46 research outputs found

    Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

    Get PDF
    Sub Sektor Telekomunikasi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang memberikan kontribusi penting untuk pertumbuhan perekonomian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2011-2015 dengan melihat laporan keuangan menggunakan alat analisis yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif, dengan memfokuskan pada kinerja keuangan perusahaan. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan neraca, laporan laba rugi dan data-data yang diperlukan dari tahun 2011-2015 , data tersebut diambil dari laporan keuangan konsolidasian perusahaan sub sektor telekomunikasi yang di publikasikan di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel perusahaan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang terdiri dari rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio), rasio solvabilitas (total debt to equity ratio dan debt ratio), rasio aktivitas (total asset turn over dan fixed asset turn over), rasio profitabilitas (return on investment dan return on equity). Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penulis adalah sebagai berikut : 1. Hasil analisis Rasio Likuiditas meliiputi Rasio Lancar (Current Ratio) pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 menunjukkan kondisi perusahaan yang likuid yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, karena mampu melunasi jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva tetap yang dimiliki dan perusahaan mempunyai nilai rasio lancar yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan sub sektor telekomunikasi lainnya. Rasio Cepat (Quick Ratio) yang likuid, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk mempunyai nilai rasio yang tinggi sehingga perusahaan akan cepat memenuhi segala kewajibannya. 2. Rasio Solvabilitas pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 meliputi Total Debt To Equity yang solvabel yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, karena memiliki jumlah modal yang lebih besar daripada total hutang sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Debt Ratio yang solvabel PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, perusahaan memiliki total hutang yang lebih sedikit sedangkan total asset lebih banyak maka risiko financial perusahaan untuk mengembalikan hutangnya semakin kecil. 3. Perkembangan Rasio Aktivitas pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 meliputi Total Asset Turn Over (FATO)yang efisien yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, karena perusahaan telah memanfatkan aktiva yang dimiliki secara efisien sehingga perputaran lebih cepat untuk menghasilkan laba yang besar. Fixed Asset Turn Over (FATO)yang kondisinya efisien yaitu PT. Bakrie Telecom Tbk, telah memaksimalkan aktiva tetap yang dimiliki untuk meningkatan pendapatan. 4. Hasil analisis Rasio Profitabilitas pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 meliputi Return On Investment (ROI) yang mempunyai nilai tertinggi yaitu PT. Bakrie Telecom Tbk, karena nilai rasio yang dimiliki perusahaan ini lebih besar daripada perusahaan sub sektor telekomunikasi lainnya perusahaan memiliki nilai aktiva yang tinggi sehingga laba yang dihasilkan lebih besar. Return On Equity (ROE) PT. Bakrie Telecom Tbk nilainya lebih tinggi maka diketahui bahwa perusahaan telah mengelola modal sendiri secara efektif, maka keuntungan yang didapat dari investasi yang telah dilakukan pemiliki modal sendiri jumlahnya tinggi

    Pengaruh Perbedaan Tekanan Terhadap Kinerja Plate and Frame Filter Press Pada Filtrasi Ampas Jahe (The Effect of Pressure Differences on the Plate and Frame Filter Press Performance on Ginger Pulp Filtration )

    Get PDF
    RINGKASAN Proses f ltrasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan tekanan yang berbeda terhadap nilai tahanan medium filter (Rm) dan tahanan filter cake (α) laju alir (dv/dt) . Prosedur pelaksanaan ini, yaitu melarutkan ampas jahe dalam air dengan melewatkannya pada plate and frame filter press dengan 5 macam variasi tekanan yaitu 1 kg/cm 2 ; 1,5 kg/cm 2 ; 2 kg/cm 2 ; 2,5 kg/cm 2 ; 3 kg/cm 2 kemudian m encatat waktu tiap 50 ml filtrat keluar. Berdasarkan variabel yang dilakukan didapatkan nilai α dan Rm , pada variabel 1 (1 kg/cm 2 ) didapat nilai α1 = 6,7 x 10 6 m/kg & Rm 1 = 1,22 x 10 11 m -1 , variabel 2 (1,5 kg/cm 2 ) didapat nilai α2 = 8,29 x 10 6 m/kg & Rm 2 = 1,75 x 10 11 m -1 , variabel 3 (2 kg/cm 2 ) didapat nila i α3 = 1,47 x 10 7 m/kg & Rm 3 = 2,35 x 10 11 m -1 , variabel 4 (2,5 kg/cm 2 ) didapat nilai α4 = 2,31 x 10 7 m/kg & Rm 4 = 2,69 x 10 11 m -1 , dan pada variabel 5 (3 kg/cm 2 ) didapat nilai α5 = 2,56 x 10 7 m/kg & Rm 5 = 3,25 x 10 11 m -1 . Hal ini menunjukkan semakin tingginya tekanan yang diberikan maka semakin besar harga α dan Rm. Adapun berdasarkan variabel didapatkan nilai laju alir (dv/dt) pada masing - masing variabel berturut- turut adalah (dv/dt)1 = 8,69 x 10 -6 m 3 /s ; (dv/dt)2 = 9,51 x 10 -6 m 3 /s ; (dv/dt)3 = 9,7 x 10 -6 m 3 /s ; (dv/dt)4 = 1,071 x 10 -5 m 3 /s ; (dv/dt)5 = 1,076 x 10 - 5 m 3 /s yang artinya semakin besar tekanan , maka nilai Rm semakin besar, sehingga tidak berpengaruh terhadap laju alir karena perubahan laju alirnya tidak signifikan

    Survey on Neuro-Fuzzy systems and their applications in technical diagnostics and measurement

    Get PDF
    Both fuzzy logic, as the basis of many inference systems, and Neural Networks, as a powerful computational model for classification and estimation, have been used in many application fields since their birth. These two techniques are somewhat supplementary to each other in a way that what one is lacking of the other can provide. This led to the creation of Neuro-Fuzzy systems which utilize fuzzy logic to construct a complex model by extending the capabilities of Artificial Neural Networks. Generally speaking all type of systems that integrate these two techniques can be called Neuro-Fuzzy systems. Key feature of these systems is that they use input-output patterns to adjust the fuzzy sets and rules inside the model. The paper reviews the principles of a Neuro-Fuzzy system and the key methods presented in this field, furthermore provides survey on their applications for technical diagnostics and measurement. © 2015 Elsevier Ltd

    Pemanfaatan Media Sosial Dalam Proses Pembelajaran Generasi Z

    No full text
    Eksistensi teknologi digital mendorong perubahan gaya hidup generasi Z dalam mengoptimalisasikan media sosial sebagai media dan sumber informasi yang memfasilitasi kegiatan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana generasi Z (1) memaknai media sosial dalam pembelajaran, (2) menggunakan media sosial dalam pembelajaran dan (3) latar belakang penggunaan media sosial dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengacu pada metode penelitian fenomenologi dengan pendekatan studi lapangan. Subjek penelitian ialah tiga orang siswa yang mewakili generasi Z dan empat orang pengajar dari Lembaga Kursus Bahasa Bright Education. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terlibat, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian ditranskripkan, dibuat kode, serta pemunculan tema. Teknik analisis yang digunakan ialah model interaktif. Hasil dari penelitian ini meliputi tiga temuan. Pertama, (i) dalam keseharian media sosial dimanfaatkan untuk berkomunikasi dan konektivitas sesama pengguna; (ii) adanya peranan penting media sosial selayaknya teman dan menjadi bagian keseharian yang dapat memudahkan aktivitas dan menghibur penggunanya; (iii) generasi Z memaknai media sosial sebagai salah satu medium dengan akses yang mudah, mampu memfasilitasi aktivitas belajar dengan menyediakan bahan belajar yang variatif, sumber informasi, menambah pengetahuan, serta sifatnya yang mudah dibagikan. Kedua, untuk memenuhi kebutuhan belajar, generasi Z sebagai subjek belajar dengan sadar memaksimalkan media sosial dalam proses belajar sehari-hari, khususnya untuk materi pembelajaran Bahasa, Sains, dan Tutorial yang membutuhkan eksplorasi lebih di luar kelas. Sedangkan platform dengan intensitas tertinggi yang digunakan generasi Z ialah aplikasi Instagram, WhatsApp dan Tiktok. Ketiga, latar belakang generasi Z menggunakan media sosial dalam pembelajaran terdiri dari enam hal, yakni (i) kedekatan media sosial dalam keseharian dan menjadi gaya hidup; (ii) kelengkapan fitur, berbagai manfaat, jangkauan luas, dan konten media sosial yang menarik; (iii) merasakan adanya motivasi untuk mengembangkan diri; (iv) kemudahan dalam mencari informasi; (v) adanya adiksi dalam penggunaan media sosial; dan (vi) faktor karakter generasi Z sebagai generasi digital

    ANALISIS KESALAHAN PEMBENTUKAN KALIMAT DALAM BENTUK PERFEKT PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA

    Get PDF
    Dalam bahasa Jerman dikenal enam jenis sistem kala. Salah satunya yaitu bentuk kala lampau yang terdiri dari Perfekt, Präteritum, dan Plusquamperfekt. Kalimat bentuk Perfekt adalah kalimat yang digunakan untuk menceritakan kejadian yang telah lalu dan ditandai dengan adanya perubahan verba. Hal tersebut tidak dikenal dalam tatabahasa Indonesia, sehingga diduga dapat menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jerman. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesalahan pembentukan kalimat bentuk Perfekt pada karangan narasi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan dan faktor-faktor penyebab kesalahan dalam pembentukan kalimat bentuk Perfekt pada karangan narasi mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dengan instrumen tes tertulis dan angket. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester III tahun ajaran 2012/2013 jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI. Sampel pada penelitian ini sebanyak 25 mahasiswa. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa masih terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada pembentukan kalimat Perfekt. Berdasarkan hasil tes, dari 287 kalimat yang ditulis dalam bentuk Perfekt, ditemukan sebanyak 98 kesalahan dengan rincian kesalahan menentukan Hilfsverb sebanyak 32 kesalahan (32,65%); terdapatnya kalimat yang tidak menggunakan bentuk Perfekt sebanyak 23 kesalahan (23,47%); kesalahan menentukan Partizip II dari verba utama sebanyak 15 kesalahan (15,30%); terdapatnya kalimat yang kurang jelas sebanyak 11 kesalahan (11,22%), terdapatnya kalimat bentuk Perfekt tanpa Hilfsverb sebanyak 9 kesalahan (9,18%) dan kesalahan dalam bentuk Perfekt yang lainnya sebanyak 8 (8,16%). Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data dapat disimpulkan bahwa, kesalahan yang dilakukan mahasiswa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya ketelitian mahasiswa dalam menulis, kurangnya berlatih materi Perfekt dari buku-buku lain selain buku pegangan, kurangnya waktu berlatih materi Perfekt. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar mahasiswa lebih teliti dan lebih sering berlatih membuat kalimat bentuk Perfekt. Selain itu mahasiswa hendaknya menghafalkan verba sekaligus dengan bentuk Partizip II -nya. Akan lebih baik jika mahasiswa memiliki sebuah buku harian untuk menceritakan kegiatan sehari-hari yang telah mereka kerjakan dan dituliskan dalam kalimat bentuk Perfekt. Im Deutschen kennt man sechs Zeitformen. Eine davon ist die Vergangenheitform, nähmlich das Perfekt, das Präteritum und das Plusquamperfekt. Das Perfekt ist eine Zeitform des Verbums, die ein vergangenes Geschehen bezeichnet. Dies kennt man im Indonesischen nicht, deshalb könnte es Deutschstudierenden Schwierigkeiten bereiten. Aus diesem Grund interessiert sich die Verfasserin, eine Untersuchung über Fehleranalyse bei der Bildung des Perfekts in Aufsätzen der Studenten zu machen. Die Ziele dieser Untersuchung sind, die Arten der Fehler zu beschreiben und deren Ursachen herauszufinden. In dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode verwendet. Das Instrument dieser Untersuchung besteht aus einem schriftlichen Test und einer Umfrage. Die Population dieser Untersuchung waren Studenten im 3. Semester der Deutschabteilung der FPBS UPI Bandung vom Studienjahr 2012/2013. Als Probanden der Untersuchung waren 25 Studenten. Das Ergebniss der Datenanalyse zeigt, dass die Studenten noch Fehler bei der Bildung des Perfekts gemacht haben. Von 287 Sätzen im Perfekt wurden 98 Fehler gefunden und zwar: unpassendes Hilfsverb 32 Fehler (32,65%); falsche Zeitform 23 Fehler (23,47%); bei der Bildung von Partizip II 15 Fehler (15,30%); bei der Bildung von Sätzen 11 Fehler (11,22%); ohne Hilfsverb 9 Fehler (9,18%) und sonstige 8 Fehler (8,16%). Die gemachten Fehler werden durch einige Faktoren verursacht, nämlich: Die Studenten lesen und machen die Aufgaben nicht sorgfältig, sie haben sich nicht bemüht und nicht viel Zeit genommen, Übungen zum Perfekt aus anderen Büchern zu machen. Aus den oben genannten Ergebnissen wird vorgeschlagen, dass die Studenten sorgfältiger und mehr Übungen zum Perfekt machen. Auβerdem sollten die Studenten das Partizip II auswendig lernen. Es wäre besser, wenn die Studenten ein Tagebuch über ihre vergangene tägliche Tätigkeiten im Perfekt schreiben
    corecore