egrang di Taman Kanak-kanak Islam Al Markaz Al Islami