research

PERBEDAAN PENGETAHUAN GIZI DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PREDIALISIS SEBELUM DAN SETELAH MENDAPAT KONSELING GIZI DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA

Abstract

Pendahuluan Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan rreversible, yang akan menyebabkan terganggunya fungsi ginjal terutama berkaitan dengan fungsi pembuangan sisa metabolisme zat gizi keluar tubuh. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan gizi dengan melakukan konseling gizi sebagai satu kegiatan pelayanan gizi yang tidak terpisahkan dengan terapi nutrisi dan pengobatan pada pasien GGK. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi dan tingkat kecukupan energi dan protein pada pasien gagal ginjal kronik predialisis sebelum dan setelah mendapat konseling gizi di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta Metode penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen (one group pretest-postest). Pengambilan sampel dengan cara Sequential Random Sampling didapat sampel penelitian 32 sampel dengan memperhatikan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sampel. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan gizi sebelum konseling gizi termasuk dalam kategori kurang (37,5%) dan kategori cukup (62,5%). Setelah dilakukan konseling gizi yang termasuk kategori kurang (12,5%), kategori cukup (71,8%) dan kategori baik (15,6%). Tingkat kecukupan energi sebelum konseling gizi semua termasuk dalam kategori kurang (100,0%) dan sesudah konseling gizi tetap termasuk kategori kurang (100,0%). Tingkat kecukupan protein sebelum konseling gizi seluruh sampel termasuk kategori kurang (100,0%) dan sesudah konseling gizi tetap termasuk kategori kurang (100,0%). Hasil uji statistik menggunakan uji Paired Samples Test pada penelitian perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan setelah konseling gizi diperoleh p = 0,00. Hasil uji statistik perbedaan tingkat kecukupan energi sebelum dan setelah pemberian konseling gizi diperoleh nilai p = 0,00 dan untuk tingkat kecukupan protein sebelum dan setelah pemberian konseling gizi diperoleh nilai p = 0,00 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut, dan perlu dilakukan penelitian secara longitudinal dengan sampel yang lebih banyak. Kesimpulan ada perbedaan yang bermakna tingkat pengetahuan gizi sebelum dan setelah konseling gizi, ada perbedaan bermakna antara tingkat kecukupan energi dan protein sebelum dan setelah mendapat konseling gizi

    Similar works