12 research outputs found
Implementasi One TIME Pad Kriptografi Pada Gambar Grayscale Dan Gambar Berwarna
Penyandian pesan melalui teknik kriptografi terus berkembang, salah satunya yaitu penggunaan algoritma One Time
Pad (OTP) yang semula hanya digunakan untuk menyandikan tulisan kini dapat digunakan untuk menyandikan
gambar. OTP merupakan algoritma kriptografi klasik kunci simetris yang sangat aman untuk menyandikan gambar,
bahkan sampai saat ini beklum terpecahkan. Hal ini dikarenakan panjang kunci yang digunakan sama dengan
panjang plainteks yang dalam pengoperasiannya harus dalam keadaan random dan tidak boleh digenerate. Hasil
eksperimen diuji menggunaan Peak Signal to Noise Ratio (PSNR), Bit Error Ratio (BER), Cross Correlation (CC).
Pada kriptografi, nilai PSNR semakin mendekati 0 artinya gambar tersandikan sempurna yang bertolak belakang
dengan watermarking. Pada watermarking nilai PSNR lebih dari 40 dB membuktikan tingkat keberhasilan yang baik.
Makalah ini menyajikan hasil eksperimen pada 24 gambar keabuan dan gambar berwarna untuk proses enkripsi dan
dekripsi. Hasil PSNR proses enkripsi terbaik yaitu 7,4134 dB, BER 26230 sedangkan proses dekripsi berhasil dengan
bukti nilai PSNR infinitive, BER dan MSE dari seluruh gambar bernilai 0. Untuk mengetahui perbedaan gambar asli
dengan gambar hasil kriptografi, perbedaan nilai dari hasil percobaan disajikan dalam bentuk histogram.
Kata Kunci: One Time Pad, Kriptografi, Citra, PSNR, BE
Optimasi Metode Blowfish untuk Mengamankan Password pada Kriptografi
Berkembangnya ilmu komputerisasi, isu mengenai keamanan data baik dalam bentuk file maupun password menjadi sangat penting. Untuk menjaga keamanan pada data tersebut, makadikenal salah satu teknik yaitu kriptografi. Adapun algoritma yang digunakan adalah Algoritma Blowfish. Blowfish merupakan algoritma yang aman, sederhana, kuat dan cepat denganmenggunakan 16 putaran, dengan blok cipher 64-bit yang merupakan panjang dari kunci variabel. Keunggulan blowfish yaitu mempunyai dua bagian yaitu perluasan kunci atau keyexpansion dan enkripsi data. Blowfish disebut juga dengan algoritma kunci simetrik cipher blok yang dikenal dengan istilah “OpenPGP.Cipher.4”. Pesan tanpakunci yang dienkripsi oleh blowfish belum bisa dibongkar oleh kriptanalis sampai sekarang. Hasil dari implementasi blowfish ini menunjukkan bahwa aplikasi dapat menjalankan fungsipada proses enkripsi dan dekripsi data dengan baik dalam mengamankan password dalam ranah kunci heksa string dan alfabet
Uji Performa Watermarking 256x256 Citra Keabuan dengan Least Significant Bit
Pada era digitalisasi seperti sekarang, hampir semua data multimedia dapat ditemukan via internet. Kemudahan dalam mengakses internet berdampak pada semakin sulitnya membatasi tindakan copy paste terhadap foto karya orang lain sehingga dibutuhkan adanya teknik untuk mengamanakan data. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengamankan data yaitu watermarking, Dalam perkembangannya, watermarking digunakan untuk copyright protection dan digital signature baik dalam ranah visible maupun invisible. Dalam watermarking dikenal salah satu algoritma yang dikategorikan dalam spasial domain, yaitu Least Significant Bit (LSB). LSB mempunyai kelebihan mudah dan cepat untuk diterapkan. Dalam penelitian ini LSB dianalisa untuk mengamankan citra watermarking sehingga data aman dari orang yang tidak berkepentingan. Keberhasilan dari percobaan ini dapat dilihat dari nilai Peak Signal to Noise Ratio (PSNR). Pada makalah ini, percobaan telah dilakukan dengan menguji 5 citra keabuan berukuran 256x256 dengan citra pesan 128x64 piksel dan menghasilkan piksel tertinggi 54.6667 dB
Kriptografi Vernam Cipher untuk Mencegah Pencurian Data pada Semua Ekstensi File
Pertukaran informasi melalui media internet secara bebas membuat pemilik informasi perlu waspada. Bukan hanya informasi umum, namun informasi khusus yang bersifat rahasia. Perluadanya kendali untuk mengatur keamanan dalam informasi tersebut. Dalam hal ini, peran teknik penyandian data yang dikenal dengan nama kriptografi sangat penting. Kriptografi merupakanteknik untuk menyandikan data melalui proses ekripsi dan dekripsi dengan kunci tertentu sehingga menghasilkan data tersandikan yang tidak diketahui oleh orang lain. Dalam makalah iniakan digunakan algoritma vernam cipher. Algoritma ini termasuk algoritma kunci simetrik yaitu adanya kesamaan kunci antara enkripsi dan dekripsi. Keunggulan vernam cipher dibandingcipher yang lain yaitu menggunakan pseudorando-key yang sama panjang dengan fungsi XOR. Kunci acak pada vernam cipher berfungsi untuk menyulitkan kriptanalis dalam menemukanplainteks asli. Vernam cipher telah diuji coba melalui aplikasi kriptografi dengan media semua ekstensi file dan membuktikan bahwa algoritma tersebut handal. Hal ini dibuktikan denganproses dekripsi setiap file yang diproses dapat kembali seperti semula dan tidak mengalami kerusakan. Hasil percobaan menggunakan 4 buah file dengan ukuran sama yaitu 100 kb namunmempunyai format file yang berbeda. Hasil dari proses enkripsi untuk semua file diubah ke bentuk *pdf dan tidak terdapat kerusakan file serta lama waktu eksekusi untuk semua prosesenkripsi dan dekripsi tidak lebih dari 0.25 detik
31st Annual Meeting and Associated Programs of the Society for Immunotherapy of Cancer (SITC 2016) : part two
Background
The immunological escape of tumors represents one of the main ob- stacles to the treatment of malignancies. The blockade of PD-1 or CTLA-4 receptors represented a milestone in the history of immunotherapy. However, immune checkpoint inhibitors seem to be effective in specific cohorts of patients. It has been proposed that their efficacy relies on the presence of an immunological response. Thus, we hypothesized that disruption of the PD-L1/PD-1 axis would synergize with our oncolytic vaccine platform PeptiCRAd.
Methods
We used murine B16OVA in vivo tumor models and flow cytometry analysis to investigate the immunological background.
Results
First, we found that high-burden B16OVA tumors were refractory to combination immunotherapy. However, with a more aggressive schedule, tumors with a lower burden were more susceptible to the combination of PeptiCRAd and PD-L1 blockade. The therapy signifi- cantly increased the median survival of mice (Fig. 7). Interestingly, the reduced growth of contralaterally injected B16F10 cells sug- gested the presence of a long lasting immunological memory also against non-targeted antigens. Concerning the functional state of tumor infiltrating lymphocytes (TILs), we found that all the immune therapies would enhance the percentage of activated (PD-1pos TIM- 3neg) T lymphocytes and reduce the amount of exhausted (PD-1pos TIM-3pos) cells compared to placebo. As expected, we found that PeptiCRAd monotherapy could increase the number of antigen spe- cific CD8+ T cells compared to other treatments. However, only the combination with PD-L1 blockade could significantly increase the ra- tio between activated and exhausted pentamer positive cells (p= 0.0058), suggesting that by disrupting the PD-1/PD-L1 axis we could decrease the amount of dysfunctional antigen specific T cells. We ob- served that the anatomical location deeply influenced the state of CD4+ and CD8+ T lymphocytes. In fact, TIM-3 expression was in- creased by 2 fold on TILs compared to splenic and lymphoid T cells. In the CD8+ compartment, the expression of PD-1 on the surface seemed to be restricted to the tumor micro-environment, while CD4 + T cells had a high expression of PD-1 also in lymphoid organs. Interestingly, we found that the levels of PD-1 were significantly higher on CD8+ T cells than on CD4+ T cells into the tumor micro- environment (p < 0.0001).
Conclusions
In conclusion, we demonstrated that the efficacy of immune check- point inhibitors might be strongly enhanced by their combination with cancer vaccines. PeptiCRAd was able to increase the number of antigen-specific T cells and PD-L1 blockade prevented their exhaus- tion, resulting in long-lasting immunological memory and increased median survival
Search for high-energy muon neutrinos from the "naked-eye" GRB 080319B with the IceCube neutrino telescope.
We report on a search with the IceCube detector for high-energy muon
neutrinos from GRB 080319B, one of the brightest gamma-ray bursts (GRBs) ever
observed. The fireball model predicts that a mean of 0.1 events should be
detected by IceCube for a bulk Lorentz boost of the jet of 300. In both the
direct on-time window of 66 s and an extended window of about 300 s around the
GRB, no excess was found above background. The 90% CL upper limit on the number
of track-like events from the GRB is 2.7, corresponding to a muon neutrino
fluence limit of 9.5x10^-3 erg cm^-2 in the energy range between 120 TeV and
2.2 PeV, which contains 90% of the expected events.Comment: 26 pages, 8 figures, version 3 corrects some typos in the formulae A2
and A5. The errors are not present in the code used in the analysis and hence
none of the plots or results is affecte