2,044 research outputs found

    HUBUNGAN LAMA PERAWATAN PADA PENDERITA STROKE DENGAN KOPING KELUARGA DI PAVILIYUN FLAMBOYAN RSUD JOMBANG

    Get PDF
    Perawatan penderita stroke yang lama merupakan suatu stressor yang membuat keluarga menggunakan koping untuk menjaga keseimbangan keluarga sebagai sistem. Keseimbangan sistem keluarga dapat tercapai apabila sumber – sumber koping yang ada dalam keluarga mampu mengatasi stressor yang timbul. Dampak strategi koping keluarga yang disfungsional dalam merawat penderita dapat meningkatkan resiko kekerasan dan penelantaran terhadap penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran cara tentang strategi koping keluarga dalam merawat penderita stroke. Berdasarkan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah analitik corelasi. Populasi adalah semua keluarga dengan penderita stroke di Rumah Sakit Umum Jombang. Jumlah responden adalah 30 responden yang menggunakan teknik purpossive sampling dengan variabel dependent strategi koping keluarga dan independent Lama perawatan penderita stroke. Data dikumpulkan dan disajikan dalam analisa data uji korelasispearmen rho untuk mengetahui tentang gambaran strategi koping keluarga baik adaftif fungsional maupun adaftif disfungsional. Hasil penelitian menemukan lama perawatanpenderita stroke di Pavilyun flamboyant adalah 11—14 haristrategis adaptif ( 46,6 % ). Dan dari hasil uji spss dengan spearmen rho. Ada hubungan antara lama perawatan dengan strategi koping keluarga,Dengan r hitung 0,793 dan sign 0,05. Disimpulkan bahwa masih ada keluarga dalam merawat penderita dengan ketergantungan yang menggunakan strategi koping keluarga adaftif disfungsional. Bagi tenaga kesehatan yang melakukan pendampingan keluarga perlu mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, dinamika yang terjadi dalam keluarga berkaitan dengan budaya setempat dan bagi pengambil kebijakan untuk memprioritaskan keluarga yang merawat penderita di rumah sakit

    FILM ANIMASI KOMIK GERAK “JOKO BEREK”

    Get PDF
    Intisari Teknologi ibarat dua sisi mata uang dapat berdampak negatif atau sebaliknya digunakan sebagai media informasi untuk dapat mendukung nilai-nilai budaya. Media informasi menampung berbagai media salah satu kemampuan memaparkan audio visual atau Film. Film di sosial media sangat menarik karena masyarakat muda Indonesia umur 10 – 19 Tahun 80% aktif pengguna internet dan 39% melihat konten film. Sehingga diharapkan peran film di sosmed dapat mendorong memperkenalkan kearifan budaya lokal yang mulai hilang. Salah satu konten lokal Surabaya yang layak diangkat adalah cerita legenda Sawonggaling. Sawonggaling saat masih kecil mempunyai nama Jaka Berek. Cerita Jaka Berek tahun 1960 – 1990 banyak disadur di pementasan ludruk. Hampir semua grup ludruk pernah mementaskannya. Selain Ludruk cerita Jaka Berek juga disadur di buku komik. Komik terbitan Firma Garuda Surabaja dengan judul Sawonggaling, komik terbitan CV. Piramida Semarang dengan judul Sawonggaling Satria dari Surabaya, dll. Seiring waktu konten lokal tersebut sekarang ini hilang keberadaannya tergeser dengan tayangan – tayanga film di media sosial. Generasi muda utamanya karena dianggap tidak menarik. Dari Fenomena yang ada teknologi sangat diharapkan dapat mendorong munculnya nilai – nilai lokal budaya yang hilang di era digital, dengan sudut pandang berbeda dari cerita pendahulunya pengkarya ingin cerita lokal konten Sawonggaling disaat masih kecil bernama Jaka Berek diangkat menjadi film animasi komik gerak menggunakan struktur tiga babak. Kata Kunci: Komik gerak, Sosial media, Sawonggaling, Joko Bere

    FENOMENA KESADARAN MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KENDARAAN SECARA KREDIT DI MASA COVID-19

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine whether brand awareness and perceived quality influence purchasing decisions significantly partially or simultaneously by financing companies. This research was conducted by involving 100 respondents in the city of Tangerang who have ever loaned a vehicle in a finance company. To determine the relationship between variables with a test research instrument in the form of a scale to measure brand awareness (X1) and perceived quality (X2) ). with the method 1. Validity and Reliability Test; 2. Classical Assumption Test; 3. Multiple Regression Analysis; 4. Hypothesis test, and produce X1 (0.199), X2 (0.104) and R2 (0.445) values so that they have a significant effect both partially and simultaneousl

    Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa Berbasis Budaya Lokal (Studi Situs di SMP Negeri 2 Jiken Kabupaten Blora)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Karakteristik Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa Berbasis Budaya Lokal di SMP Negeri 2 Jiken Kabupaten Blora. Secara spesifik bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Karakteristik pengelolaan ruang pembelajaran Bahasa Jawa berbasis budaya lokal. 2) Karakteristik pengelolaan materi pembelajaran Bahasa Jawa berbasis budaya lokal. 3) Karakteristik pengelolaan interaksi pembelajaran Bahasa Jawa berbasis budaya lokal di SMP Negeri 2 Jiken Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain etnografi dengan lokasi di SMP Negeri 2 Jiken Kabupaten Blora. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa, dan dokumen. Informan penelitian ini 1) kepala sekolah, 2) wakil kepala sekolah bidang akademik, 3) guru Bahasa Jawa, 4) guru, 5) siswa. Peristiwanya adalah proses pembelajaran Bahasa Jawa. Dokumen penelitian adalah dokumen yang berkaitan dengan catatancatatan, foto‐foto, dan dokumen lain. Data‐data yang terkumpul dianalisis dengan analisis model interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian, 1) Pengelolaan ruang pembelajaran Bahasa Jawa terbukti efektif dengan adanya kelompok kerja dan tutor sebaya, tersedianya papan majalah dinding kelas, dan penggunaan ruang karawitan untuk belajar nembang. 2) Pengelolaan materi pembelajaran Bahasa Jawa dilakukan dengan memakai materi hasil penyusunan dari tim MGMP Kabupaten. Bagi Bahasa Jawa yang bukan dari basik mata pelajaran Bahasa Jawa selalu berkoordinasi dengan guru yang berbasik Bahasa Jawa guna mengatasi kesulitan dalam menguasai materi. Peningkatan dan pengembangan materi kesastraan dan budaya lewat kegiatan ekstra kurikuler.3)Interaksi pembelajaran Bahasa Jawa terjalin dengan harmonis, Penerapan Unggahungguh dalam berbahasa Jawa sudah baik dan benar. Guru dengan peserta didik menggunakan ragam ngoko, peserta didik dengan guru menggunakan ragam krama inggil. Guru aktif membimbing siswa dalam berkomonikasi dengan menggunakan Bahasa Jawa, baik di dalam pembelajaran atau di luar pembelajaran. Guru membangun semangat belaja

    The Culture of The Following of Melayu Identity in Indonesia

    Get PDF
    The diversity of ethnic groups makes Indonesia also has a lot of local culture, one of which is folklore. Part of the culture of a society that is spread and traditional in nature which is passed down orally and from generation to generation is also called folklore. Folklore consists of two big words, namely folk and lore. Folk means a group of people who have physical, social, and cultural identifiable characteristics so that they can be distinguished from other groups. This research is a culture-based research that investigates folk culture as the identity of the Malay Archipelago tribes in Indonesia. Folklore or in Indonesian commonly referred to as folklore, is a branch of science that reviews and discusses culture. Folklore consists of two syllables, namely folk and lore. The purpose of this study is to describe Malay folklore as the development of the identity of the Malay community. This research is a qualitative descriptive study with an analysis method (content analysis). This research describes, analyzes, interprets the data. The method of analysis is using the literary reception approach and hermeneutics. The literary reception approach is used to find out how readers respond to Nusantara Malay folklore in Indonesia. The results of the analysis based on folklore (folklore) of the Archipelago in Indonesia, obtained include 1. People who always act and behave correctly always win, 2. People who act and behave in the wrong way will eventually perish, 3. God can make any miracle so that it doesn't happen. nothing is impossible for Him, 4. People who are arrogant, arrogant and have bad intentions will get reinforcements according to their actions. 5. The poor and weak should not be insulted or excluded because by the power of God they can become strong. So it can be concluded that the notion of folklore is a human culture (collectively) which is passed down from generation to generation, both in oral form and in the form of gestures. In Indonesia itself, every region, ethnicity, group, tribe, and religious group of each society has developed its own folklore so that there are various kinds of folklore that exist in Indonesi

    Harmonisasi Pengaturan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

    Full text link
    Penulis mengangkat permasalahan tentang harmonisasi pengaturan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh amanat konstitusi bahwa Indonesia adalah negara hukum dan negara demokrasi. Demokrasi merupakan salah satu prinsip dasar dalam penyelenggaraan negara yang dipilih bangsa Indonesia, perwujudan demokrasi yang paling konkrit dilaksanakan dengan penyelenggaran pemilihan umum. Disamping itu, Indonesia sebagai negara hukum dalam penyeleggaraan negara harus berdasarkan hukum. Oleh karena itu, dalam menjalankan demokrasi harus berpedoman pada prinsip-prinsip negara hukum demi terwujudnya negara demokrasi konstitusional. Untuk menganalisis mengenai pengaturan pemilihan umum kepala dan wakil kepala daerah dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, maka penulis menggunakan teori dari Hans Kelsen.Kata kunci : harmonisasi, pemilihan, pengaturan

    Perubahan Fungsi dan Makna Ritual Tolak Bala Didesa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

    Full text link
    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan kajian budaya yang bersifat kritis, interdisipliner, multidimensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perubahan fungsi dan makna ritual tolak bala ini bukan hanya menjadikan ritual ini yang sebelumnya bukan barang komoditi menjadi barang komoditi tetapi Perubahan fungsi dan makna ritual tolak bala berkaitan pula dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi. Faktor penyebab Perubahan fungsi dan makna ritual tolak bala pada etnik Melayu Pantai Labu di di Desa Bagan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara yaitu sifat masyarakat yang terbuka, dan kreativitas masyarakat, media massa, dan ekonomi. Dampak dan makna Perubahan ritual tolak bala yaitu berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat yang cenderung merugikan ritual tolak bala yang dikomersialisasikan dan kaburnya identitas budaya. Disamping itu strategi pewarisan ritual ritual tolak bala pada etnik Melayu Pantai Labu ini dilakukan dalam tiga bentuk yaitu (1) pemberdayaan (2) dokumentasi dan (3) pengembangan

    PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERJENJANG PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

    Get PDF
    Pembelajaran kooperatif berjenjang adalah sebuah alternatif untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran pada kelas yang siswanya heterogen. Dimana pembelajaran kooperatif berjenjang merupakan suatu siasat atau perencanaan pembelajaran yang bertujuan untuk merubah keadaan pembelajaran siswa dengan cara penjenjangan siswa ke dalam level pandai, sedang, dan rendah dengan pendekatan cara belajar siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan model Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (1988), dimana Kegiatan Penelitian Tindakan menurut Kemmis dan Taggart terdiri dari empat tahap yang harus dilalui  meliputi; (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam suatu spiral yang terkait. Hasil observasi di lapangan pada siklus pertama aktivitas belajar siswa mencapai 55%, prestasi belajar 51%, sedangkan yang belajarnya tuntas hanya 10 orang atau 17%. Pada siklus kedua aktivitas belajar siswa mencapai 57%, prestasi belajar 65%, dan ketuntasan belajar mencapai 68%. Pada siklus III aktivitas belajar siswa mencapai 80%, prestasi belajar 68%, dan ketuntasan belajar mencapai 84%. 

    Analisis Perubahan Kinerja dan Struktur Ekonomi Kabupaten Sidoarjo Sebelum dan Saat Terjadinya Semburan Lumpur Lapindo

    Full text link
    The aims of their study are identify patterns of growth and structural change in the economicsector and to analyze the performance of economic sectors and social-economic impact of the“Lumpur Lapindo” on the area in Sidoarjo.Analyze to identify patterns of growth and contribution to economic sectors and the performanceof economic sectors, thus are: Location Qoution, Ratio Analysis of Growth Models, and AnalysisOverley.Based on the results anlyze economic structure shows that from 2003 until 2007 the role ofprimary sector average of 5.57%, the secondary sector (53.72%), tertiary sector (40.71%). Affectedareas of greatest economic impact is affected districts since the beginning of “Lumpur Lapindo”which Porong district, Tanggulangin, and Jabon. Based on the results of base analysis, the potentialand performance the economic sector before and during the “Lumpur Lapindo” occurred, indicatingthat the amount of the basic sector and the potential sectors in the District of Porong, Tanggulangin,and Jabon decreased in the event of “Lumpur Lapindo”.Based on the results of analysis of social-economic losses from the Lapindo mudflow, thefollowing results are obtained. Lapindo mudflow incident has caused damage to property in theareaaround the blast center. Damaged assets consist of: 1) Land and buildings housing residents; 2)productive plants such as rice, sugarcane, and pulses; 3) Buildings and equipment; 4) infrastructuresuch as toll roads, electricity networks, irrigation networks, water network, telecommunicationsnetworks, gas pipelines, with total losses estimated at Rp 33.27 trillio

    PENGENALAN JENIS GOLONGAN DARAH MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERCEPTRON

    Get PDF
    Darah merupakan salah satu bagian yang penting dalam tubuh. Darah dibedakan menjadi beberapa golongan yaitu A, B, O, dan AB. Secara konvensional, mendeteksi golongan darah dengan cara meneteskan serum anti-A dan serum anti-B ke darah yang akan diindetifikasi. Penentuan golongan darah berdasarkan pengamatan langsung terhadap reaksi tetesan serum tersebut. Hal ini yang menyebabkan terjadi kesalahan identifikasi mulai dari kurang teliti dan terburu-buru dalam mengamati. Mendeteksi golongan darah dapat dilakukan secara komputasi menggunakan pengenalan pola. Jaringan syaraf tiruan (JST) merupakan salah satu metode klasifikasi yang digunakan dalam pengenalan pola. beberapa metode JST yang digunakan dalam pengenalan pola diantaranya Hebb, LVQ, backpropagation dan perceptron. Penelitian ini merancang dan membangun sebuah sistem pengenalan jenis golongan darah melalui citra menggunakan metode jaringan syaraf tiruan perceptron. Fitur yang dimiliki sistem ini antara lain menyimpan data latih, melakukan pelatihan data dan melakukan pengenalan jenis golongan darah. Output dari sistem ini adalah informasi berupa jenis golongan darah. Sistem ini dikembangkan dengan metode waterfall yang diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB dan database Microsoft Access
    corecore