15 research outputs found
Implementation of Discovery Learning Model in Improving Students’ Activity on Social Studies Subject
Pada saat pembelajaran IPS berlangsung siswa kelas VIII MTsN 2 masih banyak yang tidak fokus dalam pembelajaran seperti halnya mengobrol dengan teman sebangkunya, melamun, dan sering izin keluar kelas. Oleh karena itu, penggunaan model discovery learning sangat penting untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan keaktifan siswa berdasarkan indikator keaktifan belajar yaitu aktif belajar yang terjadi dengan proses mengalami, aktif belajar dengan bentuk peristiwa belajar aktif, aktif belajar melalui proses mengatasi masalah dengan menggunakan model discovery learning kelas VIII. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa diantaranya fokus mendengarkan penjelasan guru, aktif menjawab pertanyaan, aktif bertanya ketika ada materi yang tidak dimengerti, aktif dalam kegiatan diskusi, aktif dalam memecahkan masalah tentang materi yang dipelajari, serta aktif mengutarakan ide guna menyelesaikan masalah. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus I yaitu siswa yang aktif 24%, kurang aktif 44%, tidak aktif 32% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan persentase siswa aktif 91% sedangkan pada siswa yang kurang aktif 9%.During social studies subject, many VIIIth grade students of MTsN 2 Pamekasan still did not focus on learning, such as chatting with their seatmates, day dreaming, and often leaving the class. Therefore, the use of discovery learning model was very important to improve students’ learning activity.This study aims to find out how to improve students’ activity based on the indicators of active learning occuring through the process of experiencing, forming active learning events, and solving problems. This study used classroom action research with two cycles consisting of planning, implementing, observing, and reflecting. Data collection techniques used were observation, questionnaires, and documentation. From the results of the study can be concluded that the students more focused on listening to the teacher's explanation, more active during discussions, actively answer questions, actively ask questions when there is material that is not understood, and actively involved in solving problems about the material being studied. The increase in students’ activity can be seen from the results of observations in cycle I that those who were active 24%, less active 44%, not active 32% while in cycle II the increase with the percentage of active students was 91% while those who were less active 9%
Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar yang diajar dengan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Dan CIRC(Cooperative, Integred, Reading and Composition) Pada Materi Barisan dan Deret Aritmatika Kelas XI MAS Al-Mukhlishin Batu Bara T.P 2020-2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan kemampuan
berpikir kritis yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI dan tipe CIRC, 2) Perbedaan kemampuan kemandirian belajar yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe
CIRC, 3) Perbedaan kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe CIRC.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian quasi
eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI MAS Al-Mukhlishin Batu
Bara. Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampel jenuh, dimana 30 siswa
pada eksperimen I dan 30 siswa pada eksperimen II.
Analisis data dilakukan dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil temuan ini
menunjukkan: 1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tipe CIRC dengan
(6,796) > (4,007); 2) Tidak terdapat perbedaan kemampuan
kemandirian belajar yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI dan tipe CIRC dengan (0,489) < (4,007); 3) Terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan CIRC dengan
(5,475) > (3,923)
Analisis Usaha Jahe Merah Serbuk (Studi Kasus : Jahe Merah Serbuk Family di Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil usaha dari aspek produksi, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, dan aspek keuangan, dan menganalisis keuntungan dan titik impas usaha jahe merah serbuk Family di nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dan wawancara langsung. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha jahe merah serbuk Family merupakan usaha yang berdiri sejak tahun 2019 dengan modal awal yaitu Rp 400.000. Usaha jahe merah Family merupakan usaha pengolahan jahe merah menjadi jahe merah serbuk yang dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen dengan cara mencampurkan jahe merah serbuk dengan air hangat. Tahun 2022 usaha ini sudah memiliki 5 orang tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian keuntungan yang di dapat oleh usaha jahe merah serbuk Family selama periode Juli 2022 adalah Rp 1.994.299,14. Dengan kuantitas titik impas usaha jahe merah serbuk Family sebesar 101,15 bungkus dan titik impas penjualan usaha adalah sebesar Rp 2.528.823,57
Manajemen kolaboratif Dinas Sosial kota Surabaya dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya melalui program Campus Social Responsibility
Manajemen kolaboratif adalah langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalah PMKS pada anak di Kota Surabaya. Manajemen kolaboratif (co-management atau collaborative management), sering disebut sebagai participatory management, shared management, multi-stakeholder management adalah bentuk pengelolaan yang mengakomodasi kepentingan berbagai pihak dengan mekanisme kerjasama, yang didorong oleh pengakuan hak pada setiap pihak, dalam rangka mencapai tujuan manajemen, secara.bersama. Dalam bidang pendidikan, kota Surabaya hadir sebagai kota yang responsif terhadap permasalahan sosial yang dialami oleh anak melalui program CSR (Campus Social Responsibility). CSR ialah kegiatan yang di inisiasi oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Sosial Kota Surabaya dan bekerjasama dengan perguruan tinggi salah satunya adalah UINSA melalui mahasiswanya untuk melakukan kegiatan pendampingan kepada anak putus sekolah dan rentan putus sekolah dimana satu orang mahasiswa diberikan tugas untuk mendampingi satu orang adik asuh. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen kolaboratif Dinas Sosial Kota Surabaya dan UINSA Melalui Program Campus Social Responsibility, (2) Mengetahui dan mendeskripsikan strategi manejemen kolaboratif Dinas Sosial Kota Surabaya dan UINSA melalui program Campus Social Responsibility dalam bidang pendidikan di Kota Surabaya (3) Mengetahui dan mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen kolaboratif Dinas Sosial Kota Surabaya dan UINSA Melalui Program Campus Social Responsibility. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya dilakukan dengan tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (conclusion). Untuk pengecekan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsetaan, ketekunan pengamatan, triangulasi (sumber).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1): pelaksanaan manajemen kolaboratif melalui langkah-langkah melipyi : a) preparing for the partnership dengan melakukan observasi untuk menemukan mitra kerja, b) developing the agreementatau mengembangkan perjanjian yang dimulai dari membuat MoU dan SOP sebagai upaya tindak lanjut , c).Implementing and reviewing the agreement atau meninjau perjanjian dengan pembentukan SATGAS untuk mengevaluasi kinerja pendampingan. (2 strategi manejemen kolaboratif melalui program Campus Social Responsibility yaitu : a) koordinasi dengan menggunakan google form, b)proses integrasi dengan berpedoman pada MoU dan SOP untuk menghindari double job, c) sinkronisasi, menggunakan google form dan pembentukan SATGAS, d) simplifikasi, dengan membuat schedule of event. (3) faktor-faktor pendukung: 1) pemilihan mitra kerja yang tepat, b). penggunaan teknologi, c) pembentukan SATGAS mempermudah proses pendampingan. 4) Fakto penghambat: Rasio antara dosen pendamping dan mahasiswa tidak relevan
Peran Fasilitator dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Sindrom Asperger di Sekolah Alam Saka Kediri
Asperger's syndrome is a developmental disorder of social interaction, communication and behavior. Asperger's syndrome is also known as the little professor syndrome because it has a unique behavior, way of thinking and communicating. The existence of obstacles regarding social skills experienced by students with social skills requires that schools have the sensitivity to participate in supporting students' social skills. Social and communication skills are very important for students to be able to show their emotions and feelings appropriately. The research method used in this study is a qualitative research method with data collection techniques of interviews, observation and documentation. This study uses behavioristic theory to find out how the role of the facilitator is in improving students' social abilities by assessing the four main activities, namely: making friends, studying, worshiping and doing activities. The role of the facilitator and the natural school concept promoted by the Sekolah Alam SAKA Kediri contribute to changes in students with Asperger's syndrome.
IMPLEMENTASI HALAL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA BISNIS PANGAN
Indonesia merupakan Negara yang penduduknya dominan Muslim. Oleh karena itu peminat makanan halal semakin hari semakin meningkat. Halal menjadi aspek penting penduduk muslim dalam menjalankan kehidupanya. Konsumen tidak hanya menginginkan produk halal melainkan juga halal pada proses pembuatan atau penyiapan produk. Artikel ini bertujuan untuk membangun jiwa-jiwa para pedagang pangan agar memperhatikan dan memanajemen produk olahannya untuk dikonsumsi bagi konsumennnya dengan yang sudah dijelaskan pada al-qur’an dan hadits tentang makanan halal dan haramnya. Manjemen rantai pasok halal atau halal supply chain management merupakan kunci dalam menerapkan prinsip halal dalam suatu produk, khususnya produk makanan. Kegiatan dalam pelaksanaan proses kehalalan membutuhkan pendekatan rantai pasokan di mana rantai nilai dan kegiatan rantai pasokan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan nilai - nilai syariah Islam yang berlaku. Berbisnis bukan untuk memperoleh laba yang banyak, melainkan dalam berbisnis dari aspek pengolahan, aspek pemasaran, dan aspek mendistribusikan harus dengan management sebaik mungkin. Dengan perkembangan zaman semakin tahun semakin berkembang persaingan semakin ketat, banyaknya pebisnis muda yang berkompeten, maka setiap pebisnis baik kalangan muda maupun tua harus bersaing dengan nilai dan aspek yang baik dan bagus untuk lancarnya usaha mereka masing-masing. Untuk itu menjadi pebisnis itu bukan hal yang mudah akan tetapi pasti ada setiap haling rintangnya dalam perjalanannya. Dari titik permulaan sampai nantinya menjadi pebisnis yang sukses dan multitalent
PENURUNAN HASIL SHORT PHYSICAL PERFORMANCE BATTERY (SPPB) TEST PADA WANITA LANSIA SEHAT DI KOTA MALANG
ABSTRAKPendahuluan: Short Physical Performance Battery merupakan metode untuk menilai performa fisik dan terbukti dapat memprediksi resiko jatuh. Penelitian ini menggunakan gap 40 tahun dari rentang usia dewasa muda 19-23 tahun dan lansia usia 59-66 tahun untuk menilai perbedaan fungsi tubuh serta mendeteksi lebih dini resiko jatuh dan kecacatan dengan SPPB test pada wanita sehat di Kota Malang.Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan dua kelompok penelitian, yaitu wanita sehat dewasa muda 19-23 tahun (n=40) dan wanita sehat lansia 59-66 tahun (n=40). Pada kedua kelompok dilakukan pengukuran Short Physical Performance Battery/ SPPB test (balance test, 4-m walking test, dan chair stand test). Data di analisis dengan uji Independen T-Test atau Mann-Whitney dan dilanjutkan dengan uji Spearman correlation.Hasil dan Pembahasan: Hasil 4-m walking test dewasa muda 4.591±0.569 dan lansia 5.344±0.999 (p=0.001). Chair stand test dewasa muda 11.772±1.926 dan lansia 14.549±2.372 (p=0.000). Balance test tanpa ada perbedaan hasil pada kedua kelompok. Skor total SPPB test dewasa muda 10.950±0.959 dan lansia 9.225±1.310 (p=0.000). Uji korelasi antara usia dengan 4-m walking test berkorelasi lemah r=0.367 (p=0.001), dengan chair stand test berkorelasi lemah r=0.494 (p=0.000), dan dengan skor total SPPB test berkorelasi kuat r=-0.557 (p=0.000). Hal ini menunjukkan penuaan menyebabkan penurunan massa dan kekuatan otot yang dilihat dari penurunan performa fisik melalui SPPB test.Kesimpulan: Penuaan menurunkan skor total SPPB test dengan meningkatkan waktu 4-m walking test dan chair stand test. Namun tidak menurunkan hasil balance test pada kelompok wanita sehat lansia.Kata Kunci: Usia, Penuaan, Short Physical Performance Battery/SPPB test (balance test, 4-m walking test, dan chair stand test).
PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN KOSA KATA MENGGUNAKAN METODE MENYANYI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TPA AR-ROHMAH
This community service program aims to increase understanding and knowledge of Arabic vocabulary through singing and provide innovation to teachers in the application of Arabic learning media at TPA ar-rohmah in Karanganyar village, Paiton district, Probolinggo district. Activities are carried out using several methods such as singing while playing and singing using movement and singing using learning media. The benefits of this activity are; (1) Through singing delivered using the playing method, namely singing with movement, preschool age children can easily recognize Arabic vocabularies, (2) Preschool age children have a high interest in knowing Arabic. This can be seen from the enthusiasm of the children when singing Arabic songs that are taught, and (3) The contents of the short songs and the language used are easy so that students can easily digest and pronounce Arabic vocabulary
ANALISIS PENGARUH MODAL ASING DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR PROVINSI DI INDONESIA
The purpose of this study is to determine the effect of foreign capital and exports on economic growth between provinces in Indonesia. The data analysis method used in this research is quantitative data in the form of secondary data with a panel data model with a total number of observations of 70, with the number of district years consisting of 2014-2020. The results of the study show that the variable foreign capital/FDI has no significant effect on economic growth between provinces in Indonesia. Export variables have a significant effect on economic growth between provinces in Indonesia. Simultaneous regression results (F test) show that all independent variables affect economic growth between provinces in Indonesia
Evaluasi pelaksanaan kebijakan merdeka belajar pada satuan Pendidikan Non-formal
. Pendidikan nonformal adalah kurikulum pendidikan yang terencana dan sistematis yang dilaksanakan secara mandiri oleh pemerintah dan masyarakat dalam menggapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari pembahasan evaluasi ini adalah untuk meningkatkan kemandirian satuan pendidikan nonformal dengan mengoptimalkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai referensi relevan yang dikumpulkan melalui pengembangan dokumen dan matriks dokumentasi norma, standar, prosedur dan kegiatan untuk memberikan rekomendasi. mengenai pedoman belajar. Tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dianalisis. Untuk menjamin kebebasan belajar dengan proses pembelajaran yang berkualitas pada satuan pendidikan nonformal, maka proses pembelajaran juga memerlukan sumber daya pengajaran yang berkualitas. Yang penting di sini adalah pemerintah memberikan perhatian pada perguruan tinggi yang melatih guru privat. Oleh karena itu, rekomendasi alternatif yang perlu dipertimbangkan pemerintah mencakup (1) kebijakan merdeka belajar, (2) kebijakan guru berkualitas