slides

Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin

Abstract

ABSTRAK\ud Meriani: Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin di bawah bimbingan I: Dr. Hidayat Ma’ruf, M.Pd dan Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd.I, pada Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin, (2015)\ud \ud Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran, ABK, Sekolah Inklusif.\ud \ud Dewasa ini sebagian anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan di sekolah regular, namun karena ketiadaan pelayan khusus bagi mereka, akibatnya mereka berpotensi tinggal kelas yang pada akhirnya akan putus sekolah. Akibat lebih lanjut program wajib belajar pendidikan 9 tahun akan sulit tercapai. Untuk itu perlu dilakukan terobosan, dengan memberikan kesempatan dan peluang kepada anak berkebutuhan khusus untuk memperolah pendidikan di sekolah regular yang disebut dengan istilah “pendidikan terpadu menuju pendidikan inklusif”. Pendidikan inklusif digunakan untuk mendeskripsikan penyatuan anak-anak berkelainan (cacat) ke dalam program sekolah, untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan pembelajaran ke dalam kurikulum, lingkungan, dan interaksi sosial yang ada di sekolah.\ud Adapun fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran pada sekolah inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin . Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang guru kelas beserta 20 orang guru pendamping yang mengajar di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin dari kelas I sampai dengan kelas VI. Untuk memperoleh data tentang penelitian ini digunakan teknik, wawancara, observasi dan dokumenter. Analisis data yang disajikan melalui analisis setalah pengumpulan data dilapangan.\ud Dari penelitian ini ditemukan bahwa perencanaan pembelajaran sekolah inklusif di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin ini menggunakan kurikulum yang fleksibel. Para guru kelas di SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin memodifikasinya dengan menyederhanakan Standar isi (SK-KD) pembelajaran yang telah dibuat. Pencapaian kurikulum dibagi menjadi kurikulm maksimal dan kurikulum minimal. Kurikulum maksimal menggunakan kurikulum Nasional dan kurikulum minimal melihat kondisi siswa ABK sedangkan siswa regular tetap menggunakan kurikulum Nasional. Pada pelaksanaannya menggunakan pendekatan fungsional, pembiasaan, pengalaman, keteladanan, kesabaran, kasih sayang dan individual. Strategi yang digunakan pada strategi ekspositori dan individual dengan teknik pengulangan, memberi penghargaan, mendemonstrasikan, praktik langsung, bimbingan individu dan terkadang menggunakan media pembelajaran. Evaluasi pembelajaran menggunakan instrument yang dimodifikasi untuk siswa ABK, lebih sederhana dan mengurangi item soal. Hasilnya lebih terfokus pada penekanan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

    Similar works