13 research outputs found

    The Concept of Family Education According to Q.S Lukman: 13-19

    Get PDF
    Human Being is created by Allah in a state of not knowing anything, but equipped with the senses and minds as tools to be able in receiving knowledge, and also established the concepts and norms which forms the basis of educational process. The occurrence of moral decadence in Indonesian young generation is always associated with the bad education system used, so it is need a systematic and comprehensive effort to understand the nature of human beings and how to educate them based on the references from Allah as the creator. Al-Qur'an gives many examples of good educational process, such as contained in Q.S. Lukman: 13-19. To understand about the educational process can be used a bayani method which includes: identifying the nash of al-qur`an to be studied, identifying the corresponding Nash of Al Qur’an, and understanding the Nash of Al Qur’an textually and contextually. By using Bayani method, the concept of family education based on Q.S Lukman: 13-19, as follows: introducing Allah as a creator and the origin of human being, teaching science as the basis of argumentation, introducing the law of causality (Cognitive aspect), training and making habitual on praying and Amar maruf nahi munkar (Psychomotor aspect), training the patience, caring for others, humble, modest life, and politeness (Affective aspect). The affective aspect in the concept of family education based on Q.S Lukman: 13-19 is dominant about 45.46%, if this concept is used by parents in educating their children, the problem of moral decadence in this country can be minimized

    PENERAPAN KONSEP PENDIDIKAN LUKMANUL HAKIM DALAM KELUARGA

    Get PDF
    Abstract: Parenting and education for early childhood, in the era of Industrial 4.0 and the era of Society 5.0,  can not be done with conventional and classical approaches, because in this era occurs a rapid industrial revolution (speed), change suddenly, Unfriendly with slowly, and unpredictable, which produces many sophisticated industrial products, and also affects the social change drastically.  This research uses an explanation method based on library research, with the following steps: Identifying, reviewing, studying, analyzing, and syntactic the implementation of the family education concept Based on Q.S. Lukman (31): 12-19. Family education concepts based on Lukmanul Hakim that can be applied are as follows: (1). Introducing the creator (2). Introducing the origin of humans and their own (3). Teaching science as the basis of argumentation, (4). Introducing the law of causality, (5). Training and making habitual to prayer, (6). Training and making habitual to amar ma`ruf nahi munkar, (7). Training the patience, (8). Training to caring for others, (9). Training the children not to be arrogant or humble (10). Training the children live modestly, (11). Training children for good manners or politeness. The methods and models used are adapted to the material to be delivered.Keywords: Education Concept, Lukmanul Hakim, Family Abstrak: Pengasuhan dan pendidikan anak di era Industri 4.0 dan Era Society 5.0 tidak dapat dilakukan dengan pendekatan konvensional dan klasikal, karena pada era ini terjadi sebuah revolusi industri yang sangat cepat (speed), berubah mendadak (suddent change), tidak bersahabat dengan yang lambat (unfriendly with slowly), masa depan yang susah untuk diprediksi (unpredictable), yang menghasilkan banyak produk hasil industri yang canggih (sophisticated) dan berdampak pula pada perubahan sosial masyarakat yang drastis.  Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif didasarkan pada  studi pustaka (library Research), dengan langkah-langkah sebagai berikut : Mengidentifikasi, Mengkaji, Mendalami, Menganalisis dan sintaksis penerapan konsep pendidikan Lukmanul Hakim berdasarkan pada Q.S. Lukman (31):12-19 pada keluarga. Konsep pendidikan Lukmanul Hakim yang dapat diterapkan dalam keluarga, adalah sebagai berikut: (1) Mengenalkan pengetahuan tentang sang pencipta; (2) Mengenalkan pengetahuan tentang diri dan asal usul manusia; (3) Mengajarkan ilmu pengetahuan sebagai landasan argumentasi dalam menjalani kehidupan; (4) Mengenalkan dan mengajarkan kepada anak pengetahuan tentang hukum sebab akibat (hukum kausalitas); (5) Melatih dan membiasakan sholat; (6) Melatih dan membiasakan beramar maruf nahi munkar; (7) Melatih dan membiasakan anak untuk bersabar; (8) Melatih dan membiasakan anak untuk memiliki kepedulian kepada sesama; (9) Melatih  dan membiasakan anak untuk tidak memiliki sifat sombong dan angkuh; (10) Melatih dan membiasakan anak untuk hidup bersahaja; (11) Melatih dan membiasakan anak untuk memiliki sopan santun. Adapun metode dan model yang digunakan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.Kata Kunci: Konsep Pendidikan, Lukmanul Hakim, Keluarg

    KENALKAN, SENANGKAN, BIARKAN, DAN BIASAKAN (KSB2) SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KARAKTER GEMAR MEMBACA ANAK USIA DINI

    Get PDF
    The character of fond  reading is one of the characters that the government wants to build, this is marked by the issuance of Perpres (Presidential regulation) Number. 78 Year 2017 on Strengthening the Character Education. To develop the character of fond reading is not easy, like turning your palm, but it needs a long process that must be started from early childhood. With the descriptive method, the author described one of PAUD Terpadu Tunas Mentari programs in its efforts to instill the character of fond reading in early childhood through KSB2 program. The impacts of implementing the program are: (1) Children feel happy and enthusiastic when they are invited to the regional library, (2). Children after returning from the regional library, will tell about what they read; (3). Children ask their parents to buy picture books; (4). Children language skills increase, with increasing mastery of new vocabulary Karakter gemar membaca adalah salah satu karakter yang ingin dibangun oleh pemerintah, sebagaimana dituangkan dalam perpes No. 78 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Untuk membangun karakter gemar membaca tidak dapat dilakukan mendadak secara tiba-tiba, tetapi perlu proses panjang yang harus dimulai sejak anak usia dini. Dengan metode deskriptif, penulis menggambarkan  salah satu program PAUD Terpadu Tunas Mentari Kota Tasikmalaya dalam upayanya menanamkan karakter gemar membaca pada anak usia dini melalui program   Kenalkan, Senangkan, Biarkan, dan Biasakan (KSB2). Dampak implementasi program tersebut adalah : (1) Anak merasa senang dan antusias ketika akan diajak ke perpustakaan daerah, (2). Anak setelah pulang dari perpustakaan daerah akan bercerita tentang apa yang ada di buku; (3). Anak meminta kepada orang tuanya untuk dibelikan buku bergambar; (4). Kemampuan kebahasaan anak meningkat, dengan bertambahnya penguasaan kosakata baru

    PELATIHAN PENYIAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DI LINGKUNGAN PERGURUAN AL JAM’IYATUL WASHLIYAH KOTA TASIKMALAYA

    Get PDF
    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, guru harus terampil menyiapkan strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Diantara unsur strategi pembelajaran adalah keterampilan dalam memilih, menyiapkan dan memfungsikan media pembelajaran disamping pemilihan metode dan model pembelajaran. Seiring dengan perubahan kurikulum maka guru dituntut adaptif terhadap dinamika dan perkembangan peserta didik. Adaptasi tersebut berkaitan dengan cara guru menggunakan media pembelajaran yang berbasis pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Tak dapat dipungkiri bahwa perubahan kurikulum sedikit banyak telah membawa dampak bagi banyak guru, hal tersebut diakibatkan oleh lompatan teknologi informasi yang sangat cepat, akibatnya banyak guru yang melaksanakan tugasnya sebatas formalisme belaka, dan kondisi ini berujung pada kondisi kualitas peserta didik.Untuk tujuan tersebut pelatihan ini diselenggarakan.Pelatihan ini diberikan kepada guru-guru di lingkungan Perguruan Al Washliyah Kota Tasikmalaya. Perguruan Al Washliyah adalah lembaga pendidikan yang dikelola oleh organisasi sosial kemasyarakatan (ormas) Islam Al Jam’iyatul Washliyah, diikuti oleh 37 orang guru yang terdiri dari guru MTs (Madrasah Tsanawiyah), RA (Raudatul Athfal), TKIT (Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu) dan MDA (Madrasah Diniyah). Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas guru dalam menunjang kualitas pembelajaran

    Moral Development of Early Childhood Through Living Values Education

    Get PDF
    The aim of this study is to describe moral development of early childhood through Living Value Education approach in RA Taiara Chandra Yogyakarta. Basically, this curriculum is character based curriculum. This is qualitative descriptive study by using interview, observation, and documentation. Interview is conducted toward the teacher and headmaser. The result of this study indicates that RA Tiara Chandra using K13 curriculum with Living Value Education approach, which consists of universal value in daily live wether at the school, home or in the society. Based on observation and interview results, many children in this school not on know about some carracter but also know why they should have that carracter. The universal living value that have been integrated in RA Tiara Chandra curriculum namely, peace, honesty, appreciation, responsibility, cooperation, care and share, love, happiness, religious, and freedom. The method tha have been applied are exemplary, habituation, role play, and story telling.Negara Indonesia memasuki bonus demografi, dimana usia produktif lebih besar dibandingkan usia non produktif. Oleh karena itu, Pemerintah harus mempersiapkan lembaga pendidikan anak usia dini yang baik untuk memberikan kontribusi agar menjadi manfaat bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan anak usia dini merupakan fase keemasan. Idealnya, lembaga PAUD yang baik mampu membuat kurikulum yang baik. RA Tiara Chandra Yogyakarta membuat kurikulum berbasis nilai (LVE) untuk mengembangkan moral anak usia dini. Secara sederhana, kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis karakter. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik wwawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan di RA Tiara Chandra adalah Kurikulum 2013 dengan pendekatan Living Values Education (LVE) yang memuat nilai universal pada kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, rumah, maupun pada lingkungan masyarakat. Metode yang dilakukan adalah dengan keteladanan, pembiasaan, bermain peran dan bercerita

    MENANAMKAN SIKAP BERSAHAJA PADA ANAK USIA DINI DENGAN PEMBIASAAN MENABUNG

    Get PDF
    ABSTRAK Pendidikan membangun karakter merupakan proses panjang yang harus dimulai sejak masa kelahiran anak walaupun baru dirasakan dampaknya setelah anak-anak tersebut tumbuh dewasa. Pendidikan karakter sejak dini merupakan pondasi awal dalam membentuk karakter di masa mendatang. Sikap bersahaja harus ditanamkan pada anak mulai sejak dini karena untuk memilah dan memilih antara apa yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Hidup bersahaja banyak memberi manfaat bagi kehidupan karena dapat memperteguh hati untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan dan hidup akan lebih berarti bagi sesama. Salah satu membiasakan anak usia dini bersahaja yaitu dengan cara menabung. Menabung berarti menyisihkan sebagian uang yang dimiliki untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. tujuan orang-orang dalam menabung pada umumnya sangatlah berbeda-beda tapi intinya adalah untuk memenuhi ekspektasi atau harapan di masa depan. Dengan menggunakan metode kualitatif, maka penelitian yang berupa kata-kata dan gambar dalam pengumpulan data-data, data tersebut mengandung makna yakni makna yang sebenarnya atau suatu nilai yang baik. Menanamkan sikap bersahaja pada anak usia dini dengan cara pembiasaan menabung.   Kata Kunci : anak usia dini, sikap bersahaja, pembiasaan menabung     ABSTRACT Character building education is a long process that must be started from childbirth even when it is felt after the children grow up. Early character education is an early foundation for character building in the future. Simple attitudes should be instilled in children starting early because to sort and choose between what is needed and not needed. Simple life provides many benefits for life because it can strengthen the heart to always be grateful for what God gives and life will be more meaningful to others. One of the habitual early childhood that is by way of saving. Saving means setting aside some of the money held for a certain period of time. the purpose of the people in saving in general is very different but the point is to meet expectations or expectations in the future. By using qualitative methods, the research in the form of words and images in the collection of data, the data contains the meaning of the true meaning or a good value. Embedding a simple attitude in early childhood by way of saving habituation.   Keywords: early childhood, modesty, saving habits &nbsp

    UPAYA MENGHINDARI BULLYING PADA ANAK USIA DINI MELALUI PARENTING

    Get PDF
    ABSTRAKDi Indonesia sejak tahun 2011 hingga september 2017, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 26 ribu kasus anak. Laporan tertinggi yang diterima KPAI adalah anak yang berhadapan dengan hukum termasuk didalamnya adalah kasus Bullying. hal ini tentunya akan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan. Anak usia dini akan rentang untuk meniru prilaku-prilaku yang dilihat olehnya, termasuk perilaku bullying dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan studi literature, penulis banyak melihat dan mendengar banyaknya kasus bullying yang terjadi di lingkungan anak usia dini. Bullying bisi berupa fisik, verbal, dan mental/psikologis. Prilaku bullying mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tujuan penulis ini adalah untuk memberika informasi kepada orang tua mengenai bullying beserta danpaknya dengan cara parenting yang dilakukan oleh pihak sekolah. Kata Kunci: Menghindari Bullying; Anak Usia Dini; Parenting. ABSTRACKIn Indonesia from 2011 to September 2017, the Indonesian Child Protection Commission (KPAI) received 26,000 cases of children. The highest report received by KPAI is the child facing the law including Bullying case. this will certainly have a bad impact on the environment. Early childhood will range to imitate the behaviors seen by him, including bullying behavior using qualitative methods ie with literature studies, the authors see and hear lots of bullying cases that occur in early childhood environments. Bullying is physical, verbal, and mental / psychological. Bullying behavior affects the growth and development of children the purpose of this writer is to provide information to parents about bullying and his puppies by parenting done by the school. Keywords: Avoid Bullying; Early childhood; Parenting

    PUZZLE SEBAGAI MEDIA BERMAIN UNTUK MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI

    Get PDF
    ABSTRAK   Pendidikan karakter merupakan hal penting yang harus di tumbuhkan pada anak usia dini, salah satunya mengenai kemandirian. Anak usia dini merupakan masa yang menjadi dasar pembentukan karakter dan kepribadian anak. Sehingga akan sangat penting bila kemandirian sudah mulai ditumbuhkan sejak dini. Salah satu cara untuk menumbuhkan kemandirian pada anak usia dini bisa dilakukan dengan bermain. Bermain mempunyai arti yang sangat penting bagi anak karena setiap anak mempunyai dorongan untuk bermain dan merupakan suatu kebutuhan untuk seorang anak. Dengan bermain, aspek kemandirian akan didapat dari bagaimana cara anak menyelesaikan sebuah tantangan tanpa harus ketergantungan pada orang lain. Metode bermain yang digunakan yaitu dengan menggunakan media puzzle. Media puzzle adalah media permainan anak yang akan meningkatkan kognitif anak serta akan membantu anak mengembangkan kemampuan kemandirian dalam menyelesaikan masalah. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan studi literatur yang merupakan survei dan pembahasan literatur pada bidang tertentu dari suatu penelitian. Studi ini merupakan gambaran singkat dari apa yang telah dipelajari, argumentasi, dan ditetapkan tentang suatu topik, dan biasanya diorganisasikan secara kronologis atau tematis.   Kata Kunci : pendidikan karakter, kemandirian, anak usia dini, puzzle.   Character education is an important thing that should be grown in early childhood, one of which is about independence. Early childhood is the period that became the basis of character formation and personality of children. So it will be very important if the independence has begun to grow early on. One way to cultivate self-reliance in early childhood can be d one by playing. Playing has a very important meaning for the child because every child has a drive to play and is a necessity for a child. By playing, the independence aspect will be gained from how the children solve a challenge without having to depend on others. Playing method used is by using the media puzzle. Media puzzle is a child's game media that will improve children's cognitive and will help children develop the ability of independence in solving problems. The research method used is literature study which is a survey and discussion of literature in certain field of a research. This study is a brief overview of what has been learned, argued, and defined about a topic, and is usually organized chronologically or thematically.   Keyword : character, independence, early childhood,puzzle

    HOLISTIC TRANSCENDENT PARENTING PADA ORANG TUA YANG MENGALAMI KECEMASAN DI ERA DIGITAL (Studi Literatur Menggunakan Systematic Literature Review dan Exploratory Factor Analysis)

    Get PDF
    The change and development of industrial revolution 4.0 era and society 5.0 era as well as the emergence of COVID-19 pandemic impacts worldwide has accelerated internet-based digitalization process, big data and artificial intelligence in almost every aspect of human’s life. The situation has triggered new challenges and demands on people around the world, and parents – in the sense of raising and educating their children – are no exception. This study aimed to invent a new parenting format which is adaptive, dynamic and transcendent. Utilizing a two-step qualitative method (i.e. systematic literature review and exploratory factor analysis) a new parenting construct named Holistic transcendent parenting was uncovered. The new construct was developed from transcendent parenting theory initiated by Sun Sun Lim by elaborating transcendent parenting, self-transcendence, and spiritual transcendence theories. Holistic Transcendent parenting could be applied in two different ways: direct and indirect. The former included a transformation of knowledge and training in good and proper digital media utilization skill, and the application of spiritual and religious methods some of which were those appeared in the Al-Qur’an in the episodes of Lukman, prophet Ibrahim and the family of Imran. Holistic Transcendent Parenting was applied indirectly by placing the parents themselves real model with adequate level of Holistic transcendent. The Holistic transcendent level of parents was measured in Holistic Transcendent Scale (HTS) with 7 indicators and 25 instruments as follow: 1) extrinsic-to-intrinsic change of motivation and moral-guided life; 2) a change from individual ego to broader fulfillment outside himself and life driven by admiration and deep happiness; 3) comfort in prayer and universality; 4) connectedness; 5) parents’ digital media utilization; 6) parents’ knowledge and experience of digital media utilization; 7) parents’ viewpoints of benefit and loss of digital media in parenting process
    corecore