2,371 research outputs found
Pemanfaatan kunyit putih Curcuma mangga val. pada penghambatan pertumbuhan jamur keputihan Candida albicans dan kerusakan dinding sel
INDONESIA:
Kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman obat tradisional di Indonesia. Salah satu pemanfaatan kunyit putih adalah sebagai obat keputihan. Keputihan ditandai dengan keluarnya getah atau lendir berwarna putih. Salah satu penyebab keputihan adalah jamur Candida albicans. Kunyit putih memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdiri dari flavonoid, alkaloid dan tanin, yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba dengan mekanisme penghambatan yang spesifik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kunyit putih (Curcuma mangga Val.) terhadap pertumbuhan jenis jamur Candida albicans. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Saintek Univesitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang pada Mei sampai Juni 2013. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kontrol, konsentrasi ekstrak etanol kunyit putih 0,1%, 0,5%,1%, 1,5% dan 2%. Jamur yang digunakan adalah Candida albicans. Data hasil penelitian meliputi zona hambat dan kerusakan dinding sel. Data dianalisis menggunakan Anova dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) 1%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 0,1% zona hambat yang dihasilkan sebesar 6 mm, 0,5% sebesar 8 mm, 1,0% sebesar 10 mm, 1,5% zona hambat yang dihasilkan sebesar 10,75 dan yang terakhir yaitu pada konsentrasi 2% sebesar 12,75. Pada konsentrasi yang paling tinggi mengahasilkan daerah zona hambat yang terlebar. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin banyak pula kandungan senyawa pada kunyit putih. Konsentrasi yang tertinggi pada jamur Candida albicans mengalami kerusakan dinding sel yang terparah sehingga pada saat diwarnai dengan crystal violet berwarna pucat dibandingkan dengan konsentrasi yang lain.
ENGLISH:
White turmeric (Curcuma mango Val.) Is one of the many traditional medicinal plants in Indonesia. One is the use of turmeric as a cure white vaginal discharge. Whitish marked with sap or white mucus. One cause is the fungus Candida albicans vaginal discharge. White turmeric contains secondary metabolites consisting of flavonoids, alkaloids and tannins, which have antimicrobial activity as the mechanism of inhibition of specific.
This study aimed to determine the effect of white turmeric extract (Curcuma mango Val.) On the growth of Candida albicans fungus. The study was conducted at the Microbiology Laboratory of the University Department of Biology, Faculty of Islamic Saintek (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang in May to June 2013. This is an experimental study using a completely randomized design (CRD) using 5 treatments with 4 replications. The treatment used is the control, the concentration of ethanol extract of turmeric, white 0.1%, 0.5%, 1%, 1.5% and 2%. Fungus used was Candida albicans. Research data include inhibition zone and damage to the cell wall. Data were analyzed using ANOVA with further trials Significant Difference (LSD) 1%.
The result showed that the concentration of 0.1% inhibition zone produced by 6 mm, 8 mm by 0.5%, 1.0% at 10 mm, 1.5% resulting inhibition zone of 10.75 and the latter is on concentration of 2% of 12.75. At the highest concentrations result in inhibition zone region widest. This is because the higher concentrations used the more the white matter content in turmeric. Concentrations were highest in the fungus Candida albicans cell wall damage is the worst so that when stained with crystal violet pale in comparison with other concentrations
Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Mereguk Cinta dari Surga karya Abdul Karim Khiaratullah
Pada dasarnya pendidikan akhlak mempunyai kedudukan penting dalam
Islam, karena kesempurnaan Islam seseorang sangat tergantung kepada kebaikan
dan kemuliaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia yang
memiliki akhlak mulia, manusia yang memiliki akhlak mulialah yang akan
mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Proses penyampaian pendidikan
akhlak ada banyak cara. Ada dengan cara tabligh, tahapan ini adalah penyampaian
secara terbuka nilai-nilai akhlak secara pintas, menarik dan popular. Adapun
dengan ta’lim yaitu bersifat selektif, tetap, dan terbatas. Abdul Karim Khiaratullah
menggunakan media penyampaian pesan-pesan yang ada dalam Islam, salah
satunya melalui sebuah karya sastranya berupa novel Mereguk Cinta dari Surga.
Rumusan masalah dalam penelitian ini, nilai-nilai pendidikan akhlak apa
saja yang terkandung dalam novel Mereguk Cinta dari Surga karya Abdul Karim
Khiaratullah. Serta karakter tokoh dan media pendidikan akhlak apa saja yang
ditampilkan dalam novel Mereguk Cinta dari Surga. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendiskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak apa yang terkandung dalam
novel Mereguk Cinta dari Surga karya Abdul Karim Khiaratullah. Serta untuk
mendeskripsikan karakter tokoh dan media pendidikan akhlak yang ditampilkan
dalam novel Mereguk Cinta dari Surga.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dan
data yang digunakan terdiri dari primer yaitu novel Mereguk Cinta dari Surga
karya Abdul Karim Khiaratullah dan sekunder yaitu berupa buku-buku yang
mempunyai relevansi untuk memperkuat pendapat dan melengkapi hasil
penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah analisis terhadap muatan novel.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Pertama: Nilai pendidikan akhlak terhadap Allah yaitu: melaksanakan
perintah Allah (shalat), berdo’a dan memohon petunjuk kepada Allah. Kedua:
Nilai pendidikan akhlak terhadap manusia, meliputi: 1. Akhlak terhadap diri
sendiri, yaitu jujur dan dapat dipercaya, bersikap sopan santun, sabar, kerja keras
dan disiplin, ikhlas, hidup sederhana, 2. Akhlak terhadap keluarga, yaitu berbuat
baik kepada orang tua dan kerabat, membiasakan bermusyawarah, bergaul dengan
baik, menyantuni saudara yang kurang mampu, 3.Akhlak terhadap orang lain atau
masyarakat, yaitu saling membantu satu sama lainnya. Terakhir karakter tokoh
dan media pendidikan akhlak dalam novel Mereguk Cinta dari Surga yaitu Aziz,
tercermin nilai-nilai pendidikan akhlak kepada Allah, orang tua, dan orang lain.
Mutia tercermin nilai-nilai pendidikan alkhak terhadap Allah, orang lain dan
keluarga. Silvi, tercemin nilai-nilai pendidikan akhlak terhadap Allah, orang lain,
dan orang tua. Adapun kelemahan dari novel Mereguk Cinta dari Surga karya
Abdul Karim Khiaratullah ini adalah, bahwa di dalamnya tidak ditemukan muatan
pendidikan akhlak terhadap ala
Pelayanan Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kabupaten Bone
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelayanan penerbitan surat tanda nomor kendaraan bermotor di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kabupaten Bone.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan disain penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Proses pelayanan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di Kantor Samsat Kabupaten Bone sudah mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sehingga masyarakat merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan oleh pegawai Samsat Kabupaten Bone selama melakukan pengurusan penerbitan STNK. Hal ini dapat ditinjau dari 5 fakos pelayananan yang digunakan, yaitu: 1) kehandalan (reliability); 2) bukti langsung (tangibles); 3) daya tanggap (responsiviness); 4) jaminan (assurance); dan 5) empati (empathy). Faktor determinan pada proses pelayanan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di Kantor Samsat Kabupaten Bone menunjukkan bahwa, 1) faktor kesadaran; 2) faktor pendapatan; 3) faktor keterampilan petugas; 4) faktor sarana menjadi faktor pendukung pelayanan di Kantor Samsat Kabupaten Bone, dan 5) faktor aturan; 6) faktor organisasi menjadi faktor pemghambat dalam pemberian pelayanan di Kantor Samsat Kabupaten Bone
FAKTOR PENGUAT DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI INSTANSI KANTOR WALIKOTA JAYAPURA
This article aims to analyze the Strengthening Factors in Implementing Non-Smoking Area Policy in Jayapura City Government Agencies. This type of research is a qualitative descriptive study with the focus of research analyzing the Strengthening Factors in the Implementation of the No Smoking Area Policy in Jayapura City Government Agencies, which consists of organizational appeals, internal supervision and application of sanctions. Data was collected through interviews with key informants as well as the Law Enforcement Team for Non-Smoking Regional Regulations (KTR Regional Regulations). Data analysis consists of the stages of Data Condensation, Data Display and Conclusion Drawing / Verifications. The results showed that based on the reinforcing factor, the Agency that violated the KTR Regional Regulation only received SP1 or SP2, no sanctions had yet been applied in the form of imprisonment for a maximum of three months or administrative fines as stated in the Jayapura City Regulation No. 7 of 2009 concerning No Smoking Are
Analisis Laju Korosi Sambungan Baja ASTM-A36 dengan Variasi Arus Pengelasan dalam Media Air Laut
Steel plate is a component that has an important role in making the design, especially on the hull of the ship. In the manufacture of shipbuilding, it is impossible to form without the welding process. Welded steel will experience changes in grain size differences which result in the emergence of anode and cathode areas which are potential for corrosion. This study aims to examine the corrosion behavior of ASTM A36 steel which has been welded using SMAW welding with variations in welding current in seawater medium for seven days. To study the corrosion properties of ASTM A36 steel welds, 15 specimens were welded with 5 variations of welding current, namely 60 A, 70 A, 80 A, 90 A, and 100 A. Corrosion was measured according to the ASTM G31-72 standard with the weight loss method. The results showed that the most efficient welding current was at a welding current of 70 A with an average corrosion rate of 20.8970 mpy. The highest corrosion rate was found in the welding current sample of 100 A with an average corrosion rate of 28.2327 mpy
Analisis Rentabilitas Industri Pengolahan Kecap CV. Aneka Guna di Kota Langsa
. Soy industry as one of the downstream agribusiness industries can encourage the increasing of soybean production in Aceh. The existences of fairly large agroindustry perceive a role in economic development, especially the development of food crops in this area. This study aimed to determine the business feasibility through its profitability. Profitability of a soy industry shows the comparison between the net income and capital used in industry level. The research result showed that the ability of industry to gain net income is 23.97 persen, greater than the interest rate 18persen per year. Thus the soy processing industry CV. Aneka Guna is beneficial to be implemented. The amount of net benefit was IDR 108.59 million/year and the amount of capital needed was IDR 453 million /year. This industry provides favorable result in terms of profitability, where the percentage of net benefit gained by industry was 23.97persen per year from each of 100persen of capital employed
HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR AKSEPTOR KB DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MOW PASCA PERSALINAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG BULAN OKTOBER 2005. THE REATIONSHIP BETWEEN SOME ACCEPTOR FACTORS OF FAMILY PLANNING AND THE MOW CONTRACEPTION EQUIPMENTS OF THE POST CHILD-BIRTH IN RSUD OF TUGUREJO SEMARANG 2005
Pemilihan alat kontrasepsi MOW merupakan metode yang paling rasional dan efektif. Selain relatif aman dan bebas efek samping aspek yang paling penting dari metode ini adalah permanen sehingga sangat penting bagi calon akseptor untuk memahami dan mengerti bagaimana, apa dan kapan metode ini dapat dilakukan. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain umur, jumlah kelahiran, jarak kehamilan, pendidikan, pendapatan, kondisi kesehatan, pengetahuan, informasi tentang KB berkaitan pemilihan MOW yang dilakukan pasca persalinan ataupun bukan pasca persalinan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor akseptor KB dengan pemilihan alat kontrasepsi MOW pasca persalinan di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2005. Metode penelitian ini adalah metode survei dengan jenis penelitian ekplanatori menggunakan pendekatan studi kross seksional. Variabel bebas penelitian ini adalah umur responden, paritas, jarak kehamilan, pendidikan responden, pendapatan keluarga, kondisi kesehatan responden, pengetahuan responden tentang KB, informasi tentang KB. Sebagai variabel terikat adalah pemilihan alat kontrasepsi MOW Pasca persalinan. Sampel penelitian sebanyak 57 akseptor MOW yang merupakan total populasi.Pengumpulan data dari data primer (kuesiner) dan data sekunder. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi Squaredengan program komputer versi SPSS. Data diolah secara univariat, bivariat deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65% responden berpendidikan tidak sehat, 74% responden mempunyai anak lebih dari 2 anak, jarak kehamilan responden kurang dari atau sama dengan 3 tahun 615,38% responden berpendidikan lanjut, responden berpendapatan tinggi 70%, 60% kondisi kesehatan responden mendukung, pengetahuan responden tentang KB 58% baik, informasi tentang KB 68% tersedia, 60% responden lebih memilih alat kontrasepsi MOW bukan pasca persalinan. Dilihat dari ada hubungan dengan pemilihan alat kontrsepsi MOW bukan pasca persalinan adalah faktor umur, pendidikan, kondisi kesehatan responden, pengetahuan tentang KB. Sehingga disarankan petugas PLKB baik rumah sakit,
The choice of the contraception equipment of MOW is the most rational and effective method. In addition to be relatively safe and far and far away from bad effects, the most imprortant of this method is permanent that it's so significant for the acceptor aspirant to recognize and understand how, what and when this method this method is performed. There are several factors that should be paid attention, such as age, bith number, pregnancy interval, education, income, health condition, knowledge, information of family planning relating to the choice of MOW performed after post child-birth or not post child-birt. This family planning and the choice of the MOW contraception equipment of post child-birt in RSUD of Tugurejo Semarang 2005. The research method used is a survey method in the kind of explanatory research by using the approach of cross sectional study. The free variable of this research areobtained by respondents, parity, pregnancy interval, education, income family, healthcondition, respondents knowledge of family planning informationof family palnning. The tied variable utilized is contraception equipment of MOW of post child-birth. Meanwhile, the research samples are about 57 acceptors of MOW that are total of population. data collection is attained from primary Data are arranged in bivariate descriptive and analytic bivariat.The result of this research shows that 63% of respondents are not health, 74% of them have more 2 children, 61% of the pregnancy interval are less than or equal to 3 years, 38% of the have highereducation, 70% of them have high income, 60% of information concerning to family planning are available, 60% of respondents prefer to use MOW contraceptionequipment not post child-birth. The relation of the choice of MOW contraception equipment of post child-birth is in age factors, education condition of respondents and knowledge of family planning. Thus, it is advised for the officials of family planning in hospital and public health center to be more active in giving knowledge of MOW, the possibility occurring if the mother grows pregnant and get birth move for pregnant mothers (for those who meet the requipments of MOW usage)as checking their pregnancy so that mental preparation is more stable.
Kata Kunci: Faktor akseptor KB, Pemilihan alat kontrasepsi, MOW pasca persalinan, RSUD Tugurejo Semarang, 2005. Acceptor factors of family planning, the choice of contraception equipment, mow of post chil-birth, RSUD Tugurejo of Semarang
- …