233 research outputs found

    MANAJEMEN PERPUSTAKAAN (Studi di Yayasan Perguruan Madinatussalam Kec. Percut Sei Tuan)

    Get PDF
    This research aims at: 1) find out how planning, 2) organizing, 3) Implementation, 4) 5) supervision and Constraints in the process management of library in College Foundation Madinatussalam Sei Tuan subdistrict of his whip. This research was conducted at the Foundation College Madinatusssalam Percut Sei Tuan Subdistrict. The approach in this study using qualitative descriptive approach. As Informants in this study is the head of the madrasa, the head of the library and the Deputy Head of the madrasa Curriculum Section. Data collection techniques using several methods, methods of observation, Interview and documentation. Data analysis was done by reduction of data, Data and Cereal Drawdown conclusion. Whereas the examination of the validity of the Data is carried out by means of credibility, dependence and Assertiveness. The results showed that: planning the management of the library in the conventional starting in 2006. These include planning, non Human Resources include: service, collections and infrastructure. This includes organizing forms of organizational structure, personnel qualification standard library as well as unity of command and coordination led by the head of the madrasa is assisted by the Deputy Head of the madrasa. Penggerakan related job description is done by the head of the library and only one officer. Supervision in the management of the library is carried out on the human resources (HR) and facilities and infrastructure related to the supervision exercised by the head of the madrasa and head of the library. Some of the obstacles that impede the management process includes the limitations of knowledge, insights into library, lack of encouragement of the head of the madrasa in the management process and infrastructure are inadequate.Keywords: Library Management, library, Foundation

    Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Bulan di Lingkungan Xxv Kelurahan Pekan Labuhan Belawan Kecamatan Medan Labuhan Januari-februari 2017

    Get PDF
    Menurut WHO pertumbuhan otak anak ditentukan bagaimana orang tua mengasuh dan memberikan makan dan stimulasi pendidikan dan perkembangan  kecerdasan otak anak terjadi sekitar 50% terbentuk sampai 4 tahun. Menurut United Nations Children Fund ( UNICEF) diperkirakan sebanyak 860.000 Balita meninggal setiap tahunnya, dan anak yang mengalami keterlambatan perkembangan akan mempunyai IQ rata – rata lebih rendah di bandingkan dengan anak normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi terhadap tumbuh kembang anak usia 0 – 6 bulan di Lingkungan XXV Kelurahan PekanLabuhanBelawan Kecamatan Medan Labuhan tahun 2017. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan data yang diperoleh adalah data primer dengan cara membagi kuesioner pada setiap responden. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 0 – 6 bulan di Lingkungan XXV Kelurahan PekanLabuhanBelawan  Kecamatan Medan Labuhansebanyak 30 responden dan sampel penilitian sebanyak 30 responden. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 responden berpengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), berpengetahuan cukup sebanyak 16 responden (53,3%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 9 responden (30%). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang stimulasi terhadap tumbuh kembang anak berpengetahuan cukup, oleh karena itu diharapkan kepada ibu yang memiliki anak usia 0 – 6 bulan agar meningkatkan pengetahuan tentang stimulasi terhadap tumbuh kembang anak terutama stimulasi anak

    Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin

    Get PDF
    ABSTRAK\ud Meriani: Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin di bawah bimbingan I: Dr. Hidayat Ma’ruf, M.Pd dan Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd.I, pada Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin, (2015)\ud \ud Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran, ABK, Sekolah Inklusif.\ud \ud Dewasa ini sebagian anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan di sekolah regular, namun karena ketiadaan pelayan khusus bagi mereka, akibatnya mereka berpotensi tinggal kelas yang pada akhirnya akan putus sekolah. Akibat lebih lanjut program wajib belajar pendidikan 9 tahun akan sulit tercapai. Untuk itu perlu dilakukan terobosan, dengan memberikan kesempatan dan peluang kepada anak berkebutuhan khusus untuk memperolah pendidikan di sekolah regular yang disebut dengan istilah “pendidikan terpadu menuju pendidikan inklusif”. Pendidikan inklusif digunakan untuk mendeskripsikan penyatuan anak-anak berkelainan (cacat) ke dalam program sekolah, untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan pembelajaran ke dalam kurikulum, lingkungan, dan interaksi sosial yang ada di sekolah.\ud Adapun fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran pada sekolah inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin . Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang guru kelas beserta 20 orang guru pendamping yang mengajar di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin dari kelas I sampai dengan kelas VI. Untuk memperoleh data tentang penelitian ini digunakan teknik, wawancara, observasi dan dokumenter. Analisis data yang disajikan melalui analisis setalah pengumpulan data dilapangan.\ud Dari penelitian ini ditemukan bahwa perencanaan pembelajaran sekolah inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin ini menggunakan kurikulum yang fleksibel. Para guru kelas di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin memodifikasinya dengan menyederhanakan Standar isi (SK-KD) pembelajaran yang telah dibuat. Pencapaian kurikulum dibagi menjadi kurikulm maksimal dan kurikulum minimal. Kurikulum maksimal menggunakan kurikulum Nasional dan kurikulum minimal melihat kondisi siswa ABK sedangkan siswa regular tetap menggunakan kurikulum Nasional. Pada pelaksanaannya menggunakan pendekatan fungsional, pembiasaan, pengalaman, keteladanan, kesabaran, kasih sayang dan individual. Strategi yang digunakan pada strategi ekspositori dan individual dengan teknik pengulangan, memberi penghargaan, mendemonstrasikan, praktik langsung, bimbingan individu dan terkadang menggunakan media pembelajaran. Evaluasi pembelajaran menggunakan instrument yang dimodifikasi untuk siswa ABK, lebih sederhana dan mengurangi item soal. Hasilnya lebih terfokus pada penekanan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

    Perbandingan Kinerja Guru PAI yang Bersertifikasi dan yang\ud tidak Bersertifikasi di MAN 1 Martapura Gambut Kabupaten Banjar

    Get PDF
    Meriani. 2011. Perbandingan Kinerja Guru PAI yang Bersertifikasi dan yang\ud tidak Bersertifikasi di MAN 1 Martapura Gambut Kabupaten Banjar\ud Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah. Pembimbing :\ud (1) Drs. H. Aswan,M.Pd (II) M.Noor Fuady M.Ag.\ud Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru\ud dan dosen pada bab IV pasal 8 yang menjelaskan bahwa guru wajib memiliki\ud kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,\ud serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.\ud Dengan demikian sertfikasi diharapkan agar seluruh guru nantinya mempunyai\ud sertifikat atau lisensi mengajar. Tentu saja dengan ukuran karakteristik guru yang\ud dinilai kompeten secara professional. Pada suatu lembaga pendidikan terdapat\ud guru yang berbeda, maksudnya ada guru yang bersertifikasi dan ada guru yang\ud belum bersertifikasi, termasuk di MAN 1 Martapura Gambut\ud Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana\ud perbandingan kinerja guru PAI yang bersertifikasi dan yang tidak bersertifikasi,\ud apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya, serta faktor-faktor\ud apa saja yang mempengaruhi kinerja seorang guru.\ud Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini\ud adalah untuk mengetahui kinerja guru PAI yang bersertifikasi dan yang tidak\ud bersertifikasi, kemudian membandingkannya.\ud Subjek dalam penelitian ini adalah 4 orang guru PAI yang bersertifikasi\ud dan 4 orang guru PAI yang belum bersertifikasi. Untuk memperoleh data tentang\ud penelitian ini digunakan teknik angket, wawancara, observasi dan dokumenter.\ud Analisis data yang disajikan dalam bentuk uraian-uraian, yakni menjelaskan apa\ud yang terdapat di dalam tabel, sehingga terdapat kejelasan yang ada didalamnya.\ud Melalui teknik analisis komperatif dengan menggunakan rumus student ‘t’\ud penelitian ini menghasilkan temuan; pertama , Kinerja guru PAI yang\ud bersertifikasi lebih tinggi dari guru PAI yang belum bersertifikasi. Kedua,\ud berdasarkan analisis rata-rata nilai kinerja keduanya, tidak terdapat perbedaan\ud yang signifikan antara guru PAI yang bersertifikasi dan guru PAI yang belum\ud bersertifikasi. Ketiga, kinerja yang diperoleh guru PAI yang bersertikasi dan yang\ud belum bersertifikasi dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor supervisi dari Kepala\ud Sekolah, faktor mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan (Diklat), suasana\ud kondisi sekolah dan kelengkapan sarana

    Pengaruh Pemberian Vitamin E terhadap Jumlah Sel Sperma Mencit (mus musculus, l.) yang Dipapari Tuak

    Get PDF
    Vitamin E is one of the fat-soluble vitamins. Vitamin E acts as an antioxidant and can protect the biological action of membrane damage by free radicals. A free radicals is an atom or a molecule without a pair of electrons that can damage the molecules essential for cellular function. Giving antioxidants in the form of vitamin E is proposed to reduce the effects of free radicals in thebody. This study aims to determine the effect of vitamin E on testicular sperm count in mice given palm wine. In this study 30 healty and fertile adult male mice (Mususculus, L.) strain DD Webster. The 8-11 week old mice (20-35 g) were divided in to 6 treatment groups. The first group (K0) = consisted of 5 mice without treatment for 30 days. The first treatment group (P1) consisted of 5 mice that were each given palm wine (20% alcohol) orally at 0.5 ml/day for 15 days. After 15 the palm wine was repleaced with water 0,5 ml. The second treatment group (P2) consisted of 5 mice that were each given palm wine (20% alcohol) orally 0.5 ml/day for 30 days. The third treatment group (P3) consisted of 5 mice that were each given palm wine (20% alcohol) orally 0.5 ml/day for 15 days. After 15 days the palm wine was replaced with 0.25 mg of vitamin E/day administered orally. The fourth treatment group (P4) consisted of 5 mice that were each given bpalm wine (20% alcohol) orally 0.5 ml/day for 30days. After 15 days in addition to the palm wine with 0.25 mg of vitamin E/day was administered orally. The fifth treatment group (P5) consisted of 5 mice that were each given palm wine (20% alcohol) 0.5 ml/day and vitamin E 0.25 mg/day orally. The mice were placed into groups randomly. This study was approved by the USU research ethics committee. The results of this study suggest concurrent administration of vitamin E (0.25mg/day) reduces thenegative affect of palm wine. An increased number of an increased number spermatozoa were observed in treatment group P5 as compared to the other treatment groups

    Pengaruh Vitamin E Terhadap Sel Darah Merah Mencit (Musmusculus,L) yang dipapari Tuak

    Get PDF
    This research aims to knowing the effect of vitamin E for reticulocyte count, erythocytes count, and morphological description of erythrocytes, hemoglobin level and mice blood hematocrit score who given palm wine for adult category. Research using RancanganAcakLengkap (RAL), 30 male mice (L musculus) adult strain DD Webster aged 2-3 months with weight 25-30 g, who share at random into 6 trial group. The result of research show that (1) giving palm wine 0,5mg/mice/day can reduce the reticulocyte presentation if added with vitamin E 0,33 mg/mice/day for 30 days can improve back the erythrocytes count and avoid the morphology of erythrocytes fault for mice (3) giving palm wine 0,5 mg/mice/day can reduce the hemoglobin level and hematocrit score if added with vitamin E 0,33 mg/mice/day for 30 days can improve back hemoglobin and hematocrit score for mice

    Daerah Jelajah Dan Makanan Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus Raffles, 1821) Di Kawasan Hutan Sekunder Desa Kauman, Kabupaten Pasaman

    Get PDF
    Luas daerah jelajah hewan primata berhubungan dengan sumber daya habitat dan jumlah individu. Penelitian daerah jelajah dan makanan lutung kelabu (Trachypithecus cristatus Raffles, 1821) telah dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2020 di kawasan hutan sekunder Desa Kauman, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas daerah jelajah satu kelompok lutung dengan jumlah 42 individu serta untuk mengetahui spesies dan bagian tumbuhan yang dimakan oleh Lutung Kelabu. Daerah jelalah diketahui melalui survei langsung ke lapangan dengan mengikuti pergerakan harian kelompok lutung, sedangkan spesies tumbuhan makanan diketahui melalui observasi tingkah laku makan secara ad-libitum disepanjang daerah jelajah tersebut. Dari penelitian ini diketahui bahwa luas daerah jelajah lutung kelabu yaitu 37 ha hutan sekunder meliputi campuran tumbuhan alami dan tanaman karet tradisional. Sementara itu tumbuhan yang dimakan lutung kelabu yaitu 16 spesies yang tergolong ke dalam 11 famili. Lutung kelabu paling sering memakan tumbuhan karet (Hevea brasiliensis) yaitu 33,93% diikuti oleh tarok (Artocarpus elasticus) yaitu 16,95%. Spesies tumbuhan yang paling banyak dimakan adalah spesies dari famili Euphorbiaceae (35,60%) dan Moraceae (25,47%). Bagian tumbuhan yang dimakan Lutung adalah daun muda (58%), kulit buah (eksocarp) (30%), dan buah muda (12%). Penelitian ini menunjukan bahwa luas daerah jelajah lutung kelabu berkaitan dengan keberadaan dan ketersediaan pohon pakan dan jumlah individu dalam kelompok
    corecore