91 research outputs found

    Efektivitas Pasal 25 Ayat (1) Perda Kota Malang No.8 Tahun 2010 Terkait Pertimbangan Aspek Zonasi Dalam Penerbitan Izin Usaha Toko Modern (Iutm) (Studi Di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Malang)

    Get PDF
    Pasar merupakan pusat aktivitas perdagangan tertua di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Permasalahan yang terkait pada pasar tradisional mengalami beberapa permasalahan berkaitan dengan masalah internal pasar seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi, menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional serta persaingan dengan ritel skala besar (mal, supermarket, department store, pusat pertokoan/perbelanjaan) juga menjadi permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah daerah.Tujuan dari penelitian ini 1) Memahami dan menganalisis efektivitas Pasal 25 ayat (1) Perda Kota Malang No.8 tahun 2010 terkait pertimbangan aspek zonasi dalam penerbitan IUTM di Kota Malang. 2) Memahami dan menganalisis upaya BP2T Kota Malang sebagai peran maksimal dalam konteks pertimbangan aspek zonasi dalam penerbitan IUTM. 3) Menemukan, memahami, dan menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi oleh BP2T Kota Malang dalam meningkatkan efektivitas Pasal 25 ayat (1) Perda Kota Malang No.8 tahun 2010 terkait pertimbangan aspek zonasi dalam penerbitan IUTM.Penelitian dilakukan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu pendekatan penelitian yang mengkaji Pertimbangan Aspek Zonasi dalam Penerbitan Izin Usaha Toko Modern (IUTM) Berdasarkan Pasal 25 ayat (1) Perda Jawa Timur No.3 Tahun 2008 dalam kaitannya dengan penataan pasar modern dan upaya perlindungan terhadap pasar tradisional. Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya diolah mengggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.Terdapat beberapa kelemahan mendasar yang ditemukan sehingga menyebabkan aturan tersebut kurang efektif. Temuan tersebut adalah: 1) IUTM dan SIUP tidak memiliki perbedaan mendasar dan memiliki substansi sebagai dasar hukum pendirian usaha perdagangan. 2) Adanya pandangan bahwa kajian tentang dampak sosial ekonomi sulit dilaksanakan dan menyita banyak waktu. Hambatan teknis terutama pada perangkat hukum yang menjadi dasar pelaksanaan kerja (Tupoksi BP2T maupun SPP dan SOP). Hambatan lain berkaitan erat dengan aspek koordinasi antar lembaga khususnya antara BP2T dengan Disperindag yang pada dasarnya mengarah pada koordinasi antara dua SKPD tersebut menurut penulis masih kurang luas

    MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

    Get PDF
    Desain gedung perkantoran dan perdagangan di Surabaya akan direncanakan dengan resiko gempa sedang pada wilayah gempa 3 dengan sistem rangka pemikul momen menengah. Gedung ini mempunyai jumlah lantai total 14 yang terdiri dari plat atap untuk tempat helikopter, lantai P1 sampai P6 untuk ruang parkir, lantai 1 sampai 9 untuk ruang kantor. Tujuan dari perencanaan ini untuk menghitung balok dan kolom yang diharapkan berperilaku daktail yang sesuai dengan prinsip kolom kuat balok lemah (strong column weak beam) dengan memencarkan energi gempa. Walaupun gedung berbentuk simetris namun ketinggian lebih dari 40 meter maka menggunakan gempa dinamis yang dapat memberikan keruntuhan yang aman dengan under reinforcement. Perencanaan gedung ini dengan konsep desain kapasitas yang bertujuan agar elemen struktur kolom lebih kuat. Pendimensian dan penulangan balok melintang antara lain : lantai atap dan lantai kantor 40/80 dengan jarak 10,2 meter digunakan tulangan longitudinal D20 dan sengkang Ø12, pada lantai P1 - P5 (ruang parkir) 40/80 dengan jarak 10,2 meter digunakan tulangan longitudinal D22 dan sengkang Ø12. Balok memanjang antara lain : lantai atap, lantai kantor dan lantai parkir 40/80 dengan jarak 10,2 meter digunakan tulangan longitudinal D20 dan sengkang Ø12. Perencanaan kolom pada ruang parkir dengan jarak 4 meter 120/120 digunakan tulangan longitudinal 18D32 dan sengkang Ø12. Sedangkan kolom pada ruang kantor dengan jarak 4,2 meter 100/100 digunakan tulangan longitudinal 18D28 dan sengkang Ø12, kolom pada ruang kantor dengan jarak 5,2 meter 80/80 digunakan tulangan longitudinal 18D28 dan sengkang Ø12. Pada hubungan balok kolom tepi dan tengah, tulangan transversal 4D22 diteruskan sepanjang 1600 mm (sepanjang sendi plastis) dan sengkang Ø 12-100, diluar sendi plastis memakai sengkang 12-15

    PERSPEKTIF KRIMINOLOGI DAN VIKTIMOLOGI TERHADAP KASUS TINDAK PIDANA PEDOFILIA MENURUT PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

    Get PDF
    Tindak pidana pedofilia seringkali terjadi di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari berbagai media massa. Namun demikian kasus tersebut hanya sebagian yang dapat terungkap dan diselesaikan melalui jalur hukum. Pedofilia adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam hal seksual, karena adanya kepuasan ketika melakukan hubungan seksual tersebut dengan anak-anak. Korban dari dari tindak pidana pedofilia adalah anak, dimana anak yang merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dan dilindungi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Anak, Dihubungkan dengan Kriminologi dan Viktimologi. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami bagaimana penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana pedofilia dan untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tindak pidana pedofilia, serta untuk mengetahui dan memahami upaya perlindungan terhadap anak yang menjadi korban tidak pidana pedofilia. Dalam hal penulisan skripsi ini agar dapat mempermudah dalam proses penelitian, penulis menggunakan beberapa teori seperti Teori Negara Hukum, Teori Penegakan Hukum, Teori Perlindungan Hukum, dan Teori Kriminologi. Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan atau penelitian hukum yang menggunakan sumber-sumber data primer, sekunder dan tersier seperti peraturan perundang-undangan, sejarah hukum, teori-teori hukum dan pendapat-pendapat sarjana hukum yang berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa Penegakan hukum pidana terhadap pelaku tindak pidana pedofilia belum efektif, karena belum mampu memberikan efek jera terhadap pelaku pedofilia dan masih terdapat beberapa kendala dalam penegakan hukumnya, Kebijakan pemidanaan bagi pelaku pedofilia dalam hukum positif Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan pemidanaan yakni untuk memperbaiki pribadi dan penjahat itu sendiri, untuk membuat orang menjadi jera, untuk membuat penjahat-penjahat tertentu menjadi tidak mampu untuk melakukan kejahatan lain. Faktor-faktor yang menyebabkan pedofilia adalah sebagai berikut : Hubungan keluarga yang tidak harmonis, riwayat sebagai korban kekerasan seksual saat masih berusia kanak-kanak, gangguan kepribadian antisosial, kecanduan obat-obatan, depresi, faktor genetic, faktor lingkungan, ketidak seimbangan hormon dan IQ yang rendah. Upaya yang dilakukan dalam perlindungan korban pedofilia adalah Koseling, Pelayanan atau Bantuan Medis dan Bantuan Hukum serta Pencegahan tehadap tindak pidana pedofilia

    KONTROL TORSI MOTOR DC BRUSHLESS PENGGERAK HYBRID ELECTRIC VEHICLE MENGGUNAKAN PREDICTIVE DIRECT TORQUE CONTROL

    Get PDF
    Hybrid Electric Vehicle (HEV) merupakan kendaraan dengan dua sumber tenaga penggerak yaitu Internal Combustion Engine (ICE) sebagai penggerak primer dan Brushless DC Motor (BLDCM) sebagai penggerak sekunder. Permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah HEV memiliki respon transient kecepatan yang lambat. BLDCM berperan untuk menyuplai torsi tambahan untuk mempercepat respon transient kecepatan. Penelitian ini mengembangkan metode Direct Torque Control (DTC) dengan tambahan mekanisme prediksi torsi yang disebut Predictive Direct Torque Control (PDTC) untuk pengaturan torsi BLDCM. Hasil pengujian menunjukkan PDTC memiliki performansi yang lebih baik dibandingkan DTC, dimana nilai Root Mean Square Error (RMSE) kecepatan transient PDTC lebih kecil dibandingkan dengan DTC. PDTC memiliki nilai RMSE=13,09 rpm sementara DTC memiliki RMSE=35,56 rpm. PDTC mampu meningkatkan performansi sebesar 2,72x lebih cepat dibanding DTC yang ditunjukkan dengan nilai RMSE. ========================================================= Hybrid Electric Vehicle (HEV) is a vehicle with two sources of propulsion consist of internal combustion engine (ICE) as the primary mover and brushless DC motor (BLDCM) as secondary mover. Slow transient velocity response is a problem that occurs in HEV. BLDCM role is to supply additional torque for accelerating the transient speed response. This research developed a method of Direct Torque Control (DTC) with additional torque prediction mechanism called Predictive Direct Torque Control (PDTC) for controlling torque of BLDCM. The test results showed transient response speed HEV PDTC has better performance than the DTC, where the value of root mean square error (RMSE) PDTC smaller than DTC. PDTC has a value RMSE = 13,09 rpm while the DTC has RMSE = 35,56 rpm. PDTC is able to improve the performance 2,72x faster than DTC shown with value of RMSE

    PENGARUH VARIASI TEMPERATUR DALAM PROSES PWHT PENGELASAN SMAW UNTUK MATERIAL BAJA SS400 TERHADAP NILAI KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN IMPAK

    Get PDF
    Abstrak Arm Engine merupakan bagian yang menghubungkan roda belakang dengan rangka pada motor dan terpasang diantara rangka mesin. Material untuk arm engine sendiri adalah baja karbon rendah SS400. Untuk memproduksi arm engine diperlukan proses pengelasan. Baja karbon rendah dapat menggunakan pengelasan SMAW. Pada proses pengelasan SMAW dapat menyebabkan tegangan sisa yang merubah sifat mekanik dari material. Untuk mengurangi tegangan sisa dan memperbaiki sifat mekanik setelah proses pengelasan maka dapat dilakukan dengan metode PWHT (Post Welding Heat Treatment) yang bertujuan untuk mencari pengaruh variasi temperatur pada proses PWHT terhadap nilai kekuatan tarik dan kekuatan impak. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan memvariasikan temperatur dalam proses PWHT pengelasan SMAW pada material baja SS400, selanjutnya masing-masing variabel akan diuji tarik dan uji impak. Uji tarik bertujuan untuk mengukur kekuatan meregang dari spesimen sebelum patah dan uji impak bertujuan untuk mengukur kemampuan material untuk menahan retakan atau patah (ketangguhan). Spesimen yang sudah diuji tarik dan uji impak, akan dianalisa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas meliputi tanpa PWHT, dengan proses PWHT temperatur 800°C dan temperatur 850°C. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada variasi temperatur dalam proses PWHT terhadap nilai kekuatan tarik dan kekuatan impak pengelasan material baja SS400. Variasi tanpa PWHT memiliki niai kekuatan tarik tertinggi dengan nilai 456,44 MPa dan variasi temperatur 850°C memiliki nilai kekuatan tarik terendah dengan nilai 411,67 MPa. Sedangkan untuk nilai kekuatan impak tertinggi yaitu variasi temperatur 850°C dengan nilai 0,691 J/mm2 dan variasi tanpa PWHT memiliki nilai kekuatan impak terendah dengan nilai 0,445 J/mm2.Kata Kunci: Baja SS400, Arm Engine, Variasi Temperatur, PWHT, Uji Tarik, dan Uji Impa

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Pasien Pasca Stroke Hemiparase Dextra

    Get PDF
    Background: Stroke is a disorder of the central nervous system due to damage to the circulatory system in the brain. Damage to the central nervous system have resulted in disruption of the motor system in the human body after a stroke takes place. Purpose: To determine the effect of treatment with physiotherapy modalities excercise active, passive excercise and approximation in patients with acute receipt. To determine the effect of passive movement gantle, approximation to the strength and muscle tone. Results: An increase in muscle strength, T0 = 1 to T6 = 2. There is a decrease in range of motion for 6 times evaluation. There is no increase in the value of functional activity for 6 times evaluation. Conclusion: Treatment for 6 times is not enough for stroke patients, stroke patients require therapy handlers who regularly and not short. Need to be evaluated further and during therapy should have no role in helping the recovery of the patient's family. Keywords: stroke, active exercise, passive exercise, aproximasi

    PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN DANSA CHA-CHA- CHA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TARI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media Pembelajaran berbentuk video pembelajaran cha-cha-cha bagi peserta didik sekolah menengah atas yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) dan menentukan kualitasnya ditinjau dari aspek isi/materi, penyajian, serta tampilan oleh ahli materi dan ahli media. Metode pengembangan yang dilakukan, beberapa tahap yaitu (1) Perencanaan meliputi analisis data, perumusan tujuan, penyusunan Gambaran Garis Besar Isi Program Media (GBIPM) & Jabaran Materi (JM); (2) Produksi meliputi persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian; (3) Evaluasi meliputi Uji ahli Materi dan Media; (4) Hasil Produksi. Penelitian pengembangan video pembelajaran dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan. Hasil penelitian ini adalah video pembelajaran dansa cha-cha-cha sebagai media pembelajaran tari di Sekolah Menengah Atas dengan skor persentase keseluruhan 89.975% setara rata-rata perolehan skor 3.599 maka kategori kelayakan pada video pembelajaran adalah Sangat Layak (SL)

    PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN, KUALITAS PELAYANAN DAN TARIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM (STUDI PADA KPP PRATAMA TAMPAN PEKANBARU)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman peraturan, kualitas pelayanan dan tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM (studi pada KPP Pratama Tampan Pekanbaru). Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Metode pemilihan sampel adalah purposive sampling, Analisis data menggunakan alat analisis uji regresi linier berganda dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian t, uji f, dan determinasi (R ). Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial pemahaman 2 peraturan, kualitas pelayanan dan tarif pajak memiliki pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak UMKM. Variabel independen dapat menjelaskan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 29,5% sedangkan sisanya sebesar 70,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Kata kunci: Pemahaman Peraturan, Kualitas Pelayanan, Tarif Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak UMK

    Pengaruh Variasi Intake Lobe Lift, Exhaust Lobe Lift Dan Celah Katup Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor

    Get PDF
    Motorbikes that are very much operated every day need fuel oil which is a fossil fuel that has been depleted and cannot be renewed. With the current conditions, it is necessary to control fuel consumption on a motorcycle. Setting the intake lobe lift, the exhaust lobe lift and valve gap have a positive impact on fuel consumption. There has been a lot of research about setting the intake lobe lift, the exhaust lobe lift and valve gap. The number of conventional motorcycle vehicles that are still operating requires special arrangements and deeper studies to be able to be economical in fuel consumption. The objectives of this study are: (1) to identify the factors that cause high fuel consumption. The research method uses the experimental method. By using pertamax. . The results showed that: 1) modification 2 uses the longest fuel consumption, and 2) there are effects of variations in the intake lobe lift and exhaust lobe lift on fuel consumption, 3) there is an effect of adjusting valve gap variations on fuel consumption, 4) there are the effect of variations in the intake lobe lift and exhaust lobe lift and adjustment of valve gap variations on fuel consumption
    • …
    corecore