Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil usaha dari aspek produksi, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, dan aspek keuangan, dan menganalisis keuntungan dan titik impas usaha jahe merah serbuk Family di nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dan wawancara langsung. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha jahe merah serbuk Family merupakan usaha yang berdiri sejak tahun 2019 dengan modal awal yaitu Rp 400.000. Usaha jahe merah Family merupakan usaha pengolahan jahe merah menjadi jahe merah serbuk yang dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen dengan cara mencampurkan jahe merah serbuk dengan air hangat. Tahun 2022 usaha ini sudah memiliki 5 orang tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian keuntungan yang di dapat oleh usaha jahe merah serbuk Family selama periode Juli 2022 adalah Rp 1.994.299,14. Dengan kuantitas titik impas usaha jahe merah serbuk Family sebesar 101,15 bungkus dan titik impas penjualan usaha adalah sebesar Rp 2.528.823,57

Lailatul, Rahma

eSkripsi Universitas Andalas

 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yang sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Bidang pertanian memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Peran bidang pertanian sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan, menyediakan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk di Indonesia. Kegiatan pokok dan sumber pendapatan utama masyarakat khususnya masyarakat dipedesaan masih bergantung pada bidang pertanian. Hal ini dapat diartikan bahwa kehidupan dari sebagian besar rumah tangga bergantung pada bidang pertanian (Hastuti, 2017: 1).  Agribisnis adalah kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian. Sebagai motor penggerak pembangunan pertanian, agribisnis diharapkan dapat memainkan peranandalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, maupun stabilitas nasional (Hastuti, 2017: 22).  Agribisnis memiliki beberapa subsistem salah satunya adalah agroindustri. Agroindustri merupakan subsistem yang sangat luas meliputi industri hulu sampai hilir. Industri hulu merupakan industri yang memproduksi alat dan mesin pertanian dan sebagai penyedia sarana produksi. Sedangkan industri hilir merupakan industri yang mengelola hasil pertanian menjadi barang yang siap konsumsi (Arifin, 2016: 6).Jadi agroindustri merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan pertanian.  Secara eksplisit pengertian agroindustri yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati atau hewani. Proses yang digunakan mancakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakukan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini dapat berupa produk akhir yang siap dikonsumsi 2  ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya (Badar dkk, 2021 dalam Arifin 2016: 4). Salah satu wadah yang dapat menampung usaha pengolahan hasil pertanian adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). UMKM memegang peranan dalam pertumbuhan perekonomian nasional. UMKM juga membantu pemerintah dalam hal penciptaan lapangan pekerjaan, dan mampu bersaing di pasar, sehingga UMKM  dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan (Tambunan, 2012: 1). Usaha Jahe Merah Insatan Family merupakan salah satu UMKM yang mengolah hasil pertanian (Lampiran 3). Usaha ini mengolah jahe merah menjadi jahe merah Serbuk yang dapat mempermudah konsumen dalam mengkonsumsi minuman jahe merah. Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang mampu mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 2020 tanaman jahe memiliki luas panen sebesar 74.035.924 m2, dan produksi tanaman jahe yaitu sebesar 179.043.146 kg. Dimana untuk luas panen dan produksi, tanaman jahe ini berada pada peringkat kedua setelah tanaman kunyit (Lampiran 1). Di Indonesia sendiri jahe dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya. Berdasarkan ukurannya yaitu jahe putih atau jahe kuning besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. Berdasarkan warna rimpang dikenal adanya jahe putih, jahe kuning, dan jahe merah. Dan dari segi bentuknya, digolongkan menjadi jahe besar (jahe bedak) dan jahe kecil (Setyawan, 2015 : 19). Tanaman jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Jahe merupakan komoditas yang tidak tergantikan, karena khasiat dari tanaman jahe yang sangat banyak seperti membantu pencernaan, mencegah mual, menetralkan radikal bebas, mengobati rematik dan lainnya. Masyarakat Indonesia umumya telah mengenal dan memanfaatkan tanaman jahe untuk campuran bahan makanan dan minuman. Usaha bisnis minuman termasuk usaha modal kecil yang lebih tahan terhadap pasang-surut perekonomian di Indonesia. Seiring dengan ketatnya persaingan pelaku usaha minuman maka inovasipun tidak henti dilakukan sehingga saat ini jahe merah 3  dijadikan minuman yang sangat bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Ciri khas jahe merah adalah rasanya yang cenderung lebih pedas daripada jahe biasa. Setiap pengusaha tentu mengharapkan keuntungan yang besar untuk usahanya agar usaha tersebut dapat berjalan lancar dan terus berkembang. Agar keberlangsungan suatu usaha terjamin, pemilik usaha perlu mengatahui kondisi usahanya. Untuk itu dibutuhkan  analisis usaha agar usaha tersebut dapat mengetahui tingkat keuntungan yang dapat diperoleh serta memberikan gambaran untuk melakukan perencanaan jangka panjang. Analisis usaha juga dapat mengetahui dan mengatasi masalah yang dihadapi dalam usaha tersebut, dengan mengatasi masalah tersebut maka pemilik dapat memaksimalkan jumlah produksi, menghasilkan produk yang berkualitas, serta dapat meminimalkan penggunaan biaya sehingga kegiatan usaha dapat berjalan dengan efisien. Oleh karena itu, analisis usaha penting dilakukan dalam suatu usaha agar pengusaha dapat mengetahui bagaimana kondisi usahanya dan mampu mengambil kebijakan untuk keberlangsungan usahanya di masa yang akan datang. B. Rumusan Masalah Kabupaten Agam memiliki ketinggian yang bervariasi, yaitu 0-2.891 mdpl. Sehingga beberapa daerah di Kabupaten Agam cocok untuk budidaya tanaman biofarmaka. Tanaman jahe merupakan tanaman biofarmaka terbesar di Kabupaten Agam dilihat dari luas panen dan produksi. Dimana pada tahun 2019 luas panen tanaman jahe sebesar 197.314 m2 dan produksi sebesar 1.467.780. Pada tahun 2020 luas panen meningkat menjadi 240.609 m2 begitu juga untuk produksi menjadi 1.581.318 kg (Lampiran 2). Kabupaten Agam merupakan daerah nomor 2 terbesar di Sumatera Barat untuk luas panen dan produksi tanaman jahe, setelah daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Agam, pada tahun 2020 Kebupaten Agam tengah mengembangkan tanaman jahe. Dimana Kecamatan Palembayan sudah menjadi sentra tanaman jahe.  Tanaman jahe tergolong tanaman herbal, tegak dan dapat berumur tahunan. Berdasarkan warna rimpang jahe dibagi menjadi jahe putih, jahe kuning, dan jahe merah. Jahe merah merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki prospek 4  ekonomi yang baik, karena banyak digunakan sebagai bahan baku obat-obatan, makanan, dan minuman. Dan khasiat dari jahe merah yang baik bagi tubuh seperti jahe merah mengandung antioksidan dan dapat membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh, dan jahe mengandung senyawa cineole dan arginine yang bermanfaat memperkuat daya tahan tubuh. Masyarakat di Kabupaten Agam, tepatnya di Kecamantan Lubuk Basung mulai membudidayakan tanaman jahe merah. Tanaman rempah yang kaya khasiat ini bernilai jual tinggi. Pemerintah Lubuk Basung berencana menjadikan jahe merah sebagai produk lokal unggulan. Di Lubuk Basung ini terdapat 2 usaha jahe merah Serbuk salah satunya adalah usaha jahe merah Serbuk Family. Usaha “FAMILY” ini didirikan pada tahun 2019 oleh Ibu Gusvina Marta yang beralamat di Jalan Cindua Mato, Sitingkah Tapi, Jorong II Balai Ahad, Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Pada awal berdirinya usaha ini,usaha Family hanya membuat minuman jahe merah langsung dan banyak konsumen yang menyukai karena dapat meredakan gejala batuk, sakit tenggorokan, dan juga menghangatkan tubuh, namun minuman ini hanya mampu disimpan 1 sampai 2 hari. Pada awal tahun 2020 pemilik berfikir untuk membuat olahan jahe merah serbuk yang dapat tahan lebih lama dari pada minumah jahe merah. Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan bersama pemilik usaha, usaha jahe merah serbuk Family memiliki 5 orang tenaga kerja bersama pemilik usaha. Pada tahun 2020 usaha ini memproduksi jahe merah serbuk sebanyak kurang lebih 3200 bungkus. Tahun 2021 produksi meningkat menjadi 3500 bungkus dengan harga Rp.25.000 per bungkus. Pada tahun 2021 di bulan Juni – Agustus kasus Covid-19 meningkat dimana kasus yang paling banyak adalah Lubuk Basung, itulah yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang membeli jahe merah ini. Rata-rata penjualan dalam 3 bulan tersebut mencapai 375bungkus perbulannya. Kemasan yang digunakan adalah Kertas Klip Ziplock yang memiliki ukuran 200 gr (Lampiran 7). Kegiatan pemasaran yang dilakukan sudah sampai ke berbagai daerah seperti, Padang, Bukittinggi, Pakan Baru, Yogyakarta, Bekasi, Tangerang dan beberapa daerah lainnya. Untuk pemasaran di Lubuk Basung pemilik memasarkan ke kantor-5  kantor dan pasar yang ada di daerah tersebut dan kepada konsumen akhir yang langsung membeli ke tempat produksi jahe merah. Pemilik masih belum bisa memasarkan produknya ke swalayan atau apotek karena P-IRT untuk usaha “FAMILY” ini masih belum keluar. Bahan baku utama yaitu jahe merah, pemilik mendapatkan jahe merah melalui petani-petani yang ada disekitar tempat usaha tersebut yang menjual langsung kepada pemilik usaha, namun di beberapa bulan curah hujan yang cukup tinggi di Lubuk Basung mengakibatkan tanaman jahe menjadi busuk dan gagal panen, jadi untuk memenuhi kebutuhan produksi maka pemilik usaha membeli jahe merah dari daerah Pasaman (Lampiran 4). Petani menjual 1 kg jahe merah seharga Rp. 15.000/kg. Dalam satu bulan rata-rata jahe merah yang dibutuhkan yaitu 120 kg.  Berdasarkan hasil survei pada usaha jahe merah Family, usaha ini tidak terlepas dari siklus kehidupan bisnis yang mengalami kamajuan dan kemunduran dalam menjalankan usahanya. Permasalahan yang terjadi pada usaha jahe merah serbuk Family ini adalah pada tahun 2022 terjadi penurunan produksi karena dilihat dari penjualan bulan-bulan sebelumnya produk jahe merah serbuk tidak terjual habis, hal ini lah yang membuat pemilik menurunkan produksi jahe merah serbuk (Lampiran 5). Permasalahan lain dilihat dari aspek keuangan usaha jahe merah serbuk Family ini masih belum melakukan pencatatan keuangan yang baik dan benar sesuai dengan teori pencatatan akuntansi, sehingga usaha ini belum bisa mengidentifikasi biaya produksi, biaya pemasaran, dan pendapatan secara mendetail setiap bulannya. Dalam hal ini, pemilik usaha setiap harinya hanya melakukan pencatatan keuangan  sederhana, pencatatan keuangan tersebut dicatatan pada satu buah buku yang bertujuan untuk melihat seberapa besar produksi yang dihasilkan dan berapa pendapatan yang diterima oleh usaha jahe merah serbuk Family.  Oleh karena itu, diperlukan suatu pencatatan keuangan yang baik dan benar dalam menjalankan usaha sehingga pendapatan penjualan, keuntungan, maupun kerugian dari usaha dapat diketahui secara pasti dan mendetail. Untuk itu pemilik usaha hendaknya memperhatikan keadaan usahanya, sejauh mana usaha ini mampu 6  menghasilkan keuntungan dan pada tingkat penjualan berapa usaha ini dapat menutupi biaya total untuk menghindari kerugian. Selain itu, pemilik usaha jahe merah Family juga harus mengetahui titik impas (Break Even Point) dari usahanya, karena dengan mengetahui titik impas tersebut pemilik dapat mengetahui berapa volume penjualan minimum agar usaha tidak mengalami kerugian dan juga pemilik usaha dapat menentukan langkah apa yang baik bagi usahanya, sehingga pemilik dapat memaksimalkan segala kegiatan produksi agar dapat memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu, analisis usaha sangat diperlukan dalam menjalankan usaha agar tetap berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka munculah pertanyaan yang menjadi dasar penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana kondisi usaha jahe merah serbuk yang dilihat dari aspek operasional, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, dan aspek keuangan. 2. Pengelolaan keuangan usaha ini dilihat dari tingkat keuntungan dan titik impas. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan profil usaha jahe merah serbuk yang dilihat dari aspek operasional, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, dan aspek keuangan. 2. Menganalisis tingkat keuntungan dan titik impas pada usaha jahe merah serbuk di nagari Lubuk Basung. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi pemilik usaha jahe merah serbuk agar memperoleh informasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan usahanya pada masa yang akan datang 7  2. Memberikan informasi bagi pemerintah dan pihak terkait sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam mengembangkan UMKM yang ada di Kabupaten Agam ini. 3. Memberikan pengetahuan tambahan bagi pihak akademi dan peneliti lain dalam mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan usaha jahe merah serbuk.  

Analisis Usaha Jahe Merah Serbuk (Studi Kasus : Jahe Merah Serbuk Family di Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam)

http://scholar.unand.ac.id/122176/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

Analisis Usaha Jahe Merah Serbuk (Studi Kasus : Jahe Merah Serbuk Family di Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam)

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

eSkripsi Universitas Andalas