Prosiding Seminar Biologi
Not a member yet
    365 research outputs found

    AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis

    Get PDF
    ABSTRAK Senggani (Melastoma candidum D.Don) merupakan salah satu tanaman obat. Banyak sekali penyakit yang dapat diobati oleh tanaman ini, diantaranya gangguan pencernaan makanan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan (leukorea), sariawan, busung air dan bisul. Suatu obat dapat dikatakan berhasil apabila obat tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit tersebut atau bersifat antibakteri. Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan adalah daun, akar, buah, dan biji. Pada penelitian ini dilakukan uji antibakteri ekstrak metanol daun senggani terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus licheniformis. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 0,1 g/mL, 0,2 g/mL, 0,3 g/mL, 0,4 g/mL, 0,5 g/mL, 0,6 g/mL, 0,7 g/mL, 0,8 g/mL, 0,9 g/mL, 1 g/mL. Kemudian memisahkan ekstrak daun senggani dengan kromatografi kolom menggunakan pelarut n-heksan : kloroform : asam asetat (7 : 2 : 2) dan mengidentifikasi senyawa aktif yang terdapat dalam daun senggani dengan penapisan fitokimia dan penegasan dengan KLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun senggani memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus licheniformis dengan diameter zona hambat terbesar pada konsentrasi 1 g/mL yaitu 20,95 mm. Sedangkan fraksi kolom teraktif memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat 15,40 mm pada konsentrasi 0,2 g/mL. Dari kromatografi kolom dihasilkan fraksi no.1-4 yang memiliki aktivitas antibakteri dan fraksi no.12-39 yang tidak memiliki aktivitas antibakteri. Dari hasil penapisan fitokimia diketahui senyawa yang terkandung di dalam daun senggani merupakan golongan senyawa tanin dan flavonoid. Sedangkan fraksi teraktif hasil kromatografi kolom mengandung golongan senyawa flavonoid. Kata kunci : daun senggani, bakteri Bacillus licheniformis, antibakteri, kromatografi kolom, senyawa akti

    ESTIMASI JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN OBYEK WISATA MUSEUM KERETA API AMBARAWA DENGAN MODEL REGRESI DOBEL LOG

    Get PDF
    ABSTRAK   Museum Kereta Api Ambarawa terletak di pusat Ambarawa, satu-satunya museum peninggalan berteknologi kuno di Indonesia yang digunakan sebagai alat transportasi bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan sampai tahun 1964. Dalam museum ini terdapat 21 lokomotif uap yang berada di utara dan barat museum, 5 lokomotif uap yang berada di depo 3 diantaranya dapat beroperasi dengan baik, selain itu terdapat pula 3 mesin ketik, 3 mesin hitung, beberapa pesawat telpun dan peralatan kuno lainnya. Museum ini mempunyai nilai historis dari alat transportasi berupa ketel uap yang merupakan implikasi penemuan oleh James Watt. Di tempat ini juga menyediakan paket wisata dengan menumpang kereta api tenaga uap melalui rel yang bergerigi dan kereta lori dengan rute Ambarawa-Bedono Ambarawa-Tuntang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan dan mengestimasi modelnya. Teori yang digunakan dalam analisis adalah teori permintaan. Penelitian dilakukan di obyek wisata Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang dengan 78 responden. Estimasi penelitian diformulasikan dalam bentuk persamaan tunggal (single equation), dengan variabel dependen adalah permintaan pariwisata yang diproksi dengan jumlah kunjungan wisatawan, sedangkan variabel independennya adalah harga pariwisata yang diproksi dengan kemauan membayar (willingness to pay /WTP), harga pariwisata obyek wisata lain yang diproksi dengan WTP obyek wisata lain, pendapatan, biaya perjalanan, biaya perjalanan obyek wisata lain (di luar Kabupaten Semarang), jarak, pendidikan, umur, persepsi daya tarik obyek wisata,  asal wisatawan (wisnus dan wisman),  komunitas, jenis kelamin,   promosi pariwisata,   dan  kunjungan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang signifikan adalah variabel WTP, WTP_owl, dan  PENDP signifikan pada = 1%; dan BPERJ, PENDI, dan UM  signifikan pada = 5%.dan diperoleh nilai R2 sebesar 0,9774 yang berarti bahwa 97,74% dari variasi variabel jumlah kunjungan wisatawan mampu dijelaskan oleh variasi  (himpunan) variabel WTP, WTP_owl, pendapatan, biaya perjalanan, biaya perjalanan_owl, jarak, pendidikan, umur, persepsi, asal wisatawan, komunitas, jenis kelamin, promosi dan kunjungan sebelumnya. Sedangkan sisanya sebesar 2,26% dari variasi variabel jumlah kunjungan wisatawan dijelaskan oleh variasi faktor-faktor atau variabel-variabel lain di luar model. Dengan nilai R2 yang tinggi yaitu sebesar 97,74%  semakin baik kualitas model, karena semakin dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan independen.   Kata kunci:  permintaan, WTP, pendapatan, jumlah kunjungan wisatawa

    EKSPLORASI, POTENSI DAN KONSERVASI MIKROBA ENDOFIT Syzygium aromaticum L Merr&Perry var. Afo II Dari TERNATE

    Get PDF
    Eksplorasi dan kajian potensi mikroba endofit dari hutan tropis menjadi fokus penting dalam usaha pencarian sumber senyawa bioaktif antimikroba berbasis bahan alam seiring  dengan makin meningkatnya resistensi bakteri  terhadap antibiotik yang ada sekarang. Salah satu jenis tumbuhan inang yang unik dan spesifik bagi  mikroba endofit yang potensial sebagai penghasil senyawa bioaktif adalah tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) L.Merry  & Perry var Afo II yang tumbuh di pulau Ternate dan telah berumur  lebih dari  100 tahun. Keberadaan cengkeh afo II yang hanya satu individu tersebut (langka) suatu saat akan mati dan punah baik karena faktor usia maupun faktor alam, mengingat Pulau Ternate berada di wilayah gunung Gamalama yang masih aktif. Dengan demikian, akan mati dan punah juga mikroba endofit dalam tanaman tersebut. Mengingat peran dan potensi mikroba endofit yang sangat besar, terlebih lagi jika endofit tersebut diisolasi dari substrat yang spesifik seperti cengkeh afo II dari Ternate, maka ekplorasi dan konservasi mikroba endofit dari tanaman tersebut menjadi sangat urgen untuk dilakukan agar setiap saat dapat digunakan dan dikembangkan untuk berbagai bidang baik kesehatan, pertanian maupun industri.  Kata kunci:  eksplorasi, potensi, konservasi, Syzygium aromaticum L Merr&Perry var.Afo I

    OPTIMASI KONDISI PCR UNTUK ANALISIS VARIASI GENETIK MIKROSATELIT VARIAN JATI ARBORETUM DENGAN MENGGUNAKAN PEWARNAAN PERAK

    Get PDF
    ABSTRAK   Jati merupakan  salah satu spesies perkebunan yang menjanjikan di daerah tropis, maka perakitan calon tanaman jati unggul diperlukan. Untuk itu dilakukan penelitian dengan  tujuann menganalisis variasi genetik varian jati arboretum dengan penanda mikrosatelit. Sebelum melakukan analisis variasi genetik, terlebih dahulu dilakukan Optimasi kondisi PCR untuk berlangsungnya proses amplifikasi DNA sampel. PCR peka terhadap sejumlah parameter meliputi: magnesium klorida, DNA templat, konsentrasi primer, dan suhu annealing selama amplifikasi. Kondisi reaksi dioptimalkan sebelum amplifikasi guna menghindari produk amplifikasi tidak spesifik seperti ukuran pita DNA yang  heterogen. Di samping itu penggunaan pewarnaan perak juga perlu diperhatikan meliputi, komponen-komponen larutan yang digunakan, tahapan-tahapan pewarnaannya harus benar-benar dilakukan sesuai petunjuk dan butuh keterampilan serta kehatia-hatian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh pola pita DNA yang baik sehingga memudahkan analisis selanjutnya dalam hal ini variasi genetik.   Kata Kunci: Varian Jati Arboretum, Optimasi, PCR , Mikrosatelit, Pewarnaan Pera

    PENGUJIAN ENAM JENIS INSEKTISIDA NABATI TERHADAP TRIPS (Thrips palmi) PADA TANAMAN KENTANG

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian pengujian enam jenis insektisida nabati terhadap trips (Thrips palmi) pada tanaman kentang dilakukan di Laboratorium Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Bogor, sejak bulan Mei sampai Juli 2010. Penelitian bertujuan untuk memperoleh insektisida nabati yang efektif terhadap hama trips (T. palmi) pada tanaman kentang . Minyak nabati yang digunakan adalah minyak cengkeh, minyak serai wangi, minyak kayu manis, formula minyak cengkeh dan minyak serai wangi (2 formula), serta formula minyak cengkeh dan minyak kayu manis. Minyak cengkeh, serai wangi dan kayu manis sebelum diuji diformulasi dengan xylen dan tween 20 masing-masing formula insektisida nabati konsentrasi 0,5%. Aplikasi dilakukan ke tanaman kentang (Solanum tuberosum) yang sudah diinfestasi dengan trips (T. palmi), masing-masing ulangan 10 ekor. Selanjutnya dikurung dengan kain kasa dan diikat dekat pangkal batang. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung mortalitas trips (T. palmi) pada hari ke 1, 2, 3 dan 4 setelah aplikasi. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua insektisida nabati yang diuji efektif terhadap trips (T. palmi), dengan mortalitas tertinggi 100%. Kata kunci : Enam jenis insektisida nabati, Thrips palmi, tanaman kentan

    KEPADATAN TULANG METACARPAL SIMPANSE USIA 0 SAMPAI 44 TAHUN

    Get PDF
    ABSTRAK   Sifat fisik tulang merupakan indikator yang baik untuk studi pertumbuhan dan penuaan. Tulang adalah jaringan dinamis karena adanya proses modeling dan remodeling. Tulang berubah tidak hanya pada ukuran dan bentuknya, tetapi juga kepadatannya yang disebabkan  karena perubahan kandungan mineralnya. Osteoporosis atau kekeroposan tulang merupakan salah satu tanda umum penuaaan manusia. Osteoporosis di kalangan anthropoid masih belum diketahui. Dalam penelitian ini kami melakukan pengukuran kepadatan korteks tulang metacarpal simpanse (Pan troglodytes) usia 0 sampai 44 tahun berdasarkan radiografi. Pengukuran dilakukan dengan metode mikro-densitometri pada 68 simpanse betina dan 49 simpanse jantan. Kami menemukan bahwa kepadatan tulang meningkat pesat sampai usia sekitar 10 tahun. Pada simpanse jantan kepadatan tulangnya terus meningkat sampai usia 44 tahun, sedangkan pada simpanse betina kepadatan tulangnya menurun mulai usia 20 tahun. Penurunan kepadatan tulang simpanse betina dapat disebabkan karena kalsium tulang digunakan pada masa kehamilan dan menyusui. Namun demikian, simpanse betina diketahui tidak mengalami menopause. Jadi tidak seperti wanita, kejadian osteoporosis pada simpanse betina bukanlah akibat dari menopause. Kemungkinan hal ini berkaitan dengan berkurangnya kadar estrogen pada simpanse lanjut usia.   Kata Kunci: osteoporosis, kepadatan tulang, metakarpal, simpans

    STRATEGI RQA DALAM PEMBELAJARAN GENETIKA BERBASIS METAKOGNITIF DAN RETENSI: SATU SISI LAHIRNYA GENERASI EMAS

    Get PDF
    Indonesia akan memiliki SDM  unggul di tahun 2045 dan dapat menentukan jati diri dan nasib bangsa. Keadaan ini dapat dilakukan bila ditunjang oleh bidang pendidikan  sains yang  merupakan skala prioritas saat ini. Perkembangan biologi dewasa ini ditentukan oleh genetika dan perkembangannya sangat spektakuler, untuk itu pembelajaran harus menggunakan strategi yang baik dan tepat, agar pebelajar memahami konsep dengan tepat, benar dan mendalam. Keberadaan ini, jika  terpenuhi, kita  dapat mengikuti, mengantisipasi perkembangan dan menguasai IPTEKS. Salah satu cara yang tepat dalam pembelajaran genetika adalah dengan strategi RQA,  karena pebelajar dapat  memberdayakan kemampuan metakognitif dan pengembangan keterampilan metakognitif pebelajar adalah suatu tujuan pendidikan yang berharga, serta dapat bertanggung jawab kemajuan belajarnya sendiri. Hal ini berdampak pada  retensi pebelajar karena selang beberapa waktu tertentu pebelajar dapat mengingat kembali konsep-konsep apa yang pernah didapat dan bukan tidak mungkin dapat mengimplementasikannya dalam kegiatan kesehariannya. Kegiatan ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan sains. Bangsa Indonesia pada 32 tahun kedepan akan memperingati 100 tahun Indonesia merdeka. Sewajarnya dan tidak boleh ditunda lagi kita mempersiapkan generasi emas yang berkarakter, lewat pembelajaran genetika yang berbasis metakognitif dan retensi agar generasi emas kita mampu bersaing di era global.  Kata kunci: RQA, metakognitif, retensi, generasi ema

    RESPON PERTUMBUHAN Pichia manshurica DAN Rhodosporodium paludigenum PADA BERBAGAI MEDIA BASAL SEBAGAI PENENTU UNTUK PROSES ISOLASI PROTOPLAS

    Get PDF
    ABSTRAK   Pertumbuhan mikroorganisme biasanya ditunjukkan dengan adanya pertambahan jumlah sel atau masa sel yang sedang tumbuh. Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor lingkungan hidupnya, salah satunya medium pertumbuhan. Medium tersebut sangat menentukan tingkat keberhasilan umur kultur dan profil fase pertumbuhan yang sangat penting pada saat isolasi protoplas. Tujuan penelitian ini adalah kinetika respon dan profil pertumbuhan Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum Pada Berbagai Media Basal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2011 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNDIP Semarang. Khamir Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum ditumbuhkan pada media basal  MEB (M1), TEB (M2), ME (M3) dan YPD (M4) serta dilakukan pengamatan pertumbuhan  setiap 6 jam selama 42 jam. Tahap berikutnya dilakukan studi analisis kinetika pertumbuhan khamir pada media basal yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  media YPD (M4)  mempunyai kecepatan pertumbuhan (μ) tertinggi  (0.2086 mg/jam)  dan waktu generasi terpendek 3.3236 (menit) pada jam ke-18, sedangkan Rh. paludigenum mempunyai nilai μ sebesar 0.2751 (mg/jam)  dan g  sebesar 2.5197 (menit). Kesimpulan penelitian ini adalah media YPD (M4) dapat digunakan untuk pertumbuhan Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum serta dapat digunakan  untuk media  isolasi protoplas   Kata Kunci:  Pertumbuhan, media basal, P. manshurica dan R. paludigenu

    PERUBAHAN IKLIM DAN POTENSI GANGGUAN KESEHATAN DI INDONESIA

    Get PDF
    ABSTRAK   Perubahan iklim artinya perubahan akibat ulah manusia terhadap sistem iklim di dunia. Perubahan ini berbeda-beda dari satu belahan dunia dengan belahan dunia yang lain. Indonesia yang terletak di katulistiwa mengalami dampak yang lain dengan negara dingin. Dampak perubahan iklim dapat bersifat langsung seperti perubahan suhu udara, peningkatan radiasi sinar ultraviolet, dan polusi udara, atau tidak langsung seperti ketersediaan pangan, peningkatan kejadian penyakit menular dan tidak menular serta perpindahan penduduk. Dampak ini di Indonesia dapat menjadi lebih berat karena faktor sosial-ekonomi seperti kepadatan penduduk, kemiskinan, higiene perorangan, ketersediaan air bersih dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Indonesia juga menjadi sarang endemik berbagai penyakit seperti malaria, dan diare. Potensi gangguan kesehatan di Indonesia akibat perubahan iklim beserta upaya pencegahan dan mitigasinya akan dibahas secara mendalam dalam makalah ini.   Kata Kunci: perubahan iklim, dampak langsung, dampak tidak langsung, gangguan kesehatan

    Perbedaan Hasil Belajar Kognitif Akibat Pembelajaran Classwide Peer Tutoring (CWPT) dengan Pembelajaran Multimodel pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar kognitif biologi akibat penerapan pembelajaran ClassWide Peer Tutoring dengan pembelajaran multimodel pada siswa kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Tahun Pelajaran 2007/2008.Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, metode penelitian yang digunakan adalah  penelitian quasi eksperimen. Desain penelitian dirancang dengan desain pretes dan postes dengan kelompok tidak diacak. Sampel dipilih dua kelas yang ada dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa untuk kelompok kontrol dan 31 siswa untuk kelompok eksperimen dari total populasi kelas X sebanyak enam kelas dengan jumlah siswa sebanyak 186 orang. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis kovarian (anakova) dengan melakukan kontrol terhadap nilai pretes masing variabel terikat. Analisis anakova memanfaatkan aplikasi SPSS 16,0 for Windows.Hasil uji statistik dengan anakova pada variabel terikat hasil belajar kognitif dengan melakukan kontrol terhadap nilai pretes menunjukkan bahwa nilai F hitung untuk strategi pernbelajaran adalah 5,764 dengan taraf signifikansi 0,020. Oleh karena taraf signifikansi 0,020 < 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Jika Ho ditolak dan H1 diterima maka hipotesis penelitian ini diterima, artinya ada perbedaan hasil belajar kognitif biologi akibat pembelajaran CWPT dan hasil belajar kognitif biologi akibat pembelajaran multimodel pada siswa kelas X SMA Laboratoriurn Universitas Negeri Malang tahun pelajaran2007/2008.Kata Kunci: Classwide Peer Tutoring, hasil belajar kogniti

    354

    full texts

    365

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Prosiding Seminar Biologi
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇