10 research outputs found

    Analysis of Motor and Cognitive Development in Early Childhood by Gender and Learning Styles Through Drawing and Coloring Activity

    Get PDF
    Motor and cognitive development of children is very important to improve for their success in the future. This study aims to find out the development of motor and cognitive skills in early childhood by gender and learning styles through drawing and coloring activity. The subjects in this study were children aged 5-6 years consisting of 27 boys and 25 girls who attend Early Childhood Education (PAUD) in Purwoasri, Kediri Regency. This study used an experimental design. The learning styles questionnaire developed by the researcher refers to the learning style theory indicators developed by DePorter & Hernacki, (2007) which are used to identify and classify children learning styles into visual, auditory, and kinesthetic. The children's fine motor and cognitive skills were measured by assessing their ability to draw and color a picture in a worksheet. The results of the analysis using the independent T-Test sample showed that a significance value of 0,047 for drawing and 0,036 for coloring (p<0.05) in terms of gender, it means there was a difference in motor and cognitive skills used in drawing and coloring activity. The results of the One-way ANOVA analysis showed that there was no significant difference in drawing ability between the three groups of learning styles. However, a significant difference in coloring ability was found between the visual and kinesthetic groups with significance value of 0,038 (p<0,05)

    PERMAINAN HAPPY BALL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI

    Get PDF
    During the early age range, children experience rapid development in various aspects. Seeing the importance of this period, appropriate stimulation efforts from the environment are needed to optimize the development of all abilities of children, including the ability to begin reading. Kindergarten children have begun to be taught to read the beginning but must be in accordance with the stages of child development, without coercion, in a fun way and should be guided by the teacher because it basically provides learning to start reading in early childhood must be with a playful atmosphere pleasant and no pressure. But in reality the process of learning to begin reading in kindergarten is still rampant using reading learning strategies that are too academic and rigid like in Elementary Schools. Therefore, researchers designed an educational game called Happy Ball that uses picture word cards. Through this Happy Ball game, it is hoped that the atmosphere of early reading learning activities for young children will be interesting and fun, the ability to read the beginning of the child is expected to be directed and develop better in a happy atmosphere. It is hoped that this game can also be used by educators to develop early reading skills in early childhood.Selama rentang usia dini, anak mengalami perkembangan yang pesat pada berbagai aspek. Melihat pentingnya masa ini, diperlukan upaya-upaya stimulasiyang tepat dari lingkungan untuk mengoptimalkan perkembangan seluruh kemampuan anak, termasuk kemampuan membaca permulaan. Anak TK (Taman Kanak-kanak) sudah mulai dapat diajarkan membaca permulaan tetapi harus sesuai dengan tahap perkembangan anak, tanpa paksaan, dengan cara yang menyenangkan dan hendaknya dibimbing oleh guru karena pada dasarnya memberikan pembelajaran membaca permulaan pada anak usia dini harus dengan suasana bermain yang menyenangkan serta tidak ada tekanan. Namun kenyataannya proses pembelajaran membaca permulaan di TK masih marak menggunakan strategi pembelajaran membaca yang terlalu bersifat akademik dan kaku layaknya di Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu, peneliti merancang sebuah permainan edukatif bernama Happy Ballyang menggunakan kartu kata bergambar. Melalui permainan Happy Ball ini,diharapkan suasana kegiatan pembelajaran membaca permulaan untuk anak usia dinijadi menarik dan menyenangkan,kemampuan membaca permulaan anak diharapkan jadi terarah dan berkembang dengan lebih baik dalam suasana yang gembira.Diharapkan permainan ini juga dapat digunakan oleh para pendidik untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini

    PENERAPAN KEGIATAN “PAPER QUILLING” UNTUK KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN

    Get PDF
    Problems faced by children related to softmotoric skills especially when coordinating small muscles to perform daily activities is when drawing using stationery correctly there is still holding a pencil, cutting also not too skilled, expressing movement in detail while the child should be standard age 5 These achievements have been good for 6 years. Responding to this problem, it was found that the Paper Quilling activity that was designed by the teacher using simple raw materials owned around the child and then carried out with the concept of creative play turned out to interest the child to better process the increased skills. The purpose of this study will describe how the results of the development of softmotoric skills skills after using Paper Quilling activities especially in students aged 5-6 years. The research design used is descriptive qualitative with assessment techniques using observation and documentation where the observation instrument was developed referring to the STPPA of softmotoric skills aspects of children aged 5-6 years. The subjects were 13 children &nbsp;group B TK Pertiwi 2 Sidoarjo Kabupaten Nganjuk. The results of the data after being collected are analyzed using triaculation of data and then described in a natational manner by studying so that the softmotoric skills skills can be described. Based on the results of data analysis, it was found that the improvement of children's skills in softmotoric skillsic aspects could be improved by using Paper Quilling activities. From the results of this study it is recommended that Paper Quilling activities can be used by other institutions to further accomodate the application according to the stages of child development because it is proven effective. &nbsp

    Strategi Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun melalui Tari Payung Gembira

    Get PDF
    Kemampuan bergerak dan bermain seorang anak memerlukan keterampilan motorik kasar. Akan tetapi, kemampuan motorik kasar yang rendah pada anak dikarenakan anak rata-rata kurang mampu untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan kaki dengan sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan strategi dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun dengan tari payung gembira. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan konseptual. Literatur-literatur yang digunakan memiliki relevansi yang baik terhadap topik penelitian ini. Hasilnya, peran guru sebagai pendidik merupakan dasar dari keberhasilan berkembangnya motorik kasar anak di sekolah, dimulai dari memperkenalkan, mencontohkan, memberikan motivasi, mengarahkan, mengevaluasi hingga melombakan kegiatan tari payung gembira tersebut. Disarankan, untuk guru sebaiknya dalam mengawal proses pembelajaran tari payung gembira menggunakan waktu yang lebih lama hingga tercapainya motorik kasar yang berkembang pada anak usia dini serta dapat dimasukkan ke dalam kurikulum dan kebijakan sekolah. Untuk penelitian lanjutan, sebaiknya menggali lebih dalam praktik tari payung gembira dengan berbagai eksperimen sehingga diperoleh data yang lebih beragam serta nama tari payung gembira dapat dikenal masyarakat luas

    PEMANFAATAN TEKNOLOGI KONFERENSI VIRTUAL UNTUK MEMBUAT KOLABORASI ANTARPROVINSI DALAM PENYUSUNAN MATERI AJAR

    Get PDF
    Kolaborasi antarprovinsi dalam penyusunan materi ajar merupakan suatu upaya yang penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan aksesibilitas bagi masyarakat. Dalam era digital saat ini, teknologi konferensi virtual menjadi alat yang kuat untuk menciptakan kolaborasi yang efisien di antara para mitra pendidikan dari berbagai provinsi. Artikel ini membahas tentang pemanfaatan teknologi konferensi virtual dalam konteks kolaborasi antarprovinsi dalam penyusunan materi ajar. Artikel ini juga menyarankan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul, seperti peningkatan infrastruktur internet, pelatihan dan dukungan teknis, penjadwalan yang disesuaikan dengan zona waktu, meningkatkan keterlibatan peserta, dan komunikasi yang efektif. Selain itu, metode pelaksanaan juga disajikan, termasuk memilih platform konferensi virtual yang tepat, mengorganisir pertemuan rutin, menetapkan agenda pertemuan, memfasilitasi kolaborasi dan diskusi, mendokumentasikan hasil pertemuan, menyediakan dukungan teknis, dan melakukan evaluasi dan refleksi. Kesimpulannya, pemanfaatan teknologi konferensi virtual dalam kolaborasi antarprovinsi dalam penyusunan materi ajar memberikan peluang baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan aksesibilitas bagi masyarakat. Meskipun tantangan mungkin timbul, dengan menerapkan solusi yang tepat dan metode pelaksanaan yang efektif, kolaborasi antarprovinsi dapat terwujud secara efisien dan produktif. Teknologi konferensi virtual menjadi alat yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi lintas provinsi yang bermanfaat dan relevan dalam penyusunan materi ajar

    Peningkatan Kompetensi Manajerial Kepala Paud Melalui Workshop Manajemen

    Get PDF
    ABSTRAKTugas utama sebagai kepala PAUD selain harus menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin juga harus menghadapi permasalahan terkait manajerial dalam pengelolaan lembaga PAUD agar dapat berjalan dengan lancar. Dalam menunjang tugasnya tersebut juga diperlukan adanya kompetensi manajerial yang dikembangkan melalui kegiatan pelatihan, workshop dan diklat sehingga pengetahuan yang diperolehnya dapat terus dikembangkan. Permasalahan inilah yang diangkat untuk terselenggaranya kegiatan workshop peningkatan kompetensi manajerial kepala PAUD melalui kegiatan workshop manajemen selama 2 hari menggunakan model tatap muka,  penugasan dan juga praktek langsung membuat program kerja kepala sekolah. Hasil kegiatan dianalisa menggunakan teknik penghitungan prosentasi tugas yang dikumpulkan peserta dari jumlah peserta yang hadir sehingga, dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan workshop ini kompetensi kepala PAUD meningkat serta pemahaman pengetahuan pembuatan program kerja dengan praktek langsung dapat digunakan di lembaga masing-masing.Kata Kunci : kompetensi manajerial, kepala PAUD, workshop manajeme

    Basic Psychological Needs Satisfaction Mediates The Role of Work Climate and Early Childhood Education Teachers’ Intrinsic Work Motivation in Rural Areas

    Get PDF
    One of the problems that has become a serious challenge in the world of education is improving the quality of education in rural areas, which is disadvantaged, outermost, and frontier. Teachers’ intrinsic work motivation is an important indicator of the quality of the teachers’ work to bring out qualified performance. This study aimed to investigate the role of basic psychological needs satisfaction as the mediator between work climate and intrinsic work motivation of early childhood education teachers in rural areas. A total of one hundred and seven early childhood education teachers participated in this research by filling out questionnaires on organizational climate, basic psychological needs satisfaction, and interest or pleasure questionnaires from the intrinsic motivation inventory. Data analysis techniques used IBM SPSS 22 and Smart PLS 3. The results of the study reveal that the work climate is a factor that influences basic psychological needs satisfaction and intrinsic work motivation. Furthermore, the results of the study also show that basic psychological needs satisfaction affects the intrinsic work motivation of teachers and becomes a factor that mediates the role of work climate on the intrinsic work motivation of early childhood education teachers in rural areas. Optimizing the mediating role of basic psychological needs satisfaction can bring a more positive atmosphere for the teacher's work climate, increasing the teacher's teaching assignments and work motivation. The results also show that basic psychological needs satisfaction affects the intrinsic work motivation of teachers and serves as a factor that mediates the role of work climate on the intrinsic work motivation of early childhood teachers in rural area

    Efektifitas Pengembangan Model Permainan Bola Keranjang Aspek Motorik Kasar Anak 5-6 Tahun

    No full text
    Permasalahan motorik kasar anak usia 5-6 tahun dari pembelajaran daring menyebabkan anak lebih banyak beraktifitas dengan duduk di depan laptop atau gawai HP sehingga gerak motorik kasarnya kurang seperti berlari, melempar, menendang bola, senam dimana aktivitas tersebut melatih kemampuan motorik dan sensori sebagai dasar pedoman pengembangan kemampuan melalui bermain bebas yang membutuhkan gerakan syaraf otot-otot besar sangat kurang. Tujuan penelitian ini mengembangkan model permainan  inovasi pembelajaran motorik kasar. Desain menggunakan pendekatan R D (Reseach and Development) yang menghasilkan produk mengadopsi model Borg Gall disederhanakan peneliti. Subjek penelitian anak kelompok B TK Perwanida Mrican Kediri. Teknik pengumpuln data lembar observasi ceklist dan wawancara. Analisis data  deskriptif kuantitatif. Tahapan analisis kebutuhan permainan, instrument dan model permainan di validasi dan uji coba kelompok kecil.   Hasil menunjukan efektifitas  pengembangan model permainan aspek motorik kasar anak usia 5-6 tahun valid, praktis dan memiliki potensi dapat digunakan seluruh guru ketika proses pembelajaran motorik kasar

    Meta-Analysis of the Relationship Between Mathematics Learning and Cooperative Learning Models with the Object of Elementary School Students

    No full text
    The purpose of this research is to determine the impact of the cooperative learning model on elementary school students' mathematics learning. Meta-analysis is the technique employed. The elementary school sample study, which covered experimental work using cooperative learning methods in math instruction, covered a range of 18 students. A coding sheet that compiles data and journal entries serves as the instrument in use. The average value of the effect, 0.39, falls into the large effect group according to an analysis of the overall effect's magnitude. The analysis's conclusions also demonstrate that the cooperative learning approach has an impact on math instruction at the primary school level
    corecore