13 research outputs found

    Siswa Berduka di Indonesia Membutuhkan Pendidikan Kematian: Rekomendasi Penerapan Konseling di Sekolah

    Get PDF
    The death of the closest people leaves a feeling of loss and grief that can last into adulthood if it is not resolved. Children and adolescents are the most vulnerable subjects due to a lack of understanding about death and grief. Unfortunately, death education in Indonesia is still minimal, even though it can help children cope with grief as a basic response to loss. Death education should be provided by guidance and counseling teachers, but no studies or practices in Indonesia apply to this context. Therefore, this research was conducted to make recommendations based on a literature review on death education to help students cope with grief. This study uses the systematic literature review (SLR) method which aims to synthesize and present in-depth data from 20 selected previous studies from Google Scholar, PubMed, Harzing, and Mendeley. The implementation of death education can be focused on the explanation of death, the value of life and death, and strategies to cope with the grief caused by death. Practical strategies to implement death education in Indonesia can be developed before being widely practiced

    PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI ANGGOTA TNI YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA KESUSILAAN DENGAN ORANG YANG BUKAN ANGGOTA KELUARGA BESAR TNI (STUDY PUTUSAN NOMOR: 5-K/PMU/BDG/AL/IV/2019)

    Get PDF
    Abstrak Tindak pidana kesusilaan yang terjadi dalam kehidupan makhluk sosial tidak bisa dipungkiri bahwa perbuatan asusila atau tindakan kesusilaan akan terjadi dan menimpa kepada setiap orang yang tidak memandang latar belakang pendidikan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya disebabkan karena lemahnya kontrol diri, lemahanya iman sesuai dengan agama yang dianutnya, hal ini bisa terjadi disebabkan dengan latar belakang yang berbeda-beda.Tindakan kesusilaan yang dilakukan oleh TNI / Militer ini dapat dikatakan sebagai Pidana Militer, atau hanya pidana umum yang dilakukan militer. Dan pertanggungjawaban yang dapat dilakukan oleh seorang TNI apabila melakukan tindak pidana kesusilaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan tiga pendekatan, yaitu statute approach, conceptual approach dan case approach dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor : Nomor : 5-K/Pmu/Bdg/Al/Iv/2019 merupakan salah satu putusan dari tindak pidana kesusilaan yang dilakukan oleh oknum militer tidak dalam dinas. Ketiga pendekatan tersebut yang nantinya akan menghasilkan penelitian yang sempurna. Keyword : Tindak Pidana Kesusilaan, Militer, Pertanggungjawaban Pidan

    HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 12-48 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELAGA DEWA KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Pendahuluan: Rentang usia balita dimulai dari usia 2-5 tahun, dikenal dengan fase emas atau ā€œGolden Ageā€ adalah fase saat otak anak mengalami perkembangan yang paling cepat dalam pertumbuhannya. Pertumbuhan yaitu proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif atau peningkatan dalam hal ukuran, sedangkan perkembangan yaitu proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang semakin terorganisasi yang pada dasarnya tidak bisa diukur. Pengetahuan merupakan hasil ā€œtahuā€ ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penelitiani ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang balita usia 12-48 bulan di wilayah kerja Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu. Metode: Penelitian ini mengunakan analisis Univariat dan Bivariat, Sampel penelitian diambil mengunakan teknik accidental sampling dan metode penelitian mengunakan deskriptif analitik. Sampel penelitian berjumlah 50 responden dengan uji statistic rank spearman mengunakan SPSS for window 29. Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan hasil analisis univariate dari 50 responden 41 orang (82%) usia 20-35 tahun, 27 orang (54%) pendidikannya SMA, 43 orang (86%) bekerja sebagai IRT, 49 orang (98%) pengetahuan ibu baik. 22 orang (44%) anak ke-1, 27 orang (54%) berjenis kelamin perempuan, 50 orang (100%) tumbuh kembang balita sesuai. Hasil uji statistik mengunakan rank spearman nilai Asymp. Sig (2-sided) nilaiĻ- 0.001 < 0.05 sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang balita dalam kategori cukup di wilayah kerja Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu. Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu terhadap tumbuh kembang balita usia 12-48 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu

    PENILAIAN RESIKO POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE REBA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJAAN PENGELASAN

    Get PDF
    Perusahaan Manufaktur Transportasi merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan barang mentah untuk dikelola menjadi sebuah produk yang diminati oleh konsumen. Perusahaan di bidang Manufaktur Transportasi menghasilkan beberapa produk yaitu Lokomotif, Kereta Penumpang, Transportasi Regional, Kereta Rel Listrik (KRL), Gerbong Barang, dll. . Dalam menghasilkan produk tersebut, perusahaan membagi tiap tahapan produksi menjadi beberapa bagian yaitu Pengerjaan plat, Produksi, Pengecatan, Pemasangan komponen, Permesinan, Interior, Quality Control, Perencanaan dan Pengendalian produksi dimana sebagian besar proses pekerjaannya adalah penyambungan beberapa material plat, besi dan baja yang dilakukan dengan metode pengelasan. Dalam proses pengelasan di Perusahaan Manufaktur Transportasi, pekerja melakukan pengelasan dengan posisi jongkok dan membungkuk. Akibat dari pekerjaan tersebut, para pekerja sering mengalami keluhan musculoskeletal Berdasarkan survei pendahuluan menggunakan kuesioner NBM, aktifas pengelasan yang dilakukan oleh tenaga kerja memiliki risiko muskuloskeletal tertinggi pada tubuh bagian atas dan bawah. Berdasarkan permasalahan tersebut, kami membuat proposal evaluasi dan perbaikan postur kerja peralatan kerja berdasarkan ergonomi. REBA adalah cara yang baik untuk menganalisis sikap pekerja secara keseluruhan. Dengan skor 8, hasil evaluasi metode REBA menunjukkan kategori berisiko tinggi, sehingga diperlukan tindakan. Usulan penambahan meja dan kursi las ergonomis salah satu alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki postur pekerja. Hasil simulasi perbaikan, score REBA dapat diturunkan menjadi 3 dengan tingkat risiko rendah sehingga tidak perlu dilakukan tindakan lagi.Perusahaan Manufaktur Transportasi merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan barang mentah untuk dikelola menjadi sebuah produk yang diminati oleh konsumen. Perusahaan di bidang Manufaktur Transportasi menghasilkan beberapa produk yaitu Lokomotif, Kereta Penumpang, Transportasi Regional, Kereta Rel Listrik (KRL), Gerbong Barang, dll. . Dalam menghasilkan produk tersebut, perusahaan membagi tiap tahapan produksi menjadi beberapa bagian yaitu Pengerjaan plat, Produksi, Pengecatan, Pemasangan komponen, Permesinan, Interior, Quality Control, Perencanaan dan Pengendalian produksi dimana sebagian besar proses pekerjaannya adalah penyambungan beberapa material plat, besi dan baja yang dilakukan dengan metode pengelasan. Dalam proses pengelasan di Perusahaan Manufaktur Transportasi, pekerja melakukan pengelasan dengan posisi jongkok dan membungkuk. Akibat dari pekerjaan tersebut, para pekerja sering mengalami keluhan musculoskeletal. Berdasarkan studi awal menggunakan kuesioner NBM, pekerja pengelasan memiliki risiko musculoskeletal tertinggi pada tubuh bagian atas dan bawah. Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan penilaian postur kerja dan pemberian usulan perbaikan fasilitas kerja ergonomis. REBA merupakan metode yang cocok digunakan untuk menganalisis postur tubuh pekerja secara keseluruhan. Hasil evaluasi metode REBA menunjukkan score 8 dengan kategori risiko tinggi, sehingga perlu dilakukan tindakan. Usulan penambahan fasilitas meja dan kursi las ergonomis merupakan tindakan yang dapat digunakan untuk memperbaiki postur tubuh pekerja. Hasil simulasi perbaikan, score REBA dapat diturunkan menjadi 3 dengan tingkat risiko rendah sehingga tidak perlu dilakukan tindakan lagi. &nbsp

    Analisis Wacana Kritis Sara Mills tentang Stereotipe Terhadap Perempuan dengan Profesi Ibu Rumah Tangga dalam Film Rumput Tetangga

    Get PDF
    Film adalah media komunikasi massa yang mampu mempresentasikan dan mengonstruksi realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat. Film dapat menampilkan potret kenyataan dalam bentuk simbolik yang mempunyai makna, pesan, dan nilai estetikanya. Tujuan dari tulisan ini adalah mendeskripsikan status dan peran perempuan yang memilih profesi ibu rumah tangga melalui analisis tokoh perempuan yang ditampilkan dalam film Rumput Tetangga serta resepsi penonton terhadap film. Penyusunan tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pisau analisis wacana kritis Sara Mills.Ā  Untuk metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan wawancara bersama informan sebagai validasi data. Dengan menganalisis setiap scene yang ada dalam film, tulisan ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketimpangan sosial dan pandangan terhadap peran ibu rumah tangga baik dari budaya patriarki maupun dari sesama kaum perempuan. Film Rumput Tetangga adalah cerminan realita saat ini dan dialami oleh para perempuan di lingkungan kehidupannya. Ternyata yang lebih sering memberikan stereotipe buruk kepada peran ibu rumah tangga adalah para perempuan. Hal ini menunjukan bahwa pelaku ketidakadilan gender tidak terjadi di antara dua gender yang berbeda, tetapi dapat terjadi di sesama gender

    Perbandingan Pengetahuan Ibu Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja Terhadap Status Gizi Anak Balita di Jorong Sungai Salak Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya

    Get PDF
    Pokok permasalahan ini adalah perbandingan pengetahuan ibu bekerja dan yang tidak bekerja terhadap status gizi anak balita di Jorong Sungai Salak Kabupaten Dharmasraya. Tujuan dari pembahasan ini untuk mengetahui perbandingan pengetahuan ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap status gizi anak balita. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan analisis statistik deskriptif. Populasi dalam penelitian ini ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja. Pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu berjumlah 80 orang. Yang menjadi instrument penelitian adalah kuesioner. Analisis data menggunakan chi square. Data penelitian menunjukkan bahwa ha ditolak, artinya tidak terdapat perbandingan tingkat pengetahuan ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap asupan gizi anak balitanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ibu yang mengerti akan pengetahuan gizi anaknya tidak selalu ibu yang bekerja saja, melainkan ibu yang tidak bekerja juga mengerti akan gizi anak balitanya.The main issue is the comparison of knowledge of working mothers and those who do not work on the nutritional status of children under five in Jorong Sungai Salak, Dharmasraya Regency. The purpose of this study is to compare the knowledge of working and non-working mothers on the nutritional status of children under five. This type of research is a comparative descriptive study with a descriptive statistical analysis approach. The population in this study were working mothers and non-working mothers. Total sampling was used. The number of sampling was 80 people. Instrument in this study was a questionnaire. Result shows than Ho is rejected. It means that there is no comparison of the level of knowledge of working and non-working mothers on the nutritional intake of their children under five. So it can be concluded that mothers who understand the nutritional knowledge of their children are not always working mothers, but mothers who do not work also understand the nutrition of their toddler

    Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Anak Usia 3-4 Tahun

    Get PDF
    ABSTRACTThis research is motivated by the problems found in the field, namely the lack of development of problem solving abilities in children aged 3-4 years caused by the lack of availability of learning media. The importance of developing problem-solving skills because children will find problems that must be solved with their problem-solving abilities. Problem solving abilities in children aged 3-4 years include (1) Children are able to complete the tasks given by the teacher; (2) the child understands the concept of the wholeness of an object; (3) the child understands the pattern of the numbers he pronounces; and (4) letters or alphabets that are known to students increase. The purpose of this study was to determine the effect of busy book media implementation in developing problem solving skills of children aged 3-4 years at Azzahra PAUD Pandeglang City. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach. Data collection tools that the authors use in this study are Observation, Interview and Documentation. The results of this study indicate that busy book media affects the development of problem solving skills in children aged 3-4 years. This is evidenced by 7 children including 3 boys and 4 girls before using the busy book there were two underdeveloped children (BB), four developing children Starting to Develop (MB), and one developing according to expectations (BSH). With a percentage of BB 29%, MB 57%, and BSH 14%. Then after the busy book media was implemented there was an increase, namely two children began to develop (MB), four children developed according to expectations (BSH), and one child developed very well (BSB). With a percentage of MB 29%, BSH 57%, and BSB 14%.AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalah yang terdapat di lapangan yaitu kurang berkembangnya kemampuan pemecahan masalah pada anak usia 3-4 tahun yang disebabkan oleh kurang tersedianya media pembelajaran. Pentingnya pengembangan kemampuan pemecahan masalah karena anak akan menemukan permasalahan yang harus diselesaikan dengan kemampuan pemecahan masalah yang dimilikinya. Kemampuan pemecahan masalah pada anak usia 3-4 tahun diantaranya (1) Anak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru; (2) anak mengerti konsep keutuhan dari suatu benda; (3) anak memahami pola bilangan yang diucapkannya; dan (4) huruf atau abjad yang dikenal peserta didik bertambah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh implementasi media busy book dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah anak usia 3-4 tahun di PAUD Azzahra Kota Pandeglang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media busy book berpengaruh terhadap pengembangan kemampuan pemecahan masalah pada anak usia 3-4 tahun. Hal ini dibuktikan oleh 7 orang anak diantaranya 3 laki-laki dan 4 perempuan sebelum menggunakan busy book terdapat dua anak Belum berkembang (BB), empat anak berkembang Mulai Berkembang (MB), dan satu anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Dengan persentase BB 29%, MB 57%, dan BSH 14%. Kemudian setelah media busy book diimplementasikan terjadi peningkatan, yaitu dua anak mulai berkembang (MB), empat anak berkembang sesuai harapan (BSH), dan satu anak berkembang sangat baik (BSB). Dengan persentase MB 29%, BSH 57%, dan BSB 14%

    ANALISIS PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA

    Get PDF
    This study examines the implementation of Science (IPA) education in primary schools under two different curricula, namely the 2013 Curriculum and the independent curriculum. Amidst rapid technological advancements and evolving teaching approaches, education in Indonesia has undergone transformation through the independent curriculum. The independent curriculum offers a more flexible, interactive, and relevant approach, focusing on integrating Natural Sciences and Social Sciences (IPAS). It identifies challenges and disparities in implementing IPA education between the 2013 curriculum and the independent curriculum. The analysis encompasses material integration, teaching methods, and teacher adaptability within the local context. The findings reveal that the independent curriculum presents a more holistic approach, enabling deeper, more meaningful, and continuous learning, while providing students opportunities to engage with current issues such as the environment and health. However, the research also highlights challenges in implementing the independent curriculum, especially concerning the integration of IPA and IPS, which requires better coordination in composing materials and textbooks. Teacher flexibility in tailoring lessons to students' needs and local contexts is also a focus of this study. Keywords: 2013 curriculum, independent curriculum, primary school

    ANALISIS PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR PADA KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA

    Get PDF
    This study examines the implementation of Science (IPA) education in primary schools under two different curricula, namely the 2013 Curriculum and the independent curriculum. Amidst rapid technological advancements and evolving teaching approaches, education in Indonesia has undergone transformation through the independent curriculum. The independent curriculum offers a more flexible, interactive, and relevant approach, focusing on integrating Natural Sciences and Social Sciences (IPAS). It identifies challenges and disparities in implementing IPA education between the 2013 curriculum and the independent curriculum. The analysis encompasses material integration, teaching methods, and teacher adaptability within the local context. The findings reveal that the independent curriculum presents a more holistic approach, enabling deeper, more meaningful, and continuous learning, while providing students opportunities to engage with current issues such as the environment and health. However, the research also highlights challenges in implementing the independent curriculum, especially concerning the integration of IPA and IPS, which requires better coordination in composing materials and textbooks. Teacher flexibility in tailoring lessons to students' needs and local contexts is also a focus of this study. Keywords: 2013 curriculum, independent curriculum, primary school
    corecore