614 research outputs found

    Pemikiran Jesse H Shera Dan Perkembangan Pendidikan Ilmu Perpustakaan Di Indonesia

    Full text link
    In the library world, name Jesse Hauk Shera is very famous. She has written many books related to library. Shera is a founder who makes library science to be science. This Shera's thinking then clarifies the sience as the foundations for library science in the world. Shera explaines in her book “ The Foundations of Education for Librarianship”,. Philosophically, the development of library science in Indonesia or substantial library science in the early 1990s, marked by the opening magister program in library science in Universiy of Indonesia. The development of library science in Indonesia lead by Sulistyo-Basuki and Putu Laksman Pendit where both famouf figures bring the concept of library science is seen from phylosophy aspect

    Synthesis of PVA/SiO2 Nanofibers by Electrospinning Method for Supercapacitor Separators

    Get PDF
    In this research, polyvinyl alcohol (PVA)/silica nanofibers have been synthesized using electrospinning technique. Solutions of sodium silicate (Na2SiO3) in water and PVA flakes were blended and then processed by electrospinning method to obtain PVA/silica nanofibers. The effect of silica concentration on the resulting morphology and diameter of as-spun nanofibers were investigated by using scanning electron microscopy (SEM). The electrolyte uptake and retention of the as-spun nanofibers were measured. The silica concentration has an effect on the resulting nanofibers, where an increase in silica concentration resulted in a decrease on the diameter of the fibers. The manufactured nanofibers have an average diameter of 200-300 nm. The electrolyte uptake and retention values are also affected by the concentration of the silica in the electrospun solution, with the electrolyte uptake and retention values decreasing with the increase in silica concentration. The best values obtained are 151% for electrolyte uptake and 60% for electrolyte retention, which shows potential for PVA/silica nanofibers as an alternative material for supercapacitor separators

    PENGUKURAN HASIL KERJA KARYAWAN DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi Kasus di Batik Semarang 16)

    Get PDF
    Batik Semarang 16 merupakan salah satu perusahaan Batik di Semarang yang memproduksi batik tulis dan batik cap. Melakukan pekerjaan dengan suhu lingkungan yang tinggi akan mengganggu kenyamanan dalam melakukan pekerjaan, dan kelelahan yang dirasakan oleh pekerja meningkat sehingga berpengaruh terhadap konsentrasi daklam melakukan pekerjaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan menganalisis mengenai Produktivitas UKM Batik Semarang 16 melalui pendekatan ergonomi. Berdasarkan uji lingkungan kerja terhadap hasil kerja di peroleh hasil 0,001 (<0,05) sehingga ada perbedaan output atau hasil pekerjaan antar perilaku (kondisi lingkungan pagi,siang dan sore). Berdasarkan hasil dari kecepatan reaksi pada pekerja ternyata ada pengaruh antara kecepatan reaksi terhadap perlakuan (warna, bunyi, kaki), dan konsumsi energi pekerja setiap detik naik 0,061kali. Berdasarkan keluhan Nordic Body Map yang sering dirasakan yaitu leher, punggung, tangan, bahu di implementasikan pada Rapid Upper Limb Assessment dan didapatkan hasil skor akhir yaitu 7 dan action level 4 yang artinya sangat berbahaya dan perlu dilakukan perbaikan segera. Berdasarkan hasil kata kansei yang diinginkn pekerja warna ruangan terang, kondisi yang nyaman, desain kreatif, keluhan tubuh untuk tidak terjadi cidera, respon pekerja yang cepat, dan ergonomis

    Controlled Morphology of Silica Particle by Spray Drying Method

    Get PDF
    The controlled morphology of mesoporous silica particle with colloidal silica as precursor solution was investigated using spray drying method. The colloidal silica solution was made from sodium silicate (waterglass) using sol-gel method. The operating condition of spray dring such as precursor solution volumetric rate and hot air flowrate was varied to study the effect of the silica particle’s morphology. Two-fluid nozzle was used as atomizer with volumetric rate ranged from 1.6 mL/min to 5 mL/min, and hot air heated from tubular furnace with flowrate ranged from 210 L/min to 414 L/min, both resulting doughnut-like shape with more doughnut fraction with increased volumetric rate. With the increase of volumetric rate from 1.6 mL/min to 5 mL/min, the surface area and total pore volume are tend to decrease (168.234 to 131.001 m2/g and 0.1652 to 0.1251 cc/g respectively). Meanwhile, for increasing hot air flowrate from 210 L/min to 414 L/min, the surface area are tend to increase (135.353 to 168.234 m2/g) but total pore volume tend to decrease (0.1921 to 0.1652 cc/g)

    PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PREDIALISIS SEBELUM DAN SETELAH MENDAPAT KONSELING GIZI DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA

    Get PDF
    Pendahuluan Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan rreversible, yang akan menyebabkan terganggunya fungsi ginjal terutama berkaitan dengan fungsi pembuangan sisa metabolisme zat gizi keluar tubuh. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan gizi dengan melakukan konseling gizi sebagai satu kegiatan pelayanan gizi yang tidak terpisahkan dengan terapi nutrisi dan pengobatan pada pasien GGK. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi dan tingkat kecukupan energi dan protein pada pasien gagal ginjal kronik predialisis sebelum dan setelah mendapat konseling gizi di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta Metode penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen (one group pretest-postest). Pengambilan sampel dengan cara Sequential Random Sampling didapat sampel penelitian 32 sampel dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sampel. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan gizi sebelum konseling gizi termasuk dalam kategori kurang (37,5%) dan kategori cukup (62,5%). Setelah dilakukan konseling gizi yang termasuk kategori kurang (12,5%), kategori cukup (71,8%) dan kategori baik (15,6%). Tingkat kecukupan energi sebelum konseling gizi semua termasuk dalam kategori kurang (100,0%) dan sesudah konseling gizi tetap termasuk kategori kurang (100,0%). Tingkat kecukupan protein sebelum konseling gizi seluruh sampel termasuk kategori kurang (100,0%) dan sesudah konseling gizi tetap termasuk kategori kurang (100,0%). Hasil uji statistik menggunakan uji Paired Samples Test pada penelitian perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan setelah konseling gizi diperoleh p = 0,00. Hasil uji statistik perbedaan tingkat kecukupan energi sebelum dan setelah pemberian konseling gizi diperoleh nilai p = 0,00 dan untuk tingkat kecukupan protein sebelum dan setelah pemberian konseling gizi diperoleh nilai p = 0,00 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut, dan perlu dilakukan penelitian secara longitudinal dengan sampel yang lebih banyak. Kesimpulan ada perbedaan yang bermakna tingkat pengetahuan gizi sebelum dan setelah konseling gizi, ada perbedaan bermakna antara tingkat kecukupan energi dan protein sebelum dan setelah mendapat konseling gizi

    ASSESSMENT OF NATURAL RESOURCES FOR MARINE TOURISM OF SMALL ISLANDS IN THE ARU ISLANDS, MALUKU

    Get PDF
     Abstract. Marine tourism is an important attraction of natural tourism Indonesia today. Consisting of small islands and considered as outer region, Aru Islands, as one of the districts in the Maluku province has potential for marine tourism-based coastal and small islands supported cultural potential, so it is suitable to be developed as a maritime destination. Marine tourism should be managed with conservation and ecological approach to community-based, it is in accordance with the conditions in which the tourist sites in the coastal area adjacent to the local community. The aims of this study were to identify potential marine tourism Aru Islands; to identify issues, challenges and formulate strategies and recommendations for marine tourism development that capable of accommodating the interests of society also the conservation of coastal and small islands. Resources for development of nature-based marine tourism were identified and assessed in the Aru Islands. The study results showed that as an archipelago, the Aru Islands have some 42 potential and attractiveness of a total of 88 marine tourism potential and attractions. Aru Islands also has unique and distinctive cultural and culinary for supporting the development of marine tourism. As a new destination, Aru Islands need a comprehensive and holistic development strategy. The approach includes physical and infrastructure improvement, management and institutions, marketable tourism products, and the development of a host community. These approaches to ensure tourism development in Aru Islands grow sustainably

    KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI BERWISATA KELOMPOK LANJUT USIA DI KOTA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Semakin bertambahnya golongan usia lanjut di beberapa negara menjadi segmen pasar baru bagi industri pariwisata. Untuk dapat menangkap peluang pasar lanjut usia tersebut, destinasi pariwisata perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus golongan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta bagi wisatawan lanjut usia, sekaligus untuk mengidentifikasi hambatan yang mereka hadapi dalam melakukan kegiatan wisata.Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif melalui interview dengan wisatawan lanjut usia yang berada di 4 (empat) destinasi wisata utama di Kota Yogyakarta yakni Kebun Binatang Gembira Loka, Taman Sari, Benteng Vredeburg, Taman Pintar dan Kompleks Kraton. Data sekunder didapatkan dari penelitian terkait maupun data kepariwisataan lain. Hasil dari penelitian ini adalah: Kelompok lanjut usia yang mengunjungi ODTW yang menjadi lokasi penelitian sebagian besar berusia 60-65 tahun diikuti kelompok usia diatas 65 tahun dan usia 55-65 tahun. Keinginan berwisata kaum lanjut usia berbeda dengan wisatawan pada umumnya. Wisatawan lansia lebih banyak melakukan kegiatan wisata pasif (passive activities) yakni duduk, membaca, melihat-lihat, makan dan ngobrol. Sementara kegiatan aktif yang dilakukan oleh wisatawan lansia adalah jalan, mengambil foto dan mengasuh cucu. Aktivitas pasif dan aktif yang dilakukan wisatawan tersebut juga ditentukan oleh ada atau tidaknya fasilitas yang mendukung di obyek wisata yang dikunjungi. Keinginan berwisata mereka lebih didorong dengan keinginan untuk berkumpul bersama orang lain, baik bersama keluarga maupun teman-teman komunitas. motivasi yang mendorong lansia untuk berwisata lebih kepada motivasi sosial, impersonal, dan motivasi fisik

    IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SENI RUPA DI TAMAN KANAK - KANAK DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS

    Get PDF
    The article discusses the implementation of fine arts education in Kindergarten, specifically in the free drawing study. It is proper if the learning and implementation activities in kindergarten refer to the philosophy and basic purpose determined in law. Teacher is demanded to know the development of their students who are developing accordance to their age (childhood). Teacher conducts learning activity in accordance to the schedule determined by particular strategy (motivation distribution), so the children may remain to express their selves as well as been expected before. In evaluating the children's work, teacher has to refer to the philosophy of free expression approach in that children expression is unique and natural and inside of the substances. There are not any “true” and “false” terms in expressing themselves in fine arts. The evaluation system is appreciative, that is accepting and appreciating what the children express or create by showing the possibility of the increase of the quality of the created work of art. philosophy, children base art education, learning strategy, the work of art evaluation Keywords:philosophy, children base art education, learning strategy, the work of art evaluatio

    EFEKTIVITAS METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BAYAT KLATEN TAHUN AJARAN 2006/2007

    Get PDF
    Dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat memilih dan menggunakan beberapa metode mengajar. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode role playing dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 3 Bayat Klaten tahun ajaran 2006/2007. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas VIII SMP Negeri 3 Bayat Klaten sebagai subjek pemberi tindakan, kepala sekolah sebagai subjek pembantu, perencanaan dan pengumpulan data penilaian, serta siswa kelas VIIIA yag berjumlah 41 siswa sebagai subjek penerimaan tindakan. Data hasil belajar biologi diambil dengan menggunakan tes, observasi baik dengan lembar penilaian maupun catatan lapangan, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dari penilaian ini dengan cara deskriptif kualitatifdengan metode alur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan didapat rata-rata pada siklus I aspek kognitif meningkat menjadi 6,51 dan aspek afektif 30,12 rsts-rsts ini termasuk dalam kategori cukup berminat, rata-rata siklus II aspek kognitif meningkat menjadi 7,0 dan aspek afektif 36,73 walaupun masih termasuk dalam kategori cukup berminat dan siklus III aspek kognitif meningkat menjadi 7,46 sedangkan aspek afektif 46,19 rata-rata ini termasuk dalam kategori berminat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing efektif meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Bayat Klaten tahun ajaran 2006/2007
    corecore