66 research outputs found

    Mengapresiasikan Hasil Prestasi Belajar Belajar Bahasa Indonesia Melalui Metode Multipt Accut Learning Pada Siswa Kelas VII-A Semester Genap Di SMP Negeri 1 Nguntoronadi, Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2017/2018.

    Get PDF
    Melalui penggunaan metode Multipt Accut Learning (Pembelajaran yang mengembangkan seluruh potensi peserta didik) akan memperoleh beberapa keuntungan bagi guru dan bagi siswa. Hal ini dapat dilihat melalui kegiatan pada setiap siklusnya, sehingga pada siklus I ini data di atas dapat kita lihat dari hasil aktifitas siswa yang memiliki aktifitas baik dalam kegiatan belajar sebanyak 3 (9,38%) dan sedang sebanyak 11 (34,38%) serta sebanyak 18 (56,25%) menunjukkan aktifitas kurang. Sedangkan hasil pengamatan dari sudut perhatian siswa dalam kegiatan belajar, siswa yang memiliki perhatian baik sebanyak 1 (3,13%), sedangkan sebanyak 7 (21,88%) dan perhatian kurang 24 (75%). data diatas dapat disimpulkan pada Siklus I ini prestasi belajar secara rata rata mencapai 68,29 (68,29%) dari sejumlah siswa sebanyak 32 siswa. Hal ini masih berada di bawah SKBM sebesar 70. Untuk itu perlu diadakan kegiatan pada Siklus yang ke II. Dan Pada Siklus yang ke 2 menunjukkan data di atas dapat kita lihat dari hasil aktifitas siswa yang memiliki aktifitas baik dalam kegiatan belajar sebanyak 25 (78,13%) dan sedang sebanyak 5 (15,63%) serta sebanyak 2 (6,25%) menunjukkan aktifitas kurang. Sedangkan hasil pengamatan dari sudut perhatian siswa dalam kegiatan belajar, siswa yang memiliki perhatian baik sebanyak 25 (78,13%), perhatian orang tua sebanyak 4 (12,5%) dan perhatian kurang 3 (9,38%). Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa dengan metode Multipt Accut Learning dapat meningkatkan aktifitas dan perhatian siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia.  Dari 32 siswa yang mencapai ketuntasan 70% ada 14 siswa, yang mencapai ketuntasan 80% ada 19 siswa, yang mencapai ketuntasan 90% ada 7 siswa. Sedangkan untuk ketuntasan Madikal mencapai 78,26,25%. Jadi ketepatan pembelajaran dengan menggunakan metode Multipt Accut Learning dinyatakan tuntas. Dari data diatas dapat disimpulkan pada Siklus II ini prestasi belajar secara rata rata mencapai 76,66 (76,66%) dari sejumlah siswa sebanyak 32 siswa. Hal ini masih berada di atas SKBM sebesar 70. Untuk itu tidak perlu diadakan kegiatan pada Siklus berikutnya, Sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode Multipt Accut Learning dinyatakan Tuntas

    Determination of Dental Caries Incidence on Elementary School Students in Kendari City

    Get PDF
    Teeth and mouth problems in Indonesia still require considerable attention to this day. This study aims to determine the determinants of dental caries in students in Kendari City. This study was an observational study with a cross-sectional analytic design. The location of this study was in primary schools in the working area of ​​the Kendari City Health Office which was selected as the sample. The number of samples needed in this study was determined based on the proportion formula in two populations. The minimum numbers of samples needed were 100 students using a multistage random sampling technique with Proportional to Size probabilities. The statistical test used in this study is chi square with a value of α = 0.05. The results showed that univariately it appears in table 1 that 51% of respondents had good tooth brushing habits, there were 66% of respondents still having the wrong manners to brush their teeth, there were 75% of respondents often eating cariogenic food, there were still 65% who did not do regular dental check up every 6 months. There is a relationship between variable brushing habits with the incidence of dental caries, has a p value = 0.001. There is a variable relationship between how to brush teeth with the incidence of dental caries, has a p value = 0.011. There is a relationship between variable cariogenic food consumption and the incidence of dental caries, which has a p value = 0,000. There is a relationship between variable periodic dental check with the incidence of dental caries, has a p value = 0,000. It was concluded that the habit of brushing teeth, how to brush teeth, the consumption of cariogenic foods, regular dental checkups were related to the incidence of dental caries

    PERAN GURU PJOK DALAM KEGIATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SD SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2021

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru PJOK dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PJOK di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Tahun 2021 yang berjumlah 21 guru. Teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis yang dilakukan adalah menuangkan frekuensi ke dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru PJOK dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Tahun 2021 frekuensi terbanyak terletak pada kategori tinggi 8 orang atau 38,10%. Tingkat peran guru PJOK dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Tahun 2021 yang berkategori sangat tinggi 1 orang atau 4,76%, tinggi 6 orang atau 28,57%, sedang 8 orang atau 38,10%, rendah 5 orang atau 23,81% dan sangat rendah 1 orang atau 4,76%

    PENGARU H MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING - PROMPTING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA

    Get PDF
    Nina Juliana Pujirahayu ( 125050093 ). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Probing - Prompting terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA Kemampuan koneksi matematis siswa merupakan salah satu dari kemampuan siswa yang harus dikembangkan selama dan sesudah proses pembelajaran. Hal ini karena melalui koneksi matematis siswa dapat menghubungkan matematika dengan materi lain yang terdapat pada matematika, menghubungkan dengan pelajaran lain atau dengan kehidupan sehari - hari . Salah satu model pembelajaran untuk mening katkan kemampuan koneksi matematis siswa yaitu model pembelajaran kooperatif dengan Teknik Probing - Prompting . Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif dengan Teknik Probing - Prompting lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) , 2) mengetahui sikap siswa t erhadap pembelajaran metematika melalui model pembelajaran kooperatif dengan Teknik Probing - Prompting . Me tode penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok kontrol pretes - poste s . P opulasi penelitian ini adalah si swa SMA Nasional Bandung dan sampelnya adalah siswa kelas X I SMA Nasional Bandung yang dipilih secara acak kelas . Instrumen yan g digunakan adala h tes tipe uraian dan skala sikap menggunakan skala Likert . Berdasarkan analisis hasil uji coba, semua soal tes layak untuk dipak ai penelitian. Analisis data dilakukan denga n menggunakan uji - t melalui program SPSS 23 .0 for Windows yaitu dengan menggunakan Independent Sample t - Tes . H asil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif dengan teknik Probing - Prompting lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Selain itu, sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif dengan teknik Probing - Prompting dalam pembe lajaran matematika secara umum tergolong positif. Ol eh karena itu , model pembelajaran kooperatif dengan teknik Probing - Prompting dapat dijadikan alternatif da lam melaksanakan pembelajaran matematika. Kata Kunci: Kemampuan Koneksi Matematis , Pembelajaran Kooperatif, Teknik Probing - Prompting, Sika

    Developing “Once upon a Box” as a Medium for Reading Activity

    Get PDF
    AbstractIn junior high level, students are required to master, at least three texts, which are descriptive text, personal recount text, and narrative text (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).Therefore, it is hard to attract students’ interest on EFL reading activity as they are rarely exposed to the target language in their daily life, so they do not see the importance of EFL reading activity (Mason, 1992). Thus, variations and suitable approach in reading activity are needed. As a result, a learning medium, namely ‘Once upon a Box’, is developed in order to involve students in enjoyable reading activity, enrich students’ vocabulary knowledge, and stimulate students to understand the main idea of the story they read. To develop the product, this study adapted ADDIE approach by Branch (2004). Based on the trials and evaluations, most of the students were giving positive feedback toward the medium. The students are also motivated to read as the illustrations are attractive. In content validation, the medium can be categorized as ‘good’. Meanwhile, in medium validation, the medium can be categorized as ‘excellent’. Fortunately, when the medium is implemented, the use of dictionary can be minimized and the preliminary goals can be met. In short, this paper is aimed to describe the development process of learning medium namely ‘Once upon a box’ for reading activity. Keywords: reading, once upon a box, narrative text, ADDIE AbstrakDi tingkat pendidikan menengah, para siswa paling tidak diharuskan menguasai tiga teks, yaitu teks deskriptif, teks personal recount, dan teks naratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Namun, menarik minat para siswa untuk membaca teks berbahasa Inggris tidaklah mudah karena mereka tidak menyadari pentingnya aktivititas tersebut (Mason, 1992). Karena itu, variasi dan pendekatan yang sesuai untuk aktivitas membaca diperlukan. ‘Once upon a Box’ adalah media pembelajaran yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam kegiatan membaca teks berbahasa Inggris yang menyenangkan, memperkaya perbendaharaan kata siswa, dan mendorong siswa untuk memahami ide pokok dari cerita yang mereka baca. Penelitian ini mengadaptasi pendekatan ADDIE oleh Branch (2004) untuk mengembangkan produk. Dengan kata lain, artikel ini ditujukan untuk mendeskripsikan proses pengembangan media pembelajaran ‘Once upon a Box’ untuk aktivitas membaca.Kata Kunci: membaca, once upon a box, teks naratif, ADDI

    SINTESIS KHITOSAN BERAT MOLEKUL RENDAH DARI LIMBAH UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) MELALUI PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS DENGAN PAPAIN DAN UJI AKTIVITAS TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mensintesis khitosan dan khitosan berat molekul rendah dari limbah udang putih (Penaeus merguiensis) 2) mengkarakterisasi khitosan dan khitosan berat molekul rendah, 3) menguji aktivitas khitosan berat molekul rendah terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sintesis khitosan dilakukan melalui proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Selanjutnya dilakukan Karakterisasi terhadap khitosan yang meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, berat molekul, daya ikat air, daya ikat lemak, kelarutan, viskositas, derajat polimerisasi, derajat deasetilasi, dan struktur menngunakan FTIR. Sintesis khitosan berat molekul rendah dilakukan melalui proses hidrolisis secara enzimatis menggunakan enzim papain. Karakterisasi khitosan berat molekul rendah dilakukan dengan menghitung rendemen, berat molekul, derajat polimerisasi, derajat deasetilasi, dan struktur mennggunakan FTIR. Uji aktivitas antibakteri khitosan berat molekul rendah dilakukan terhadap bakteri S. epidermidis dilakukan menggunakan metode difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Khitosan dapat disintesis dari limbah udang putih melalui proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. 2) Karakteristik fisik khitosan yang dihasilkan adalah rendemen 52,82%, kadar air (2,3±0,1)%, kadar abu 4,038%, berat molekul 2.679,57 g/mol, daya ikat air (590±21,3)%, daya ikat minyak (569±4,29)%, kelarutan (28±3,2)%, viskositas (1,33 ± 0,04) cp, derajat polimerisasi 16,627,dan derajat deasetilasi 82,72% dan karakteristik fisik khitosan berat molekul rendah. 3) Khitosan berat molekul rendah dapat disintesis dengan cara hidrolisis enzimatis menggunakan enzim papain. 4) Karakteristik khitosan berat molekul rendah meliputi rendemen 60%, berat molekul 2.401,80 g/mol, derajat polimerisasi 14,903, dan derajat deasetilasi 83,71%. 5) Dari aspek struktur kimia, produk khitosan, Khitosan berat molekul rendah dapat dibuktikan dari analisis FTIR. 6) Uji aktivitas antibakteri khitosan berat molekul rendah terhadap bakteri S. epidermidis pada konsentrasi 0,4% memiliki daya hambat 8,71 mm, konsentrasi 0,6% memiliki daya hambat 10,38 mm dan konsentrasi 0,8% memiliki daya hambat 15,91 mm. Kata Kunci: Limbah udang, khitosan, berat molekul rendah, hidrolisis, papain, antibakter

    Kontribusi Pembelajaran Discovery Dan Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Eksperimen Pada Sekolah Dasar Negeri Gugus II Kecamatan Banjarsari)

    Get PDF
    Contribution Discovery Learning and Demonstration on Science Learning outcomes in terms of student motivation. Thesis. Surakarta: Master of administration Education Graduate Program, University of Muhammadiyah Surakarta, September 2015. This study aims to determine: (1) Contribution discovery learning and the demonstration against science learning outcomes in terms of student motivation. (2) Differences Contributions high and low motivation to learn science results. (3) Interaction contribution discovery learning and demonstrations against the results of science learning. This study will be conducted in SDN Bromantakan No. 56 Surakarta and SDN Bibiskalang No. 46 Surakarta in the second semester of the academic year 2014/2015, ie from February to July 2015. The method used is an experimental method to design 2 X 2 factorial design study population are students of class V. The sampling technique used was purposive random sampling. These samples included 80 students. The instrument used for data collection in the form of test results in the form of multiple-choice learning and motivation questionnaire. To determine the validity and regularity achievement test conducted tests for validity and reliability. Validity used is content validity and validity of items. To measure the validity of test items used formula of Pearson Product Moment correlation and reliability used formulas Shopping Two of Spearman Brown. As for the validity of the measure motivation questionnaire used formula of Pearson Product Moment Correlation, and reliability are used Cronbach alpha formula. The analysis technique used is the Analysis of Variance (ANAVA) and Tukey test continued at significance level α = 0.05. Achievement test data show that: (1) There is a positive contribution to the learning discovery and demonstration of learning outcomes Natural Sciences (FA> F table, namely 4.965> 3.970). (2) There are differences in the contribution of the Natural Sciences learning among students who have learning motivation high, medium, and low (FB > table, ie 3.583 > 3.120). (3) There is no interaction effects contribute learning (discovery and demonstration) and motivation towards learning outcomes Natural Sciences (FAB <F table, ie 0.419 <3.120). Results of this study concluded that the discovery and demonstration of learning contribute positively to the learning outcomes of Natural Sciences. Student motivation will affect the learning outcomes of Natural Sciences. There is no interaction effect between the contribution of learning (discovery and demonstration) and motivation towards learning outcomes Natural Sciences

    PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA LEGISLATIF DAERAH TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN AKUNTABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING

    Get PDF
    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pengetahuan anggota legislatif daerah tentang anggaran terhadap pengawasan anggaran pendapatan dan belanja daerah serta untuk mengetahui pengaruh pengetahuan anggota legislatif daerah tentang anggaran terhadap pengawasan anggaran pendapatan dan belanja daerah dengan diperkuat akuntabilitas. Jenis Penelitian ini yaitu deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai data primer sehingga informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan angket/kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh terdiri dari 26 orang Badan Anggaran DPRD Kabupaten Sukabumi. Analisis statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan analisis regresi uji interaksi dengan tingkat signifikansi 5%. Koefisien regresi untuk hipotesis pertama ini lebih besar dari nol (0,632 > 0) serta taraf signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,003 0) maka, Ho diterima maka akuntabilitas tidak memperkuat dalam pengaruh pengetahuan anggota legislatif daerah tentang anggaran terhadap pengawasan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Dengan taraf signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,040 < 0,05) maka hipotesis ini signifikan dan nilai koefisien determinasi, R Square (R2) sebesar 0,438 atau 43,8%

    PENGEMBANGAN MODUL SEBAGAI BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan modul sebagai bahan ajar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) untuk meningkatkan pemahaman konsep pada materi bangun ruang sisi datar yang valid, praktis, dan efektif. Prosedur penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: Analisis (Analysis), Desain (Design), Pengembangan (Development), Implementasi (Implementation), dan Evaluasi (Evaluation). (1) Tahap analisis terdiri dari dua tahap yaitu analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan meliputi analisis siswa, analisis bahan ajar, dan analisis kurikulum, (2) Tahap desain merupakan tahap perancangan yang meliputi membuat garis besar isi modul, menyiapkan referensi berupa gambar dan materi, menentukan spesifikasi modul, dan menyusun instrumen penilaian modul, (3) Tahap pengembangan meliputi proses penyusunan draf modul secara lengkap dan sistematis, validasi modul, analisis hasil validasi, dan revisi modul, (4) Tahap implementasi ini merupakan tahap uji coba modul kepada 10 siswa di MTs Al-Islam Joresan. Mereka mempelajari modul dengan bimbingan dari guru matematika. Sebelum dilakukan pembelajaran, siswa diberikan pre-test untuk mengukur tingkat pemahaman awal. Di akhir pembelajaran, siswa diberikan post-test untuk mengukur pemahaman siswa setelah menggunakan modul dalam pembelajaran, (5) Tahap evaluasi merupakan analisis terkait hasil pre-test dan post-test, analisis angket respon siswa dan lembar respon guru. Hasil penelitian ini adalah (1) Kualitas isi modul mencapai kriteria sangat valid dengan persentase 92%, kualitas penyajian modul mencapai kriteria sangat valid dengan persentase 98%, kualitas bahasa modul mencapai kriteria sangat valid dengan persentase 100%, kualitas evaluasi modul mencapai kriteria sangat valid dengan persentase 100%, kualitas kesesuaian dengan pendekatan PMR mencapai kriteria sangat valid dengan persentase 96%, dan kualitas kegrafikan mencapai kriteria valid dengan persentase 77%. (2) Persentase peningkatan nilai pemahaman konsep siswa dari pre-test ke post-test sebesar 80%. (3) Persentase respon siswa sebesar 84% dengan kriteria sangat praktis. (4) Persentase respon guru sebesar 98% dengan kriteria sangat praktis. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan sebagai bahan ajar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada materi bangun ruang sisi datar untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VIII mencapai kriteria valid, praktis, dan efektif. Kata kunci: Modul, Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR), Pemahaman konsep

    The fantasy adventure formula in Christopher Nolan's the dark knight movie trilogy

    Get PDF
    The subject focus of this research is the fantasy adventure formula used in Christopher Nolan's The Dark Knight Trilogy. This research uses the theory of adventure formula as the main theory. The main focus of the study in the researcher's work is the representation of fantasy adventure depicted in The Dark Knight Trilogy films. Adventure is one of the genres in popular literature. This research also incorporates the ideas proposed by Cawelti's formula. To ascertain the veracity of the research, the researcher must answer two fundamental questions: (1) What are the representations of fantasy adventure presented in Christopher Nolan's The Dark Knight Trilogy? (2) How is the setting that builds fantasy adventure in Christopher Nolan's The Dark Knight Trilogy? In this research, the researcher used a combination of Structuralism approach along with qualitative method for data analysis. The major source of data for this study is Christopher Nolan's The Dark Knight Film Trilogy, while the secondary source of data consists of the scripts in this film. The results of the findings in this study show that fantasy films provide a new point of view regarding the orientation depicted in fantasy films in general such as the depiction of creatures and other mythical stories, while this study depicts a different fantasy with presenting realistic nuances in the analysis. The researcher has arrived at the following conclusions based on certain expert theories about the adventurous aspects of fantasy in The Dark Knight Trilogy: (1) Vigilante Hero, (2) Dark and Gothic Atmosphere, (3) Imaginary Aspects, (4) training and transformation, (5) Epic Action Sequences, (6) Batcave Technology, (7) Moral Dilemma. It can be deduced that the success of The Dark Knight Trilogy can be attributed to two aspects. First, the use of a formulaic structure as the basis of the story, which leads to a predictable narrative that is readily enjoyed by readers and viewers
    • 

    corecore