21,850 research outputs found

    Implementasi Snort Sebagai Tool Intrusion Detection System pada Server FreeBSD di PT. Power Telecom

    Get PDF
    Sistem keamanan jaringan pada perusahaan Internet Service Provider (ISP) merupakan faktor penting untuk menjamin stabilitas, integritas dan validitas data. Implementasi Intrusion Detection System berbasis Snort dapat menghemat biaya pengadaan software karena bersifat gratis dan cukup handal dalam mendeteksi serangan keamanan. Sistem IDS berbasis Snort dapat di-implementasikan pada sistem operasi FreeBSD yang banyak dipakai sebagai sistem operasi server di PT. Power Telecom cabang Solo. Pengaturan utama Snort terutama pada pengaturan jaringan dan rule Snort yang ada. Sebuah serangan dapat terdeteksi atau tidak oleh Snort IDS, tergantung dari ada atau tidaknya rule yang sesuai. Pengujian pada sistem IDS dilakukan dengan beberapa pola serangan untuk menguji kehandalan Snort dalam mendeteksi sebuah serangan terhadap sistem keamanan. Berdasarkan hasil pengujian sistem Snort IDS dengan port scan, tes virus, buffer overflow, SQL Injection, dan pengaksesan database, Snort dapat memberikan peringatan adanya serangan keamanan terhadap sistem jaringan. Hasil peringatan tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kebijakan keamanan jaringan perusahaan

    Analisis Perbandingan Sistem Keamanan Jaringan Menggunakan Snort dan Netfilter

    Get PDF
    Perkembangan dan pemanfaatan teknologi komputer semakin meningkat berdasarkan kebutuhan dalam pertukaran informasi. Di program studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Tanjungpura (UNTAN) telah mengembangkan teknologi komputer dalam pertukaran informasi seperti pada sistem repositori. Penggunaan teknologi komputer berbasis web pada sistem repositori yang dapat dengan mudah diakses oleh banyak user menimbulkan suatu kerentanan keamanan jaringan pada sistem. Banyaknya user yang dapat mengakses memungkinkan adanya intrusi-intrusi keamanan yang dilakukan oleh sebagian user dalam upaya penyerangan terhadap sistem. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem keamanan jaringan sebagai upaya pencegahan serangan pada sistem. Upaya tersebut telah dilakukan melalui penelitian tentang monitoring keamanan jaringan menggunakan snort oleh Asep Fauzi Mutaqin tahun 2015 yang menghasilkan saran untuk dikembangkan dengan menambahkan fungsi Intrusion Prevension System (IPS) pada snort. Penelitian ini mengembangkan sistem keamanan jaringan menggunakan snort mode inline sesuai dengan saran penelitian sebelumnya dan untuk dapat diketahui performa snort mode inline diperlukan analisis perbandingan dengan sistem keamanan jaringan lain. Netfilter dengan menggunakan Advanced Policy Firewall (APF) dan Mod Evasive merupakan sistem keamanan jaringan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai upaya mengetahui sistem keamanan jaringan yang sesuai untuk diimplementasikan di Prodi Teknik Informatika. Berdasarkan penelitian analisis perbandingan yang telah dilakukan dapat menghasilkan sebagai berikut : (1) Perangkat keras yang digunakan oleh netfilter yaitu sebuah Server Netfilter sedangkan pada snort menggunakan PC Snort dan Server Snort. (2) Server Snort menggunakan memory sebesar 330668 KiB dan PC Snort menggunakan memory sebesar 175488 KiB sedangkan Server Netfilter menggunakan memory yang lebih besar yaitu 457968 KiB. (3) 2 komponen sistem dan 5 tahap konfigurasi merupakan kebutuhan perangkat lunak pada netfilter sedangkan pada snort membutuhkan 8 komponen sistem dan 10 tahap konfigurasi. (4) Netfilter memiliki hasil keamanan 14,09 % lebih baik dari pada snort

    Implementasi Snort Sebagai Alat Pendeteksi Intrusi Menggunakan Linux

    Full text link
    Network security system on the server is an important factor to ensure the stability , integrity and validity of the data . Implementation of Snort -based Intrusion Detection System can save the cost of procurement of software because it is free and quite reliable in detecting security attacks . Snort -based IDS systems can be implemented on the Linux operating system . Snort main settings and network settings , especially on existing Snort rule . An attack can be detected or not by SnortI IDS , depending on the presence or absence of an appropriate rule. Testing the IDS system was done with several attack patterns to test the reliability of Snort to detect an attack against the security system . Based on the results of testing the system Snort IDS with ping , nmap port scanning , exploits , SQL Injection , accessing the database . Snort can provide warning of an attack against the security of a network system . The warning results can be used as a reference for determining the network security policy

    Performance comparison of intrusion detection systems and application of machine learning to Snort system

    Get PDF
    This study investigates the performance of two open source intrusion detection systems (IDSs) namely Snort and Suricata for accurately detecting the malicious traffic on computer networks. Snort and Suricata were installed on two different but identical computers and the performance was evaluated at 10 Gbps network speed. It was noted that Suricata could process a higher speed of network traffic than Snort with lower packet drop rate but it consumed higher computational resources. Snort had higher detection accuracy and was thus selected for further experiments. It was observed that the Snort triggered a high rate of false positive alarms. To solve this problem a Snort adaptive plug-in was developed. To select the best performing algorithm for Snort adaptive plug-in, an empirical study was carried out with different learning algorithms and Support Vector Machine (SVM) was selected. A hybrid version of SVM and Fuzzy logic produced a better detection accuracy. But the best result was achieved using an optimised SVM with firefly algorithm with FPR (false positive rate) as 8.6% and FNR (false negative rate) as 2.2%, which is a good result. The novelty of this work is the performance comparison of two IDSs at 10 Gbps and the application of hybrid and optimised machine learning algorithms to Snort

    ANALISIS LOG SNORT MENGGUNAKAN NETWORK FORENSIC

    Get PDF
    Keamanan yang terjamin dapat meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh serangan keamanan jaringan. Sistem keamanan jaringan merupakan faktor penting untuk menjamin stabilitas,integritas dan validitas data. Keamanan tersebut dapat dibangun dengan menggunakan Pendekatan Forensik Jaringan. Forensik Jaringan memfokuskan pada data yang diperoleh berdasarkan pengamatan pada jaringan. Sistem pengamatan serangan dapat menggunakan tools Instrusion Detection System (IDS) Snort. Snort adalah perangkat lunak IDS dan NIDS berbasis opensource dan banyak digunakan untuk untuk mengamankan sebuah jaringan dari aktifitas yang berbahaya. Cara kerja Snort mirip dengan TcpDump, tetapi fokus sebagai security packet sniffing. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis Log snort sebagai hasil Forensik Jaringan. Pada eksperimen menggunakan topology star. Terdapat 1 PC sebagai snort, 3 PC client yang melakukan serangan, 7 PC sebagai client biasa. Dari hasil uji coba, dilakukan set rules sebagai kecerdasan. Hasil eksperimen menunjukaan bahwa snort yang dibangun mampu memantau lalu lintas jaringan, sehingga ketika terjadi packet mencurigakan yang mengandung serangan maka snort akan mengirimkan alert, selain itu juga menyimpan data serangan pada Log snort. Log tersebut dapat di investigasi dengan menggunakan Model Proses Forensik. Hasil investigasi menunjukkan bahwa terdapat 3 IP menyerang serta menujukkan data serangan yaitu tanggal melakukan serangan, IP penyerang, waktu serangan, dan jenis serangan

    Improving Intrusion Detection System Based on Snort Rules for Network Probe Attacks Detection with Association Rules Technique of Data Mining

    Get PDF
    The intrusion detection system (IDS) is an important network security tool for securing computer and network systems. It is able to detect and monitor network traffic data. Snort IDS is an open-source network security tool. It can search and match rules with network traffic data in order to detect attacks, and generate an alert. However, the Snort IDS  can detect only known attacks. Therefore, we have proposed a procedure for improving Snort IDS rules, based on the association rules data mining technique for detection of network probe attacks.  We employed the MIT-DARPA 1999 data set for the experimental evaluation. Since behavior pattern traffic data are both normal and abnormal, the abnormal behavior data is detected by way of the Snort IDS. The experimental results showed that the proposed Snort IDS rules, based on data mining detection of network probe attacks, proved more efficient than the original Snort IDS rules, as well as icmp.rules and icmp-info.rules of Snort IDS.  The suitable parameters for the proposed Snort IDS rules are defined as follows: Min_sup set to 10%, and Min_conf set to 100%, and through the application of eight variable attributes. As more suitable parameters are applied, higher accuracy is achieved

    Comparative Study of Snort 3 and Suricata Intrusion Detection Systems

    Get PDF
    Network Intrusion Detection Systems (NIDS) are one layer of defense that can be used to protect a network from cyber-attacks. They monitor a network for any malicious activity and send alerts if suspicious traffic is detected. Two of the most common open-source NIDS are Snort and Suricata. Snort was first released in 1999 and became the industry standard. The one major drawback of Snort has been its single-threaded architecture. Because of this, Suricata was released in 2009 and uses a multithreaded architecture. Snort released Snort 3 last year with major improvements from earlier versions, including implementing a new multithreaded architecture like Suricata. This paper compares Suricata and the new and improved Snort 3 based on their performance and alert behavior. Both NIDS were installed on the same system, configured with the default recommended configurations, used default rulesets, and evaluated the same malicious traffic. In this analysis, both NIDS performed very similar in their resource utilization, but when analyzing the malicious traffic, Suricata detected more attacks than Snort 3 using their standard rulesets

    SISTEM KEAMANAN JARINGAN MENGGUNAKAN METODE SIGNATURE (STUDI KASUS: LABORATORIUM MATEMATIKA TERAPAN UNSYIAH)

    Get PDF
    Kurangnya pengetahuan tentang keamanan jaringan komputer yang berakibat pada maraknya pembobolan dan pencurian data.Hal inilah yang membuat keamanan jaringan komputer sangant penting,salah satu cara dalam mengamankan data ialah dengan menggunakan Snort. Snort merupakan Intrusion Detection System (IDS) yang mampu mengidentifikasi adanya upaya penyusupan pada sistem tanpa otoritas (hacker) atau user yang sah tetapi menyalah gunakan privilege sumber daya sistem. Intrusion Detection System (IDS) secara de facto menjadi standar IDS di perintah pendeteksi dan pencengahan. Snort juga dilengkapi dengan Intrusion Prevention System (IPS) agar lebih memudahkan dan optimal dalam mendeteksi dan melakukan blocking pada ip address yang dapat membahayakan sistem. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem keamanan jaringan komputer yang ringan, mudah dianalisa dan berbasis open source.Kata Kunci: Keamanan Data, Snort IDS dan Snort IPS
    corecore