12 research outputs found

    Examining the Motivation to Read and Its Relationship to Second Language Reading Proficiency in an Indonesian EFL Tertiary Context

    Get PDF
    The purpose of this research is to investigate and describe the intrinsic and extrinsic motivations of tertiary-level EFL students in Indonesia toward reading English. The quantitative method was applied by asking students majoring in English at Brawijaya University to fill out a questionnaire adapted from Wigfield and Guthrie's Motivation for Reading Questionnaire (MRQ) (1997). The questionnaire was administered to students from 2018 generations to 2020 generations. Besides that, students’ self-assessment reading value used to measure students’ reading proficiency. In addition, this study also examined the correlation between students' reading motivation and their reading ability. The data collected were analyzed using the SPSS program with descriptive statistics to answer research question 1 and Pearson correlation analysis to answer research question 2. The results indicated that students are relative highly extrinsic motivated in reading English. Meanwhile, intrinsic motivation was found to have a significant correlation and extrinsic motivation was found to have a negative correlation with students' reading. Based on these findings, lecturers are expected to increase students' intrinsic motivation to read

    Indonesian User Perception on the Usefulness of Auto-translate Feature on Social Media

    Get PDF
    This paper focuses on the user perception of their experience in using the auto-translate feature on social media. A mixed method is employed in this study to gain quantitative and qualitative results and provide a more in-depth understanding of the analysis, with an online questionnaire as the research instrument. In order to reach a broader audience, snowball sampling is used since there are no specific criteria for the subject target. The majority of the respondents are women with bachelor's degrees aged 17-28. There are three aspects of assessment on the questionnaire following Nababan’s theory: accuracy, acceptability, and readability. The findings showed that the result of the auto-translate feature on social media has good accuracy, moderate readability, and is very acceptable. Meanwhile, the shortcomings of this feature are lack of context understanding, mistranslation due to wrong diction, and grammar updates

    Pengaruh Pendidikan Bilingual terhadap Perkembangan Diksi, Tata Bahasa, dan Pelafalan Ujaran Bahasa Daerah Siswa

    Get PDF
    In the era of globalization, bilingual education (Indonesian-English) which is encouraged in several schools has reduced the intensity of using local languages as mother tongue. This resulted in regional languages being at a critical level. Therefore, this study aims to describe the influence of bilingual education on the development of diction, grammar, and regional language pronunciation of bilingual education students. The method used in this study is a qualitative conversational method. The instruments in this study were researchers assisted by observation sheets. The results of the study state that at the diction level, code mixing occurs in regional languages, Indonesian, and English. At the grammatical level, sentences in Javanese, Indonesian and English are interchanged. On the other hand, at the pronunciation level, students experience problems learning phonemes in regional languages in the form of phoneme substitutions and silences. The factors that cause this to happen are the familiarity between speakers, the high intensity of the use of Indonesian and English, as well as the mastery of regional languages that are still limited.Di era globalisasi, pendidikan bilingual (Indonesia-Inggris) yang digalakkan di beberapa sekolah membuat intensitas penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa ibu menurun. Hal ini mengakibatkan bahasa daerah berada pada level kritis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pendidikan bilingual terhadap perkembangan diksi, tata bahasa, dan pelafalan ujaran bahasa daerah siswa pendidikan bilingual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode percakapan. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti dibantu dengan lembar observasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam tataran diksi muncul peristiwa campur kode dalam bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Dalam tataran tata bahasa, susunan kalimat dalam bahasa Jawa, Indonesia, dan Inggris saling tertukar. Di sisi lain, dalam tataran pelafalan, siswa mengalami kendala pembelajaran fonem dalam bahasa daerah yang berupa penggantian fonem dan senyapan. Adapun faktor penyebab terjadinya hal tersebut adalah adanya keakraban antarpenutur, tingginya intensitas penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta penguasaan bahasa daerah yang masih terbatas

    Language Choice of Residents of Kampung Warna–Warni Malang to the Tourists

    Get PDF
    Residents' language choice of Kampung Warna - Warni Malang towards tourists is an interesting study as the linguistics phenomenon from a sociolinguistic's perspective affects both social and cultural life there. The study aims to describe the resident's language choice through daily interaction between the residents and the tourists. The writer used a qualitative method to provide a general description of the phenomenon as clearly as possible without any interference to observed study subjects. This research was a sociolinguistic study based on the language phenomena that occurred in the tourism spot which is originally considered as slums in recent years before went through many beautifications from many parties. The result found that the residents tend to use code-switching from Javanese, both Ngoko and Krama form, and Indonesian to converse with domestic tourists. Meanwhile, the locals tend to shy away from conversing with international tourists except for a simple greeting, a simple gesture of navigating direction, and a simple yes or no question due to the language barrie

    Khazanah Ekoleksikon Kesungaian Bahasa Banjar

    Get PDF
    Vocabulary of River Eco-Lexicon in Banjarese LanguageABSTRAKMasyarakat Banjar hidup sejak dahulu di sekitaran sungai. Hampir seluruh kegiatan masyarakat Banjar yang dilakukan di sungai tentu membentuk orientasi dan kebudayaan masyarakat maritim. Kebudayaan akan memengaruhi bahasa masyarakat tersebut. Dengan kajian ekolinguistik, bisa ditemukan bahwa erat kaitan antara bahasa dan lingkungan tempat tinggal manusia. Bahasa merupakan salah satu identitas masyarakat yang mencerminkan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Namun, seiring berjalannya zaman, arus globalisasi sedikit demi sedikit mulai menggeser orientasi masyarakat sungai. Ini akan berdampak pada krisis jati diri dan berdampak pada pemertahanan bahasa daerah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian yang berupa leksikon kesungaian didadapatkan melalui penelitian lapangan dan kajian pustaka. Ditemukan hasil bahwa masyarakat usia 40-60 tahun, mengetahui lebih banyak leksikon kesungaian dibandingkan dengan masyarakat usia 20-40 tahun. Hal ini membuktikan bahwa leksikon kesungaian pada masyarakat Banjar mulai mengalami penurunan daya tahan.Kata kunci: Ekoleksikon, Identitas Maritim, Masyarakat Banjar, Sungai.ABSTRACTThe Banjar people have lived around the river for a long time. Almost all the activities of the Banjar people which are carried out on the river certainly shape the orientation and culture of the maritime community. Culture will influence the language of the community. With ecolinguistic studies, it can be found that there is a close relationship between language and the environment in which humans live. Language is one of society's identities that reflects society's culture. However, as time goes by, the flow of globalization gradually begins to shift the orientation of the river community. This will have an impact on the crisis of identity and impact on the maintenance of local languages. This study used descriptive qualitative method. Research data in the form of a river lexicon were obtained through field research and literature review. The results found that people aged 40-60 years, know more river lexicon than people aged 20-40 years. This proves that the lexicon of rivers in the Banjar community begins to experience a decrease in resistance.Keyword: Eco-Lexicon, Maritime Identity, Banjar Society, Rive

    INTERNALISASI DISPOSISI SISWA PEREMPUAN IMIGRAN ASAL NEGERI MAGHRIBI TERHADAP UNDANG-UNDANG LAÏCITÉ 15 Maret 2004 (Studi Voile islamique di SMA Negeri di Ile-de-France Prancis)

    Get PDF
    Pada awal tahun ajaran baru -September 2004- ketika Undang-Undang Laïcité 15 Maret 2004 diberlakukan, Pemerintah Prancis mengklaim bahwa pelaksanaan undang-undang tersebut berjalan dengan baik. Undang-undang ini melarang para siswa di sekolah-sekolah negeri mengenakan pakaian atau simbolsimbol yang menunjukkan agama/kepercayaan yang dianut oleh mereka –seperti pemakaian kippa oleh siswa-siswa Yahudi, salib oleh siswa-siswa Kristen/Katolik, voile islamique oleh siswa-siswa perempuan Islam, dan lain-laindi lingkungan sekolah. Untuk menyosialisasikan undang-undang yang telah menjadi peraturan sekolah ini, tiga bulan sebelum pemberlakuannya, sekolah-sekolah negeri –dari SD sampai SMA- mengundang para orangtua siswa ke sekolah. Reaksi para orangtua siswa beragam: Ada yang meminta anaknya untuk tidak lagi mengenakan pakaian/simbol-simbol keagamaan/kepercayaan yang mereka anut, ada yang memindahkan anaknya ke sekolah swasta dimana undang-undang tersebut tidak diberlakukan dan ada pula siswa-siswa yang memilih melepas pakaian/simbol-simbol yang menunjukkan agama/kepercayaan yang mereka anut ketika memasuki lingkungan sekolah serta mengenakannya kembali ketika keluar dari lingkungan sekolah. Saat ini, setelah sepuluh tahun pemberlakuan undang-undang tersebut, terjadi fenomena yang menunjukkan bahwa makin lama makin banyak siswa perempuan muslim yang memakai voile islamique melakukan tindakan lepas pakai voile islamique. Mereka melepas voile islamique yang oleh pemerintah dianggap sebagai simbol agama Islam, di depan pintu gerbang sebelum masuk ke dalam lingkungan sekolah dan mengenakannya kembali ketika keluar dari lingkungan sekolah

    Gambaran Interaksi Sosial dalam Film Huit Rue de L’Humanite karya Dany Boon

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran interaksi sosial dalam film Huit Rue de L’Humanite karya Dany Boon. Pandemi Covid-19 membuat para penghuni sebuah kawasan apartemen mematuhi protokol kesehatan. Namun interaksi antar penghuni menjadi lebih menarik karena adanya keterbatasan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dengan pemanfaatan teori interaksi sosial Soerjono Soekanto (1982). Teori yang digunakan sesuai dengan penelitian penulis dengan menjawab dan menjelaskan rumusan masalah berdasarkan penggambaran interaksi sosial dalam film. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis data dilakukan dengan observasi film, menganalisis dialog dan adegan, mengaitkan hasil analisis dan menjelaskan penyebab, menarik kesimpulan dari hasil analisis pada film Huit Rue de L’Humanite. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dalam film Huit Rue de L’Humanite menunjukkan gambaran interaksi sosial, di antaranya kerja sama, stalemate, konsiliasi, kontravensi, dan konflik berdasarkan teori interaksi sosial Soerjono Soekanto. Gambaran interaksi sosial dalam film Huit Rue de L’Humanite didominasi oleh proses asosiatif, yaitu kerja sama, stalemate, konsiliasi. Keterbatasan dan perbedaan sifat tokoh yang kuat menjadi alasan utama terjadinya interaksi sosial tersebut. Saran kepada peneliti selanjutnya untuk menganalisis semiotika tokoh di dalam film tersebut. Hal ini berdasarkan masing-masing tokoh memiliki keunikan tersendiri dalam penokohannya yang kuat dalam alur cerita

    Representasi Ambisi pada Tokoh-Tokoh dalam Film Animasi Le Sommet des Dieux Karya Patrick Imbert.

    No full text
    Ambisi diibaratkan dengan dua mata pisau, dimana ambisi mampu menjembatani kesuksesan seseorang, tetapi tetap tidak menutup kemungkinan bahwa individu tersebut memilih langkah yang buruk untuk menyebranginya. Dengan demikian, ambisi digolongkan menjadi dua yakni ambisi negatif dan ambisi positif. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji ambisi yang direpresentasikan oleh tokoh-tokoh dalam film animasi Le Sommet des Dieux karya Patrick Imbert sesuai dengan teori ambisi yang dikemukakan oleh Widarso (1996). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana ambisi para karakter direpresentasikan dalam film animasi Le Sommet des Dieux karya Patrick Imbert. Pendekatan yang penulis gunakan ialah pendekatan psikologis dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dengan begitu, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa film animasi tersebut terbukti mengandung berbagai adegan yang merepresentasikan ambisi negatif melalui tokoh Habu Joji dan Buntaro, serta ambisi positif melalui tokoh Fukamachi. Adapun dua dari empat wujud atau ciri dari ambisi negatif yang tercermin di dalamnya ialah egoisme (selfishness) dan kepribadian tipe A (type A personality). Selain itu, teridentifikasi pula positif atau negatifnya ambisi yang tumbuh dan berkembang pada ketiga tokoh tersebut bergantung dan kembali pada kondisi diri mereka masing-masing, serta lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan asumsi penulis mengenai adanya suatu obsesi yang menjadi hal lain di luar ambisi yang terepresentasi melalui karakterisasi tokoh pada film tersebut, pada penelitian berikutnya yang menggunakan objek material yang sama, penulis dapat menyarankan untuk mengkaji film animasi Le Sommet des Dieux karya Patrick Imbert dengan menggunakan teori obsesi

    Klasifikasi Emosi Tokoh Utama dalam Film Elle Karya Paul Verhoeven

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan klasifikasi emosi tokoh utama dalam film Elle karya Paul Verhoeven yang dirilis pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan memanfaatkan teori klasifikasi emosi David Krech. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menonton dan mengamati film dengan seksama, menentukan teori dan metode yang akan digunakan, mencatat dialog dan mendeskripsikan emosi yang terdapat pada tokoh utama pada film Elle karya Paul Verhoeven. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 20 emosi tokoh utama dalam film Elle karya Paul Verhoeven. Emosi tersebut dibagi menjadi 3 kategori yaitu : (1) emosi dasar yang terdiri dari 4 emosi senang, 3 emosi marah, 2 emosi takut dan 1 emosi sedih; (2) emosi yang berhubungan dengan stimulus sensor terdiri dari 2 emosi sakit, 1 emosi jijik dan 3 emosi kenikmatan; dan (3) emosi yang berhubungan dengan orang lain terdiri dari 2 emosi rasa cinta dan 2 emosi rasa benci. Saran untuk penelitian selanjutnya agar mengkaji mengenai analisis kepribadian tokoh utama Michèle dalam film Elle karya Paul Verhoeven menggunakan teori kepribadian Sigmund Freud karena tokoh utama Michèle memiliki berbagai permasalahan yang kompleks sehingga patut untuk diteliti lebih dala

    La Répresentation les éléments et les types des amicales dans le film La Tête en Friche par Jean Becker

    No full text
    Penelitian ini membahas tentang unsur dan jenis persahabatan antara tokoh Germain dan Margueritte dalam film La TĂŞte en Friche. Penelitian ini terwujud karena melihat hubungan persahabatan yang dekat dengan kehidupan sosial dan dapat ditemukan dalam realitas ini. Rumusan masalah penelitian ini adalah apa sajakah unsur dan jenis penelitian yang terdapat pada hubungan persahabatan tokoh Germain dan Margueritte. Tujuan penelitian ini menggambarkan unsur dan jenis persahabatan yang terjadi antara tokoh Germain dengan Margueritte. Untuk menganalisis permasalahan pada penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori persahabatan oleh Paul H. Wright yang dituliskan dalam buku berjudul The Interpersonal Communication 13th tahun 2013 oleh Joseph A.Devito. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang ini dapat ditemukan 5 representasi unsur persahabatan yaitu, utility, affirmation, ego support, stimulation, dan security. Kemudian jenis persahabatan yang ditemukan adalah persahabatan reciprocity. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada karakteristik tokoh utama film La TĂŞte en Friche
    corecore