18 research outputs found

    Reduksi Sulfat oleh Bakteri Termofilik dari Air Panas Sarongsong Kota Tomohon

    Get PDF
    Sulfate Reducing Bacteria (SRB) is very useful in the process of soil bioremediation as the former colliery land and contaminated heavy metal soil. The purpose of this research are to determine the content of sulfate in Sarongsong hot spring and determine the activity of SRB (anaerobic conditions) in three different stations. The sample in this study were drawn from Sarongsong hot spring Tomohon at three different stations, and are grouped in two groups: aerobic and anaerobic. This research was conducted in the laboratory of biological master CARC SWCU, Salatiga. The results of measurements performed after 7 days treatment. From three sampling stations Sarongsong hot spring; S1 S2, S3 were obtained that the sulfate content in the S3 is the largest 35 mg / L, followed by S2 11 mg / L and S1 3.5 mg / L. Sulfate reduction levels ranging from S1, S2, S3 conducted by SRB after 7 days treatment in a row is 185 mg/L; 191mg/L; and 197 mg/L. Station three (S3) has amount of sulfate reducing morethan S1 and S2. The results of this research provide information that Sulfate Reducing Bacteria is in Sarongsong hot spring Tomohon

    PENGURANGAN AMONIUM DENGAN METODE NITRIFIKASI DAN ANAMMOX PADA AIR LINDI DARI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH JATIBARANG, SEMARANG

    Get PDF
    Kandungan amonium yang cukup tinggi dalam air lindi TPA Jatibarang dapat menurunkan kualitas air sungai Kreo sehingga perlu diturunkan kadarnya. Kadar amonium secara biologis dapat diturunkan menggunakan proses nitrifikasi-denitrifikasi dan anammox. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan prinsip proses nitrifikasi dan anammox yang dirancang secara simultan dalam reaktor tidak terpisah, yang ditandai dengan adanya aktivitas dan interaksi bakteri nitrifikasi dan anammox untuk menurunkan jumlah amonium pada air lindi. Dalam penelitian ini digunakan metode kultur batch pada medium air lindi yang dirancang dengan zonasi aerob-anaerob untuk lingkungan perkembangan bakteri nitrifikasi dan anammox. Kadar amonium, nitrit, dan nitrat pada medium selama 28 hari diukur dan dianalisis dengan spektrofotometri sebagai parameter nitrifikasi, sedangkan kadar amonium dan nitrit diukur sebagai parameter anammox. Proses anammox berlangsung selama 14 hari pertama, dimana indeks amonium adalah 1.0 dan indeks nitrit 0.9, sedangkan pada hari ke-14 hingga hari ke-28 proses denitrifikasi terjadi dengan indeks amonium adalah 0.6 dan nitrit adalah 10.6. Hasilnya adalah kadar amonium pada kultur mengalami penurunan dengan nilai efisiensi zona aerob 39.75% dan zona anaerob 56.35% sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi proses nitrifikasi dan anammox pada medium air lindi. Kata kunci : pengurangan amonium, anammox, air lindi, TPA Jatibarang

    Eksploitasi dan Konservasi Sumberdaya Hayati Laut dan Pesisir di Indonesia

    Get PDF
    Based on the Central Bureau of Statistics (BPS), the total population in 2010 is predicted to reach 231 million people, or increase 29 million people compared with the 2000 population census data report, which recorded 202 million people. This condition demands the availability of food, clothing, and shelter. One of the solutions to manage human needs is by exploiting sea life and shoreline resources in Indonesia. Indonesia is an archipelago with its enormously potential sea life resources and shorelines. Over utilizing sea life resources can damage the sea and shoreline ecosystems. The efforts have been conducted to protect a balance in building and continuing sea life in water and sea life ecosystems through the conservation done by society, scientists, and the government. In this scientific review, the shoreline and sea life resources in Indonesia are revealed.Key words: exploitation, conservation, sea life resources, shoreline, sea

    Komponen Senyawa Aktif pada Udang Serta Aplikasinya dalam Pangan

    Get PDF
    Indonesian water area is vast and has a great potential of natural resources. Most of the Indonesian people working as fisherman describes that oceanis place of making a living. Watery area resources Indonesian watery area is vast and has a great potential incude shrimps, fish, and other organism tosupport human life. Ocean organism has been known to contain nutrition which is good for human’s health. Shrimps contains omega 3, mineral, fat,citin, carotenoide (astaxanthin) and vitamin. The active compound have an ability to prevent disease and meet the nutritional need of body. Omega3 andastaxantin for example are active compounds found in shrimps. These compound play a role as antioxidant and free radicals scavenger can be supplementfor pregnant women and baby. Omega 3 and antaksantine are found in various shrimps and fish. Thus, the development of product from this organismincludes supplement, margarine, cake, souse, bread, kerupuk, flour and salt. In this review, the writer describes the the functional compound and itsusage as food product

    Potensi Chlorella SP Sebagai Agen Bioremediasi Logam Berat Di Air

    Full text link
    Pembangunan dan Industrialisasi ini menyebabkan bertambah akumulasi limbah dan menjadi acaman pada lingkungan jika limbah tersebut tidak dikelola secara baik. Senyawa berbahaya yang sering dijumpai dalam limbah diantaranya adalah logam berat. Akumulasi logam berat di lingkungan dan dalam tubuh organisme dapat menimbulkan dampak negatif bagi oragnisme itu sendiri. Sehingga diperlukan suatu tindakan remediasi bagi lingkungan yang telah terkontaminasi dengan logam berat. Untuk proses bioremediaasi logam berat pada lingkungan dibutuhkan suatu agen biologis tertentu yang mampu menyerab logam berat yang terdapat pada lingkungan tercemar. Chlorella sp merupakan suatu agen bioremediasi yang baik, selain dapat hidup pada lingkungan yang tercemar juga dapat memakai logam berat sebagai logam esensial untuk metabolisme. Chlorella sp mampu menyerap beberapa logam berat dengan baik seperti logam Cr (6,660 mg), Cu (7,126 mg), Cd (8,549 mg), Zn (9,181mg) dan mampu bertahan hidup pada lingkungan tercemar dengan adanya peningkatan biomassanya Cr (0,089 mg), Cd (0,088 mg), Cu (0,090 mg), Zn (0,089 mg ), Kontrol (0,091 mg). Jadi dapat disimpulkan bahwa chlorella sp mampu menyerap logam berat dan dapat bertumbuh pada lingkungan yang tercemar oleh logam berat, sehingga dapat dipakai sebagai agen bioremediasi logam berat

    PENGURANGAN AMONIUM DENGAN METODE NITRIFIKASI DAN ANAMMOX PADA AIR LINDI DARI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH JATIBARANG, SEMARANG

    Get PDF
    ABSTRAK Kandungan amonium yang cukup tinggi dalam air lindi TPA Jatibarang dapat menurunkan kualitas air sungai Kreo sehingga perlu diturunkan kadarnya. Kadar amonium secara biologis dapat diturunkan menggunakan proses nitrifikasi-denitrifikasi dan anammox. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan prinsip proses nitrifikasi dan anammox yang dirancang secara simultan dalam reaktor tidak terpisah, yang ditandai dengan adanya aktivitas dan interaksi bakteri nitrifikasi dan anammox untuk menurunkan jumlah amonium pada air lindi. Dalam penelitian ini digunakan metode kultur batch pada medium air lindi yang dirancang dengan zonasi aerob-anaerob untuk lingkungan perkembangan bakteri nitrifikasi dan anammox. Kadar amonium, nitrit, dan nitrat pada medium selama 28 hari diukur dan dianalisis dengan spektrofotometri sebagai parameter nitrifikasi, sedangkan kadar amonium dan nitrit diukur sebagai parameter anammox. Proses anammox berlangsung selama 14 hari pertama, dimana indeks amonium adalah 1.0 dan indeks nitrit 0.9, sedangkan pada hari ke-14 hingga hari ke-28 proses denitrifikasi terjadi dengan indeks amonium adalah 0.6 dan nitrit adalah 10.6. Hasilnya adalah kadar amonium pada kultur mengalami penurunan dengan nilai efisiensi zona aerob 39.75% dan zona anaerob 56.35% sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi proses nitrifikasi dan anammox pada medium air lindi. Kata kunci : pengurangan amonium, anammox, air lindi, TPA Jatibarang

    Kajian Zat Hara Fosfat dan Nitrat pada Air dan Sedimen Padang Lamun Pulau Tujuh Seram Utara Barat Maluku Tengah

    Get PDF
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fosfat dan nitrat merupakan nutrien penting di lingkungan perairan laut dan berperan dalam proses pertumbuhan dan metabolisme fitoplankton. Fosfat dan nitrat juga merupakan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan. Kadar nutrien tersebut di lingkungan perairan dan sedimen menentukan layak atau tidak layak bagi kehidupan biota laut. Penelitian ini dilakukan di perairan pantai Pulau Tujuh Seram Utara Barat pada bulan Desember 2013 – Januari 2014 di tiga stasiun, bertujuan untuk mengkaji kondisi perairan berdasarkan ketersediaan zat hara (fosfat dan nitrat) pada air dan sedimen padang lamun. Guna mendapatkan data tersebut, sampel air dan sedimen dari beberapa stasiun pengamatan dianalisis kadar nitrat dan fosfatnya. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi fosfat pada sedimen lebih bervariasi (0,058% - 0,107%) dibandingkan dengan konsentrasi fosfat di perairan (0,0001mg/l - 0,0034mg/l). Demikian juga dengan konsentrasi nitrat pada sedimen lebih bervariasi (0,074% - 0,187%) dibanding konsentrasi nitrat di perairan (-0,0001mg/l - 0,0061mg/l). Dengan mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 tahun 2004, konsentrasi nitrat dan fosfat pada perairan dan sedimen di Pantai Pulau Tujuh, layak untuk kehidupan biota laut

    Evolutionary Perspective of Sulfur Dynamics in Tomohon and Implications on Microbial Corrosion

    Get PDF
    Sulfur (S) is a non-metal, multivalent, tasteless and odorless element. The vast amount of sulfur valence (from S2- to S6+)allows such element to participate in various geochemical and biochemical processes. In nature, sulfur is everywhere, abundant and distribute evenly on earth and the solar system. On ‘ancient’ earth in anoxic atmospheric condition, sulfur existed in the form of H2S. In oxic period, following the discovery of photosynthesis, sulfur was commonly found in the form of sulfur oxides (SOx). This paper discusses the evolutionary perspective of sulfur by presenting and discussing three following aspects: (i) The formation ofsulfur element through “nucleosynthesis” that generating 4 sulfur isotopes with various abundances (32S= 95.02%; 33S = 0.75%; 34S = 4.21%; 36S= 0.02%), (ii) Geological record of ∆33S and sulphate dynamics in the atmosphere since 2,500,000,000-290,000,000 years ago as volcanic gas; and, (iii) The transformation of various types of sulfur compounds in oxic condition nowadays as SO2 , SO3, H2SO4, sulfite salt, sulfate salt, and organic sulfur aerosols.Special attention is given to the sulfur cycle and changing dynamics in nature related to volcanism in geological context of North Sulawesi, especiallyTomohon areas, and practical implication of microbiological corrosion is considered as the implication of the sulphuric evolution that affect the life of modern society
    corecore